Tampilkan postingan dengan label Taubat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Taubat. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Januari 2021

PERNAH BUAT DOSA...?? WAJAR. KALAU BANGGA BUAT DOSA....??

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

     PERNAH BUAT DOSA...?? WAJAR. 

     KALAU BANGGA BUAT DOSA....?? 

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


Jangan Bangga Dengan Dosa ‼️


🍁Jika seorang berbuat dosa, na’udzubillah, lalu Allah subhanahu wata’ala menutupinya dari manusia maka janganlah berbangga.

Bila ternyata ia bertindak durhaka, kemudian Allah justru menambahkan kenikmatan-Nya maka janganlah terpedaya.

Seakan dosa tidak membawa bencana.

Seolah kesalahan tidak mendatangkan kesialan.

Jangan tertipu!


🍁Jangan meremehkan tabir yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala terhadap dosanya. Jangan pula menyepelekan kesabaran serta penangguhan Allah terhadap kesalahannya. Padahal, dia tidak tahu bahwa penagguhan itu hanyalah untuk memperbanyak dosanya. Itulah penangguhan yang Allah berikan kepada para pendosa. Hukuman baginya ditunda. Supaya ia bisa merasakan hukuman yang lebih dahsyat di alam baka.


Jangan berbangga dengan dosa‼️


🍁Jangan kamu umbar aib dan salahmu pada manusia. Ingat, hal itu hanya akan menambah dosa. Dosamu akan semakin bertumpuk dalam keadaan kamu tidak merasa.


🍁Ingat pesan dan wasiat Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam,


كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًی إِلَّا المُجَاهِرِينَ, مِنَ المُجَاهَرتِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ العَمَلَ بِلَّيْلِ, ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرْهُ اللَّهُ عَلَيْهِ,فَيَقُولُ: يَا فُلَانُ, عَمِلْتُالبَارِهَةَ كَذَا وَكَذَا, وَقَدْ يَاَتَ يَسْتُرُهُ اللّهُ عَلَيْهِ, وَيُصْبِحْ يَكْسِفُ سِتْرُ اللّهِ عَنْهُ


➖“Semua umatku dimaafkan kecuali orang-orang yang terang-terangan melakukan dosa. Termasuk terang-terangan dalam bermaksiat adalah seseorang berbuat maksiat pada malam hari, lalu keesokannya Allah menutupi kesalahan tersebut, tetapi dia mengatakan, “Wahai fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu.” Pada malam hari Allah menutupi kesalahannya, tetapi keesokannya dia sendiri yang menyingkap tabir Allah dari dirinya.” 

📙 (Muttafaqun ‘alaih)


Jangan berbangga dengan dosa‼️


🍁Janganlah seseorang membeberkan aib dirinya sendiri. Bisa jadi, orang lain akan meniru perbuatannya. Sehingga, dosanya akan semakin bertambah dan bertumpuk. Sekalipun dia telah mati, kejelekannya terus menyebar di penjuru dunia.


🍁Maka dari itu, beruntunglah orang yang ketika dia meninggal, mati pula dosa-dosanya besarnya.


🍁Dalam sebuah hadist disebutkan,


مَنْ سَنَّ فِي الٔإسْلاَمِ سُنَّةٌ سَيِّئةٌ كاَنَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ


➖“Barangsiapa menghidupkan sebuah kejelekan dalam Islam, dia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkannya setelah dirinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”


🍁Dosa seorang alim berlipat ganda manakala ditiru orang lain, sebagaimana kebaikannya pun berlipat ganda manakala diteladani orang lain. Hendaknya seorang alim bersikap tengah dalam hal penampilan dan penggunaan harta. Seyogyanya dia sederhana karena manusia senantiasa memerhatikan dirinya.


🍁Disebutkan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, ada seorang raja selalu memaksa rakyatnya memakan daging babi. Didatangkanlah seorang alim di hadapannya.


🍁Lalu pelayan raja berkata kepadanya,

➖“Saya telah menyembelih seekor anak kambing untuk anda. Makanlah!”


🍁Daging tersebut dihidangkan kepadanya. Tetapi si alim enggan memakannya. Sang raja pun memerintahkan agar Alim tersebut dibunuh.


➖“Bukanlah saya telah mengatakan kepada anda bahwa itu daging anak kambing!” kata si pelayan.


🍁Si Alim menjawab,

➖“Orang-orang tidak tahu bahwa itu adalah daging kambing. Tahu mereka, daging itu pasti daging babi. Kalau aku memakannya, orang-orang pasti akan mengikutiku!”


🍁Sungguh, si Alim yang berjalan dengan ilmunya. Ia tahu manusia akan menirunya jika ia makan daging itu. 


Wallahu a’lam

Selasa, 15 Desember 2020

BERMAKSIAT TAPI TETAP TENANG, WASPADALAH...!" (ISTIDRAJ)

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" BERMAKSIAT TAPI TETAP TENANG, WASPADALAH...!" (ISTIDRAJ) 

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


☄️ISTIDRAJ adalah suatu cobaan berupa kenikmatan kelapangan rezeki padahal penerimanya dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.


☄️Jadi, ketika Allah membiarkan kita :

1. Sengaja meninggalkan salat.

2. Sengaja meninggalkan puasa.

3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.

4. Berat untuk bersedekah.

5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.

6. Mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah.

7. Menganggap enteng perintah-perintah Allah.

8. Merasa umurnya panjang dan menunda-nunda tobat.

9. Tidak mau menuntut ilmu syar'I.

10. Lupa akan kematian.


☄️Tetapi Allah SWT tetap memberikan kita :

1. Harta yang berlimpah.

2. Kesenangan terus menerus.

3. Dikagumi dan dipuja-puji banyak orang.

4. Tidak pernah diberikan sakit.

5. Tidak pernah diberikan musibah.

6. Hidup aman-aman saja.


☄️Hati-hati karena semuanya itu adalah ISTIDRAJ. Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah Allah. Allah hanya menunda segala bentuk azabNya.


☄️Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada kematian.

Minggu, 13 Desember 2020

TUKANG MAKSIAT TETAP MASUK SURGA JIKA BERSYAHADAT SAAT SAKARATUL MAUT

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" TUKANG MAKSIAT TETAP MASUK SURGA JIKA BERSYAHADAT SAAT SAKARATUL MAUT "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🍂 BARANGSIAPA yang meninggal dalam keadaan bertauhid, yaitu sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir dia berikrar dan mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka dia berhak berada di sisi Allah dan masuk surga-Nya. 


🍂 Lalu, bagaimana bila orang tersebut semasa hidupnya selalu mengerjakan maksiat, akan tetapi pada akhir hayatnya (ketika sakaratul maut) dia mengucapkan dua kalimat Syahadat?


🍂 Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya "Fatawa Qardhawi" menjelaskan orang demikian itu sudah dapat dipastikan oleh Allah Taala akan masuk surga, walaupun masuknya terakhir (tidak bersama-sama orang yang masuk pertama).

➖ "Dia diazab terlebih dahulu di neraka disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosanya yang dikerjakan, yang belum bertobat dan tidak diampuni," tuturnya. "Tetapi dia juga tidak kekal di neraka, karena di dalam hatinya masih ada sebutir iman." 


🍂 Pendapat Al-Qardhawi ini didasarkan pada hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yaitu:


➖Dari Abu Dzar r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' kemudian meninggal, maka pasti masuk surga." (Baca juga:


➖Dari Anas r.a., bahwa Nabi SAW telah bersabda, "Akan keluar dari neraka bagi orang yang mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' walaupun hanya sebesar satu butir iman di hatinya." 


➖ Dari Abu Dzar pula, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda, "Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Nabi SAW mengulangi sampai dua kali.


