Rabu, 28 Juni 2017

ISLAM BUKAN WARISAN DAN DAULAH UNTUK PEMUDA

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 



ISLAM BUKAN WARISAN 


Islam Bukan Warisan Nenek Moyang dan Orang Tua. Agama Islam bukanlah agama yang semata-mata diwariskan dari nenek moyang atau dari kedua orangtuanya kepada anak-anaknya. Sudah terlalu banyak bukti bahwa Islam adalah agama fitrah yang sesuai dengan fitrah manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

ﻓَﺄَﻗِﻢْ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﻟِﻠﺪِّﻳﻦِ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ۚ ﻓِﻄْﺮَﺕَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ۚ ﻟَﺎ ﺗَﺒْﺪِﻳﻞَ ﻟِﺨَﻠْﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﺫَٰﻟِﻚَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦُ ﺍﻟْﻘَﻴِّﻢُ ﻭَﻟَٰﻜِﻦَّ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” 

📖(Ar-Ruum: 30).


Al-Qurthubi membawakan makna fitrah dalam tafsir, yaitu bermakna Islam. Beliau berkata:

ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻣﺬ ﺧﻠﻘﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺁﺩﻡ ﺟﻤﻴﻌﺎ

“Maknanya yaitu Islam, Ini sejak Allah menciptakan nabi Adam dan seluruh manusia” 📚(LIhat tafsir Qurthubi).


Islam Ada Sejak Zaman Nabi Adam
Perlu diketahui terkait tafsir Al-Quthubi bahwa memang agama Islam itu sudah ada sejak zaman Nabi Adam, karena pengertian Islam secara umum adalah sebagaimana berikut:

َﺍْﻹِﺳْﻼَﻡُ : َﺍْﻹِﺳْﺘِﺴْﻼَﻡُ ِﻟﻠﻪِ ﺑِﺎﻟﺘَّﻮْﺣِﻴْﺪِ ﻭَﺍْﻹِﻧْﻘِﻴَﺎﺩُ ﻟَﻪُ ﺑﺎِﻟﻄَّﺎﻋَﺔِ ﻭَﺍﻟْﺒَﺮَﺍﺀَﺓُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙِ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻪِ .

“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya” 

📚(Utsul Tsalatsah Syaikh At-Tamimi).


Semua Nabi dan Rasul Mendakwahkan Tauhid
Karenanya semua dakwah nabi dan para Rasul sama yaitu mendakwahkan tauhid dan berlepas dari kesyirikan. Allah berfirman,

ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻻً ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” 📖(QS. An-Nahl: 36).


Setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan Islam dalam pengertian lebih khusus yaitu syariat Islam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah beliau diutus semua agama harus mengikuti syariat Islam beliau. Beliau menjelaskan seandainya Nabi Musa hidup di zaman beliau maka harus mengikuti beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻴًّﺎ ﻣَﺎ ﻭَﺳِﻌَﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَّﺒِﻌَﻨِﻲ

“Seandainya Musa ‘alaihissalam masih hidup niscaya tidak diperkenan baginya melainkan dia harus mengikutiku” (HR. Ahmad).

Agama Islam Bukan Warisan
Agama Islam bukan warisan tetapi karena hidayah yang Allah berikan kepada yang dikehendaki sesuai dengan ilmu dan hikmah Allah. Buktinya misalnya, Ada orang yang orang tuanya Islam tetapi setelah baligh/dewasa ia malah murtab dan sebaliknya ada yang kedua orang tuanya non-muslim kemudian mendapat hidayah dan menjadi Islam.

-Nabi Nuh mempunyai anak yang tidak ikut agama nabi Nuh dan Nabi Nuh tidak bisa mewariskan kepada semua anaknya.

-Nabi Ibrahim tidak mendapatkan warisan ajaran bapaknya dan semua kaumnya yang menyembah berhala.

Sebagai bukti keadilan Allah, semua anak dilahirkan di atas fitrah yaitu agama Islam. Meskipun kedua orang tuanya bukan Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻛُﻞُّ ﺇِﻧْﺴَﺎﻥٍ ﺗَﻠِﺪُﻩُ ﺃُﻣُّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَﺓِ، ﻓَﺄَﺑَﻮَﺍﻩُ ﻳُﻬَﻮِّﺩَﺍﻧِﻪِ ﺃَﻭْ ﻳُﻨَﺼِّﺮَﺍﻧِﻪِ ﺃَﻭْ ﻳُﻤَﺠِّﺴَﺎﻧِﻪِ

“Setiap manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi” 

📙(HR. Muslim).

Orang Tua yang Menjadikan Berbeda Agama?
Orang tua mereka yang memberi “cap” agama selain Islam. Ini hanya “cap” saja sampai mereka baligh. Jika sebelum baligh/dewasa mereka meninggal maka sebagai bukti keadilan Allah, mereka masuk surga semuanya. Karena memang mereka belum baligh dan belum bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Mereka dalam asuhan Nabi Ibrahim di surga sebagaimana dalam hadits berikut.

ﻭَﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﻓِﻰ ﺃَﺻْﻞِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮَﺓِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ – ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ – ﻭَﺍﻟﺼِّﺒْﻴَﺎﻥُ ﺣَﻮْﻟَﻪُ ﻓَﺄَﻭْﻻَﺩُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ

“Orang tua di bawah pohon adalah Ibrahim. Sedangkan anak-anak kecil yang ada di sekitarnya adalah anak-anak umat manusia (yang mati sebelum baligh).”

Pendapat ulama yang lainnya bahwa anak-anak yang belum baligh akan diuji lagi oleh Allah kelak sebagaimana orang buta, tuli dan orang yang memang tidak sampai ajaran Islam pada mereka sama sekali. Adapun jika telah baligh, mereka sudah bisa berpikir dan merenung serta sudah bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Mereka sudah bisa memilih dan membedakan mana yang baik dan buruk. Sangat jelas ajaran agama Islam adalah yang paling sesuai dengan fitrah dan logika manusia. Jika mencari agama selain Islam, maka akan merugi. Allah berfirman,

ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺒْﺘَﻎِ ﻏَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻼﻡِ ﺩِﻳﻨًﺎ ﻓَﻠَﻦْ ﻳُﻘْﺒَﻞَ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮِﻳﻦَ

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” 

📖(QS. Ali Imran: 85).


Tidak Bisa Memilih Islam Sejak Lahir
Sebagian orang protes dengan ketidakadilan bahwa orang-orang yang lahir dari orang tua dan tempat yang bukan beragama Islam maka dia otomatis tidak beragama Islam (tidak mewarisi Islam). Tidak demmikian, banyak yang keadaannya demikian tetapi bisa beragama Islam dan mendapatkan hidayah. Kemudian mengapa mereka hanya protes pada agama saja. Mengapa tidak protes dengan orang yang lahir ada yang pintar, ada yang bodoh. Ada yang lahir di keluarga kaya, ada juga yang lahir di keluarga miskin.

Yang benar adalah semuanya sudah ditetapkan dalam takdir Allah dan sesuai dengan ilmu serta hikmah Allah. Kita sebagai manusia dan Hamba-Nya sangat tidak layak bertanya-tanya “Mengapa Allah takdirkan ini, mengapa tidak Allah takdirkan itu.” Karena kita hanya hamba dan kitalah yang akan ditanya (diminta pertanggung jawaban) atas perbuatan kita sedangkan Allah tidak ditanya.

Allah berfirman,

ﻟَﺎ ﻳُﺴْﺄَﻝُ ﻋَﻤَّﺎ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﻭَﻫُﻢْ ﻳُﺴْﺄَﻟُﻮﻥَ

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat -Nya dan merekalah yang akan ditanyai” 

📖(Al-Anbiya`: 23).


Tentu sangat tidak layak seorang pembantu/budak ketika di suruh majikannya kemudian protes, mengapa ia harus melakukan hal tersebut. Apalagi dengan Rabb pencipta, tentu sangat tidak layak.



DAULAH UNTUK PEMUDA 


Wahai Para Pemuda, Inilah Daulah Kalian, Bersegeralah !



Oleh: Abu Bakar Aman Al Hattari (@aman12000)

Terjemah: Syahid Salim


Pemuda adalah tonggak bangsa dan tiang negara. Dengan peran dan di atas mereka tegaknya peradaban. Pada pundak-pundak mereka bangkitnya bangsa dan negara. Bangsa tanpa pemuda takkan pernah survive. Pemuda dalam islam mendapat mahkota kehormatan yang agung. Sejarah panjang islam penuh dengan catatan emas pemuda-pemuda agung yang takkan pernah terlupakan apalagi terhapuskan dari ingatan manusia.

Sejak merekahnya fajar kenabian para pemuda telah menjadi tumpuan dakwah muhammadiyah. Benturan-benturan yang terjadi setelahnya menjadi saksi kepahlawanan, jihad, dan pengorbanan mereka. Dalam lembaran buku-buku sejarah, dituliskan bahwa pemuda adalah pencetus dan penyebar dakwah. Bahkan mereka telah memberikan contoh keteguhan dan konsistensi dalam dakwah kepada ummat islam.

Tidaklah suatu bangsa hidup dalam kerendahan dan kehinaan, dan tidak pula bangkit meraih martabat dan kemuliaan kecuali engkau dapati pemuda adalah faktor utama perubahan-perubahan yang terjadi saat ini.

Wahai pemuda umat! Inilah contoh nyata yang telah tergores dalam sejarah untuk dijadikan panutan pada zaman krisis panutan ini. Maka jalanilah langkah mereka dan ikutilah jejak mereka. Sungguh ummat islam telah menunggu kalian.

Cukuplah generasi sahabat dan tabi’in sebagai panutan bagi siapa saja yang berusaha mengembalikan kemuliaan dan naik menuju langit kemegahan.

