Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Februari 2021

BIOGRAFI KH AHMAD DAHLAN, PENDIRI MUHAMMADIYAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

🎇 BIOGRAFI KH AHMAD DAHLAN, PENDIRI MUHAMMADIYAH 🎇

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


=====================================


🎇Beliau dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia. Beliau juga merupakan seorang ulama dan salah satu tokoh pembaaharuan islam di Indonesia. Berkat perjuangan jasa-jasa KH Ahmad Dahlan, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya. Berikut Profil dan biografi KH Ahmad Dahlan dan sejarah perjuangan KH Ahmad Dahlan.


BIOGRAFI KH AHMAD DAHLAN SINGKAT 


🎇Biografi KH Ahmad DahlanKyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil KH Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya.


🎇Pendiri Muhammadiyah ini termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.


🎇Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana ‘Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH Muhammad Sulaiman, KH Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).


RIWAYAT PENDIDIKAN KH AHMAD DAHLAN 


🎇Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah.


🎇Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun.


MENIKAH DENGAN NYAI AHMAD DAHLAN 


🎇Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah.


🎇Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah.


🎇la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.


BERGABUNG DENGAN ORGANISASI BUDI UTOMO

 

🎇Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo – organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota.


🎇Pelajaran yang diberikannya terasa sangat berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini menyarankan agar ia membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh organisasi yang bersifat permanen.


🎇Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari nasib seperti pesantren tradisional yang terpaksa tutup bila kiai pemimpinnya meninggal dunia.


MENDIRIKAN MUHAMMADIYAH 


🎇Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan dengan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330).


🎇Biografi KH Ahmad DahlanOrganisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.


PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN


🎇Pemikiran KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji melalui kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara tradisional.


🎇Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca ataupun melagukan Qur’an semata, melainkan dapat memahami makna yang ada di dalamnya.


🎇Dengan demikian diharapkan akan membuahkan amal perbuatan sesuai dengan yang diharapkan Qur’an itu sendiri. Menurut pengamatannya, keadaan masyarakat sebelumnya hanya mempelajari Islam dari kulitnya tanpa mendalami dan memahami isinya.


🎇Sehingga Islam hanya merupakan suatu dogma yang mati. Di bidang pendidikan, ia mereformasi sistem pendidikan pesantren zaman itu.


🎇Yang menurutnya tidak jelas jenjangnya dan tidak efektif metodenya lantaran mengutamakan menghafal dan tidak merespon ilmu pengetahuan umum.


🎇Maka KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan pelajaran pengetahuan umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada juga Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S. met de Qur’an. Sebaliknya, beliau pun memasukkan pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum.


🎇Ia terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga semasa hidupnya, beliau telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan rumah yatim piatu.


🎇Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan dakwah dengan ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal, beliau mengajarkan bahwa semua ibadah diharamkan kecuali yang ada perintahnya dari Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wa sallam. 


🎇Beliau juga mengajarkan larangan ziarah kubur, penyembahan dan perlakuan yang berlebihan terhadap pusaka-pusaka keraton seperti keris, kereta kuda, dan tombak.


🎇Di samping itu, beliau juga memurnikan agama Islam dari percampuran ajaran agama Hindu, Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.


MENDIRIKAN AISYAH 


🎇Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi Aisyiyah yang khusus untuk kaum wanita. Pembentukan organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian dari Muhammadiyah ini.


MENDIRIKAN HIZBUL WATHAN 


🎇Karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan perjuangannya sebagai pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai Dahlan membentuk Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan nama Pramuka – dengan nama Hizbul Wathan disingkat H.W.


🎇Di sana para pemuda diajari baris-berbaris dengan genderang, memakai celana pendek, berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga mengenakan uniform atau pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.

Pembentukan Hizbul Wathan ini dimaksudkan sebagai tempat pendidikan para pemuda yang merupakan bunga harapan agama dan bangsa. Sebagai tempat persemaian kader-kader terpercaya.


🎇Ini sekaligus menunjukkan bahwa Agama Islam itu tidaklah kolot melainkan progressif. Tidak ketinggalan zaman, namun sejalan dengan tuntutan keadaan dan kemajuan zaman.


TOKOH PEMBAHARU ISLAM 


🎇Karena semua pembaruan yang diajarkan Kyai Dahlan ini agak menyimpang dari tradisi yang ada saat itu, maka segala gerak dan langkah yang dilakukannya dipandang aneh. Sang Kiai sering diteror seperti diancam bunuh, rumahnya dilempari batu dan kotoran binatang.


🎇Ketika mengadakan dakwah di Banyuwangi, beliau diancam akan dibunuh dan dituduh sebagai kiai palsu. Walaupun begitu, beliau tidak mundur. Beliau menyadari bahwa melakukan suatu pembaruan ajaran agama (mushlih) pastilah menimbulkan gejolak dan mempunyai risiko.


🎇Dengan penuh kesabaran, masyarakat perlahan-lahan menerima perubaban yang diajarkannya. Tujuan mulia terkandung dalam pembaruan yang diajarkannya.


🎇Segala tindak perbuatan, langkah dan usaha yang ditempuh Kiai ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa Islam itu adalah Agama kemajuan. Dapat mengangkat derajat umat dan bangsa ke taraf yang lebih tinggi.


🎇Usahanya ini ternyata membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Banyak golongan intelektual dan pemuda yang tertarik dengan metoda yang dipraktekkan Kiai Dahlan ini sehingga mereka banyak yang menjadi anggota Muhammadiyah.


🎇Dalam perkembangannya, Muhammadiyah kemudian menjadi salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Melihat metoda pembaruan KH Ahmad Dahlan ini.


🎇Beliaulah ulama Islam pertama atau mungkin satu-satunya ulama Islam di Indonesia yang melakukan pendidikan dan perbaikan kehidupan um’mat, tidak dengan pesantren dan tidak dengan kitab karangan, melainkan dengan organisasi.


🎇Sebab selama hidup, beliau diketahui tidak pernah mendirikan pondok pesantren seperti halnya ulama-ulama yang lain. Dan sepanjang pengetahuan, beliau juga konon belum pernah mengarang sesuatu kitab atau buku agama.


🎇Muhammadiyah sebagai organisasi tempat beramal dan melaksanakan ide-ide pembaruan Kiai Dahlan ini sangat menarik perhatian para pengamat perkembangan Islam dunia ketika itu. Para sarjana dan pengarang dari Timur maupun Barat sangat memfokuskan perhatian pada Muhammadiyah.


🎇Nama Kiai Haji Akhmad Dahlan pun semakin tersohor di dunia. Dalam kancah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, peranan dan sumbangan beliau sangatlah besar. Kiai Dahlan dengan segala ide-ide pembaruan yang diajarkannya merupakan saham yang sangat besar bagi Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20.


🎇Kiai Dahlan menimba berbagai bidang ilmu dari banyak kiai yakni KH Muhammad Shaleh di bidang ilmu fikih; dari KH Muhsin di bidang ilmu Nahwu-Sharaf (tata bahasa); dari KH Raden Dahlan di bidang ilmu falak (astronomi).


🎇Dari Kiai Mahfud dan Syekh KH Ayyat di bidang ilmu hadis; dari Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-Quran, serta dari Syekh Hasan di bidang ilmu pengobatan dan racun binatang.


KH AHMAD DAHLAN WAFAT 


🎇Pada usia 54 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Akhmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di kampung Karangkajen, Brontokusuman, wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.


GELAR PAHLAWAN NASIONAL 


🎇Atas jasa-jasa Kiai Haji Akhmad Dahlan maka negara menganugerahkan kepada beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gelar kehormatan tersebut dituangkan dalam SK Presiden RI No.657 Tahun 1961, tgl 27 Desember 1961.

Rabu, 27 Januari 2021

KISAH SUNAN KALIJAGA, BANGSAWAN YANG PERNAH JADI BEGAL HINGGA AKHIRNYA MENJADI WALI ALLAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" KISAH SUNAN KALIJAGA, BANGSAWAN YANG PERNAH JADI BEGAL HINGGA AKHIRNYA MENJADI WALI ALLAH "

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


☪️RADEN Syahid merasa prihatin melihat keadaan masyarakat Tuban akibat upeti dan kemarau panjang. Dia bongkar gudang kadipaten dan bagikan bahan makanan kepada orang-orang yang memerlukannya. Dia tertangkap basah dan dihadapkan kepada ayahnya, adipati Tuban Tumenggung Wilatikta. Merasa tercoreng, ayahnya mengusir Raden Syahid.


☪️Pengusiran itu tidak membuat jera Raden Syahid. “Dia malah melakukan perampokan dan pembegalan terhadap orang-orang kaya di Kadipaten Tuban,” tulis Achmad Chodjim dalam Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat.


☪️Raden Syahid tertangkap lagi dan diusir keluar dari Kadipaten Tuban. Dia melangkahkan kaki sampai di hutan Jati Wangi. Dia melihat Sunan Bonang, tapi tidak kenal siapa sebenarnya orangtua itu. “Karena itu, wali tua itupun hendak dimangsanya. Pikirnya, ada orang kaya yang bisa dibegal,” tulis Chojim.


☪️Raden Syahid berhasil melumpuhkan Sunan Bonang dan diminta menyerahkan barang bawaannya. Sunan Bonang tidak mau menyerahkannya. Lalu Raden Syahid mengatakan untuk menekan Sunan Bonang bahwa tujuannya membegal untuk menolong orang miskin.


☪️Cerita lain menyebutkan, Sunan Bonang menasihati Raden Syahid bahwa harta hanya titipan Tuhan. Dia memamerkan kesaktiannya menunjuk pohon aren dan tiba-tiba buahnya menjadi emas. Raden Syahid terperangah, meminta maaf dan bertobat.


☪️“Pertemuan dengan Sunan Bonang itulah yang membuat Raden Syahid tercerahkan hidupnya,”. “Ia akhirnya menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya itu meski tampak mulia, tetapi tetap merupakan jalan yang salah.”


☪️Raden Syahid memohon menjadi murid. Sunan Bonang mengabulkan dengan syarat harus bersemedi di pinggil kali sampai dia kembali. Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang mendapatinya masih bersemedi. Badannya dirambati rerumputan. Sunan Bonang takjub akan keteguhan hati Raden Syahid. Sejak itu, dia berguru kepada Sunan Bonang, kemudian kepada Sunan Ampel dan Sunan Giri.


☪️Menurut Umar Hasyim dalam Sunan Kalijaga, Raden Syahid kemudian berganti nama menjadi Kalijaga artinya “penjaga kali”. Ada yang menafsirkan “penjaga kali” sebagai orang yang menjaga semua aliran (kali sebagai air yang mengalir) atau kepercayaan yang hidup di masyarakat. Sebab, dia satu-satunya wali yang paham dan mendalami segala pergerakan dan aliran atau agama yang hidup di masyarakat.