🍂 Banyak hadis yang menunjukkan bahwa kalimat Syahadat memberi hak untuk masuk surga dan terlindung dari neraka bagi yang mengucapkannya (mengucap Laa ilaaha illallaah). Maksudnya ialah, meskipun dia banyak berbuat dosa, dia tetap masuk surga, walaupun terakhir.


🍂 Sedangkan yang dimaksud terlindung dari neraka ialah tidak selama-lamanya di dalam neraka, tetapi diazab terlebih dahulu karena perbuatan maksiatnya.

Minggu, 11 Oktober 2020

TOBAT SELAGI SEMPAT

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

         🍂 🍂 TOBAT SELAGI SEMPAT 🍂🍂

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَاباً

➖“Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”

📖[QS: Al-Furqan, 25: 71]


🍂SESUNGGUHNYA tidak ada yang setengah-setengah dalam agama, semua yang haq dan bathil telah dijelaskan secara rinci dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Karena itu, jika manusia ingin melaksanakan syari’at agama hendaknya bersikap total, sepenuhnya diamalkan.


🍂Masalahnya, ajakan dan perintah yang cukup jelas itu kadang menjadikan makhluk yang bernama manusia tidak sempat untuk menangkap hikmah dan manfaat kini. Orang menjadi serius dengan kesibukan tertentu, dan lalai dalam melaksanakan ajakan dan perintah itu.


🍂Di sisi lain, agama ini memberikan ‘rambu-rambu’ kehidupan yang jelas, dan larangan adalah garis yang tidak dapat diterjang oleh siapapun. Tanpa terkecuali. Betapa Islam tidak memberikan perlakuan yang bersifat ‘pilih kasih’ dalam soal tatanan dan aturan hidup.


🍂Sering kali ungkapan yang diajukan adalah karena saya manusia, tempat lupa dan salah. Ada lagi yang menganggap mumpung masih muda, dipuas-puaskan. Yang lain lagi mengatakan bahwa saya ini sudah terlanjur banyak berbuat maksiat. Mungkin masih banyak yang ingin menunjukkan mengapa tidak segera keluar untuk menemukan jalan baru, taubat. Semakin dicari alasan semakin tidak akan pernah terjadi pertaubatan. Dan menuruti hawa nafsu tidak akan pernah ada ujungnya.


SALAH DAN DOSA 


🍂Menurut pandangan Islam, dosa dibagi dua; dosa besar dan dosa kecil. Allah berfirman:


إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفّر عنكم سيّئاتكم وندخلكم مدخلا كريما


➖“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” 

📖(QS:An-Nisa’, 4: 31)


🍂Dalam ayat lain disebutkan:


الذين يجتنبون كبائر الإثم والفواحش إلا اللّمم إنّ ربّك واسع المغفرة


➖“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunanNya.” 

📖(QS: An-Najm, 53: 32)


🍂Perbuatan dosa, baik besar maupun kecil, merupakan sebab utama kesengsaraan manusia. Dosa itu berdampak negatif pada diri pelakunya; keresahan, keterpurukan, bahaya kesehatan, akal, dan pekerjaan. Dampak lain berupa menghilangnya rasa persatuan, keguncangan maupun keributan pada masyarakat.


🍂Hanya para Nabi dan Rasul saja yang terjaga (ma’shum). Tidak ada satu dosapun yang dilakukan oleh mereka alaihissalam. Allah Ta’ala memberikan perlakuan khusus kepada hamba-hamba-Nya itu. Jika terdapat di antara kita yang mengaku bebas dari kesalahan, sok suci, bebas dari setitik salah, tentu bukanlah pengakuan, mungkin lebih dekat kepada canda atau mengingatkan kita dengan logika terbalik. Artinya, sadar atau tidak, ya kita pernah berbuah salah.


🍂Terdapat sebuah analogi bahwa salah itu seperti kotoran. Tergantung pada kecerdasan orang untuk dapat mengelolanya. Jika orang mampu menjadikan kesalahan untuk mendekat kepada Allah Ta’ala, untuk bertaubat kepada-Nya, maka kesalahan itu sebenarnya bukan kesalahan melainkan itu bentuk saluran rahmat dari Allah.


🍂Rasulullah Muhammad pernah bersabda 

➖ “Setiap anak manusia pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.” Hadits inilah yang dijadikan landasan untuk menyadari adanya kebaikan dari setiap keburukan, sehingga orang yang berbuat salah tidak berlama-lama menikmati kemaksiatan yang membawa kehancuran.


ARGUMEN ITU 


🍂Selalu orang bertanya tentang alasan dalam mengerjakan sesuatu, atau paling tidak orang berpikir tentang maksud ataupun tujuan melakukan hal yang diperintahkan. Tidak ada suatu perintah yang tidak dapat dilakukan oleh makhluk. Semua perintah yang Allah Ta’ala tetapkan merupakan indikator adanya kemampuan makhluk untuk mengerjakannya. Pun bila terdapat larangan-Nya, sebenarnya tidak seorangpun yang tidak dapat meninggalkannya. Betapa larangan itu lebih dekat kepada hawa nafsu yang mendominasi pribadi seseorang, sehingga larangan pun diterjang.


🍂Panggilan bertaubat sering dikumandangkan, hanya soal indera pendengaran saja yang bermasalah. Mendengar tetapi tidak fokus pada inti yang disampaikan. Mungkin bisa saja mendengar, tetapi menerima panggilan tersebut adalah soal lain.


🍂Jika nafas masih ada, itu tandanya masih terbuka kesempatan untuk bertaubat. Jika ada yang merasa kotor, terlanjur banyak maksiat dan dosa, itu tandanya diperintahkan untuk membersihkan diri, bertaubat. Jika orang sudah tahu dirinya kotor, berlumur lumpur, lantas ‘mandi’, lalu menceburkan diri dalam kubangan lumpur, itu berarti “nekad”. Orang yang berbuat dosa dan maksiat, sudah bertaubat, lalu menjerumuskan diri lagi, ini berarti belum menyadari dan sadar diri yang sesungguhnya.


PERTANYAANNYA, “MENGAPA HARUS BERTAUBAT ?”.


🍂Adalah awal yang baik bagi orang yang sadar akan maksiat dan bahayanya. Kesadaran untuk menjawab pertanyaan tersebut menjadi tonggak penting dalam perubahan seseorang yang ‘biasa’ berlaku maksiat untuk berubah dan menjadi ‘diri’ yang baru.


🍂Amru Khalid, dalam Hatta Yughayyiru ma bi Anfusihim, menyebutkan 15 efek buruk dari maksiat, di antaranya: murka Allah, kebencian orang mukmin, penghalang datangnya rezeki, penghalang memperoleh ilmu, cobaan yang berat, merasa terasing dari Allah, merasa terasing dari lingkungan, hati yang gelap dan raut muka yang suram, terhalang melakukan ketaatan, hasrat untuk mengerjakan kemaksiatan lain, kehinaan di sisi Allah, kehinaan di dalam hati, melemahkan akal, petaka akibat maksiat, dan mulut pelaku maksiat akan berkhianat pada dirinya.


🍂Argumen yang sahih ditemukan oleh para pelaku maksiat adalah dalam firman Allah:


إنّما التوبة على الله للّذين يعملون السّوء بجهالة ثم يتوبون من قريب فأولئك يتوب الله عليهم وكان الله عليما حكيما


➖“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” 

📖(QS. An-Nisa’, 4: 17).


🍂Pada ayat di atas, yang dimaksud mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan adalah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu; 2. orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak; 3. orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau Karena dorongan hawa nafsu.


