۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
9 AMALAN & IBADAH UTAMA DI BULAN RAMADHAN
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊
===================================
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
===================================
☪️Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia ini akan terasa begitu singkat.
Hari-harinya akan berlalu begitu cepat, meninggalkan kita penuh penyesalan
jika tidak segera tersadar untuk mengisinya dengan berbagai kebaikan. Isyarat
begitu dalam tentang hari-hari Ramadhan kita dapatkan setelah ayat perintah
kewajiban berpuasa, dimana Allah SWT berfirman:
…يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ
عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ
➖“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu...”
📖[QS. Al-Baqoroh: 183-184]
☪️Hanya beberapa hari tertentu saja, karena ia tidak akan lebih dari 29 atau
30 hari. Karenanya, tanpa mengetahui seluk beluk dan keutamaan ragam amal
dalam Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang singkat akan benar-benar berlalu
begitu saja, nyaris tanpa amal dan kenangan yang berarti.
☪️Ada banyak kiat sukses menghadapi Ramadhan, yang jika kita jalankan dengan
baik, insya Allah akan menjadikan Ramadhan kita lebih berharga, lebih terasa,
dan lebih berkah insyaAllah. Salah satu diantaranya yaitu mengoptimalkan
segala ibadah wajib dan ibadah sunnah.
☪️Bulan Ramadhan merupakan bulan kebaikan, bulan Ibadah, bulan berbuat baik,
bulan simpati, bulan kemenangan atas nafsu, bulan pembebasan dari neraka. Pada
bulan ini, terdapat banyak karunia Allah SWT yang diberikan kepada hambanya
yaitu dengan cara pahala dilipatgandakan serta segala dosa diampuni dengan
syarat menghindari segala maksiat, terutama dosa besar.
☪️Beruntunglah bagi kaum muslim yang senantiasa memanfaatkan momen ramadhan
sebagai sarana untuk memperbanyak pahala, mencari pengampunan dosa, hingga
mengharap ridho allah SWT.
Berikut ini telah kami rangkum beberapa ibadah utama bulan ramadhan yang
sangat ditekankan untuk diperhatikan:
1. PUASA RAMADHAN
Salah satu ibadah utama yang sangat ditekankan untuk diperhatikan yaitu puasa
ramadhan, mulai dari sahur hingga berbuka terdapat keutamaan-keutamaan yang
sayang untuk dilewatkan. Berikut beberapa dalil yang menggambarkan keutamaan
puasa ramadhan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
➖ “Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap
pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
📙[HR. Bukhari & Muslim]
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي
وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ
فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
➖“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan
berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan
membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan
makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan;
gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan
puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah
dari pada bau minyak kesturi.”
📙[HR. Muslim]
☪️Tidak diragukan lagi, keutamaan puasa ramadhan begitu besar, tidak hanya
derajat takwa, pengampunan dosa dan pahala yang didapatkan, bahkan dijanjikan
bertemu Tuhan dengan puasa yang telah dikerjakan. Namun, puasa di sini tidak
hanya sebatas menahan nafsu, dahaga dan lapar, diperlukan tindakan lain agar
pahala tetap terjaga. Berdasarkan sabda Nabi SAW berikut:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي
أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
➖“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka
Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya.” 📙[HR. Bukhari]
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي
بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا
يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ
إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
➖“Semua amalan bani adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu
untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dan puasa adalah perisai, jika salah
seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan
berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi
maka hendaklah ia mengatakan, ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa’.
📙[HR. Bukhari & Muslim]
☪️Selain menjalankan syarat sah puasa berupa menahan nafsu makan, minum dan
kebutuhkan biologis, dianjurkan memperbanyak amalan lain dan menghindari
segala maksiat bahkan jika ada seorang yang menghasut, dianjurkan untuk
bersabar dan berkata saya sedang berpuasa.
2. SHOLAT MALAM (TARAWIH)
☪️Sholat malam (tahajjud) adalah salah satu amaliyah yang sangat ditekankan
oleh Nabi SAW, terutama di bulan ramadhan. Bahkan, di luar bulan Ramadhan pun
ibadah ini tidak pernah dilewatkan oleh Nabi SAW.
☪️Hal ini didasari pada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA yang
berkata: “Jangan tinggalkan shalat malam, karena sesungguhnya Rasulullah SAW
tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau
shalat dengan duduk.”