☪️Sunan Kalijaga juga dikenal dengan Syekh Sa’id atau Syekh Malaya karena dia berdakwah ke Semenanjung Malaya. Dia diakui sebagai tabib karena menyembuhkan Raja Patani dari penyakit kulit yang parah.


☪️Pendapat lain dengan segala argumen dan sanggahannya menyebut Kalijaga keturunan Arab dan namanya berasal dari bahasa Arab: Qodli Zaka berarti hakim suci atau penghulu. Ada juga yang menyebut dia keturunan Tionghoa: nama kecilnya Said dari sa-it (sa = 3, dan it = 1; maksudnya 31) sebagai peringatan waktu lahir ayahnya berusia 31 tahun. Ketika sudah menjadi Sunan Kalijaga dia bernama Tionghoa, Gan Si Cang, anak Gan Eng Cu alias Arya Teja, kapiten Tionghoa yang berkedudukan di Tuban. Arya Teja adalah mertua Bong Swi Hoo atau Sunan Ampel.


☪️Namun, menurut Chojim, Tumenggung Wilatikta atau Aria Teja IV merupakan keturunan Aria Teja III, dan berpangkal pada Aria Teja I. Sedangkan Aria Teja I adalah putra dari Aria Adikara atau Ranggalawe, salah seorang pendiri Kerajaan Majapahit. Karena itu, Aria Teja IV menjadi adipati Kadipaten Tuban yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.


☪️ Sunan Kalijaga adalah satu dari sembilan wali yang paling tenar di kalangan masyarakat karena dia satu-satunya yang paling berhasil dan sebagai manusia komplet. “Kecuali sebagai mubalig, beliau juga adalah seniman, budayawan, politikus, ahli tasawuf, ahli filsafat, dan cendekiawan,” tulis Hasyim.


☪️Sunan Kalijaga berdakwah ke berbagai pelosok, menyelami kehidupan rakyat biasa, namun dapat tetap bergaul dengan kalangan atas: bangsawan, ningrat, dan cendekia. Sebagai seniman, dia menciptakan seni batik bermotifkan burung dalam beragam bentuk dan menciptakan baju takwa. “Surjan Jawa yang semula lengan baju pendek, diganti dengan lengan panjang. Dengan kreasi semacam inilah Sunan mengajarkan Islam tanpa menimbulkan konflik di masyarakat,” tulis Achmad Chodjim dalam Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat.


☪️Sunan Kalijaga juga mengarang tembang Jawa, Ilir-ilir; menciptakan seni ukir berupa dedaunan, bentuk gayor atau alat menggantungkan gamelan, alat-alat rancakan gamelan, peti-peti klasik, bentuk ukiran rumah-rumah adat di Kudus, Demak, dan Gresik. Dia juga menciptakan gamelan yang disebut Gong Sekaten, yang berasal dari kata sahadatain (dua kalimat sahadat).


☪️Yang paling melekat pada Sunan Kalijaga adalah wayang sebagai media dakwah. Dia membuat wayang kulit hasil pengembangan dari wayang beber pada 1437. Dia juga berperan dalam pembangunan masjid Demak, terutama dalam membuat soko tatal (tiang terbuat dari serpihan-serpihan kayu).


☪️Dalam pemerintahan, Sunan Kalijaga pernah menasihati Raden Patah, Raja Demak, agar tidak menyerang Majapahit. Alasannya, menurut Hasyim, Raja Brawijaya V, ayah dari Raden Patah sendiri, tidak mengganggu masyarakat Islam; banyak di antara keluarga dan pejabat kerajaan telah masuk Islam; serta Majapahit sudah lemah dan akan jatuh dengan sendirinya. Kemungkinan besar karena Sunan Kalijaga menyadari leluhurnya berasal dari Majapahit.


☪️Namun, Raden Patah bergeming tetap akan menyerang Majapahit. Setelah serangan pertama (1524-1526) gagal, serangan kedua dipimpin Sunan Kudus pada 1526 dan 1527 baru berhasil menjatuhkan Majapahit.


☪️Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Sarah binti Maulana Ishak dan dikaruniai tiga orang anak: Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rukayah, dan Dewi Sofiyah.

Sabtu, 23 Januari 2021

BIARKAN SEJARAH BERBICARA... ‼️

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" BIARKAN SEJARAH BERBICARA... ‼️"

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


=====================================


🌠Suatu Masa Ketika Islam Menjadi Adidaya.


🌠Penyerahan kunci Istana Al-Hambra oleh Sultan Muhammad As-Shaghir kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 2 January 1492 M menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol. 

Itu artinya, secara politik Islam sama sekali tidak memiliki hak terhadap Spanyol. 


🌠Namun berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol tidak serta merta mengakhiri kisah kaum muslimin di negeri itu. Penyerahan kekuasaan justru merupakan awal dari sejarah kelam kaum muslimin di sana. Piagam Granada yang menjanjikan kebebasan beragama bagi kaum muslimin rupanya tidak berumur panjang. 


🌠Pada tahun 1502 umat Islam diberi dua opsi, memeluk Kristen atau pergi meninggalkan bumi Spanyol. Artinya menetap di Spanyol dengan tetap memeluk agama Islam sama artinya dengan bunuh diri. Banyak kaum muslimin yang memilih meninggalkan Spanyol, namun tidak sedikit yang memilih pindah agama secara dzohir, namun tetap beribadah secara Islami dengan sembunyi-sembunyi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kaum Moriscos.


🌠Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan kaum Moriscos dianggap sebagai sebuah ancaman. Sehingga antara tahun 1508-1567 keluar sejumlah peraturan yang melarang segala hal yang bernuansa Islam, baik pakaian maupun nama. Penggunaan bahasa Arab juga dilarang. Anak-anak kaum muslimin dipaksa untuk menerima pendidikan dari para pendeta Kristen. Puncaknya pada tahun 1609-1614 sebanyak 300.000 Moriscos diusir dari Spanyol oleh Raja Philip III. Benar-benar sebuah kenyataan sejarah yang pahit dan menyedihkan.


☪️Dari Spanyol mari kita pindah ke belahan bumi yang lain, tepatnya ke Turky, tempat di mana kekhalifahan Ottoman berpusat. Setelah mendengar penyiksaan yang dilakukan penguasa Spanyol terhadap kaum muslimin, Sultan Salim I marah besar. Beliau mengeluarkan Dekrit yang berisi perintah kepada seluruh penganut Yahudi dan Nasrani yang berada di bawah kekuasaannya untuk memilih satu dari dua opsi. Tinggal menetap dengan catatan memeluk agama Islam atau pergi meninggalkan Tanah Kekhalifahan. 


🌠Mendengar Dekrit tersebut, Syaikh Ali Afandi At-Tirnabily selaku Mufti Ottoman saat itu menyampaikan penolakannya terhadap Dekrit Sultan. 

Mufti menjelaskan bahwa Dekrit tersebut tidak boleh dilaksanakan sekalipun kaum muslimin disembelih di negeri-negeri Salib. Mufti juga menjelaskan bahwa selamanya tidak ada paksaan dalam beragama. 


🌠Akhirnya Sultan Salim menarik keputusannya dan membiarkan penganut Yahudi dan Nasrani tinggal dengan aman dan damai di bawah pemerintahannya. Ya, mereka semua tinggal dengan aman dan damai di saat pemerintah Spanyol menyembelih ratusan ribu kaum muslimin di negaranya.


🌠Allahu Akbar....!!! 

🌠Betapa Agungnya Islam.


🌠Batapa Agungnya Peradaban Islam.


🌠Sikap Sultan Salim yang tunduk pada rambu-rambu ke Islaman sudah cukup sebagai jawaban bahwa Islam bukan teroris, namun sebagai "Rahmatan lil 'Aalamin". Di mana bila Islam berkuasa, dia akan menjadi pengayom bagi semua.


🌠Andai Islam intoleran seperti yang mereka tuduhkan, tentu tidak akan satu Yahudi atau satu Kristen pun yang tersisa di tanah Andalusia, Turky, Mesir, Lebanon, Jordan, Indonesia dan sejumlah negara lainnya saat Islam berkuasa di sana.

Inilah sejarah kan........❓


☪️Jadi tidak usah mengajari kami soal toleransi.....‼️


📚Sumber:

1. Tarikh Al-Muslimiin Fi Al-Andalus. DR. Muhammad Suhail Thaqus. Penerbit: Daar A-Nafais

2. Udzama’ Al Mi’ah. Jihad At-Turbany. Penerbit : Daar At-Taqwa

_______

Senin, 21 Desember 2020

KISAH ABU BAKAR ASH-SHIDIQ MASUK ISLAM

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

"KISAH ABU BAKAR ASH-SHIDIQ MASUK ISLAM "

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🕋 Imam Muhammad Bin Abu Bakar dalam hadis keenam kitab al-Mawaizh al-‘Ushfuriyyah menceritakan kisah awal mula keislaman Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu. 


🕋 Suatu ketika Sayyidina Abu Bakar mimpi melihat bulan dan matahari masuk ke kamarnya. Lalu kedua benda tersebut ia pungut dan diletakkan di dadanya. Lalu ditutupi dengan selendangnya.


🕋 Mimpi ini beliau ceritakan kepada salah satu pendeta (nasroni) di Syam. Kebetulan pada saat itu beliau lagi berdagang ke Negeri Syam. Beliau ditanya tentang beberapa hal oleh si pendeta. Mulai dari asal negara, asal marga, dan profesi. 

➖“Saya seorang pedagang dari Bani Tayim, Mekkah”, jawab beliau.


➖“Sebentar lagi akan muncul seorang nabi dari Bani Hasyim. Namanya Muhammad Al-Amin. Dia adalah penutup risalah kenabian. Tanpanya, Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Dia adalah imam para utusan. Engkau akan masuk pada agamanya. Engkau akan menjadi sahabat setianya. Engkau akan menjadi kholifah pertama setelah wafatnya beliau”, penjelasan sang pendeta tentang arti mimpi Sayyidina Abu Bakar ra.


➖“Ciri-ciri nabi tersebut sudah tertera dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil”, lanjut pendeta. 


🕋 Mendengar penjelasan tersebut, Sayyidina Abu Bakar langsung merasakan kerinduan pada Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wa sallam, di Kota Mekkah.


🕋 Ketika sudah sampai ke Mekkah, beliau tiap hari menemui Nabi Muhammad. Beliau ditanyakan oleh nabi, mengapa belum masuk islam sedangkan beliau selalu duduk bersama nabi. 

➖“Biasanya para nabi dibuktikan dengan berbagai mukjizat. Mukjizat anda apa?”, tanya Abu Bakar.