SAATNYA KEMBALI 


🍂Dalam Al-Khathaya fi Nadzril Islam disebutkan bahwa taubat mencakup tiga syarat: (a) meninggalkan perbuatan dosa; (b) menyesali perbuatannya; (c) bertekad tidak akan melakukannya kembali. Salah satu unsur penting dalam taubat adalah adanya rasa penyesalan. Rasa penyesalan ini mempunyai pengaruh besar dalam merubah sikap seseorang dari keadaan jelek menjadi baik.


🍂Manusia lahir dalam keadaan suci, fitrah. Jika manusia mengotori fitrahnya itu lantaran hawa nafsu yang menguasai dirinya, hingga orang lalai, salah, berbuat dosa atau maksiat, maka kesempatan untuk membersihkan diri masih terbuka dan selalu dibuka untuk siapa saja yang mau kembali, kembali ke jalan yang benar. Selama hayat masih dikandung badan, bertaubat masih diterima. Namun bila orang menunda-nunda, mengulur waktu, tidak mau bersegera untuk bertaubat, maka suatu saat nyawa akan meregang dari raga tanpa warning, dan datangnyapun tiba-tiba.


🍂Jika panggilan taubat tidak lagi dihiraukan, waspadalah bahwa Malaikat Izrail bisa kapan saja dan dimana saja mencabut nyawa, tentunya Izrail bertindak setelah adanya instruksi Sang Khaliq. Maka waspadalah terhadap mati su’ul khatimah (akhir yang buruk).


🍂Upaya untuk kembali ke jalan yang lurus hendaknya diupayakan semaksimal mungkin. Perjuangan untuk taubat ini mengandung nilai yang positif bagi perbaikan pribadi dan bukti penghambaan kepada Yang Maha Pengampun. Jika orang yang bertaubat sudah kembali ke dalam naungan cahaya ilahi, ia pantang kembali kepada kemaksiatan. 

Maka diperlukan cara jitu untuk menepis keinginan untuk bermaksiat, yaitu :

(i) bergaul dengan orang saleh; 

(ii) membiasakan diri beramal saleh. 

Di sinilah pentingnya lingkungan yang baik, yang mendukung berseminya kemaslahatan dan perbaikan serta kebermaknaan hidup di bawah ridha Allah Ta’ala

Rabu, 02 September 2020

DISAAT LANGKAHKU SEMAKIN MENJAUH DARI JALAN-MU

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" DISAAT LANGKAHKU SEMAKIN MENJAUH DARI JALAN-MU "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🍁Sudah begitu lama airmata penyesalan tak menetes di pipi ku. Sudah begitu jauh kah aku dari Mu, Ya Allah ?


➖"Ya Allah Ya Robb, kalbu hamba tahu benar bahwa kematian itu pasti, siksa kubur itu nyata, kiamat sudah di depan mata, hari perhitungan akan tiba, serta Nikmat Surga dan Azab Api Neraka itu jelas adanya. 

Izinkan lah hamba bertanya kepada Mu Ya Allah ;


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hati hamba masih enggan untuk bertaubat ? Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih belum mau menutup aurat ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih ringan bermaksiat ? Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih malas menyegerakan sholat ?


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hati hamba masih berat membaca dan mentadaburi firman-firman Mu dalam Al Qur'an ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih hanya mentaati sebagian perintah Mu dan melalaikan sebagian perintah lainnya ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba berat untuk rmenjumpai Mu di sepertiga malam ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih tak peduli dengan haram tidaknya rezeki yang hamba makan ?


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih tak peduli dengan saudara2 hamba yang miskin, tertimpa musibah atau terdzholimi ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih belum santun dalam berucap & bersikap ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih tak sungkan memakan harta dari Riba? 


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih kikir dalam membagi rezeki ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hati hamba masih tenggelam dengan dunia dan perhiasannya ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih tega mendzholimi saudara hamba sendiri ? 


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba kerap lupa mendo'akan orangtua hamba baik yang masih hidup maupun yang telah wafat ?

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih malas melaksanakan sunnah-sunnah Baginda Rasulullah ? Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih meragukan kepastian rezeki dari Mu ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga masih terselip riya, dengki, iri & sombong di hati hamba ?

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih menunda mengamalkan ilmu yang hamba baca bahkan yang hamba kirimkan sendiri pada saudara2 hamba ?


Baca juga :

DOSA YG LEBIH BESAR DARIPADA 1000X ZINA

19 NAMA LAIN HARI QIAMAT

KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TIDAK PERNAH MELAKUKAN KESALAHAN KHALID BIN WALID RADHIALLAHU’ANHU


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba terus rajin meminta namun jarang bersyukur ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga lidah hamba masih sering berghibah, bersenda-gurau, berdusta & mencaci dibandingkan menyebutkan nama Mu ? Apakah gerangan dosa hamba hingga otak hamba lebih hafal nama-nama ribuan makhluk hidup & benda mati dibandingkan 99 Nama-Nama Mu ? Apakah dosa hamba hingga hati hamba tak pernah bergetar saat mendengar Nama Mu ?


🍁Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih lemah dan mudah terbujuk godaan dan rayuan syaitan ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih lebih takut, taat dan patuh pada manusia dibandingkan kepada Mu ? Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba masih lebih rindu, cinta dan sayang pada manusia dibandingkan kepada Mu ? 

Apakah gerangan dosa hamba hingga hamba tak terlalu gigih untuk meraih Kenikmatan Surga nan Abadi dan tak terlalu takut akan Azab Api Neraka nan Kekal ?."


🍁Bila langkah ku memang telah menjauh dari Mu, kembalikan lah aku pada jalan Mu, Ya Robb....


ﺁﻣــــــــــــــــــﻴﻦ ﻳَﺎ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِــــــــــﻴْﻦ

Minggu, 28 Juni 2020

TETESAN AIR MATA SURGA

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
              " TETESAN AIR MATA SURGA "  
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================


DALIL DARI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH :

➖ Allah berfirman, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” 
📖 (QS. Al-Isra’:109).

➖ ”Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” 
📖 (QS. At-Taubah: 82).

➖ “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi ni`mat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” 
📖 (QS. Maryam : 58).

➖ “Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.” 
📖 (QS. Ad-Dukhan: 29).

➖ “Dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” 
📖 (QS. An-Najm: 43).

➖ “Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?” 
📖 (QS. An-Najm: 60).

➖ Rasulullah bersabda, “Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan diantaranya) seseorang yang berdzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendiriannya kemudian air matanya mengalir” 
📙(HR. al-Bukhari, Muslim).

➖ Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (yang sudah diminum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya (payudaranya-pent).” 
📙(HR.at-Tirmidzi no.2311, sanad hasan)

➖ Sabda Rasulullah , “Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak” 
📙(HR. Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih).

➖ Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda, “Semua mata pada hari Kiamat nanti akan menangis kecuali (ada beberapa mata yang tidak menangis), pertama : mata yang dijaga dari hal-hal yang diharamkan Allah, kedua : mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah, ketiga : mata yang darinya keluar sesuatu (menangis) walau (air mata yang keluar) hanya sekecil kepala seekor lalat karena takut pada Allah” 
📙(HR.Ashbahani).

➖ Dari Ibnu Mas’ud , Nabi bersabda, “Setiap mukmin yang meneteskan air mata karena takut kepada Allah walau hanya sekecil kepala seekor lalat, lalu air matanya itu membasahi pipinya niscaya Allah haramkan neraka untuk menyentuhnya.” 
📙(HR.Ibnu Majah, al-Baihaqi).

➖ Dari al-Abbas Bin Abdul Muthallib , Nabi bersabda, “Dua jenis mata yang tidak tersentuh api neraka, (pertama) mata yang menangis (ditengah kesendirian) dimalam hari karena takut pada Allah , dan (kedua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah.” 
📙(HR. At-Thabrani).