Kisah mereka sudah terabadikan, tinggal diwujudkan dalam kenyataan.


Usamah bin Zaid 18 tahun; Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.


Sa’d bin Abi Waqqash 17 tahun; Yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro. Rasul Shallallahu’alahi wasallam bersabda tentangnya: “Ini adalah pamanku, ayo mana paman kalian”.


Al Arqam bin Abil Arqam 16 tahun; Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul Shallallahu’alahi wasallam selama 13 tahun berturut-turut.


Zubair bin Awwam 15 tahun; Yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam sebagai hawari-nya.

Zaid bin Tsabit 13 tahun; Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasul Shallallu’alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur’an.


Atab bin Usaid; Diangkat oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam sebagai gubernur Makkah pada umur 18 tahun.

Mu’adz bin Amr bin Jamuh 13 tahun dan Mu’awwidz bin ‘Afra 14 tahun; Membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang Badar.


Thalhah bin Ubaidullah 16 tahun; Orang Arab yang paling mulia. Berbaiat untuk mati kepada Rasul Shallallahu’alaihi wasallam pada perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng.


Muhammad Al Fatih 22 tahun; Menaklukkan Konstantinopel ibukota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa.

Abdurrahman An Nashir 21 tahun; Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya.

Muhammad Al Qasim 17 tahun; Menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya.


Kisah yang tak terhitung dalam goresan sejarah islam. Cukuplah hal itu sebagai pengingat keagungan pemuda dalam masyarakat islam. Barat sadar akan keagungan pemuda. Maka mereka gariskan konspirasi dan curahkan segala daya untuk mengumumkan perang tanpa belas kasihan kepada pemuda.


Konspirasi musuh-musuh umat islam dalam perang terhadap pemuda tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Namun kita sebutkan beberapa langkah mereka:

1. Mengekspor pemikiran demokrasi yang damai dan mempengaruhi para pemuda untuk memeluk ide impor ini serta menjadikan mereka sebagai pakan dalam konflik dan revolusi demokratik ini.

2. Membiarkan sekte-sekte bid’ah (Rafidhah dan Sufi) serta kelompok-kelompok menyimpang (Murji’ah dan kelompok pecinta damai) untuk menyebarkan pemikirannya dikalangan pemuda.

3. Membuka lebar pintu syahwat kepada korbannya, membentuk channel-channel untuk menyebarkan racun dan menanamkan sedimentasi intelektual. Seorang pemuda bingung takkan pernah mampu bertahan melawan hantaman gelombang.

4. Jalan menuju syahwat yang diharamkan terbuka lebar tanpa membutuhkan biaya banyak dan tanpa penjagaan seorangpun.

5. Menyibukkan pemuda dengan hobi-hobi yang tak berguna (Olahraga dengan seluruh channel, klub dan supporternya). Agar para pemuda islam tersibukkan dari kondisi ummat.

Sehingga hari ini kita mengingat sejarah yang gemilang, menderita karena kenyataan yang menyakitkan dan berharap masa depan yang cerah. Bukankah malam gelap berlalu dengan terbitnya fajar cerah dengan cahaya kemegahan dan kemuliaan? Namun bagaimana?


Inilah Daulah Islamiyah mengembalikan kemuliaan kita, membangun menara khilafah kita dan mengembalikan sejarah kita dari cengkeraman penguasa murtad dan tentara salib.


Wahai yang menginginkan kemenangan islam! Hendaklah kalian bersama Daulah Islam

Wahai yang berharap kembalinya khilafah! Hendaklah kalian bersama daulah khilafah

Syari’at yang ditegakkan, syahadah, tauhid dan pengorbanan.

Daulah Islamiyah amat membutuhkan usaha keras, pemikiran dan kreativitas kalian. Daulah islamiyah lebih pantas untuk ditolong dan didukung dari partai-partai kehinaan dan ketundukan.

Kapan kalian akan bebas dari penghambaan kepada jama’ah-jama’ah yang telah terbukti ketundukan dan pengkhianatannya dari permasalahan ummat? Yang juga telah terbukti membuang prinsip-prinsip dan akidah-akidahnya?

Pilihlah !

Antara harga diri islam dan kehinaan demokrasi

Antara kemuliaan jihad dan aib silmiyyah

Antara mati syahid dan kehinaan

Antara syariat dan undang-undang riddah

Sikap yang kalian ambil akan dicatat dalam sejarah. Kalian akan menemui Rabb kalian dengan sikap itu seorang diri yang tiada membantu kecuali apa yang telah kalian kerjakan. Jangan biarkan syubhat menghalangimu, syahwat mencegahmu, partai menghadangmu atau seorang syaikh menjegalmu dalam perjalananmu ini, karena engkau berada diatas manhaj nubuwwah. Jika tidak, sunnah istibdal akan menguasaimu. Allah berfirman:

(وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ)

“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS At Taubah : 39)


Demikian semoga bermanfaat