➖“Tidak cukupkah mimpi yang kau alami waktu di Syam? Tidak cukupkah tafsir mimpi dari pendeta yang kau datangi dan keislamannya?”, tanya nabi. 


🕋 Tanpa menjawab, Sayydina Abu Bakar langsung membaca dua kalimat syahadat. Karena apa yang ditanyakan nabi padanya belum diceritakan kepada orang lain, tapi ternyata nabi sudah mengetahuinya.


🕋 Masya Allah

Subhanallah Walhamdulillaah Walaa ilaaha illallaahu Allahu Akbar

Kamis, 15 Oktober 2020

ALASAN PARA PEJUANG MEMILIH PAKAIAN ISLAMI, DARIPADA PAKAIAN ADAT


 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

ALASAN PARA PEJUANG MEMILIH PAKAIAN ISLAMI, DARIPADA PAKAIAN ADAT 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🇮🇩 Pemilihan pakaian Islami berupa Jubah dan Sorban yang dilakukan para pejuang terdahulu saat melawan penjajah Belanda ternyata memiliki dasar yang kuat.


🇮🇩 Guru Besar sejarah Universitas Padjajaran Profesor Ahmad Mansur Suryanegara mengungkapkan bahwa alasan para pejuang mengenakan pakaian Islami dengan jubah dan Sorban adalah karena pada masa itu pakaian adat identik dengan para pembantu Penjajah Belanda untuk menindas masyarakat Nusantara.


🇮🇩 Para pejuang seperti Pangeran Diponegoro, Kiai Mojo dan Sentot Alibasyah Prawirodirjo lebih memilih mengenakan busana Islami dari pada pakaian adat Jawa ketika melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda pada masa itu.


🇮🇩 Berikut ini penjelasan lengkap yang ditulis Profesor Ahmad Mansur Suryanegara:


➖PANGERAN DIPONEGORO,KIAI MOJO, SENTOT ALIBASYAH PRAWIRODIRJO, Menanggalkan BUSANA ADAT JAWA ketika para Pengena Busana Adat menjadi Pembantu Utama Penjajah Protestan Beland iIkut serta menindas rakyat dgn menggunakan topeng BUDAYA ADAT untuk memadamkan CAHAYA ISLAM .


➖PANGERAN DIPONEGORO, walau menyandang Keris, Menurut DR TJIPTO MANGUNKUSUMO tidak pernah menghunus kerisnya di tengah peperangan. 

Tetapi selalu membacakan AL QURAN untuk membangkitkan Jiwa Juang umat dan rakyat pendukungnya yang anti penjajah.


➖PANGERAN DIPONEGORO, KIAI MOJO, SENTOT ALIBASYAH PRAWIRODIRJO BERBUSANA ISLAMI menyelamatkan bangsanya dari keruntuhan moral bangsanya.


➖Pembusana Adat Djawa bertingkah laku pemadat, merendahkan martabat wanita, perusak keluhuran Adat Djawa, perusak Syariah Islam dalam Istana Kesultanan dan di masyarakat Djawa. 

Berkedok memelihara Adat Djawa, tapi bermental rendah.


➖Bila disebutkan ORA NDJOWO artinya tingkah lakunya TIDAK ISLAMI. 

Saat itu JOWO atau JAWA di masyarakat artinya MENGERTI.

Bila disebut ORA NDJOWO artinya ORA NGERTI atau TIDAK ISLAMI. 

ORA artinya Tidak. 

Djawa artinya Islam dan Pribumi berseberangan penjajah yang asing.


➖Dalam perjalanan Sejarah ADAT DAERAH di Nusantara diperadabkan oleh Ajaran ISLAM. Pada masa penjajahan Kerajaan Protestan Belanda dan pemerintah Kolonial Belanda, ADAT BUDAYA yang bersifat LOKAL dijadikan PEMECAH BELAH KESATUAN BANGSA atau UMAT. 

Dijadikan Alat oleh penjajah melawan ISLAM yang bersifat UNIVERSAL dan PEMERSATU BANGSA INDONESIA.

Minggu, 31 Juli 2016

DETIK-DETIK MENEGANGKAN JELANG PEMBEBASAN MAKKAH DI BULAN RAMADHAN

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" DETIK-DETIK MENEGANGKAN JELANG PEMBEBASAN MAKKAH DI BULAN RAMADHAN "
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🕋Pembebasan Makkah (Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H. Nabi Rasulullah SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Tanah Suci itu secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun.

🕋PERISTIWA ini didahuli perang Mu'ta. Yakni pertempuran antara 3000 pasukan muslim melawan 200.000 pasukan Romawi yang terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah. Medan pertempuran di dekat kampung yang bernama Mu'tah, di sebelah timur Sungai Yordan dan Al Karak. Dalam perang ini pasukan Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid tidak membawa kemenangan tapi juga tidak membawa kekalahan. 

🕋Penarikan mundur pasukan ini setelah Zaid bin Haritha, Ja'far bin Abi Talib dan Abdullah bin Rawaha sahid. Mundurnya pasukan Muslim ini tentu saja meninggalkan kesan yang berlain-lainan pada pihak Romawi, juga pihak Muslimin yang tinggal di Madinah serta kaum Quraisy di Makkah.

🕋Romawi merasa gembira sekali dengan penarikan mundur pasukan Muslimin itu. Mereka merasa bersyukur, sebab pertempuran itu tidak sampai berlangsung lama, meskipun tentara Romawi terdiri dari 100.000 menurut satu sumber,- atau 200.000 pasukan menurut sumber yang lain, - sementara pasukan Muslimin terdiri dari 3.000 orang pasukan. 

🕋Pada perang ini Khalid bin'l-Walid menghabiskan sembilan pedang yang patah di tangannya ketika bertempur setelah tewasnya tiga sahabatnya itu. Khalid sangat piawai dalam mengatur dan membagi-bagi pasukannya pada hari kedua dan yang telah menimbulkan hiruk-pikuk sehingga pihak Romawi mengira bahwa bala bantuan telah didatangkan dari Madinah.

🕋Kabilah-kabilah Arab yang tinggal di perbatasan dengan Syam sangat kagum melihat tindakan Muslimin ketika itu. Karena peristiwa itu pula salah seorang pemimpin mereka (Farwa bin 'Amr al-Judhami, seorang komandan pasukan Romawi) langsung menyatakan diri masuk Islam. Akan tetapi, atas perintah Heraklius dia kemudian ditangkap dengan tuduhan berkhianat.

🕋Sungguh pun begitu Heraklius masih bersedia membebaskannya kembali asal saja ia mau kembali ke dalam pangkuan agama Nasrani, bahkan ia bersedia mengembalikannya pada jabatan semula sebagai komandan pasukan. Tetapi Farwa menolak dan tetap menolak dengan tetap bertahan dalam keislamannya, sehingga akhirnya ia dibunuh juga. Tetapi karena itu pula Islam makin luas tersebar di kalangan kabilah-kabilah Najd yang berbatasan dengan Irak dan Syam. Ketika itu di sana Romawi sedang berada dalam puncak kekuasaannya.

🕋Dengan bertambah banyaknya orang masuk Islam, Kerajaan Bizantium makin goyah kedudukannya, sehingga ada penguasa Heraklius, yang bertugas membayar gaji militer, ketika itu berkata lantang kepada orang-orang Arab Syam yang ikut dalam perang; 
➖"Lebih baik kalian menarik diri. Kerajaan dengan susah payah baru dapat membayar gaji angkatan perangnya. Untuk makanan anjingnya pun sudah tidak ada."

🕋Tidak heran kalau mereka lalu meninggalkan kerajaan dan meninggalkan angkatan perangnya. Sebaliknya, Islam makin cemerlang sinarnya memancar di hadapan mereka, yang akan mengantarkan mereka kepada kebenaran yang lebih tinggi, yang akan menjadi tujuan umat manusia.

🕋Itu pula sebabnya, selama waktu itu saja ribuan orang telah masuk Islam, yang terdiri dari kabilah Sulaim dengan pemimpinnya Al-'Abbas ibn Mirdas, kabilah-kabilah Asyja' dan Ghatafan yang dahulu sudah bersekutu dengan Yahudi sampai hancurnya Yahudi di Khaibar, demikian juga kabilah-kabilah 'Abs, Dhubyan dan Fazara.

🕋Peristiwa Mu'ta ini jugalah yang telah memudahkan persoalan bagi Muslimin di bagian utara Madinah sampai ke perbatasan Syam itu, dan ini pula yang telah membuat Islam lebih terpandang dan lebih kuat.

PELANGGARAN PERJANJIAN 

🕋Akan tetapi buat Muslimin yang tinggal di Madinah pengaruhnya lain lagi. Bilamana mereka melihat Khalid dan pasukannya kembali dari perbatasan Syam tidak membawa kemenangan atas pasukan Heraklius, mereka bersorak-sorak mengatakan: 
➖ "He orang-orang pelarian! Kamu lari dari jalan Allah!"

🕋Beberapa orang anggota pasukan itu merasa demikian malu sampai ada yang tidak berani keluar rumah, supaya jangan lagi diperolok-olok oleh anak-anak dan pemuda-pemuda Muslimin dengan tuduhan melarikan diri.

🕋Sebaliknya di mata Quraisy, akibat Mu'ta itu dipandang oleh mereka sebagai suatu kehancuran dan pukulan berat buat Muslimin, sehingga tak ada lagi orang yang mau menghiraukan mereka atau menganggap penting segala perjanjian dengan mereka.

🕋Biarlah keadaan kembali seperti sebelum 'umrat'l-qadza'. Biarlah keadaan kembali seperti sebelum Perjanjian Hudaibiya. Biarlah orang-orang Quraisy kembali lagi menyerang kaum Muslimin dan siapa saja yang masih terikat perjanjian dengan mereka tanpa harus merasa takut ada tindakan hukum dari Rasulullah.

🕋Perdamaian Hudaibiya antara lain sudah menentukan, bahwa barangsiapa yang ingin masuk ke dalam persekutuan dengan Rasulullah boleh saja, dan barangsiapa ingin masuk ke dalam persekutuan dengan pihak Quraisy juga boleh. Ketika itu Khuza'a masuk bersekutu dengan Rasulullah sedang Banu Bakr dengan pihak Quraisy. Sebenarnya antara Khuza'a dengan Banu Bakr ini sudah lama timbul permusuhan yang baru reda setelah ada perjanjian Hudaibiya, masing-masing kabilah menggabungkan diri dengan pihak yang mengadakan perdamaian itu.