📙[HR. Abu Dawud & Ahmad]
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا
خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ
سُجَّدًا وَقِيَامًا
➖“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam
hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.”
📖 [QS. Al-Furqan: 63-64]
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ
وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
➖“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?”
📖[QS. Al-Zumar: 9]
☪️Salah satu keutamaan sholat malam di bulan Ramadhan yaitu itu mendapatkan
pengampunan dosa-dosa yang telah dikerjakan di masa lalu. Berdasarkan hadis
Nabi SAW yang berbunyi:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
➖“Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan
dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” 📙[HR. Bukhari
& Muslim]
☪️Pentingnya sholat malam, tidak hanya dilakukan oleh diri pribadi. Bahkan
bagi seorang kepala keluarga dianjurkan untuk membangunkan anak dan istrinya
untuk mengerjakan ibadah mulia ini.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا
نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
➖“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang
memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa.”
📖 [QS. Thaahaa: 132]
رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ
فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ
اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ
أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ
➖“Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat
dan ia pun membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri
tidak mau bangun ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang
isteri yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan
suaminya. Bila si suami enggan untuk bangun ia pun memercikkan air ke
wajahnya.”
📙[HR. Abu Dawud, an-Nasa-i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, & Ibnu Hibban]
مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ
جَمِيْعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ
➖“Barangsiapa yang bangun di waktu malam dan ia pun membangunkan isterinya
lalu mereka shalat bersama dua raka’at, maka keduanya akan dicatat termasuk
kaum laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah.”
📙[HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, & al-Hakim]
3. SHADAQAH RAMADHAN
☪️Shadaqah maupun berbagi di bulan ramadhan adalah salah satu amaliyah yang
sangat ditekankan bagi seorang muslim yang mampu melakukannya. Bahkan Nabi
termasuk dari orang yang paling dermawan saat bulan Ramadhan. Berdasarkan
hadis dari Ibn Abbas RA yang berbunyi:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ،
وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ
يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ،
فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ
مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ (صحيح البخاري
➖Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi
saat ramadhan, ketika dijumpai Jibril (as), yang mengunjungi beliau setiap
malam dibulan ramadhan, dan mengajarkan beliau saw Alqur’an, maka sungguh
Rasulullah saw lebih dermawan dalam berbuat baik daripada angin yang
berhembus” 📙[HR. Bukhari]
☪️Sesungguhnya shadaqah bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan,
maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. Dan di
antara bentuk shadaqah di bulan ini adalah:
a. MEMBERI MAKAN
Allah menerangkan tentang keutamaan memberi makan orang miskin dan kurang
mampu yang membutuhkan, dan balasan yang akan didapatkan dalam firman-Nya:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا
شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
➖ “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan
dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan
(azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam
penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan
memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia
memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan
(pakaian) sutera.”
📖 [QS. Al-Nisa: 8-12]
☪️Para ulama salaf sangat memperhatikan memberi makan dan mendahulukannya atas
banyak macam ibadah, baik dengan mengeyangkan orang lapar atau memberi makan
saudara muslim yang shalih. Dan tidak disyaratkan dalam memberi makan ini
kepada orang yang fakir.
☪️Rasullullah SAW bersabda, “Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan,
sambunglah silaturahim, dan shalatlah malam di saat manusia tidur, niscaya
engkau akan masuk surga dengan selamat.”📙 [HR. Ahmad, Tirmidzi]
☪️Sebagian ulama salaf ada yang mengatakan, “Aku mengundang sepuluh sahabatku
lalu aku beri mereka makan dengan makanan yang mereka suka itu lebih aku
senangi dari pada membebaskan sepuluh budak dari keturunan Islmail.”
☪️Ada beberapa ulama yang memberi makan orang lain padahal mereka sedang
berpuasa, seperti Abdullan bin Umar, Dawud al-Tha’i, Malik bin Dinar, dan
Ahmad bin Hambal Radhiyallahu ‘Anhum. Dan adalah Ibnu Umar, tidaklah berbuka
kecuali dengan anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
☪️Ada juga sebagian ulama salaf lain yang memberi makan saudara-saudaranya
sementara ia berpuasa, tapi ia tetap membantu mereka dan melayani mereka, di
antaranya adalah al-Hasan al-Bashri dan Abdullah bin Mubarak.