➖ Dari Uqbah bin Amir , dia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah bagaimana caranya agar selamat? Rasulullah bersabda: ‘Kendalikan lisanmu, hendaknya rumahmu membuatmu merasa nyaman (untuk beribadah), dan menangislah karena dosa-dosamu.” 
📙(HR: At-Tirmidzi).

➖ Dari Zaid Bin Arqom , dia berkata, “Seseorang bertanya kepada Rasulullah , “Ya Rasulullah dengan apa aku membentengi diri dari api neraka? Rasulullah menjawab, “Dengan air matamu, karena mata yang menangis karena takut pada Allah niscaya neraka tidak akan menyentuhnya selama-lamanya” 
📙( HR. Ibnu Abi Dunya dan Ashbahany ).

➖ Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda, “Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa itu mematikan hati.” 
📙(HR: Al-Bukhari di Adabul Mufrad, dan Ibnu Majah dengan sanad jayyid).

Baca juga :

AIR MATA RASULULLAH :

–➖ Diriwayatkan dari Abdullah bin Syukhair dia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah yang sedang shalat, dan (aku mendengar) dari rongga dadanya ada gemuruh seperti gemuruh air mendidih dari periuk yang ada di atas tungku berapi, (disebabkan) karena tangisan beliau” 
📙(HR.Abu Daud dan at-Tirmidzi).

➖ Anas bin Malik menceritakan, suatu ketika sampai berita kepada Rasulullah tentang sahabat-sahabatnya. Rasulullah lalu berkata, “Aku ditawarkan Surga dan Neraka, namun aku tidak pernah melihat perihal kebaikan dan keburukan seperti yang kulihat hari ini. Seandainya kalian semua mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Anas melanjutkan, “Maka tiada hari paling berat yang dialami oleh para sahabat selain dari hari itu. Kepala mereka tertunduk sambil menangis.” 
📙(HR: Muslim, no.2359).

➖ Ubaid bin Umar pernah berkata kepada ‘Aisyah , “Beritahukanlah pada kami perkara yang paling menakjubkan dari yang Anda lihat pada diri Rasulullah .” Ubaid menuturkan bahwa ‘Aisyah diam sejenak lalu berkata, “Pernah pada suatu malam Rasulullah berkata, ‘Wahai ‘Aisyah! Biarkan aku beribadah kepada Rabb-ku malam ini!’ Aku berkata, ‘Demi Allah, ingin sekali aku dekat denganmu dan membuatmu gembira.’ ‘Aisyah berkata lagi, maka Rasulullah bersuci, melakukan shalat dan terus menangis hingga airmatanya membasahi janggutnya. Beliau terus menangis hingga membasahi tanah. Lalu datanglah Bilal mengumandangkan Adzan Subuh. Ketika ia melihat Rasulullah menangis, Bilal berkata, ‘Wahai Rasulullah! Apakah anda menangis, padahal Allah telah mengampuni dosamu yangh telah lalu dan yang akan datang?’ Rasulullah berkata, ‘Tidakkah aku pantas menjadi hamba yang bersyukur?! Telah diturunkan padaku satu ayat, maka celakalah orang yang membacanya tapi tidak mau memikirkannya, ‘Sesungguhnya dalam panciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.’ 
📖(Al-Imran: 190).” (Lihat Ibnu Hibban, 523 dan At-Targhib, 2/372).

➖ Dari Ibnu Mas’ud , bahwa Nabi berkata kepadanya, “Bacakanlah Al-Qur’an untukku.” Ibnu Mas’ud balik bertanya, “Wahai Rasulullah! Akankah aku membacakan Al-Qur’an untukmu, padahal padamulah Al-Qur’an diturunkan.” Rasulullah berkata lagi, “Sesungguhnya aku ingin mendengarnya dari orang lain.” Ibnu Mas’ud membacakan surat An-Nisa’ sampai ayat 41, Nabi berkata, “Cukup sampai di situ!” Ibnu Mas’ud berkata, “Aku lalu menoleh padanya. Tiba-tiba kedua matanya bersimbah airmata.” 
📙(HR:Bukhari dan Muslim).

➖ Dari Ali , “Suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah di masjid. Tiba-tiba muncul Mush’ab bin Umair . Tidak ada yang beliau pakai kecuali selimut hitam yang penuh tambalan. Ketika Nabi melihatnya, beliau menangis. Ia membandingkan ketika Mush’ab hidup berkecukupan dahulu dengan kondisinya sekarang. Lalu Rasulullah bersabda, ‘Bagaimana jika diantara kalian pada pagi hari sudah tersedia pakaian, juga di waktu petang lalu diletakkan dihadapannya hidangan lezat. Setelah itu, hidangan diangkat kembali. Lalu kalian tutupi rumah kalian seperti ka’bah yang ditutupi kain?” Para sahabat menjawab, ‘Wahai Rasulullah. Pada saat itu, kami lebih baik dari sekarang sebab bisa beribadah dengan tenang dan tidak sibuk mencari kebutuhan hidup.’ Rasulullah bersabda, ‘Tidak! Kalian saat ini lebih baik daripada saat itu.” 
📙(HR: At-Tirmidzi, 2476).

➖ Dari Abu Hurairah , ketika turun ayat (An-Najm: 59-60), para Ahli Suffah (sahabat-sahabat Nabi yang tinggal di halaman masjid karena miskin dan tidak punya keluarga-pent) menangis hingga airmata mengalir di pipi mereka. Ketika Nabi mendengar isakan meeka, Nabi menangis bersama mereka, maka kamipun ikut menangis bersama Nabi (ket: Abu Hurairah termasuk Ahli Suffah). Lalu Nabi bersabda, “Tidak akan masuk Neraka orang yang menangis karena takut dalam (melakukan) maksiat, seandainya kalian tidak melakukan dosa, niscaya Allah akan datangkan kaum yang melakukannya (dosa-pent) sehingga mereka meminta ampun, lantas Allah mengampuni mereka.” 
📙(HR: Al-Baihaqi 1/489, no. 799 dan kitab Syu’ab al-Iman).

➖ Ibnu Saad berkata, Ibrahim bin Muhammad bin Syarhabil Al-Abdari menceritakan pada kami dari ayahnya, “Mush’ab bin Umair membawa bendera di hari Uhud. Ketika tentara Muslim bertebaran di segala sisi, tinggallah Mush’ab bersama Rasulullah . Lalu datanglah Ibnu Qumai’ah yang berkuda dan menebasnya sehingga memutuskan tangan kanannya. Mush’ab lalu membaca ayat: ‘Muhammad itu tidak lain hanya seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul.” (Al-Imran: 144). Tangan kirinya mengambil bendera itu dan menggantikannya dengan tangan kanannya. Musuhpun terus mendekatinya, lalu menebas tangan kirinya hingga terputus. Tak berhenti sampai disini, dengan kedua lengannya ia memeluk erat bendera dan merapatkannya pada dadanya. Ia terus membaca ayat tersebut. Datanglah musuh yang ketiga lalu melepaskan anak panah yang menembus jantungnya. Ia pun roboh dan jatuh bersama bendera pasukan Islam tersebut. Demikianlah Mush’ab mengulang-ulang ayat tersebut. Usai peperangan, Rasulullah beserta para sahabatnya mengitari medan peperangan untuk mengenali dan mencari para syuhada yang gugur. Ketika sampai pada jasad Mush’ab, bercucuranlah air mata Rasulullah dan para sahabat. Khabbab bin Al-Art berkata, “Kami berhijrah bersama Nabi dengan mengharap ridha Allah dan balasan dari-Nya. Sementara sebagian dari kami telah wafat dan tidak menikmati dunianya. Diantara mereka adalah Mush’ab bin Umair yang gugur pada perang Uhud. Saat itu tidak ada yang dapat dijadikan kain kafan baginya selain baju yang bergaris-garis yang dikenakannya. Jika hendak menutup kepalanya, maka terlihatlah kakinya. Jika hendak menutup kakinya maka terlihatlah kepalanya. Lalu Rasulullah berkata, ‘Jadikanlah kain itu sebagai penutup kepalanya dan tutuplah kakinya dengan tumbuhan adzar (tumbuhan wangi).” Bercucuranlah airmata Rasulullah . Dengan hati sedih, beliau memandangi baju yang dikenakan oleh Mush’ab sebagai kafannya seraya bersabda, ‘Aku telah melihatmu di Makkah dengan segala keindahan pakaian yang engkau kenakan. Tidak ada yang menandingi penampilanmu. Tapi pada hari ini rambutmu tidak teratur dan berkafankan burdah.” 
📚(Al-Ishabah no. 6/98).