🕋Dengan adanya peristiwa yang telah terjadi di Mu'ta itu, sekarang terbayang oleh Quraisy bahwa Muslimin sedang mengalami kehancuran. Sudah terbayang oleh Banu'd-Dil, sebagai bagian dari Banu Bakr bin 'Abd Manat, bahwa sekarang sudah tiba waktunya akan membalas dendam lamanya kepada Khuza'a, ditambah lagi memang ada segolongan orang dari pihak Quraisy yang ikut mendorong, diantaranya 'Ikrima bin Abi Jahl dan beberapa orang pemimpin Quraisy lainnya yang sekalian memberikan bantuan senjata.

🕋Malam itu pihak Khuza'a sedang berada di tempat pangkalan air milik mereka sendiri yang bernama al-Watir, oleh pihak Banu Bakr mereka diserang dengan tiba-tiba sekali dan beberapa orang dari pihak Khuza'a dibunuh. Sekarang Khuza'a lari ke Makkah, berlindung kepada keluarga Budail bin Warqa, dengan mengadukan perbuatan Quraisy dan Banu Bakr yang telah melanggar perjanjian dengan Rasulullah itu. Untuk itu 'Amr bin Salim dari Khuza'a cepat-eepat pula pergi ke Madinah. Dan bila ia sudah menghadap Rasulullah yang ketika itu sedang dalam masjid dengan beberapa orang, diceritakannya apa yang telah terjadi itu dan ia meminta pertolongannya.

➖"'Amr bin Salim, mesti engkau dibela," kata Rasulullah.

🕋Sesudah itu Budail bin Warqa, bersama beberapa orang dari pihak Khuza'a kemudian berangkat pula ke Madinah. Mereka melaporkan kepada Nabi mengenai nasib yang mereka alami itu serta adanya dukungan Quraisy kepada Banu Bakar. Melihat apa yang telah dilakukan Quraisy dengan merusak perjanjian itu, maka tak ada jalan lain menurut Nabi, Makkah harus dibebaskan. Untuk itu ia bermaksud mengutus orang kepada kaum Muslimin di seluruh jazirah supaya bersiap-siap menantikan panggilan.

🕋Sebaliknya orang-orang yang dapat berpikir lebih bijaksana di kalangan Quraisy, mereka sudah dapat menduga bahaya apa yang akan timbul akibat tindakan 'Ikrima dan kawan-kawannya dari kalangan pemuda itu. Kini persetujuan Hudaibiya sudah dilanggar, dan pengaruh Rasulullah di seluruh jazirah sekarang sudah bertambah kuat. Sekiranya apa yang telah terjadi itu dipikirkan, bahwa pihak Khuza'a akan menuntut balas terhadap penduduk Makkah, pasti Kota Suci itu akan sangat terancam bahaya. Jadi apa yang harus mereka lakukan sekarang?

🕋Mereka mengutus Abu Sufyan ke Madinah, dengan maksud supaya persetujuan itu diperkuat kembali dan diperpanjang waktunya. Barangkali waktu yang sudah itu berlaku untuk dua tahun, sekarang mereka mau supaya menjadi sepuluh tahun.

KEGAGALAN ABU SUFYAN

🕋Abu Sufyan, sebagai pemimpin mereka berangkat menuju Madinah. Ketika sampai di 'Usfan dalam perjalanannya itu ia bertemu dengan Budail bin Warqa, dan rombongannya. Ia kuatir Budail sudah menemui Rasulullah dan melaporkan apa yang telah terjadi. Hal ini akan lebih mempersulit tugasnya. Tetapi Budail membantah bahwa ia telah menemui Rasulullah. Sungguhpun begitu, dari kotoran binatang tunggangan Budail itu ia mengetahui, bahwa orang itu memang dari Madinah. Oleh karena itulah, ia tidak akan langsung menemui Rasulullah lebih dulu, melainkan akan menuju ke rumah puterinya, Umm Habiba, isteri Nabi.

🕋Mungkin ia (Umm Habiba) memang sudah mengetahui rasa kasih sayang Nabi kepada Quraisy meskipun ia belum mengetahui apa yang sudah menjadi keputusannya mengenai Makkah. Dan mungkin juga semua Muslimin yang ada di Madinah demikian.

🕋Waktu itu Abu Sutyan sudah akan duduk di lapik yang biasa diduduki Nabi, tapi oleh Umm Habiba lapik itu segera dilipatnya. Lalu oleh ayahnya ia ditanya, melipat lapik itu karena ia sayang kepada ayah, ataukah karena sayang kepada lapik.

➖"Ini lapik Rasulullah s.a.w.," jawabnya. "Ayah orang musyrik yang kotor. Saya tidak ingin ayah duduk di tempat itu."

➖"Sungguh engkau akan mendapat celaka, anakku," kata Abu Sufyan. Lalu ia keluar dengan marah.

🕋Sesudah itu ia pergi menemui Rasulullah, bicara mengenai perjanjian serta perpanjangan waktunya. Tetapi Nabi tidak memberikan jawaban samasekali. Selanjutnya ia pergi menemui Abu Bakar supaya membicarakan maksudnya itu dengan Nabi. Tetapi Abu Bakar juga menolak.

🕋Sekarang Umar bin'l-Khattab yang dijumpainya. Tetapi Umar memberikan jawaban yang cukup keras: 
➖ "Aku mau menjadi perantara kamu kepada Rasulullah? Sungguh, kalau yang ada padaku hanya remah, pasti dengan itu pun akan kulawan engkau."

🕋Seterusnya ia menemui Ali bin Abi Talib, dan Fatimah ada di tempat itu. Dikemukakannya maksud kedatangannya itu dan dimintanya supaya ia menjadi perantaranya kepada Rasul. Tetapi Ali mengatakan dengan lemah-lembut bahwa tak ada orang yang akan dapat menyuruh Rasulullah menarik kembali sesuatu yang sudah menjadi keputusannya. Selanjutnya utusan Quraisy itu meminta pertolongan Fatimah supaya Hasan - anaknya- berusaha memintakan perlindungan di kalangan khalayak ramai.

➖"Tak ada orang akan berbuat demikian itu dengan maksud akan dihadapkan kepada Rasulullah," jawab Fatimah.

🕋Sekarang keadaannya jadi makin gawat buat Abu Sufyan. Ia meminta pendapat Ali.
➖ "Sungguh saya tidak tahu, apa yang kiranya akan berguna buat kau," jawab Sayidina Ali. 
➖"Tetapi engkau pemimpin Banu Kinana. Cobalah minta perlindungan kepada orang ramai; sesudah itu, pulanglah ke negerimu. Saya kira ini tidak cukup memuaskan. Tapi hanya itu yang dapat saya usulkan kepadamu."

🕋Abu Sufyan lalu pergi ke masjid dan di sana ia mengumumkan bahwa ia sudah meminta perlindungan khalayak ramai. Kemudian ia menaiki untanya dan berangkat pulang ke Makkah dengan membawa perasaan kecewa karena rasa hina yang dihadapinya dari anaknya sendiri dan dari orang-orang - yang sebelum mereka hijrah - pernah mengharapkan belas-kasihannya.

🕋Abu Sufyan kembali ke Makkah. Kepada masyarakatnya ia melaporkan segala yang dialaminya selama di Madinah serta perlindungan yang dimintanya dari masyarakat ramai atas saran Sayidina Ali, dan bahwa Rasulullah belum memberikan persetujuannya.

➖"Sial!" kata mereka. "Orang itu lebih-lebih lagi mempermainkan kau."

🕋Lalu mereka kembali lagi mengadakan perundingan.

🕋Sebaliknya Rasulullah, ia berpendapat tidak akan memberikan kesempatan mereka mengadakan persiapan untuk memeranginya. Oleh karena ia sudah percaya pada kekuatan sendiri dan pada pertolongan Tuhan kepadanya, ia berharap akan dapat menyergap mereka dengan tiba-tiba, sehingga mereka tidak lagi sempat mengadakan perlawanan dan dengan demikian mereka menyerah tanpa pertumpahan darah.

🕋Oleh karena itu diperintahkannya supaya orang bersiap-siap. Dan setelah persiapan selesai, diberitahukan kepada mereka, bahwa kini ia siap berangkat ke Makkah, dan diperintahkan pula supaya mereka cepat-cepat.

🕋Ketika tentara Muslimin sudah siap-siap akan berangkat, Hatib bin Abi Balta'a mengirim sepucuk surat di tangan seorang wanita dari Makkah, budak salah seorang Banu 'Abd'l-Muttalib bernama Sarah dengan diberi upah supaya surat itu disampaikan kepada pihak Quraisy, yang isinya memberitahukan, bahwa Rasulullah sedang mengadakan persiapan hendak menghadapi mereka.

🕋Sebenarnya Hatib orang besar dalam Islam. Tapi sebagai manusia, dari segi kejiwaannya ia mempunyai beberapa kelemahan, yang kadang cukup menekan jiwanya sendiri dan menghanyutkannya ke dalam suatu masalah yang memang tidak dikehendakinya. Masalah ini oleh Rasulullah segera pula diketahui.

🕋Cepat-cepat disuruhnya Ali bin Abi Talib dan Zubair bin'l-'Awwam mengejar Sarah. 
Wanita itu disuruh turun, surat dicarinya di tempat barang tapi tidak juga diketemukan. Wanita itu diperingatkan, bahwa kalau surat itu tidak dikeluarkan,
merekalah yang akan membongkarnya. Melihat keadaan yang begitu sungguh-sungguh, wanita itu berkata: ➖Lalulah.

🕋Kemudian ia membuka ikatan rambutnya dan surat itu pun dikeluarkan, yang oleh kedua orang itu lalu dibawa kembali ke Madinah.

🕋Hatib pun dipanggil oleh Rasulullah dan ditanya kenapa ia sampai berbuat demikian.

➖"Rasulullah," kata Hatibin "Demi Allah, saya tetap beriman kepada Allah dan kepada Rasulullah. Sedikit pun tak ada perubahan pada diri saya. Akan tetapi saya, yang tidak punya hubungan keluarga atau kerabat dengan mereka itu, mempunyai seorang anak dan keluarga di tengah-tengah mereka. Maka itu sebabnya saya hendak menenggang mereka."

➖"Rasulullah," sela Umar bin'l-Khattabin
➖ "Serahkan kepada saya, akan saya penggal lehernya. Orang ini bermuka dua."

➖"Dari mana engkau mengetahui itu, Umar," kata Rasulullah. 
➖"Kalau-kalau Allah sudah menempatkan dia sebagai orang-orang Badar ketika terjadi Perang Badar." 
Lalu katanya: 
➖ "Berbuatlah sekehendak kamu. Sudah kumaafkan kamu."

🕋Dan Hatib memang orang yang ikut dalam Perang Badar. Ketika itulah firman Tuhan datang:

➖"Orang-orang yang beriman! Janganlah musuhKu dan musuh kamu dijadikan sahabat-sahabat kamu, dengan memperlihatkan kasih-sayang kamu kepada mereka." 📖(Qur'an, 60: 1)

🕋Sekarang pasukan tentara Muslimin sudah mulai bergerak dari Madinah menuju Makkah, dengan tujuan membebaskan kota itu serta menguasai Rumah Suci, yang oleh Allah telah dijadikan tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman.