☪️Abu al-Saur al-Adawi berkata: Beberapa orang dari Bani Adi shalat di masjid
ini. Tidaklah salah seorang mereka makan satu makananpun dengan sendirian.
Jika ia dapatkan orang yang makan bersamanya maka ia makan, dan jika tidak,
maka ia keluarkan makanannya ke masjid dan ia memakannya bersama orang-orang
dan mereka makan bersamanya.
b. MEMBERI HIDANGAN BERBUKA BAGI ORANG PUASA
☪️Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang memberi
berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa
dikurangi dari pahalanya sedikitpun.” [HR. Ahmad & Nasai]
☪️Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu ‘Anhu, ➖“Siapa yang memberi makan
orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya, dibebaskan dari
neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi
sedikitpun dari pahalanya.”
4. MEMBACA AL-QUR’AN
☪️Sebagaimana telah kami sebutkan pada artikel Kemuliaan Lailatul Qadar, salah
satu kekhususan bulan ramadhan dibandingkan bulan lain adalah yaitu bulan
dimana Al-Qur’an diturunkan, sehingga ada banyak keberkahan di dalamnya.
☪️Salah satu amalan yang dianjurkan untuk ditingkatkan adalah memperbanyak
membaca al-Qur’an. Selain segala amallan kebajika dilipatgandakan di bulan
ramadhan, membaca satu huruf dalam al-Qur’an akan diberikan sepuluh kebaikan,
bahkan bagi yang terbata-bata diberikan dua pahala. berdasarkan dua hadis
berikut:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
➖“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang
mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan
susah membacanya baginya dua pahala.”📙 [Hadits Muttafaq ‘Alaih]
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ آلم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ
حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
➖“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan,
dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif
lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu
huruf.”
📙(HR Tirmidzi )
5. DUDUK DI MASJID HINGGA MATAHARI TERBIT
Salah satu kebiasaan nabi dalam kehidupan sehari-hari yaitu duduk di masjid
hingga matahari terbit. Berdasarkan hadis: Rasulullah SAW, apabila shalat
Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari terbit (HR. Muslim).
Juga hadis dari Anas RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى
تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ
وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
➖“Siapa shalat Shubuh dengan berjama’ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah
hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka’at, maka baginya seperti pahala
haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.”
📙[HR. Tirmidzi]
☪️Keutamaan berdiam diri di masjid hingga matahari terbit berlaku pada semua
hari, lalu bagaimana jika dikerjakan selama bulan Ramadhan? Sudah barang tentu
pahala yang didapatkan akan dilipatgandakan. Sudah selayaknya, agar kita
mengoptimlkan salah satu keagungan ini dengan mengindari segala aktivitas
malam yang dapat melalaikan untuk bangun di subuh hari.
6. I'TIKAFAKHIR RAMADHAN
☪️Rasulullah SAW juga senantiasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari
terakhir. Bahkan ditahun wafatnya, beliau beri’tikaf hingga 20 hari [HR.
Bukhari & Muslim]. I’tikaf merupakan ibadah yang didalamnya terkumpul
bermacam-macam ketaatan; baik berupa shalat, doa, dzikir, tadarrus, dan yang
lainnya.
☪️Bagi yang tidak terbiasa mengerjakannnya akan terasa berat, namun ibadah ini
akan dimudahkan oleh Allah SWT bagi yang berkinginan kuat untuk
mengerjakannya. Maka, siapapun yang bertekad dan bersungguh-sung untuk
mengerjakannya, pasti akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
☪️Ibadah i’tikaf dianjurkan untuk dibiasakan setiap harinya di bulan ramadhan,
Namun waktu paling utama untuk mengerjakannya yaitu 10 hari terkahir di bulan
Ramadhan agar mendapati keagungan malam lailatul qadar.
☪️I’tikaf adalah aktivitas menyendiri yang disyariatkan oleh agama, karena
seorang mu’takif (orang yang beri’tikaf) mengurung diri dalam rangka
meningkatkan ketaatan kepada Allah dan melupakan sejenea dari aktivitas
duniawi yang menyibukkan (baca: panduan i’tikaf). Mu’takif mengurung diri
semata-mata untuk merenung, membersihkan diri, dan mengharap ridho Allah SWT.