AIR MATA SALAFUS SHALIH

➖ Dari Salim bin ‘Ubaid berkata, “Rasulullah pernah mengalami pingsan dalam sakitnya. Setelah beliau sadar, beliau bertanya, ‘Sudah tibakah waktu shalat?’ Orang-orang menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan! Perintahkan Abu Bakar agar mengimami orang-orang untuk shalat!” Salim berkata, “Kemudian beliau pingsan, kemudian sadar. Beliau bertanya, ‘Sudah tibakah waktu shalat?’ Orang-orang menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan! Perintahkan pula Abu Bakar agar mengimami orang-orang untuk shalat!” Aisyah pun berkata, ‘Sesungguhnya ayahku seorang pria yang asiif (yaitu mudah bersedih), apabila ia menempati kedudukan itu (yaitu sebagai imam-pent), ia pasti menangis, sehingga tidak bisa (meneruskan shalatnya karena banyak menangis-pent). Bagaimana andaikata anda menyuruh orang lain?” Salim berkata, “Kemudian beliau pingsan, kemudian sadar. Beliau bertanya, ‘Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan! Perintahkan pula Abu Bakar agar mengimami orang-orang untuk shalat! Sesungguhnya kalian seperti perempuan-perempuan sahabat Yusuf!” 
📙(HR: Ibnu Majah, An-Nasa’i dan Ath-Thabrani dengan sanad yang shahih).

➖ Dari Ibnu Abbas , bahwa Umar bin Khaththab menceritakan, “Aku mendatangi Rasulullah . Ketika itu ia sedang berada diatas tikar. Akupun duduk dan ternyata beliau hanya memakai kain, tanpa yang lainnya. Ternyata tikar tersebut membekas di punggungnya. Lalu aku melihat segenggam gandum, tumbuhan yang telah disamak (kiriz) di sudut kamar, juga kulit binatang yang tergantung. Akupun meneteskan airmata. Lalu Rasulullah bertanya, ‘Apa yang membuatmu menangis wahai Ibnu Al-Khaththab?” Umar menjawab, ‘Wahai Rasulullah! Bagaimana aku tidak menangis?! Tikar ini telah membekas di punggungmu. Dan lemarimu tidak ada sesuatu apapun didalamnya selain yang aku lihat. Lalu disana para raja dan kaisar bermewah-mewahan dengan buah-buahan dan sungai-sungai. Padahal engkau adalah seorang Nabi utusan Allah dan hamba terbaiknya, tapi hanya ini yang engkau punya?’ Nabi menjawab, ‘Wahai Ibnul Khaththab apakah engkau tidak rela jika kami mendapatkan akhirat sedang mereka mendapatkan dunia?!” 
📙(HR: Ahmad 1/301, dengan sanad shahih).

➖ Dari Anas , Rasulullah berkata kepada Ubay bin Ka’ab, “Sesungguhnya Allah menyuruhku membacakan untuk kalian semua surat Al-Bayyinah.” Lalu Ubay berkata, “Apakah Allah menyebut namaku padamu?” Nabi berkata, “Ya.” Dan Ka’ab pun menangis.” 
📙(HR: Bukhari no. 3809, 4959).

➖ Diriwayatkan bahwa ketika penduduk Yaman datang berkunjung (ke Madinah-pent) pada masa pemerintahan Abu Bakar dan mendengar bacaan Al-Qur’an, seketika mereka menangis. Abu Bakar berkata, “Seperti itulah kami dahulu. Lalu kemudian hati-hati manusia ini menjadi keras.” 
📚(Lihat Kanz Al-Ummal, 2/203).

➖ Anas bin Malik berkata, adalah Rasulullah sedang berkhutbah disamping sebongkah kayu, beliau menyandarkan pada kayu itu. Tatkala jumlah orang mulai banyak, Rasulullah bersabda, buatlah mimbar untukku, mimbar itu mempunyai dua anak tangga.’ Ketika Rasulullah berdiri diatas mimbar untuk berkhutbah, kayu itu merintih rindu kepada Rasulullah.” Anas melanjutkan, “Saya berada di masjid, sedang kayu itu bersuara layaknya suara anak kecil.” Kayu itu terus saja bersuara hingga Rasulullah turun lalu mendekapnya, kemudian kayu itu diam. Mubarak bin Fadhalah berkata berkata, “Apabila Hasan meriwayatkan hadits ini, dia menangis, kemudian berkata, ‘Wahai hamba-hamba Allah, kayu itu merintih karena rindu kepada Rasulullah karena kedudukan beliau disisi Allah, padahal kalian lebih berhak untuk rindu bertemu dengan beliau.” 
📙(HR: Ahmad dan lainnya. Riwayat asal di dalam Ash-Shahihain).

➖ Anas bin Malik berkata, “Abu Bakar berkata kepada Umar setelah wafatnya Rasulullah, ‘Mari kita pergi mengunjungi Ummu Aiman sebagaimana dahulu Rasulullah mengunjunginya.’ Setelah kami bertemu Ummu Aiman, dia menangis. Abu Bakar dan Umar berkata kepadanya, ‘Apa yang membuatmu menangis? Tidakkah kamu mengetahui apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah?’ Ummu Aiman menjawab, ‘Saya menangis bukan karena tidak mengetahui bahwa apa yang ada disisi Allah adalah lebih baik bagi Rasulullah, tetapi saya menangis karena wahyu telah terputus dari langit.’ Ucapannya itu mendorong Abu Bakar dan Umar menangis, hingga mereka menangis bersama-sama Ummu Aiman.” 
📙(HR: Muslim).

➖ Demikian juga Abu Bakar As-Shiddîq , beliau sangat mudah tersentuh dengan bacaan Al-Qur’an dan selalu menangis tatkala melantunkan bacaan al-Qur’an. Juga Umar bin Khattab apabila menjadi imam shalat Isya dan Subuh, beliau sering membaca surat Yusuf, dan setiap kali membaca surat ini maka beliau menangis dan suara tangisannya terdengar hingga shaf yang paling belakang. Abdullah bin Isa berkata, “Terdapat di wajah Umar bin Khaththab dua garis hitam bekas tangisan (karena sangat banyaknya menangis-pent).”

➖ Qatadah berkata, “Ala bin Ziyad adalah orang yang banyak menangis hingga matanya menjadi rabun, kalau dia ingin berbicara atau membaca, kedua matanya mulai menitikkan airnya.”


MENYEMBUNYIKAN TANGISAN

Dengan menyembunyikan tangisan akan dapat membebaskan seseorang dari Riya’ yang akhirnya dapat menghapus semua amalannya, dan juga dapat menjaga diri dari sifat ujub (membanggakan diri) yang menyeret pelakunya pada sifat sombong. Paling utama dan tiada yang dapat menandinginya adalah keselamatan agama seseorang (dari segala sesuatu yang menghancurkannya).

➖ A’masyi berkata, “Hudzaifah menangis dalam shalatnya, ketika selesai dia menoleh ke belakang, ternyata ada seseorang dibelakangnya, dia berkata, ‘Jangan kau ceritakan kejadian ini kepada siapapun.”

➖ Dari Bastham bin Huraits berkata, “Ayyub (Ayyub bin Abi Tamimah Al-Sikhtiyani-pent) pernah merasa terenyuh dan airmatanya mulai mengalir. Namun dia berusaha menyembunyikannya dari para sahabatnya dengan memegang hidungnya seakan sedang pilek (dalam riwayat lain, sambil dia berkata, ‘Alangkah beratnya pilek ini’). Jika dia tidak sanggup menahan isak tangisnya, dia pun berdiri.”

➖ Dari Al-Qasim bin Muhammad, dia berkata, “Kami mengadakan perjalanan jauh bersama Ibnul Mubarak. Acapkali aku berkata didalam hati, ‘Karena apa orang ini lebih utama dari kami (yaitu Ibnul Mubarak-pent), hingga dia terkenal sedemikian rupa di tengah manusia? Kalaupun karena shalatnya, toh shalatnya juga sama dengan kami. Kalaupun dia berpuasa, kami juga berpuasa yang sama. Kalaupun berperang, kami juga berperang. Kalaupun karena haji, kamipun menunaikan haji seperti dirinya.’ Suatu malam ketika kami sedang makan malam di sebuah rumah di Syam, tiba-tiba lampu padam. Maka sebagian diantara kami bangkit dan mengambil lampu, lalu keluar untuk menyalakan lagi. Tak seberapa lama kemudian dia kembali dengan lampu itu. Aku melihat ke wajah Ibnul Mubarak dan jenggotnya, yang ternyata sudah basah karena airmata. Aku berkata dalam hati, ‘Karena ketakutan seperti itulah dia lebih utama daripada kami. Boleh jadi ketika lampu padam hingga suasana menjadi gelap, maka diapun mengingat hari kiamat.” Al-Mawarzy berkata, “Aku mendengar Abu Abdullah, Ahmad bin Hanbal berkata, ‘Allah tidak meninggikan Ibnul Mubarak melainkan karena rahasia yang dia simpan.” 
📚(Shifatush Shafwah, 4/27).

➖ Dari Rabi’ bin Shabih, ketika Hasan sedang memberikan nasehat, ada seseorang yang menangis. Hasan berkata, “Sungguh Allah akan menanyakanmu di hari Kiamat kelak, apa yang kau inginkan dari perbuatanmu itu?”

➖ Hasan bin Rabi’ berkata, “Bila Ibnu Mubarak merasa tersentuh hatinya dan tidak mau jika hal itu diketahui orang lain, dia langsung berdiri atau mengalihkan pembicaraan.”

➖ Ma’mar berkata, “Ada seseorang yang menangis disamping Hasan, diapun berkata, ‘Pernah ada orang yang bila dia menangis maka teman sebelahnya tidak mengetahui hal itu.”

➖ Muhammad bin Wasi’ berkata, “Aku telah bergaul dengan bermacam manusia. Diantara mereka ada yang tidur bersama istrinya diatas satu bantal, bantal itu pun basah karena tangisannya, namun sang istri tak menyadari hal itu. Banyak juga yang shalat berjamaah lalu airmatanya mengalir di pipinya sedang orang yang disebelahnya tidak mengetahui.”

Menurut penulis (Syaikh Shalih bin Shuwailih Al-Hasawi-pent), kisah-kisah seperti ini-mungkin-yang dimaksud adalah dirinya sendiri. Begitu pula orang yang diceritakannya, padahal sebenarnya adalah dirinya sendiri. Mereka menceritakannya kepada orang lain dengan cara mengaburkan jati diri mereka, atau mereka hanya melihat tanda-tanda bekas tangisan sekalipun tidak menyaksikan langsung dia yang menangis. Maka dari itu, sangat dianjurkan bagi seseorang untuk menyembunyikan tangisan sesuai kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, seseorang berbaik sangka bila mengetahui orang lain yang tengah menangis. Makhul berkata, “Saya menyaksikan ada seseorang yang sedang mendirikan shalat, setiap kali ruku’ dan sujud dia menangis. Saya menuduhnya sebagai orang yang melakukan Riya’ dengan shalatnya itu, setelah itu saya tidak dapat menangis selama satu tahun.” 
📚(Al-Khasyyah wal Buka” oleh Shalih bin Shuwailih Al-Hasawi).


Baca juga :

Senin, 08 Juni 2020

ISTIGFAR DAN TAUBAT ADALAH OBAT TERHALANGNYA REZEKI KARENA BANYAK DOSA

  • ۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" ISTIGFAR DAN TAUBAT ADALAH OBAT TERHALANGNYA REZEKI KARENA BANYAK DOSA "
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🌾Rezeki merupakan kelengkapan yang pasti dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wata'ala kepada mahluk hidup di dunia, khususnya manusia. 
Sebagaimana ajal, keberadaan rezeki manusia telah dijamin oleh Allah, tidak ada manusia hidup di dunia tanpa dilengkapi rezeki.

🌾Lalu tahukah kamu, mengapa ada manusia yang memiliki banyak rezeki dan ada pula yang tidak. 
Itu semua ternyata dipengaruhi banyaknya dosa-dosa yang diperbuat manusia sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wassalam dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu majah dalam Sunannya jilid II halaman 489 nomor 4087 dari jalur Ali bin Hasan.

🌾Ali bin Hasan mendapatkan cerita dari Abdullah bin Isa, dari Abdullah bin Abil Ja'di dari Tsauban (budak yang dimerdekakan Rasulullah)

➖ "Tidak dapat menambah usia kecuali kebaikan. Tidak bisa menolak ketentuan takdir kecuali doa. Sesungguhnya manusia kerap terhalang dari rezeki disebabkan oleh dosa yang dilakukannya,".

🌾Menurut para ulama, rezeki bukan hanya berupa uang semata melainkan apa saja yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, meliputi makanan, ilmu pengetahuan, rumah, kendaraan, anak-anak, istri, suami, kesehatan, ketenangan dan segala sesuatu yang dirasa nikmat dan membawa manfaat bagi manusia.

🌾Untuk mengatasinya, dianjurkan agar sering-seringlah baca istighfar dan kurangi perbuatan dosa. Namun, kadang ada orang yang sering berbuat dosa tanpa tobat, tapi masih kaya, hartanya berlimpah. Sementara Muslim yang tetap ibadah hanya mendapat rezeki yang pas-pasan.

🌾Dalam menyikapi kondisi seperti ini, seorang Muslim tidak boleh iri dengan hal tersebut. Sebab nikmat seperti itu hakikatnya adalah nikmat yang semu:

🌾Dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: 
➖ “Jika kau melihat Allah memberi nikmat dunia -sesuai keinginannya- kepada seseorang atas perbuatan dosanya, maka hal itu adalah istidraj (kenikmatan semu yang berakhir musibah).

Baca juga :




JANGAN ABAIKAN OBAT INI 


1. Sering Sakit = Silahkan Puasa
2. Wajah Gelap = Qiyamul Lail (Sholat Tahajud)
3. Hati Sempit = Baca Qur'an
4. Susah Bahagia = Sholat Tepat Waktu
5. Emosi Melulu = Wudhu dan Istighfar
6. Gelisah = Banyak Doa dan Olah Raga
7. Tertekan = Baca "Lahaula walaquwwata illa
Billah"
8. Kurang Berkah Rezekinya = Lirik yg Halal aja
9. Miskin Melulu = Bersedekah
10. Bingung Cara Berbuat Baik = Share / Bagikan
tulisan ini.



Jumat, 17 Juni 2016

DO'A SEBANYAK BUIH DI LAUTAN BISA DI HAPUS DALAM HITUNGAN 1-3 MENIT


۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" DO'A SEBANYAK BUIH DI LAUTAN BISA DI HAPUS DALAM HITUNGAN 1-3 MENIT "
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🔴Bagi mereka yang masih ingin merasa adanya keimanan dan masih ingin merasakan lezatnya iman walau sedikit. Maka hati mereka sedikitnya akan peka jika melakukan maksiat atau melakukan suatu kesalahan dalam ajaran agama. Hatinya juga akan terasa sedih jika terluput dari kebaikankan walau sedikit.

🔴Maka hati akan sedih jika terluput takbir pertama shalat berjamaah di masjid, hati akan sedih tatkala mata ini sangat sulit dijaga dari pandangan yang diharamkan. Belum lagi dengan hal yang lebih besar misalnya ketiduran shalat subuh atau terjerumus dalam dosa yang lebih besar seperti berzina, korupsi dan lain-lainnya

🔴Seorang muslim yang hatinya masih hidup dan ada keimanan maka ia akan sadar dengan kesalahannya walau sedikit, hatinya akan tidak tenang dengan maksiat atau kesalahan yang ia lakukan walau sedikit, jiwanya terguncang dengan pandangan haram walau sedikit. Ia tidak seperti orang yang sudah keras bahkan mati hatinya, tidak peka terhadap maksiat dan tetap biasa saja jika melakukan kesalahan.

🔴Salah satu ciri muslim yang berjiwa hanif mencari kebenaran adalah merasa tidak tenang dengan dosa walaupun sangat sedikit. sebagaimana perkataan Sahabat,

🔸Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhuberkata,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

➖ “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di bawah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.”[1]

 

🔸Anas bin Malik radhiallahu ‘anhuberkata,

إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُوبِقَاتِ

➖ “Sesungguhnya kalian mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata kalian tipis seperti rambut, namun kami (para sahabat) yang hidup di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap dosa semacam itu seperti dosa besar yang membinasakan.”[2]

🔴Maka seorang mukmin akan berusaha menghapus dosanya walaupun sedikit dengan segera

 
🔴Penghapus dosa dalam hitungan menit

Yaitu dengan membaca lafadz ini 100x yang hanya membutuh waktu sebentar dan bisa di baca kapan saja dan di mana saja (kecuali tempat yang dilarang misalnya kamar mandi).

🔸Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

➖ “Barang siapa membaca:

 Subhanallahi Wabihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya)

 seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.”[3]

 

🔸Mengenai makna buih di lautan. Syaikh Al-Mubarakfuri rahimahullahmenjelaskan,

أي ولو كانت ذنوبه في الكثرة مثل زبد البحر الزبد محركة ما يعلو الماء وغيره من الرغوة

➖ “Walaupun sangat banyak dosanya dalam jumlah, semisal buih-buih bergerak yang berada di permukaan air, bisa juga yang lainnya misalnya jamur (plankton).”

 

🔸Tidak mesti juga membaca harus 100 x dalam satu hitungan, akan tetapi menurut pendapat terkuat bahwa 100 kali adalah akumulasi bacaan dalam sehari. Bisa jadi pagi 30, siang 30 dan malam 40.

Ath-Thayyibi rahimahullah berkata,

سواء كانت متفرقة أو مجتمعة، في مجلس أو مجالس، في أول النهار أو آخره، إلا أن الأولى جمعها في أول النهار.

➖“Sama saja apakah bacaan tersebut (subhanallah 100 kali) terpisah atau dalam satu kali bacaan, dalam satu majelis atau dalam beberapa majelis. Di awal siang atau di akhir siang. Akan tetapi yang lebih baik adalah mengumpulkannya di awal siang.”[4]

 

🔸Akan tetapi perlu diperhatikan, jangan dengan ada hadits ini, kita jadi mremahkan dosa, berpikir nanti gampang akan dihapus sebentar dengan bacaan ini.

🔘Al-Munawi rahimahullah berkata,

“فلا يظن ظان أن من أدمن الذكر وأصر على ما شاء من شهواته وانتهك دين الله وحرماته أن يلتحق بالمطهرين المقدسين ويبلغ منازل الكاملين بكلام أجراه على لسانه ليس معه تقوى ولا عمل صالح “

➖“orang yang mengandalkan terus dzikir ini akan tetapi ia terus bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah dan kehormatannya, Janganlah ia menyangka akan disamakan dengan orang yang dibersihkan dan disucikan, jangan menyangka ucapannya akan mendapat pahala dengan lisannya, padahal tidak ada ketakwaan (rasa takut) dan amal shalih pada dirinya.”[5]

 

🔴Catatan:

1️⃣. Dosa yang dihapus adalah dosa atau kesalahan pada hak Allah saja, jika berkaitan dengan hak anak adam , maka harus diselsaikan dengan yang bersangkutan, meminta maaf atau mengembalikan haknya berupa barang atau hutang.

2️⃣. Dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil, adapun dosa besar yang ia lakuka terus menerus maka ia harus bertaubat secara khusus dengan taubat nasuha dan syarat-syarat taubat nasuha.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

➖ “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” 
📖 (At Tahrim: 8)

3️⃣. Jika merasa melakukan dosa yang besar, maka ia bisa melakukan shalat taubat dua rakaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ. ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ

➖ “Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”[6]

 

4️⃣. ada dzikir setelah shalat yang juga menghapus dosa sebanyak buih di lautan, akan tetapi caranya setelah selesai shalat saja.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

➖“Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan ‘subhanallah’) di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan ‘alhamdulillah’) sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan ‘Allahu Akbar’) sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan,

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

➖[Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu], maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.”[7]

🔴Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. 

____________________________________________

[1] HR. Bukhari no. 6308.

[2] HR. Bukhari no. 6492.

[3] HR. Muslim No.4857

[4] Sumber: //fatwa.islamweb.net/fatwa/printfatwa.php?Id=47328&lang=A

[5] Faidhul Qadir 6/190

[6] HR. Tirmidzi no. 406

[7] HR. Muslim

Senin, 13 Juni 2016

MALAIKAT MAUT MENGINTAI KITA SETIAP 21 MENIT

۞﷽۞ ۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
                          WASPADALAH...!! 
SETIAP 21 MENIT MALAIKAT MAUT MENGINTAI KITA
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🍂 Sungguh tanpa kita sadari, betapa seringnya malaikat maut mengintai kita, Malaikat Pencabut Nyawa ini menatap (melihat) wajah kita, yakni sebanyak 70 kali dalam sehari-semalam (24 Jam), malaikat maut tersebut melihat kita. Saudaraku, Apabila kita merasa sadar diri, tentang hakikat tersebut, maka insyaallah kita otomatis tidak akan lupa untuk selalu mengingat kematian kita.

🍂 Akan tetapi dikarenakan malaikat maut tersebut merupakan “makhluk ghaib”, artinya kita sebagai manusia yang pada hakikatnya tidak dapat melihat kehadiran melaikat maut tersebut. 
Maka dari itu kita pun tidak menyadari bahwa setiap 21 menit kita diziarahi/ diintai-nya, Sungguh kita sama-sekali tidak menyadari apa yang telah dilakukan oleh Malaikat Maut tersebut, kita tidak menyadari apa yang telah dipantau oleh “Malaikatul-Maut”. 
Allahuakbar.. Allahuakbar.. Allah Maha Besar !

🍂 Baginda Rasulullah Shalallaahu 'alaihi wassalam Bersabda, sebagaimana yang telah di-riwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a. Sebagai berikut : 
➖ {” Bahwasanya malaikat maut itu memperhatikan wajah manusia (kita), di muka bumi ini (yakni sebanyak) 70 kali dalam sehari (sehari-semalam = 24jam). Ketika (Malaikat) Izrail datang merenungi wajah seseorang, (maka) didapati orang tersebut sedang bergelak-ketawa. Dan berkatalah (malaikat) Izrail: ‘Alangkah heran-nya aku melihat orang ini, padahal aku ini diutus oleh Allah SWT untuk mencabut nyawa-nya kapan saja, Namun (sungguh) dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa’ “}.

🍂 Saudaraku yang dicintai oleh Allah Subhanahu wata'ala , dari hadits di atas ini bisa kita kaji, sebagaimana berikut ini :

• Dalam » 1 hari = 24 Jam, dan 24 jam = 1440 menit. Jadi 1440 menit/ 70 kali (malaikat melihat kita) = 20.571 menit (dibulatkan menjadi 21 menit). 
Nah dari perhitungan tersebut berarti Sang Malaikat Maut (Malaikat pencabut nyawa) mengintai/ menziarahi kita “setiap 21 menit”. Subhanallah..!

🍂 Wahai Saudaraku yang beriman, Tidak sadarkah kita sekarang ini bahwasanya Malaikat Maut mengintai kita. 
Bayangkan… dalam waktu 21 Menit kita di intai oleh Malaikat kematian tersebut, Sungguh betapa banyak diantara kita yang sekarang ini, bergembira, bersuka-ria, tertawa, Bahkan berfoya-foya di setiap hari-harinya. 
Padahal Demi Allah… Sungguh ! 
Kain Kafan ini sedang ditenun/dipersiapkan dalam keadaan kita tidak sadarkan diri. 

🍂 Astaghfirullahal Adziim…, Ampuni Aku Ya Allah…. Ampuni Hambamu ini Yang acapkali tak sadarkan diri bermak-siat di hadapan-Mu Ya Rabb !

➖{” “Wahai Baginda Rasulullah, Siapakah orang mukmin yang paling cerdas ?” Tanya sahabat kepada Rasulullah SAW, Dan Baginda Rasulullah SAW pun menjawab : “ (mereka) Yang paling banyak mengingat mati, dan kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas”. “} 
📙(HR. Thabrani dan Ibnu Majah).





                  3 RAHASIA KEMATIAN 


1. RAHASIA WAKTU.
Kita tidak akan pernah tau,kapan kematian akan menjemput kita.

2. RAHASIA TEMPAT.
Kita tidak akan pernah tau,dimana kematian itu akan menjemput kita.

3. RAHASIA CARA.
Kita tidak akan pernah tau,dengan cara apa kematian akan merengut nyawa kita.

Allah Swt," merahasiakan" nya, agar kita senantiasa siap setiap saat.

Kematian itu adalah sesuatu yang pasti ..dan pasti akan terjadi.
Oleh karena itu .:
~ Jangan kita menunda amal ibadah.
  ~ Jangan kita menunda taubat.
  ~ Jangan menunda perbaikan diri.
  ~ Jangan main - main dengan maksiat.
   ~ Jangan menyia2kan mereka yang kita cintai.
      

Semoga diakhir hayat, kita Husnul Qhatimah. Aminn.

🍂 Semoga dengan tulisan singkat ini bermanfaat banyak bagi kita semua ! Aamiin.

Sabtu, 02 April 2016

AGAR DOSA ZINA BISA DIAMPUNI ALLAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim 
  • Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 




    Zina merupakan salah satu dosa besar yang dapat membawa seseorang kejalan yang sesat, tetapi ada beberapa amalan agar dosa zina terampuni dan bertaubat kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan.

 Apa sajakah amalan yang dapat menghapus dosa zina?  

Inilah Amalan agar Dosa Zina Terampuni
Islam telah mengajarkan kepada setiap umatnya untuk selalu menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan dosa zina seperti pacaran, karena zina merupakan perbuatan yang terlarang dan memiliki dosa yang sangat besar. Seseorang yang telah berbuat zina akan rusak seluruh kehormatannya di mata orang lain dan juga di hadapan Allah.

Di era modern ini, zina merupakan perbuatan yang telah banyak dilakukan oleh mayoritas orang karena mereka telah terpengaruh dengan budaya barat yang banyak menyesatkan manusia. 
Bahkan hal-hal yang dapat memicu terjadinya zina telah lumrah dan umum di lakukan oleh setiap orang di dunia ini seperti pacaran.

 Tidak hanya orang non-muslim saja yang telah membudayakan perilaku ini, bahkan umat muslim pun kini telah banyak terjerumus dalam perbuatan dosa ini.

Apakah dosa zina diampuni? 

Allah Maha Pengampun maka setiap hambanya diberi kesempatan untuk senantiasa bertaubat. 
Jika setiap manusia benar-benar ingin memperbaiki diri dan bertaubat, maka Allah akan mengampuni setiap dosa-dosa hamba-Nya karena Allah Maha Pengampun.
Setiap manusia berkewajiban untuk selalu bertaubat kepada Allah, taubat yang dilakukan harus benar-benar dari dalam hati dan tidak akan melakukan perbuatan dosa yang sama di lain waktu. 

Ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang ingin menghapus dosa zina yang telah dilakukannya, yaitu:

1. Taubat

Cara taubat dari zina adalah berhenti dari perbuatan zina. Taubat merupakan satu hal yang wajib dilakukan oleh setiap umat muslim yang telah berbuat dosa. 
Taubat dapat dilakukan yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam hati akan menjauhi hal-hal yang menjurus ke perbuatan zina dan akan menjauhi perbuatan zina. 
Orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh akan berhenti dari perbuatan maksiat yang telah dilakukannya dan tidak akan mengulangi perbuatan maksiat yang telah dilakukannya, bahkan dia akan menjauhi semua perbuatan dosa. 
Allah akan membukakan pintu maaf bagi orang-orang yang dengan sungguh-sungguh bertaubat kepada-Nya.

2. Menyesal

Tidak hanya berhenti dari perbuatan maksiat, seseorang yang benar-benar ingin menghapus dosanya harus memiliki penyesalan dalam hati karena telah melakukan perbuatan maksiat itu. Seseorang yang telah memiliki penyesalan dalam lubuk hati tidak akan melakukan perbuatan yang sama di lain waktu mendatang.

3. Tidak melakukan kemaksiatan lagi. 

Orang yang bersungguh-sungguh bertaubat tidak akan mengulangi perbuatan maksiat yang telah dilakukannya di masa lampau. Dia akan senantiasa membentengi diri dari perbuatan yang menjerumus kepada kemaksiatan sehingga tidak akan terjerumus dalam lubang yang sama.

Itulah tiga syarat utama agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah, tetapi jika dosa yang telah dilakukan seorang manusia berkaitan dengan hukum uhud maka orang yang telah berdosa itu wajib menerima hukumannya sesuai dengan syariat agama dan juga wajib untuk bertaubat agar dosanya diampuni. Salah satu contoh perbuatan dosa yang berkaitan dengan hukum uhud adalah zina.

Berzina adalah dosa besar, apakah dapat terampuni? 

Seseorang yang telah menikah tetapi melakukan zina, maka dia wajib menerima hukuman rajam yaitu dilempari batu hingga mati. 

Tetapi jika seseorang yang telah melakukan zina merupakan seseorang yang belum menikah maka dia wajib dihukum cambuk sebanyak 100 kali. 

Setelah menerima hukuman sesuai dengan syariat agama maka orang itu wajib bertaubat kepada Allah agar semua dosanya diampuni.
Itulah beberapa informasi seputar beberapa amalan agar dosa zina terampuni dan setiap umat muslim wajib mengetahuinya.