📚Dinukil dari buku "Sejarah Hidup Muhammad" karya Muhammad Husain Haekal dan diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah.

Kamis, 09 Juni 2016

BIOGRAFI : ABU DZAR AL GHIFARI RADHIYALLAHU'ANHU

 BIOGRAFI :
ABU DZAR AL GHIFARI RADHIYALLAHU'ANHU 
=========================================

Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 


 Abu Dzar adalah salah satu sahabat nabi yang terdahulu memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi Muhammad langsung ke Mekkah untuk menyatakan keislamannya. Abu Dzar Al Ghifari berasal dari suku Ghifar.

Bani Ghifar

Bani Ghifar adalah qabilah Arab suku badui yang tinggal di pegunungan yang jauh dari peradaban orang-orang kota. Lebih-lebih lagi suku ini terkenal sebagai gerombolan perampok yang senang berperang dan menumpahkan darah serta pemberani. Bani Ghifar terkenal juga sebagai suku yang tahan menghadapi penderitaan dan kekurangan serta kelaparan. Latar belakang tabi’at kesukuan, apakah itu tabiat yang baik ataukah tabi’at yang jelek, semuanya terkumpul pada diri Abu Dzar.

Sebelum Masuk Islam

Tidak diketahui pasti kapan Abizar lahir. Sejarah hanya mencatat, ia lahir dan tinggal dekat jalur kafilah Mekkah, Syria. Riwayat hitam masa lalu Abizar tak lepas dari keberadaan keluarganya.

Abizar yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga perampok besar Al Ghiffar saat itu, menjadikan aksi kekerasan dan teror untuk mencapai tujuan sebagai profesi keseharian. Itu sebabnya, Abizar yang semula bernama Jundab, juga dikenal sebagai perampok besar yang sering melakukan aksi teror di negeri-negeri di sekitarnya.

Kendati demikian, Jundab pada dasarnya berhati baik. Kerusakan dan derita korban yang disebabkan oleh aksinya kemudian menjadi titik balik dalam perjalanan hidupnya: Insyaf dan berhenti dari aksi jahatnya tersebut. Bahkan tak saja ia menyesali segala perbuatan jahatnya itu, tapi juga mengajak rekan-rekannya mengikuti jejaknya. Tindakannya itu menimbulkan amarah besar sukunya, yang memaksa Jundab meninggalkan tanah kelahirannya.

Bersama ibu dan saudara lelakinya, Anis Al Ghifar, Abizar hijrah ke Nejed Atas, Arab Saudi. Ini merupakan hijrah pertama Abizar dalam mencari kebenaran. Di Nejed Atas, Abizar tak lama tinggal. Sekalipun banyak ide-idenya dianggap revolusioner sehingga tak jarang mendapat tentangan dari masyarakat setempat.

Awal masuk Islam

Nama lengkapnya yang mashur ialah Jundub bin Junadah Al Ghifari dan terkenal dengan kuniahnya Abu Dzar. Di suatu hari tersebar berita di kampung Bani Ghifar, bahwa telah muncul di kota Makkah seorang yang mengaku sebagai utusan Allah dan mendapat berita dari langit. Berita ini membuat penasaran Abu Dzar, sehingga dia mengutus adik kandungnya, Unais Al Ghifari untuk mencari berita ke Makkah. Unais sendiri adalah seorang penyair yang sangat piawai dalam menggubah syair-syair Arab.

Setelah beberapa lama, kembalilah Unais kekampungnya dan melaporkan kepada Abu Dzar tentang yang dilihat dan didengar di Makkah berkenaan dengan berita tersebut. Unais menjelaskan bahwa ia telah menemui seseorang yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan jelek. Orang tersebut adalah yang benar ucapannya.

Abu dzar semakin penasaran sehingga iapun pergi ke mekah, saat itu ia bertemu dengan Ali bin Abi Thalib, kemudian Ali bin Abi Thalib mengajaknya pergi  menemui rasulullah.

Inilah saat yang paling dinanti oleh Abu Dzar dan ketika Rasulullah menawarkan Islam kepadanya, segera Abu Dzar menyatakan masuk Islam dituntun Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam dengan mengucapkan dua kalimah syahadat. Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam berwasiat kepadanya : “Wahai Aba Dzar, sembunyikanlah keislamanmu ini, dan pulanglah ke kampungmu !, maka bila engkau mendengar bahwa kami telah menang, silakan engkau datang kembali untuk bergabung dengan kami”.

Mendengar wasiat tersebut Abu Dzar menegaskan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam: “Demi yang Mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku akan meneriakkan di kalangan mereka bahwa aku telah masuk Islam”. Dan Rasulullah mendiamkan tekat Abu Dzar tersebut.

Setelah menyatakan keislamannya, ia berkeliling Mekkah untuk meneriakkan bahwa ia seorang Muslim, hingga ia dipukuli oleh suku Quraisy. Atas bantuan dari Abbas bin Abdul Muthalib, ia dibebaskan dari suku Quraisy, setalah suku Quraisy mengetahui bahwa orang yang dipukuli berasal dari suku Ghifar.

Hijrah Ke Al Madinah :

Dengan telah masuk Islamnya seluruh kampung Bani Ghifar, dan setelah peperangan Badar, Uhud dan Khandaq, Abu Dzar bergegas menyiapkan dirinya untuk berhijrah ke Al Madinah dan langsung menemui Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam di masjid beliau. Dan sejak itu Abu Dzar berkhidmat melayani berbagai kepentingan pribadi dan keluarga Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Dia tinggal di Masjid Nabi dan selalu mengawal dan mendampingi Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam kemanapun beliau berjalan.

Begitu dekatnya Abu Dzar dengan Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam, dan begitu sayangnya beliau kepada Abu Dzar, sehingga disuatu hari pernah Abu Dzar meminta jabatan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam. Maka beliau langsung menasehatinya :

(tulis hadisnya di Thabaqat Ibnu Sa’ad 3 / 164)

“Sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah, dan sesungguhnya jabatan itu adalah amanah, dan sesungguhnya jabatan itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan bagi orang yang menerima jabatan itu, kecuali orang yang mengambil jabatan itu dengan cara yang benar dan dia menunaikan amanah jabatan itu dengan benar pula”. HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya.

Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallampernah berpesan kepadanya :

(tulis haditsnya di kitab Hilyatul Auliya’ 1 / 162)

“Wahai Abu Dzar, engkau adalah seorang yang shaleh, sungguh engkau akan ditimpa berbagai mala petaka sepeninggalku”. Maka Abu Dzarpun bertanya : Apakah musibah itu sebagai ujian di jalan Allah ?”, Rasulullahpun menjawab : “Ya, di jalan Allah”. Dengan penuh semangat Abu Dzarpun menyatakan : “Selamat datang wahai mala petaka yang Allah taqdirkan”. HR. Abu Nu’aim Al Asfahani dalam kitab Al Hilyah jilid 1 hal. 162.

Pendirian Abu Dzar 

Abu Dzar sangat keras dengan pendiriannya. Dia berpendapat bahwa menyimpan harta yang lebih dari keperluannya itu adalah haram. Sedangkan keumuman para Shahabat Nabi berpendapat, bahwa boleh menyimpan harta dengan syarat bahwa harta itu telah dizakati (yakni dikeluarkan zakatnya). Bahkan Abu Dzar menjauh dari para Shahabat Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallamyang mulai makmur hidupnya karena menjabat jabatan di pemerintahan.

Meninggal dunia di tempat pengasingan :

Dengan sikap hidup yang demikian, Abu Dzar tidak punya teman dari kalangan sesama para ShahabatNabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Dia pernah tinggal di negeri Syam di zaman pemerintahan Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. Waktu itu gubernur negeri Syam adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu anhu. Maka Mu’awiyahmerasa terganggu dengan sikap hidupnya, sehingga meminta kepada Amirul Mu’mininUtsman bin Affan untuk memanggilnya ke Madinah kembali. Abu Dzar akhirnya dipanggil kembali ke Madinah oleh Utsman dan tentu dia segera menta’ati panggilan itu. Sesampainya di Madinah segera saja Abu Dzar menghadap Amirul Mu’mininUtsman bin Affan. Abu Dzar diberi tahu oleh Amirul Mu’minin bahwa dia dikehendaki untuk tinggal di Madinah menjadi orang dekatnya Amirul Mu’minin Utsman. Mendengar penjelasan itu Abu Dzar menegaskan kepada beliau : “Wahai Amirul Mu’minin, aku tidak senang dengan posisi demikian. Izinkanlah aku untuk tinggal di daerah perbukitan Rabadzah di luar kota Madinah”. Di sanalah beliau wafat.

Saat wafat ia dikafani dengan jubah hasil pintalan ibu dari seorang pemuda Anshar. Saat bertemu Abu dzar, pemuda itu memiliki dua buah jubah, satu ada di kantong tas baju, sedang yang lainnya ialah baju yang sedang dipakai.

Abu Dzar amat gembira, kemudian dengan serta merta menyatakan kepadanya : “Engkaulah orang yang aku minta mengkafani jenazahku nanti dengan jubbahmu itu”. Dengan penuh kegembiraan, Abu Dzar menghembuskan nafas terakhirnya.

Penutup

Sejak menjadi orang muslim, Abu Dzar al Ghiffari benar-benar telah menghias sejarah hidupnya dengan bintang kehormatan tertinggi. Dengan berani ia selalu siap berkorban untuk menegakkan kebenaran Allah dan Rasul-Nya.Tanpa tedeng aling-aling ia bangkit memberontak terhadap penyembahan berhala dan kebatilan dalam segala bentuk dan manifestasinya. Kejujuran dan kesetiaan Abu Dzar dinilai oleh Rasulullah Sawsebagai "cahaya terang benderang."

Pada pribadi Abu Dzar tidak terdapat perbedaan antara lahir dan batin. Ia satu dalam ucapan dan perbuatan. Satu dalam fikiran dan pendirian. Ia tidak pernah menyesali diri sendiri atau orang lain, namun ia pun tidak mau disesali orang lain. Kesetiaan pada kebenaran Allah dan Rasul-Nya terpadu erat degan keberaniannya dan ketinggian daya-juangnya. Dalam berjuang melaksanakan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya, Abu Dzar benar-benar serius, keras dan tulus. Namun demikian ia tidak meninggalkan prinsip sabar dan hati-hati.