7. UMRAH BULAN RAMADHAN
☪️Umrah termasuk dalam sunnah Nabi yang dianjurkan untuk dikerjakan saat bulan
Ramadhan, bahkan pahalanya setarah dengan ibadah haji. Berdasarkan hadis Nabi
yang berbunyi:
عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ
➖“Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji.” [HR. Al-Bukhari & Muslim]
dalam riwayat lain, “seperti haji bersamaku.” Sebuah kabar gembira untuk
mendapatkan pahala haji bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
☪️Meskipun ibadah umrah di bulan Ramadhan setara dengan pahala haji, namun hal
ini tidak menggugurkan kewajiban haji bagi yang mampu melakukkannya.
8. MENGHIDUPKAN LAILATUL QADAR
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
➖ “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan.”
📖[QS. Al-Qadar: 1-3]
وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
➖“Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari imandan mengharap pahala,
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
📙[HR. Bukhari & Muslim]
☪️Rasulullah SAW berusaha mencari Lailatul Qadar dan memerintahkan para
sahabatnya untuk menantinya di tiap ramadhan. Nabi juga senantiasa
membangunkan keluarganya pada malam sepuluh hari terakhir dengan harapan
mendapatkan Lailatul Qadar.
☪️Dalam Musnad Ahmad, dari Ubadah secara marfu’, “Siapa yang shalat untuk
mencari Lailatul Qadar, lalu ia mendapatkannya, maka diampuni dosa-dosa-nya
yang telah lalu dan akan datang.” (Di dalam Sunan Nasai juga terdapat riwayat
serupa, yang dikomentari oleh Al-hafidz Ibnul Hajar: isnadnya sesuai dengan
syarat Muslim)
➖. . . Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada
malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke
27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim. . .
☪️Terdapat beberapa keterangan, sebagian ulama salaf dari kalangan sahabat
tabi’in, mereka mandi dan memakai wewangian pada malam sepuluh hari terakhir
untuk mencari Lailatul Qadar yang telah Allah muliakan dan tinggikan
kedudukannya.
☪️Wahai orang-orang yang telah menyia-nyiakan umurnya untuk sesuatu yang tak
berguna, kejarlah yang luput darimu pada malam kemuliaan ini. Sesungghnya satu
amal shalih yang dikerjakan di dalamnya adalah nilainya lebih baik daripada
amal yang dikerjakan selama seribu bulan di luar yang bukan Lailatul Qadar.
Maka siapa yang diharamkan mendapatkan kebaikan di dalamnya, sungguh dia orang
yang jauhkan dari kebaikan.
☪️Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada
malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke
27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim, dari Ubai bin Ka’ab Radhiyallahu
‘Anhu, “Demi Allah, sungguh aku tahu malam keberapa itu, dia itu malam yang
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk shalat, yaitu
malam ke-27.” Dan Ubai bersumpah atas itu dengan mengatakan, “Dengan tanda dan
petunjuk yang telah dikabarkan oleh Ramadhan Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
kepada kami, matahari terbit di pagi harinya dengan tanpa sinar yang
terik/silau.”
☪️Dari ‘Aisyah, ia berkata: Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan Lailatul
Qadar, apa yang harus aku baca? Beliau menjawab, “Ucapkan:
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
➖“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemberian maaf maka
ampunilah aku.”
📙(HR. Ahmad dan al-Tirmidzi)
9. MEMPERBANYAK DZIKIR, DO'A DAN ISTIGHFAR
☪️Sesungguhnya malam dan siang merupakan waktu-waktu utama dan mulia sepanjang
bulan Ramadhan, maka pergunakanlah waktu tersebut untuk memperbanyak doa,
dzikir dan meminta ampunan. Khususnya pada waktu mustajab berdoa seperti 3
keadaaan berikut:
☪️Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang
tak ditolak.
Sepertiga malam terkahir saat Allah turun ke langit dunia dan berfirman,
“Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti
Aku ampuni dia.”
Beristighfar di waktu sahur, seperti yang Allah firmankan, “Dan di akhir-akhir
malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”
📖(QS. Al-Dzaariyat: 18)
☪️Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Seorang faqih (ahli ilmu agama)
lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu)“. 📙[HR Ibnu
Majah].
☪️Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan
ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui
aturan dan sunnah Rasulullah SAW.
☪️Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam
aturan fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Para ulama pun menjadikan bab
puasa sebagai pembahasan khusus dalam kitab fiqh. Kita perlu mengkaji ulang,
bertanya dan mempelajari apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita
ketahui. Agar kita mampu menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan
sedikitpun.
☪️Hal yang penting kita ketahui utamanya tentang apa-apa yang dibolehkan,
apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa
konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji
fiqh seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang
mulia.
MENJAGA PUASA AGAR PAHALANYA UTUH
☪️Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa
kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini,
yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa
mengurangi pahala dan hikmah puasa.
☪️Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan
menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini adalah bagian dari kemudahan
dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai
persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita diminta
menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus
diperhatikan.
☪️Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta
berbuka dengan seteguk air. Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan
untuk mengoptimalkan pahala puasa kita.
☪️Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala sikap dan tindakan yang akan
mengurangi keberkahan puasa kita, seperti : marah tiada guna, emosional,
berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal
semacam di atas, selain dilarang secara umum bagi seorang muslim, juga akan
mempengaruhi kualitas puasanya di hadapan Allah SWT.
☪️Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita : Betapa Banyak
Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali
hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak
mendapatkan apa-apa selain begadang saja (HR An-Nasai)
☪️Mari kita mengambil pelajaran dari hadits di atas, untuk kemudian meniti
hari-hari ramadhan kita dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan. Siapapun
kita tidak akan pernah rela jika hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan
mulia ini.
MENGHIAS PUASA DENGAN AMALIYAH RAMADHAN
☪️Sesungguhnya ibadah dalam bulan Ramadhan bukan hanya puasa saja. Tetapi
banyak ragam ibadah yang juga disyariatkan dalam bulan penuh berkah ini. Mari
kita menghias Ramadhan dengan ibadah-ibadah mulia tersebut, agar ramadhan
sebagai madrasah ketakwaan benarbenar hadir dalam hidup kita.
☪️Rasulullah SAW telah memberikan contoh pada kita bagaimana beliau menghias
hati-hati Ramadhannya dengan: Tadarus Tilawah, memperbanyak sedekah, sholat
tarawih, memberi hidangan berbuka, bahkan juga I’tikaf di masjid pada sepuluh
hari yang terakhir. Jika kita ingin merasakan Ramadhan yang berbeda dan begitu
bermakna, tentu menjadi penting bagi kita untuk menghias Ramadhan kita dengan
amal ibadah tersebut. Keberkahan Ramadhan akan begitu terasa paripurna dalam
hati kita.
MENJAGA KEISTIQOMAHAN IBADAH HINGGA AKHIR RAMADHAN.
☪️Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian
besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin
‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya.
☪️Sholat tarawih di masjid mulai menyusut sedikit demi sedikit seiring
berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa
dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita
menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba.
☪️Syariat kita yang indah pun seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan,
agar kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam
lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk
menutup bulan keberkahan ini.
☪️Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Ibunda Aisyah
menceritakan kepada kita: adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang
terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat
sarungnya 📙[HR Bukhori & Muslim]
☪️Jika seorang memahami maksud, hikmah dan manfaat dari apa yang dilakukan,
maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan senang hati. Maka
begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar mampu menghayati
hikmah puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani dengan penuh
kekhusyukan dan hati yang ringan.
☪️Diantara hikmah puasa antara lain adalah: Menjadi madrasah ketakwaan dalam
diri kita, sebagaimana isyarat Al-Quran ketika berbicara kewajiban puasa,
yaitu la’allakum tattaqun .. agar supaya engkau bertakwa.
☪️Hikmah puasa yang lain adalah menggugurkan dosa-dosa kita yang terdahulu,
sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat seputar keutamaan ibadah puasa
Ramadhan.
☪️Hikmah puasa berikutnya tentu saja menjadikan kemuliaan tersendiri bagi yang
menjalaninya saat hari kiamat nanti. Jangankan amal ibadahnya, bahkan bau
mulut orang yang berpuasa pun menjadi tanda kemuliaan tersendiri di akhirat
nanti. Subhanallah, Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh bau mulut orang yang
berpuasa, lebih wangi di sisi Allah SWT dari aroma kesturi 📙[HR. Bukhori].
☪️Dengan memahami hikmah puasa ramadhan yang begitu besar dan mulia bagi diri
kita, maka insya Allah membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari
Ramadhan kita.
Baca juga :