Kamis, 19 Mei 2016

KENAIKAN ISA AL-MASIH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

🌠 KENAIKAN ISA AL-MASIH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN 🛑

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


=====================================


🎆Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, 

➖ " Tidak ada seorang nabi-pun antara saya dan Isa. Sesungguhnya, dia akan turun ke bumi. Maka jika kalian melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki dengan ukuran sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Dia memakai dua baju kuning terang. Kepalanya seakan-akan ada air yang mengalir walaupun sebenarnya ia tidak basah. Dia akan berperang melawan manusia untuk membela Islam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah. Allah akan menghapuskan semua agama di zamannya kecuali Islam. Isa akan menghancurkan Dajjal dan dia akan hidup di bumi selama 40 tahun dan kemudian dia meninggal, kaum muslimin akan menyembahyangkan jenazahnya." HR Abu Dawud


🎆Menurut pandangan Islam, setelah nabi Isa Alaihissalam lolos dari rencana pembunuhan oleh orang-orang Yahudi, lalu diangkat ke langit dan masih hidup hingga saat ini, akan turun kembali nanti menjelang hari kiamat dan bertugas selama 40 tahun untuk menegakkan kebenaran Islam dan meluruskan ajarannya yang telah diselewengkan, diantaranya tentang salib, karena nabi Isa selama misinya hingga terangkatnya ke langit, sama sekali tidak pernah mengajarkan perihal salib, juga akan membunuh babi yang telah dihalalkan oleh umat Kristen, di mana beliau sendiri tidak pernah menghalalkannya sejak Allah Subhanahu wa ta’ala haramkan.


🎆Sementara itu, menurut pandangan Kristen, setelah Yesus Kristus bangkit dari kematian dan menemui murid-muridnya selama 40 hari, Yesus terangkat ke sorga dan akan kembali ke bumi dengan cara yang sama seperti naiknya.


➖"…Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." 

(Kisah Para Rasul 1:11) 


🎆Sepintas ada kesamaan pandangan antara Islam dan Kristen perihal diangkat-nya nabi Isa as ke langit/sorga dan turunnya kembali ke bumi menjelang hari kiamat nanti, namun ada perbedaan sangat mendasar tentang hal tersebut yaitu ‘belum atau sudah mati’ ketika beliau diangkat. Menurut pandangan Islam nabi Isa as di angkat ke langit dalam keadaan sebelum mengalami mati, sementara, menurut pandangan Kristen Yesus diangkat ke sorga dalam keadaan setelah mengalami kematian.


🌠 PANDANGAN ISLAM 🌠

---------------------------------------------


🌠 Banyak kejadian-kejadian yang selaras de-ngan pandangan yang menyatakan bahwa Isa putra Maryam belum mengalami kematian ke-tika diangkat ke langit.


●●Pertama, dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa Nabi Isa as diselamatkan dari rencana pembunuhan :


➖"…. padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…." 

📖QS. 4:157


➖"Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ." 

📖QS. 4:158


●●Kedua, banyak nubuat dalam hadits yang menginformasikan bahwa Isa putra Maryam akan turun kembali ke bumi dan baru akan meninggal setelah bertugas selama 40 tahun. Kalau Isa putra Maryam sudah mengalami kematian ketika diangkat ke langit, maka sangat logis bila beliau dinubuatkan baru akan mengalami kematian nanti setelah turun ke bumi dan bertugas selama 40 tahun.


🌠 Juga tidak mungkin Isa putra Maryam telah mengalami kematian kalau beliau harus turun kembali menjelang hari kiamat untuk berdakwah membela Islam, karena orang yang sudah mati tidak mungkin bisa berdakwah. Kalau orang yang sudah mati bisa berdakwah, tentu nabi Muhammad saw yang lebih tepat dari pada nabi Isa as, alasannya, nabi Muhammad saw sudah terbukti jauh lebih berhasil dalam menegakkan syariat Allah daripada nabi Isa as. Di samping itu, karena nabi Muhammad sebagai pembawa syariat terakhir dan bukan nabi Isa as, Tetapi karena nabi Muhammad saw sudah mati dan nabi Isa as masih hidup, maka nabi Isa as-lah yang ditakdirkan untuk membela Islam di akhir zaman nanti.


●●Ketiga, nabi Isa as adalah nabi yang diutus kepada bani Israel yang disertai kemukjizatan sejak pada masa penciptaannya hingga pada masa menjalankan misinya, mukjizat-mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada beliau sangat nyata menunjukkan bahwa Isa putra Maryam adalah utusan Allah u, namun sayang, hanya sedikit orang-orang Israel yang mempercayainya bahkan mereka berencana membnunuh Isa as, karena mereka tidak percaya dengan nabi Isa as walaupun dengan kemukjizatan-kemukjizatan yang luar biasa, maka Allah SWT menyelamatkan nabi Isa as dengan mengangkatnya ke langit dan menjaganya tetap hidup hingga sekarang ini.


🌠 Turunnya Nabi Isa as menjelang hari kiamat nanti, merupakan kemukjizatan yang luar biasa bagi manusia, di mana Isa putra Maryam yang lahir ribuan tahun sebelumnya, ternyata masih hidup pada masa menjelang hari kiamat, tentu saja hal tersebut akan menjadikan seseorang sulit untuk tidak mempercayai kebenaran Isa putra Maryam. Sehingga ketika nabi Isa as menyampaikan kebenaran Islam tidak seorangpun yang menolak temasuk orang-orang Yahudi yang dulu sombong :


➖"Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan ber-iman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka." 📖 QS. 4:159


●●Satu lagi, ditakdirkannya Nabi Isa as belum mengalami mati hingga saat ini, adalah untuk menjelaskan dan membuktikan bahwa dirinya tidak disalib, sehingga orang-orang yang tidak mempercayai informasi al-Qur’an yang menyatakan nabi Isa as tidak dibunuh dan tidak pula disalib akan langsung percaya. Dan untuk menjelaskan bahwa beliau as tidak pernah menyampaikan kepada manusia untuk menyembah dirinya atau untuk mengakui dirinya sebagai Allah.


➖"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku mengatakannya yaitu:"Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. "

📖 QS. 5:117


🌠 Padahal dalam Bible sendiri, tidak ditemukan ayat yang menyatakan Yesus mengaku sebagai Allah dan memerintahkan manusia untuk menyembah dirinya, mereka tidak percaya yang dinyatakan al-Qur’an, tetapi baru akan percaya bila Yesus sendiri yang menjelaskan.


🎇 PANDANGAN KRISTEN 🎇

-------------------------------------------------


🛑Berbeda dengan pandangan Islam, menurut pandangan Kristen, Yesus telah mati disalib, bangkit dari kematian –hidup lagi- baru terangkat ke sorga.


🛑Pandangan semacam itu sebenarnya kontradiksi atau tidak selaras dengan kisah-kisah lain dalam bible, seperti ketika detik-detik penangkapannya, Yesus berada dalam ketakutan yang amat sangat dan berdoa memohon kepada Allah agar diberi keselamatan :


➖"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."


Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. 

(Lukas 22:43-44) 


🛑Karena Yesus sangat sungguh-sungguh dalam berdoa, maka Allah mengabulkan doa-nya :


➖Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 

(Ibrani 5:7) 


🛑Berdasarkan ayat tersebut, Allah mengabulkan doa Yesus, yang artinya Yesus terselamatkan dari maut –kematian- atau rencana pembunuhan oleh orang-orang Yahudi, yang artinya Yesus belum mengalami kematian ketika diangkat ke sorga. Menganggap Yesus telah mati disalib dan bangkit dari kematian tidak selaras dengan maksud ayat diatas.


🛑Apalagi ditinjau dari sikap-sikap Yesus pasca anggapan kebangkitannya, mustahil Yesus telah mengalami kematian lalu hidup kembali bila beberapa jam sebelum diangkat ke sorga Yesus makan sepotong ikan goreng.


➖"Adakah padamu makanan di sini?"


Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. 

(Injil Lukas 24:41-43) 


Makan makanan beberapa jam sebelum terangkat ke sorga, adalah bukti bahwa Yesus belum mengalami kematian ketika diangkat ke sorga. Karena, perbuatan makan ikan goreng hanya dilakukan oleh orang hidup yang belum mengalami kematian untuk menjaga agar tetap hidup dan bukan perbuatan orang yang telah mengalami kematian. Orang yang hidup sesudah mati, tidak perlu lagi makan makanan agar tetap hidup, karena dia sudah tidak akan mengalami kematian lagi :


Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, 

(Ibrani 9:27) 


🛑Kalau manusia sudah ditetapkan hanya satu kali mengalami mati, tentu setelah dibangkitkan dari kematian, manusia tidak akan mengalami lagi kematian, yang artinya setelah itu manusia akan kekal hidup yang tidak akan merasa lapar dan tidak perlu makan, lalu mengapa Yesus masih makan ikan goreng kalau dikatakan telah bangkit dari kematian ?. Tentu saja karena Yesus masih hidup dan belum mengalami kematian. Pendek kata Yesus terangkat ke sorga dalam keadaan masih hidup dan belum mengalami kematian.


🛑Ada fragmen-fragmen lain yang terdokumentasi dalam Injil Lukas, yang mengindikasikan bahwa Yesus belum mengalami kematian :


➖"….. bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia (Yesus) hidup." 

(Injil Lukas 24:23) 


🛑Yang dimaksud Yesus hidup seperti yang dikatakan malaikat dalam ayat di atas adalah, hidup sebelum mengalami kematian bukan hidup setelah mengalami kematian, karena Yesus masih makan ikan goreng.


🛑Ada satu lagi fragmen yang mengindikasikan bahwa Yesus hidup dan belum mengalami kematian :


🛑Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Injil Markus 16:11


🛑Untuk memahami ayat tersebut, mari kita ambil contoh seakan-akan kejadian itu ada dihadapan kita. Misalkan ada orang katakanlah ‘A’, mempunyai teman ‘B’ sedang bepergian menggunakan kereta api, beberapa jam kemudian ‘A’ mendapatkan berita di televisi kereta yang ditumpangi ‘B’ tabrakan dan ‘B’ termasuk korban tewas. Tetapi beberapa hari kemudian ‘A’ bertemu ‘B’ dipasar, maka ‘A’ tidak percaya mendapati ‘B’ hidup. Ketidakpercayaan ‘A’ semata-mata untuk menyimpulkan bagaimana pemberitaan semacam itu bisa terjadi, bukan untuk menyimpulkan bagaimana mungkin ‘B’ dapat bangkit dari kematian. Maka kesimpulannya adalah ‘B’ tidak tewas.


🛑Begitu juga ketika murid-murid mendapatkan Yesus hidup, ketidak-percayaan mereka semata-mata untuk menjawab ‘siapakah orang yang disalib kalau Yesus masih hidup ?’, bukan untuk menjawab ‘apakah Yesus telah bangkit dari kematian’.


🛑Menurut pandangan mereka dan pandangan orang pada umumnya, bila ada penampakan yang menyerupai orang yang telah mati, maka penampakan itu adalah hantu. Merekapun sempat mengira Yesus yang ada di hadapan mereka adalah hantu, hal itu maklum saja, karena berita tentang Yesus telah mati di tiang salib sangat kuat beredar di masyarakat.


➖Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.

( Injil Lukas 24:37) 


🛑Kemudian Yesus menghampiri mereka untuk menjelaskan bahwa Yesus yang mereka lihat bukanlah hantu :


➖…Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?


➖Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." 

(Injil Lukas 24:38-39) 


🛑Apa yang dilakukan Yesus adalah untuk membuktikan bahwa dia belum mati, karena kalau dia sudah mati dan hidup lagi, tentu mereka tidak akan dapat melihat dan meraba tubuhnya. Merekapun akhirnya percaya bahwa Yesus yang mereka lihat adalah benar-benar Yesus dan bukanlah hantu. Artinya, mereka percaya kalau bukan Yesus yang disalib.


🛑Doa Yesus yang dikabulkan, Yesus makan ikan goreng, ucapan malaikat bahwa Yesus masih hidup, ketidak-percayaan murid-murid menyaksikan Yesus masih hidup dan pengakuan Yesus bahwa dirinya bukan hantu, adalah fragmen-fragmen yang menguatkan pandangan bahwa Yesus belum mengalami kematian ketika diangkat, apalagi ditinjau dari tujuan Yesus turun kembali ke bumi, sangat pas bila Yesus belum mati.


🛑Menurut pandangan Kristen, turunnya Yesus kembali ke bumi, adalah untuk mengembalikan kerajaan Israel atau untuk menyelamatkan umat Israel, dan itu tidak bisa dilakukan oleh Yesus dalam bentuk roh. Karena orang dalam bentuk roh, tidak akan bisa dilihat oleh manusia yang masih hidup di dunia fana.


🛑Dalam Injil Lukas disebutkan, bahwa orang akan dapat melihat Yesus ketika turun ke bumi :


➖"Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." 

(Injil Lukas 21:27) 


🛑Yang artinya, bukan dalam bentuk roh atau bentuk orang yang sudah mengalami kematian. Tentu saja ayat tersebut menjadi ganjalan bagi yang memiliki pandangan bahwa Yesus telah mengalami kematian sebelum terangkat ke sorga. Bukankah orang yang telah mengalami kematian tidak akan bisa dilihat ?


🛑Tetapi, ayat tersebut justru memperkuat pandangan Islam yang menyatakan bahwa nabi Isa as belum mengalami kematian ketika terangkat ke langit dan juga turunnya nanti, sehingga orang akan dapat melihat fisik Yesus. Ada satu lagi ayat dalam Bible yang selaras dengan pandangan Islam :


➖"....Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." 

(Kisah Para Rasul 1:11) 


🛑Frasa dengan cara yang sama dalam ayat tersebut, selaras dengan pandangan Islam yang menyatakan, nabi Isa as terangkat ke langit dalam keadaan belum mengalami kematian, dan akan turun kembali juga dalam keadaan belum mengalami kematian.


Semoga bermanfaat

 Aamiin yaa Rabbal'aalamiin

Jumat, 22 April 2016

MENGAPA SYIAH SENANTIASA MEMUJA HUSEIN SAJA & TIDAK MENCINTAI ANAK-ANAK FATIMAH YANG LAINNYA...??

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" MENGAPA SYIAH SENANTIASA MEMUJA HUSEIN SAJA DAN TIDAK MENCINTAI ANAK-ANAK FATIMAH YANG LAIN...?? "
 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

#SEJARAH

🛑Sebelum menjawab pertanyaan tersebut diatas mari kita lihat daftar anak kandung laki-laki Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, sebagai berikut:

1. Hasan bin Ali bin Abi Thalib
2. Husein bin Ali bin Abi Thalib
3. Muhsin bin Ali bin Abi Thalib
4. Abbas bin Ali bin Abi Thalib
5. Hilal bin Ali bin Abi Thalib
6. ‘Abdullah bin Ali bin Abi Thalib
7. Jakfar bin Ali bin Abi Thalib
8. Usman bin Ali bin Abi Thalib
9. Ubaidillah bin Ali bin Abi Thalib
10. Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib
11. Umar bin Ali bin Abi Thalib

🛑Pernahkah Anda melihat bendera atau umbul-umbul Syiah yang bertulisan “Wahai Hasan…” atau ﻳﺎ ﺣﺴﻦ ?

🛑Kenapa mereka hanya menyeru Husein saja? Padahal Hasan juga anak kandung Ali bin Abi Thalib, yang juga terlahir dari rahim Fatimah binti Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, (jadi) baik Hasan maupun Husein sama-sama Ahlul Bait. Pernahkah anda mempertanyakan hal ini....?

🛑Tahukah Anda bahwa 12 imam syiah seluruhnya berasal dari keturunan Husein saja? Syiah hanya mensakralkan Husein saja, tidak mensakralkan Hasan, dan tidak juga mensakralkan anak-anak Ali bin Abi Thalib yang lainnya yang semuanya diredhai Allah. Jawabannya adalah: karena Husein menikahi wanita Persia Iran putri raja Yazdegerd yang bernama Shahrbanu atau yang dikenal dengan Syahzinan. Konon ketika Kekaisaran Persia ditaklukkan dan terbunuhnya Kaisar Yazdegerd maka putri-putrinya ditawan. Saat itu Umar menghadiahkan putri sang Kaisar yang bernama Syahzinan kepada Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Husein pun menikahinya. Oleh karena itulah Syiah begitu mensakralkan Husein dan para imam Syiah yang terlahir dari rahim Syahzinan berdarah Persia,
dan bukan seperti klaim mereka bahwa mereka mencintai keluarga Nabi Muhammad saw yang berasal dari Arab.

🛑Hakikatnya, mereka sangat mencintai Ahlu Bait kaisar (Persia) yang menjadi moyang 12 imam yang semuanya berasal dari ibu berdarah Persia, mereka sangat fanatis dalam mencintai dan memuja kakek anak-anak Husein sang kaisar Persia, bukan sang Nabi shallallahu’alayhi wasallam yang berasal dari Arab.

🛑Imam-imam yang mereka sakralkan dan mereka anggap maksum satu level dengan nabi-nabi itu hanyalah imam-imam yang berasal dari keturunan raja Persia Yazdegerd, tidak ada yg berasal dari Arab. Mereka mencintai Husein dan para imamnya karena mereka meyakini bahwa di dalam darah imam itu mengalir darah Persia keturunan kaisar. Mereka hanya mencintai Ahlul Bait kaisar raja Persia, bukan Ahlul Bait nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Demikian, Allahu a'lam

Selasa, 19 April 2016

MENGENAL 313 PEJUANG TERBAIK AHLUL BADAR

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" MENGENAL 313 PEJUANG TERBAIK AHLUL BADAR "
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🐎 Perang Badar Al-Kubra merupakan peristiwa besar bersejarah yang menentukan masa depan Islam dan kaum muslimin.

🐎 Perang Badar Al-Kubra (غزوة بدر) merupakan peristiwa besar bersejarah yang menentukan masa depan Islam dan kaum muslimin. 

🐎 Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah (13 Maret 624 Masehi) dan dikenal sebagai perang ideologi bertemunya dua kekuatan yaitu pasukan muslim dengan kafir Quraisy.

🐎 Sebanyak 313 pasukan muslim yang merupakan orang-orang terbaik mengalahkan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah 1.000 orang. 

🐎 Al-Qur'an menamakan peristiwa itu dengan Yaumul Furqan (hari pembeda) yaitu hari bertemunya 2 pasukan. 
Inilah karunia besar Allah untuk kaum muslimin. 

🐎 Dalam Kitab Ar-Rahiqul Makhtum Sirah Nabawiyah karya Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dijelaskan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam hanya membawa 313 pasukan muslim di perang Badar, perang yang terjadi di lembah bernama Badar antara Makkah dan Madinah.
 Rinciannya, 82 sahabat muhajirin, 61 orang dari suku Aus, dan 170 dari suku Khazraj.

🐎 Ahlul Badr (pejuang perang Badar) radhiallahu 'anhum adalah orang-orang paling mulia (afdhol) sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW). 

🐎 Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman:

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

➖ "…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." 
📖(QS. Al Baqarah: 249). 

🐎 Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang sesuai syarat Imam Muslim dari hadis Jabir, ditegaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لَنْ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا

➖"Yang ikut serta dalam Perang Badar tidak akan masuk neraka". 
📖(Al-Fath, 9/46). 

🐎 Adapun sahabat Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu walaupun tidak ikut dalam pertempuran itu,Rasulullah SAW tetap memberinya bagian dari harta rampasan perang. Nabi memerintahkan Utsman di rumah untuk menjaga istrinya yang juga putri Rasulullah kala itu sedang sakit.

🐎 Berikut Nama 313 Pejuang Perang Badar:

1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah ﷺ.
2. Abu Bakar as-Shiddiq رضي الله عنه
3. Umar bin al-Khattab رضي الله عنه
4. Utsman bin Affan رضي الله عنه
5. Ali bin Abu Tholib رضي الله عنه
6. Talhah bin ‘Ubaidillah رضي الله عنه
7. Bilal bin Rabbah رضي الله عنه
8. Hamzah bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
9. Abdullah bin Jahsyi رضي الله عنه
10. Al-Zubair bin al-Awwam رضي الله عنه
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim رضي الله عنه
12. Abdur Rahman bin ‘Auf رضي الله عنه
13. Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه
14. Sa’ad bin Abi Waqqas رضي الله عنه
15. Abu Kabsyah al-Faris رضي الله عنه
16. Anasah al-Habsyi رضي الله عنه
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi رضي الله عنه
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi رضي الله عنه
19. Abu Marthad al-Ghanawi رضي الله عنه
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah رضي الله عنه
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) رضي الله عنه
26. Salim (maula Abu Huzaifah) رضي الله عنه
27. Sinan bin Muhsin رضي الله عنه
28. ‘Ukasyah bin Muhsin رضي الله عنه
29. Sinan bin Abi Sinan رضي الله عنه
30. Abu Sinan bin Muhsin رضي الله عنه
31. Syuja’ bin Wahab رضي الله عنه
32. ‘Utbah bin Wahab رضي الله عنه
33. Yazid bin Ruqais رضي الله عنه
34. Muhriz bin Nadhlah رضي الله عنه
35. Rabi’ah bin Aksam رضي الله عنه
36. Thaqfu bin Amir رضي الله عنه
37. Malik bin Amir رضي الله عنه
38. Mudlij bin Amir رضي الله عنه
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i رضي الله عنه
40. ‘Utbah bin Ghazwan رضي الله عنه
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) رضي الله عنه
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi رضي الله عنه
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) رضي الله عنه
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah رضي الله عنه
45. Umair bin Abi Waqqas رضي الله عنه
46. Al-Miqdad bin ‘Amru رضي الله عنه
47. Mas’ud bin Rabi’ah رضي الله عنه
48. Zus Syimalain Amru bin Amru رضي الله عنه
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi رضي الله عنه
50. Amir bin Fuhairah رضي الله عنه
51. Suhaib bin Sinan رضي الله عنه
52. Abu Salamah bin Abdul Asad رضي الله عنه
53. Syammas bin Uthman رضي الله عنه
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam رضي الله عنه
55. Ammar bin Yasir رضي الله عنه
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i رضي الله عنه
57. Zaid bin al-Khattab رضي الله عنه
58. Amru bin Suraqah رضي الله عنه
59. Abdullah bin Suraqah رضي الله عنه
60. Sa’id bin Zaid bin Amru رضي الله عنه
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) رضي الله عنه
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi رضي الله عنه
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli رضي الله عنه
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli رضي الله عنه
65. Amir bin Rabi’ah رضي الله عنه
66. Amir bin al-Bukair رضي الله عنه
67. Aqil bin al-Bukair رضي الله عنه
68. Khalid bin al-Bukair رضي الله عنه
69. Iyas bin al-Bukair رضي الله عنه
70. Uthman bin Maz’un رضي الله عنه
71. Qudamah bin Maz’un رضي الله عنه
72. Abdullah bin Maz’un رضي الله عنه
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un رضي الله عنه
74. Ma’mar bin al-Harith رضي الله عنه
75. Khunais bin Huzafah رضي الله عنه
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm رضي الله عنه
77. Abdullah bin Makhramah رضي الله عنه
78. Abdullah bin Suhail bin Amru رضي الله عنه
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah رضي الله عنه
80. Hatib bin Amru رضي الله عنه
81. Umair bin Auf رضي الله عنه
82. Sa’ad bin Khaulah رضي الله عنه
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah رضي الله عنه
84. Amru bin al-Harith رضي الله عنه
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah رضي الله عنه
86. Safwan bin Wahab رضي الله عنه
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah رضي الله عنه
88. Sa’ad bin Muaz رضي الله عنه
89. Amru bin Muaz رضي الله عنه
90. Al-Harith bin Aus رضي الله عنه
91. Al-Harith bin Anas رضي الله عنه
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik رضي الله عنه
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi رضي الله عنه
94. ‘Ubbad bin Waqsyi رضي الله عنه
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi رضي الله عنه
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz رضي الله عنه
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi رضي الله عنه
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj رضي الله عنه
99. Salamah bin Aslam bin Harisy رضي الله عنه
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan رضي الله عنه
101. ‘Ubaid bin Tayyihan رضي الله عنه
102. Abdullah bin Sahl رضي الله عنه
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid رضي الله عنه
104. Ubaid bin Aus رضي الله عنه
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd رضي الله عنه
106. Mu’attib bin ‘Ubaid رضي الله عنه
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi رضي الله عنه
108. Mas’ud bin Sa’ad رضي الله عنه
109. Abu Absi Jabr bin Amru رضي الله عنه
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi رضي الله عنه
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah رضي الله عنه
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail رضي الله عنه
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid رضي الله عنه
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar رضي الله عنه
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib رضي الله عنه
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir رضي الله عنه
117. Mubasyir bin Abdul Munzir رضي الله عنه
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir رضي الله عنه
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man رضي الله عنه
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy رضي الله عنه
121. Rafi’ bin Anjadah رضي الله عنه
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid رضي الله عنه
123. Tha’labah bin Hatib رضي الله عنه
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah رضي الله عنه
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi رضي الله عنه
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi رضي الله عنه
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi رضي الله عنه
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi رضي الله عنه
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi رضي الله عنه
130. Jubr bin ‘Atik رضي الله عنه
131. Malik bin Numailah al-Muzani رضي الله عنه
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi رضي الله عنه
133. Abdullah bin Jubair رضي الله عنه
134. Asim bin Qais bin Thabit رضي الله عنه
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man رضي الله عنه
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man رضي الله عنه
137. Salim bin Amir bin Thabit رضي الله عنه
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah رضي الله عنه
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man رضي الله عنه
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah رضي الله عنه
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah رضي الله عنه
142. Sa’ad bin Khaithamah رضي الله عنه
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah رضي الله عنه
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) رضي الله عنه
145. Al-Harith bin Arfajah رضي الله عنه
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair رضي الله عنه
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru رضي الله عنه
148. Abdullah bin Rawahah رضي الله عنه
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah رضي الله عنه
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah رضي الله عنه
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah رضي الله عنه
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah رضي الله عنه
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah رضي الله عنه
154. Abdullah bin Abbas رضي الله عنه
155. Yazid bin al-Harith bin Qais رضي الله عنه
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah رضي الله عنه
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah رضي الله عنه
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah رضي الله عنه
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru رضي الله عنه
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais رضي الله عنه
161. Abdullah bin Umair رضي الله عنه
162. Zaid bin al-Marini bin Qais رضي الله عنه
163. Abdullah bin ‘Urfutah رضي الله عنه
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais رضي الله عنه
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai رضي الله عنه
166. Aus bin Khauli bin Abdullah رضي الله عنه
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru رضي الله عنه
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah رضي الله عنه
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid رضي الله عنه
170. Amir bin Salamah رضي الله عنه
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad رضي الله عنه
172. Amir bin al-Bukair رضي الله عنه
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah رضي الله عنه
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan رضي الله عنه
175. ‘Ubadah bin al-Somit رضي الله عنه
176. Aus bin al-Somit رضي الله عنه
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah رضي الله عنه
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus رضي الله عنه
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah رضي الله عنه
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam رضي الله عنه
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam رضي الله عنه
182. Amru bin Iyas رضي الله عنه
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru رضي الله عنه
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy رضي الله عنه
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah رضي الله عنه
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah رضي الله عنه
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid رضي الله عنه
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah رضي الله عنه
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais رضي الله عنه
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah رضي الله عنه
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan رضي الله عنه
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus رضي الله عنه
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani رضي الله عنه
194. Dhamrah bin Amru رضي الله عنه
195. Ziyad bin Amru رضي الله عنه
196. Basbas bin Amru رضي الله عنه
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi رضي الله عنه
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru رضي الله عنه
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh رضي الله عنه
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh رضي الله عنه
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) رضي الله عنه
202. Abdullah bin Amru bin Haram رضي الله عنه
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid رضي الله عنه
207. Hubaib bin Aswad رضي الله عنه
208. Thabit bin al-Jiz’i رضي الله عنه
209. Umair bin al-Harith bin Labdah رضي الله عنه
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur رضي الله عنه
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ رضي الله عنه
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ رضي الله عنه
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais رضي الله عنه
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr رضي الله عنه
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr رضي الله عنه
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i رضي الله عنه
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i رضي الله عنه
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr رضي الله عنه
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr رضي الله عنه
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah رضي الله عنه
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid رضي الله عنه
222. Sawad bin Razni bin Zaid رضي الله عنه
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram رضي الله عنه
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram رضي الله عنه
225. Abdullah bin Abdi Manaf رضي الله عنه
226. Jabir bin Abdullah bin Riab رضي الله عنه
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man رضي الله عنه
228. An-Nu’man bin Yasar رضي الله عنه
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir رضي الله عنه
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah رضي الله عنه
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah رضي الله عنه
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) رضي الله عنه
233. Abbas bin Amir bin Adi رضي الله عنه
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad رضي الله عنه
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais رضي الله عنه
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah رضي الله عنه
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus رضي الله عنه
238. Qais bin Mihshan bin Khalid رضي الله عنه
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid رضي الله عنه
240. Jubair bin Iyas bin Khalid رضي الله عنه
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman رضي الله عنه
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah رضي الله عنه
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid رضي الله عنه
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih رضي الله عنه
245. Al-Fakih bin Bisyr رضي الله عنه
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah رضي الله عنه
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah رضي الله عنه
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah رضي الله عنه
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah رضي الله عنه
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan رضي الله عنه
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan رضي الله عنه
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan رضي الله عنه
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah رضي الله عنه
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan رضي الله عنه
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid رضي الله عنه
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir رضي الله عنه
257. Khalifah bin Adi bin Amru رضي الله عنه
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan رضي الله عنه
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari رضي الله عنه
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man رضي الله عنه
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid رضي الله عنه
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza رضي الله عنه
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru رضي الله عنه
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani رضي الله عنه
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid رضي الله عنه
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid رضي الله عنه
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid رضي الله عنه
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah رضي الله عنه
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah رضي الله عنه
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah رضي الله عنه
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah رضي الله عنه
272. Abdullah bin Qais bin Khalid رضي الله عنه
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani رضي الله عنه
274. Ishmah al-Asyja’i رضي الله عنه
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi رضي الله عنه
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man رضي الله عنه
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan رضي الله عنه
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru رضي الله عنه
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais رضي الله عنه
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais رضي الله عنه
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram رضي الله عنه
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit رضي الله عنه
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl رضي الله عنه
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit رضي الله عنه
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith رضي الله عنه
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi رضي الله عنه
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik رضي الله عنه
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru رضي الله عنه
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik رضي الله عنه
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid رضي الله عنه
291. Muhriz bin Amir bin Malik رضي الله عنه
292. Sawad bin Ghaziyyah رضي الله عنه
293. Abu Zaid Qais bin Sakan رضي الله عنه
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim رضي الله عنه
295. Sulaim bin Milhan رضي الله عنه
296. Haram bin Milhan رضي الله عنه
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah رضي الله عنه
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru رضي الله عنه
299. ‘Ishmah al-Asadi رضي الله عنه
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik رضي الله عنه
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah رضي الله عنه
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah رضي الله عنه
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud رضي الله عنه
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru رضي الله عنه
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah رضي الله عنه
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud رضي الله عنه
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal رضي الله عنه
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais رضي الله عنه
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi رضي الله عنه
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan رضي الله عنه
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah رضي الله عنه
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj رضي الله عنه
313. Oleh bin Syuqrat رضي الله عنه
(khadam Nabi ﷺ )

🐎 Demikian ulasan singkat Perang Badar dan 313 nama-nama pejuang Ahlul Badar. Semoga Allah Ta'ala memberikan sebaik-baik balasan dan kedudukan terbaik untuk semua nama-nama Ahlul Badar. Mudah-mudahan kita juga mendapat bagian syafa'at para Syuhada Badar yang mulia ini.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد