Rabu, 27 April 2016

INILAH RAHASIA KEAJAIBAN DIBALIK WAKTU SHALAT 5 WAKTU

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" INILAH RAHASIA KEAJAIBAN DIBALIK WAKTU SHALAT 5 WAKTU "

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ”† Dibalik wajibnya melaksanakan Shalat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.


๐Ÿ”† Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya.


#WAKTU_SUBUH


๐Ÿ”† Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.


#WAKTU_ZUHUR


๐Ÿ”† Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.


#WAKTU_ASHAR


๐Ÿ”† Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.


#WAKTU_MAGHRIB


๐Ÿ”† Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita.


#WAKTU_ISYA'


๐Ÿ”† Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.


๐Ÿ”† Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud).


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 


๐Ÿ”† Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam. Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya.


๐Ÿ”† Inilah hakikat mengapa Allah Subhanahu wa ta’ala yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat.

DAHSYATNYA MEMBACA SURAH AL-IKHLAS

Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 



AMALKAN SURAH AL-IKHLAS MEMBUAT MUAWIYAH SAAT MENINGGAL DIBACAKAN SHOLAWAT OLEH 70.000 MALAIKAT

======================================


Cerita ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik r. a. Disuatu pagi Rasulullah SAW berbarengan dengan sahabatnya Anas bin Malik r. a. saksikan satu keanehan. Bagaimana tidak, matahari terlihat sekian redup dan kurang bersinar seperti umumnya.

Selang beberapa saat Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril.

Lantas Rasulullah SAW kemukakan pertanyaan pada Malaikat Jibril : “Wahai Jibril, mengapa Matahari pagi ini terbit dalam keadaan redup? Walaupun sesungguhnya tak mendung? ”

“Ya Rasulullah, Matahari ini tampak redup karena demikian banyak sayap sebagian malaikat yang menghalanginya. ” jawab Malaikat Jibril.

Rasulullah SAW kemukakan pertanyaan lagi : “Wahai Jibril, berapakah jumlah Malaikat yang menghalangi matahari saat ini? ” “Ya Rasulullah, 70 ribu Malaikat. ” jawab Malaikat Jibril.

Rasulullah SAW kemukakan pertanyaan lagi : “Apa sangkanya yang menjadikan Malaikat menutupi Matahari? ”

Lantas Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah SWT sudah mengutus 70 ribu Malaikat supaya membacakan shalawat pada satu di antara umatmu. ”

“Siapakah dia, wahai Jibril? ”

ajukan pertanyaan Rasulullah SAW.

“Dialah Muawiyah…!!! ”jawab Malaikat Jibril.

Rasulullah SAW kemukakan pertanyaan lagi : “Apa yang telah ditangani oleh Muawiyah hingga saat ia wafat dapatkan kemuliaan yang sekian mengagumkan ini? ”

Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sebenarnya Muawiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surat Al‐Ikhlas di saat malam, siang, pagi, saat duduk, saat jalan, waktu berdiri, bahkan juga dalam tiap-tiap keadaan selalu membaca Surat Al‐Ikhlas. ”

Malaikat Jibril melanjutkan penuturannya : “Dari itu Allah SWT mengutus sebagian 70 ribu malaikat untuk membacakan shalawat pada umatmu yang bernama Muawiyah itu. ”

SubhanAllah..
Walhamdulillah..
Wala ilaha illallah..
Wallahu akbar. 



DAHSYATNYA SURAT AL-IKHLAS 


Rasulullah Muhammad SAW pada suatu ketika bersabda:

”Demi Allah yang jiwaku di Genggaman-Nya, sesungguhnya 


QUL HUWALLAHU AHAD itu tertulis di sayap malaikat Jibril a.s,


ALLAHHU SSOMAD itu tertulis disayap malaikat Mikail a.s,


LAMYALID WALAM YUULAD tertulis pada, sayap malaikat Izrail a.s,


WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AHAD tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s.”.


Berkata Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

Ketika saya (Rasulullah SAW) isra’ ke langit, saya melihat Arasy di atas 360,000 pilar dan jarak jauh antara satu pilar ke satu pilar yang lain ialah 300,000 tahun perjalanan. 


Pada tiap-tiap pilar itu terdapat padang pasir yang jumlahnya 12,000 dan luasnya setiap satu padang itu seluas dari timur hingga ke barat.

Pada setiap padang itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surat Al-Ikhlas.


Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka:

"Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik lelaki maupun perempuan.”,


Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan surat Al-Ikhlas. 

Suatu ketika 70.000 malaikat diutus datang kepada seorang sahabat di Madinah yang meninggal.

Kedatangan para malaikat itu hingga meredupkan cahaya matahari. 

70.000 malaikat itu diutus hanya karena almarhum sering membaca surat ini.

Anas bin Malik yang saat itu bersama Nabi Muhammad SAW di Tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasanya dan malaikat Jibril datang kepada Nabi untuk memberitakan kejadian yang sedang terjadi di Madinah.


Rasulullah S.A.W bersabda:

Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka tubuhnya tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. (HR Qurthuby).


Wallahu a'lam bish showaab..

Selasa, 26 April 2016

ADZAN TERAKHIRNYA TIDAK SELESAI, BILAL TAK KUASA MENAHAN TANGIS KARENA TERINGAT ROSULULLAH

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
ADZAN TERAKHIRNYA TIDAK SELESAI, BILAL TAK KUASA MENAHAN TANGIS KARENA TERINGAT ROSULULLAH
 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊




ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

#BILAL_BIN_RABBAH_AL_HABASYI

     ๐Ÿ•Œ Sejak Rasulullah wafat, Bilal meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak lagi melantukan Adzan di puncak Masjid Nabawi di Madinah. Bahkan permintaan Khalifah Abu Bakar ketika itu, yang kembali memintanya untuk menjadi muadzin tidak bisa Ia penuhi.

๐Ÿ•Œ Dengan kesedihan yang mendalam Bilal berkata : 
➖“Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”

๐Ÿ•Œ Khalifah Abu Bakar pun bisa memahami kesedihan Bilal dan tak lagi memintanya untuk kembali menjadi muadzin di Masjid Nabawi, melantunkan Adzan panggilan umat muslim untuk menunaikan shalat fardhu.

KISAH BILAL DAN ADZAN TERAKHIRNYA 

๐Ÿ•Œ Kesedihan Bilal akibat wafatnya Rasulullah tidak bisa hilang dari dalam hatinya. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan Madinah, bergabung dengan pasukan Fath Islamy hijrah ke negeri Syam. Bilal kemudian tinggal di Kota Homs, Syria.

๐Ÿ•Œ Sekian lamanya Bilal tak berkunjung ke Madinah, hingga pada suatu malam, Rasulullah Muhammad SAW hadir dalam mimpinya. Dengan suara lembutnya Rasulullah menegur Bilal : 
➖“Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?“

๐Ÿ•Œ Bilal pun segera terbangun dari tidurnya. Tanpa berpikir panjang, Ia mulai mempersiapkan perjalanan untuk kembali ke Madinah. Bilal berniat untuk ziarah ke makam Rasulullah setelah sekian tahun lamanya Ia meninggalkan Madinah.

๐Ÿ•Œ Setibanya di Madinah, Bilal segera menuju makam Rasulullah. Tangis kerinduannya membuncah, cintanya kepada Rasulullah begitu besar. Cinta yang tulus karena Allah kepada Baginda Nabi yang begitu dalam.

๐Ÿ•Œ Pada saat yang bersamaan, tampak dua pemuda mendekati Bilal. Kedua pemuda tersebut adalah Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Masih dengan berurai air mata, Bilal tua memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut.

๐Ÿ•Œ Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah, juga turut haru melihat pemandangan tersebut. Kemudian salah satu cucu Rasulullah itupun membuat sebuah permintaan kepada Bilal.

➖“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.”

๐Ÿ•Œ Umar bin Khattab juga ikut memohon kepada Bilal untuk kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, walaupun hanya satu kali saja. Bilal akhirnya mengabulkan permintaan cucu Rasulullah dan Khalifah Umar Bin Khattab.

๐Ÿ•Œ Saat tiba waktu shalat, Bilal naik ke puncak Masjid Nabawi, tempat Ia biasa kumandangkan Adzan seperti pada masa Rasulullah masih hidup. Bilal pun mulai mengumandangkan Adzan.

๐Ÿ•Œ Saat lafadz “Allahu Akbar” Ia kumandangkan, seketika itu juga seluruh Madinah terasa senyap. Segala aktifitas dan perdagangan terhenti. Semua orang sontak terkejut, suara lantunan Adzan yang dirindukan bertahun-tahun tersebut kembali terdengar dengan merdunya.

๐Ÿ•Œ Kemudian saat Bilal melafadzkan “Asyhadu an laa ilaha illallah“, penduduk Kota Madinah berhamburan dari tempat mereka tinggal, berlarian menuju Masjid Nabawi. Bahkan dikisahkan para gadis dalam pingitan pun ikut berlarian keluar rumah mendekati asal suara Adzan yang dirindukan tersebut.

๐Ÿ•Œ Puncaknya saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah“, seisi Kota Madinah pecah oleh tangis dan ratapan pilu, teringat kepada masa indah saat Rasulullah masih hidup dan menjadi imam shalat berjamaah.

๐Ÿ•Œ Tangisan Khalifah Umar bin Khattab terdengar paling keras. Bahkan Bilal yang mengumandangkan Adzan tersebut tersedu-sedu dalam tangis, lidahnya tercekat, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Bilal pun tidak sanggup meneruskan Adzannya, Ia terus terisak tak mampu lagi berteriak melanjutkan panggilan mulia tersebut.

๐Ÿ•Œ Hari itu Madinah mengenang kembali masa saat Rasulullah masih ada diantara mereka. Hari itu, Bilal melantukan adzan pertama dan terakhirnya semenjak kepergian Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkannya.

…........ 

๐Ÿ•Œ Maha Suci Allah, kisah diatas telah mengaduk-aduk cinta dan kerinduan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kisah yang mampu membuat kita meneteskan airmata tanda cinta dan rindu kepada Baginda Nabi. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat dari Rasulullah dan bisa bertemu dengan Rasul saat hari berbangkit.

TUJUH KEUTAMAAN KANDUNGAN SURAH AL-ASHR

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

TUJUH KEUTAMAAN KANDUNGAN SURAH AL-ASHR


======================================

Sebagai umat muslim, masih banyak yang jarang mengetahui isi kandungan surah Al-Ashr. Untuk itu saya akan memaparkan tujuh keutamaan surat Al-Ashr diantaranya:

1. Jaga waktu, Ajaran Islam sangat menghargai waktu. Allah Swt. Sendiri berkali-kali bersumpah dalam al-Qur’an berkaitan dengan waktu. “ Wal ‘Ashri ( demi waktu)”, Wadh-Dhuha (demi waktu dhuha)”, Wal-Lail (demi waktu malam) dll. Maka, sangat beruntunglah orang-orang yang mengisi waktunya dengan efektif, yaitu orang-orang yang mempersembahkan yang terbaik dalam rangka beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsi, “ Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru, “wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh karena sebab itu, manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak akan kembali lagi hingga hari pengadilan ( HR. Turmudzi).” Ada pepatah mengatakan waktu adalah uang. Mengingat akan pentingnya waktu maka kita dituntut untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.hadits Rosul yang artinya : Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, karena jika seandainya hari ini waktu kita sama dengan hari kemarin maka termasuk orang yang merugi. Bahkan . Rhoma Irama dengan mengutip hadits Rosul mengatakan : Ingat lima perkara sebelum lima perkara : hidup sebelum matimu, masa muda sebelum masa tuamu, Kaya sebelum miskin, sibuk sebelum senggang, sehat sebelum sakitmu.

2. Pelajari manusia, coba kita renungkan diri masing-masing. Mengapa banyak diantara manusia yang tidak bersyukur akan ciptaan-Nya. Diantaranya adalah karena mereka tidak tahu akan dirinya, siapa yang menciptakan, untuk apa diciptakan, dan kepada siapa mereka dikembalikan. Dengan mengenal diri maka kita akan mengenal Tuhannya, sesuai sabda Rosulullah Saw :
Artinya : barang siapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya. Pendidikan diri dapat dilalui dengan keterbukaan diri dan berbicara dengan diri. Sungguh Allah selalu mengetahui diskusi diri kita. Kebenaran yang sejati ada di sisi Allah, sedangkan pada manusia ada kecendrungan baik dan buruk.

3. Hindari kehancuran, setiap manusia semua menginginkan untuk jauh dari jurang kehancuran sebaliknya mereka ingin kehidupannya selamat dan bahagia dunia dan akhirat. Tetapi sedikit orang yang berusaha mencari jalan untuk jauh dari jurang kehancuran, maka rugilah mereka.

4. Dasari hidup dengan iman, Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Iman bukanlah bentuk barang yang nyata, tetapi iman adalah abstrak tidak bisa dilihat. Namun contoh riil dari buahnya iman adalah seorang yang pandai menjaga diri dari kemaksiatan dan kejelekan. Seseorang yang memiliki iman yang kuat bisa memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu hidup kita supaya selamat dunia dan akhirat harus didasari dengan iman.

5. Isilah kehidupan dengan amal yang sholeh, amal yang sholeh adalah amal atau perbuatan yang diperintahkan oleh Allah melalui Rosulnya. Adapun contoh dari amal sholeh adalah melaksanakan sholat lima waktu setiap hari, mengikuti jama’ah pengajian dimana pun berada, memberiikan sodaqah bagi orang yang membutuhkan dan lain sebagainya.

6. Tegakan kebenaran, Menegakan kebenaran tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi menegakan kebenaran perlu persiapan yang matang yakni dengan ilmu yang banyak, iman yang kuat, mental yang sehat dan lain sebagainya. Alangkah baiknya kita mampu menegakan untuk diri kita sendiri dan keluarga terlebih dahulu kemudian orang lain sesuai dengan perintah Allah SWT dala surat At-Tahrim ayat 6 :
Artinya : Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Banyak sebahagian orang yang menentang kebenaran, karena mereka tidak tahu akan dirinya yang sebenarnya. Dengan ketidak tahuan itu mereka tidak mau tahu akan kebenaran dari Allah. Semoga mereka yang menentang kebenaran diberikan hidayah oleh Allah SWT, sehingga mau mengikuti ajaran Rosulullah Saw. Amiin.

7. Hadapi kehidupan dengan sabar. Sebesar masalah datang menghalang, maka apabila dihadapi dengan hati yang sabar maka masalahpun dengan sendirinya akan teratasi. Allah akan senantiasa dengan orang-orang yang sabar:

Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. Tiada alasan bagi kita semua untuk menyia-nyiakan setiap detik kesempatan yang telah diberikan Allah.

Minggu, 24 April 2016

6 BUKTI BANGUN PAGI MEMBUKA PINTU REZEKI

۞﷽۞   

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

6 BUKTI BANGUN PAGI MEMBUKA PINTU REZEKI

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


       Mengapa bangun pagi selalu dikaitkan dengan terbukanya pintu rezeki? 

Berikut ini adalah beberapa bukti bahwa bangun pagi memang dapat membuka pintu rezeki lebih lebar lagi.


1️⃣. Antara Terbit Fajar dengan Terbit Matahari adalah Saat Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi, diceritakan bahawa ketika Rasulullah pulang dari solat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati puterinya, Fatimah, masih tidur.

Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan puterinya itu lalu berkata, ➖ ”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai kerana Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.”


2️⃣.  Doa keberkahan dari Rasulullah untuk Umatnya yang senang bangun Shubuh

➖“Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” 

๐Ÿ“™(HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Siapa yang tidak meyakini doa Rasulullah? Doa ini menunjukkan bahwa keberkahan akan didapatkan oleh orang-orang yang senang bangun Shubuh. Bagi yang merasa punya penghasilan banyak, tapi tidak pernah cukup, barangkali karena penghasilan yang diperoleh belum mengandung keberkahan! Coba praktekkan bangun lebih pagi!


3️⃣. Bangun pagi membuat mood lebih baik

Peneliti dari Roehampton University di Inggris menyimpulkan kalau bangun pagi membuat tubuh lebih sehat, mood yang baik, dan membuat orang memiliki indeks massa tubuh ideal. "Mereka yang bangun pagi cenderung lebih sehat dan lebih bahagia," ungkap peneliti Dr Joerg Huber, yang dikutip melalui Medicmagic.

Mereka yang bangun lebih pagi umumnya punya mood yang lebih ceria dan bahagia ketimbang orang-orang yang bangun terlambat. Studi ini juga dilaporkan dalam jurnal Emotion tahun 2012 di mana ternyata sistem syaraf dipengaruhi kebiasaan bangun pagi ini.

Mood yang lebih baik dan keceriaan ini tentu saja berpengaruh pada semangat kita dalam mencari rezeki di hari itu.


4️⃣. Bangun pagi lebih sehat

Analisa para ilmuwan dari Universitas Toronto Kanada pun menyimpulkan, mereka yang bangun lebih pagi secara umum memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik. Orang yang bangun lebih pagi juga merasa lebih bahagia hidupnya dibandingkan yang bangun siang karena mereka lebih mudah beradaptasi dengan jadwal aktivitas sehari-hari. Efek terhadap pendapatan rezeki? Sudah tentu lebih kencang ketimbang orang yang kondisi kesehatannya buruk dan sulit beradaptasi dengan jadwal sehari-hari.


5️⃣. Bangun pagi membuat badan lebih aktif dan berenergi

Bangun lebih pagi bukan bikin badan jadi lemas, malah justru lebih aktif dan terasa penuh energi. Apalagi jika disertai dengan senam-senam singkat atau sekedar pemanasan. Hal ini dibahas lebih dalam di Journal of Applied Psychology Sosial tahun 2009.

Tidak hanya itu, bangun pagi pun disinyalir dapat melangsingkan tubuh. Tentu saja orang yang lebih aktif dan berenergi akan lebih semangat dalam pencapaian target pekerjaan, ujungnya juga berpengaruh pada pendapatan rezeki.


6️⃣. Bangun pagi membuat tingkat depresi lebih rendah

Penelitian di Jerman pada tahun 2013 menemukan hubungan antara depresi yang lebih tinggi dengan kecenderungan tidur larut malam. Mereka yang tidur cukup dan bisa bangun lebih pagi memiliki tingkat depresi rendah.

Tingkat depresi dan stres yang lebih rendah bisa dipastikan dapat mempengaruhi kinerja kita menjadi lebih produktif.


Semoga bermanfaat.......

Sabtu, 23 April 2016

TERNYATA HANYA 90 MENIT KITA HIDUP DI DUNIA INI

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

๐Ÿ•’ TERNYATA HANYA 90 MENIT KITA HIDUP DI DUNIA INI ๐Ÿ•’

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


⏳ Mari kita lihat berdasarkan Al-Qur'an sebagai sumber

kebenaran absolut.

1 hari akhirat = 1000 tahun ..

24 jam akhirat = 1000 tahun ..

3 jam akhirat = 125 tahun ..

1,5 jam akhirat = 62,5 tahun ..

90 Menit = 1,5 jam waktu dunia


⏳ Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.


⏳ Ternyata hanya satu setengah jam saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka.

(QS. 35:15, 4:170)


⏳ Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah. 

(QS. 74:7, 52:48,39:10)


⏳ Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya. 

(QS. 12:53, 33:38)


⏳ "Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yang teramat singkat dan Allah akan mengganti dengan surga Ridha Allah. (QS.9:72, 98:8, 4:114)


⏳ Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti. 

(QS. 59:18, 42:20, 3:148, 28:77)

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (dibumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." 

(QS. 23:114)


⏳ Ya Allah,

Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat.


Aamiin ya Rabbal'alamin

7 WASIAT RASULULLAH KEPADA ABU DZAR AL-GHIFARI

Assalamualaikum warahmatulaahi wabarakaatuh 


Tujuh Wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar Al-Ghifari


Abu Dzar adalah salah satu sahabat yang disayangi Rasulullah SAW.
Penegak yang Haq dari Suku Ghifar ini memiliki sifat pemberani yang sangat dipuji Rasulullah.
Rasulullah menitipkan wasiat ini kepadanya bukan tanpa sebab.
Beliau memahami karakter Abu Dzar yang taat dan teguh dalam mematuhi segala perintah Allah dan RasulNya.
Berikut tujuh wasiat Nabi yang disampaikan dalam sebuah hadits.

Dari Abu Dzar Al- Ghifari, beliau berkata: ➖“Kekasihku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:

1️⃣. Pertama, supaya aku mencintai orang- orang miskin dan dekat dengan mereka;

2️⃣. Kedua, beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku;

3️⃣. Ketiga, beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahimku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku;

4️⃣. Keempat, aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan ‘Laa hawla wa laa quwwata illa billah’ (Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah);

5️⃣. Kelima, aku diperintahkan untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit;

6️⃣. Keenam, beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah; dan

7️⃣. Ketujuh, beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu apapun kepada manusia.” (HR Imam Ahmad At Thabrani, Ibnu Hibban, dan Al- Baihaqi. Syekh Al- Albani menyatakan hadits ini derajatnya shahih).

Sekarang Mari Kita Bahas Wasiatnya Satu per satu:

1️⃣. Kita sering melihat orang miskin dengan pandangan sebelah mata seakan mereka orang yang berderajat rendah, padahal dalam pandangan Allah, kaya-miskin sama sekali bukan ukuran derajat. Derajat di sisi Allah hanya satu, yaitu ketakwaan.
Mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka yaitu dengan membantu dan menolong mereka, bukan sekedar dekat dengan mereka. Apa yang ada pada kita, kita bagi dan kita berikan kepada mereka karena nanti kita akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam setiap urusan, dihilangkan kesusahan pada hari Kiamat dan memperoleh ganjaran yang besar.

2️⃣. Rasulullah SAW memerintahkan kita agar senantiasa melihat orang yang berada di bawah kita dalam masalah kehidupan dunia dan mata pencaharian.
Tujuannya supaya kita tetap mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Tapi kalau berbicara urusan agama, ketaatan, pendekatan diri kepada Allah SWT, kita seharusnya melihat kepada orang yang berada di atas kita, yaitu para nabi, para sahabat, para syuhada dan orang-orang saleh.
Supaya kita termotivasi untuk meneladani kesungguhan dan kegigihan mereka dalam meningkatkan kualitas ibadah terhadap Allah SWT bahkan berlomba-lomba untuk melakukannya.

3️⃣. Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari keterikatan manusia lainnya, jadi silaturahim merupakan ibadah yang amat agung mulia lagi mudah dan memberikan banyak berkah bagi yang melakukannya.
Apalagi perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi saat ini yang tidak bisa jadi alasan kita untuk menyambung tali silaturahim karena tanpa terhalang jarak dan waktu.
Sebab keutamaan silaturahim itu adalah salah satu tanda dan kewajiban iman, mendapatkan rahmat dan kebaikan dari Allah SWT dan salah stau sebab penting masuk surga dan dijauhkan dari api neraka.

4️⃣. Lafazh “Laa hawla wa laa quwwata illa billah”
(Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah)

mengingatkan kita kalau sudah semestinya kita meyakini bahwa apa yang kita lakukan semata-mata terjadi karena kehendak Allah SWT.
Tanpa-Nya, kita tidak akan pernah bisa mencapai segala apa yang kita rencanakan dan kita upayakan.
Apapun peran dan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manusia, tidak selayaknya ia merasa sombong.
Tidak seharusnya ia merasa bahwa apa yang berhasil diraihnya semata-mata adalah murni hasil kerja keras dan jerih payahnya.

5️⃣. Seringkali manusia, mungkin termasuk kita sendiri, bertemu dengan situasi di mana sulit sekali untuk menyatakan bahwa ini adalah kebenaran dan ini adalah suatu kesalahan.
Latar belakangnya bisa macam-macam: karena rasa sungkan atau rasa segan karena yang sedang kita hadapi adalah orang yang kita hormati atau jabatan atau kedudukannya berada di atas kita.
Padahal semestinya, sepahit apapun kebenaran, ia tetap harus diungkap, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun orang lain.

6️⃣. Rasulullah SAW dan Nabi-Nabi sebelumnya pernah mendapat tantangan dan rintangan saat berdakwah.
Seperti cibiran, gunjingan, hinaan, celaan sampai rintangan yang bersifat fisik dari mereka yang tidak berkenan melihat dakwah Islam berlangsung dengan baik dan lancar.
Orang-orang yang tidak takut dicela hanya karena mengutarakan suatu kebenaran dari ajaran-Nya merupakan orang yang dicintai oleh-Nya.

➖“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
๐Ÿ“–(an-Nahl [16]:25)

7️⃣. Meminta-minta adalah sikap yang sama sekali tidak diajarkan Rasulullah SAW serta para Nabi dan Rasul sebelum beliau.
Sejak belia, Nabi Muhammad SAW sudah bekerja sebagai penggembala dan beranjak dewasa bekerja sebagai pedagang.
Beliau juga sangat menghargai dan menyukai pekerjaan seseorang meskipun hanya menghasilkan upah yang sedikit daripada menengadahkan tangannya kepada orang lain. Bekerja meskipun hanya pedagang asongan, buruh bangunan atau pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menurut pandangan masyarakat kita sebagai pekerjaan yang remeh, itu adlah kebaikan yang besar dibanding mengandalkan hidupnya dari meminta-minta kepada orang lain.

Wassalamu'alaikum, semoga bermanfaat.

4 CARA ALLAH MEMBERI REZEKI KEPADA MAKHLUKNYA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" 4 CARA ALLAH MEMBERI REZEKI KEPADA MAKHLUKNYA "

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ’Berikut ini adalah beberapa cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam memberikan rezeki kepada semua makhluk-Nya menurut Al-Qur'an :


1️⃣. Tingkat Rezeki Pertama Yang Di Jamin Oleh Allah.


➖"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak di jamin oleh Allah rezekinya,"

 ๐Ÿ“–(QS. HUD : 6)


๐Ÿ’Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum, untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Hal tersebut adalah rezeki dasar yang terendah.


2️⃣. Tingkat rezeki yang kedua, yang di dapat sesuai dengan apa yang diusahakan.

➖"Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakan."

 ๐Ÿ“–(QS. An-Najm : 39)


๐Ÿ’Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya.

Jika seseorang bekerja selama 2 jam, dapatlah hasil yang 2 jam.

Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, seseorang akan mendapat lebih banyak. Tidak pandangan dia itu sekarang mukmin atau kafir.


3️⃣. Tingkat Rezeki ketiga adalah rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur.


➖"......Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih."

 ๐Ÿ“–(QS. Ibrahim : 7)


๐Ÿ’Inilah rezeki bagi orang yang di sayang oleh Allah.

Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak.

Inilah janji Allah!!! Orang yang pandai bersyukur yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tenteram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.


4️⃣. Tingkat Rezeki ke empat adalah rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertaqwa dan bertawakal pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.


➖"........Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan bagi-Nya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencelupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

 ๐Ÿ“–(QS. Ath-thalaq : 2-3)


๐Ÿ’Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka.

Mungkin pada saat seseorang berada dalam kondisi sangat,-sangat membutuhkan.


Barokallohu fikum.

Jumat, 22 April 2016

MENGAPA SYIAH SENANTIASA MEMUJA HUSEIN SAJA & TIDAK MENCINTAI ANAK-ANAK FATIMAH YANG LAINNYA...??

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" MENGAPA SYIAH SENANTIASA MEMUJA HUSEIN SAJA DAN TIDAK MENCINTAI ANAK-ANAK FATIMAH YANG LAIN...?? "
 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

#SEJARAH

๐Ÿ›‘Sebelum menjawab pertanyaan tersebut diatas mari kita lihat daftar anak kandung laki-laki Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, sebagai berikut:

1. Hasan bin Ali bin Abi Thalib
2. Husein bin Ali bin Abi Thalib
3. Muhsin bin Ali bin Abi Thalib
4. Abbas bin Ali bin Abi Thalib
5. Hilal bin Ali bin Abi Thalib
6. ‘Abdullah bin Ali bin Abi Thalib
7. Jakfar bin Ali bin Abi Thalib
8. Usman bin Ali bin Abi Thalib
9. Ubaidillah bin Ali bin Abi Thalib
10. Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib
11. Umar bin Ali bin Abi Thalib

๐Ÿ›‘Pernahkah Anda melihat bendera atau umbul-umbul Syiah yang bertulisan “Wahai Hasan…” atau ๏ปณ๏บŽ ๏บฃ๏บด๏ปฆ ?

๐Ÿ›‘Kenapa mereka hanya menyeru Husein saja? Padahal Hasan juga anak kandung Ali bin Abi Thalib, yang juga terlahir dari rahim Fatimah binti Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, (jadi) baik Hasan maupun Husein sama-sama Ahlul Bait. Pernahkah anda mempertanyakan hal ini....?

๐Ÿ›‘Tahukah Anda bahwa 12 imam syiah seluruhnya berasal dari keturunan Husein saja? Syiah hanya mensakralkan Husein saja, tidak mensakralkan Hasan, dan tidak juga mensakralkan anak-anak Ali bin Abi Thalib yang lainnya yang semuanya diredhai Allah. Jawabannya adalah: karena Husein menikahi wanita Persia Iran putri raja Yazdegerd yang bernama Shahrbanu atau yang dikenal dengan Syahzinan. Konon ketika Kekaisaran Persia ditaklukkan dan terbunuhnya Kaisar Yazdegerd maka putri-putrinya ditawan. Saat itu Umar menghadiahkan putri sang Kaisar yang bernama Syahzinan kepada Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Husein pun menikahinya. Oleh karena itulah Syiah begitu mensakralkan Husein dan para imam Syiah yang terlahir dari rahim Syahzinan berdarah Persia,
dan bukan seperti klaim mereka bahwa mereka mencintai keluarga Nabi Muhammad saw yang berasal dari Arab.

๐Ÿ›‘Hakikatnya, mereka sangat mencintai Ahlu Bait kaisar (Persia) yang menjadi moyang 12 imam yang semuanya berasal dari ibu berdarah Persia, mereka sangat fanatis dalam mencintai dan memuja kakek anak-anak Husein sang kaisar Persia, bukan sang Nabi shallallahu’alayhi wasallam yang berasal dari Arab.

๐Ÿ›‘Imam-imam yang mereka sakralkan dan mereka anggap maksum satu level dengan nabi-nabi itu hanyalah imam-imam yang berasal dari keturunan raja Persia Yazdegerd, tidak ada yg berasal dari Arab. Mereka mencintai Husein dan para imamnya karena mereka meyakini bahwa di dalam darah imam itu mengalir darah Persia keturunan kaisar. Mereka hanya mencintai Ahlul Bait kaisar raja Persia, bukan Ahlul Bait nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Demikian, Allahu a'lam

Rabu, 20 April 2016

DIALOG ALLAH DENGAN HAMBANYA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

๐Ÿ’•DIALOG ALLAH DENGAN HAMBANYA๐Ÿ’•

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


➖Allah : "Hambaku, bangunlah ! Lakukan Shalat Malam 11 Rakaat !"


➖Hamba : "Illahi, aku lelah, tidak sanggup rasanya."


➖Allah : "Hambaku, lakukan 2 rakaat saja dan 1 rakaat witir saja!"


➖Hamba : "Illahi, aku lelah dan rasanya sulit bagiku untuk bangun di tengah malam."


➖Allah : "Hambaku shalat witir saja.."


➖Hamba : "Illahi, hari ini capek sekali, apa tidak ada cara lain ?"


➖Allah : "Hambaku, Wudhulah sebelum tidur lalu menatap ke langit katakan Ya, Allah......"


➖Hamba : "Illahi, aku sudah ngantuk kalau aku bangun nanti ngantuknya hilang."


➖Allah : "hambaku, tayammum saja di tempat tidur mu dan katakan Ya, Allah....."


➖Hamba : "Illahi, udara terasa dingin sekali, aku tak sanggup mengeluarkan tanganku dari dalam selimut."


➖Allah : "Hambaku, kalau begitu sebut saja dalam hati ya Allah dan akan kami hitung itu sebagai Shalat malam."


๐Ÿ˜ด Sampai disini si hamba sudah tidak peduli karena tertidur pulas.


➖Allah : "Lihatlah wahai Malaikatku, bagaimana telah aku mudahkan semua baginya, akan tetapi dia pergi dariku dan tidur tanpa meninggalkan apapun..!


➖Bila datang waktu Subuh bangunkan dia agar dia bermunajat padaku, Karena aku merindukan suaranya."


➖Malaikat : "Ya Illahi, telah kami bangunkan dia tapi dia kembali tidur."


➖Allah : "Bisikkan di telinganya bahwa aku menantinya."


➖Malaikat : "Illahi, dia tetap tidur."


➖Allah : " katakan, sudah azan sebentar lagi matahari terbit. Bangunlah sebelum habis waktu subuh."


➖Malaikat : "Illahi, apa Engkau tidak ingin marah padanya ?"


➖Allah : "Hambaku tidak memiliki siapapun selain Aku, semoga suatu saat dia bertobat., ketika engkau Shalat aku menyimak dan memandangmu, seakan aku tidak memiliki hamba selainmu...

Namun engkau lalai seakan kau memiliki ratusan Tuhan.."


๐ŸŒ Betapa Penyayangnya Engkau Ya Roob....

๐ŸŒ Betapa Pengampunnya Engkau Ya Allah....

๐ŸŒ Betapa Agungnya Engkau Ya Ilahi....

๐ŸŒ Ampuni kami hambaMu yang lemah ini.


(Penjabaran dari QS. Al- Muzzamil ayat 1-7 )


#Sumber: Ustadz Nashir Harist LC


Astagfirullah hal'adziim....

Astagfirullah hal'adziim....

Astagfirullah hal'adziim waatubu ilaihi.

10 PINTU SYETAN MENYESATKAN KEBENARAN DAN CARA MELEPAS 3 SIMPUL IKATAN SYETAN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

10 PINTU SYETAN MENYESATKAN KEBENARAN DAN CARA MELEPAS 3 SIMPUL IKATAN SYETAN 

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


=========================================

10 PINTU SYETAN MENYESATKAN KEBENARAN


Sejak dari dahulu, nenek moyang syetan telah berjanji kepada Allah SWT bahwa hingga akhir zaman, syetan akan terus menggoda manusia. Tidak tanggung-tanggung, tujuannya adalah agar para manusia menjadi teman mereka di #neraka. 

Sebuah tujuan yang begitu visioner, bukan hanya di dunia namun hingga akhirat, selamanya.


Ada banyak #pintu_syetan untuk menggoda manusia. Benarlah pernyataan yang menyatakan bahwa syetan menggoda dari atas, bawah, kanan, dan kiri. Dari semua penjuru. 

Mencari celah atau pintu mana yang terbuka. 

Berikut ini penjelasan tentang pintu atau jalan yang digunakan syetan untuk menggoda manusia :


Pintu ke-1: Hasad dan Tamak.

Tamak yaitu rakus. Ingin memiliki banyak hal tanpa mau berbagi dengan yang lain. Bila seseorang sudah tamak terhadap sesuatu, maka ada saja yang membuatnya tidak menyadari bahwa syetan sedang menggodanya. Contohnya adalah mereka yang rebutan harta warisan.


Pintu ke-2 : Marah.

Marah dapat merusak akal. Wajar bila pada saat marah kita tidak mampu membuat keputusan yang bijak. Tidak jarang keputusan yang diambil saat marah hanya untuk memuaskan diri, tanpa memperdulikan kepentingan yang lain. Sebab itu kita perlu untuk melindungi diri dari godaan semacam ini.


Diriwayatkan dari Sulaimรขn bin Shurd Radhiyallahu anhu berkata, “Aku pernah duduk di samping Nabi saat dua orang lelaki tengah saling caci. Salah seorang dari mereka telah memerah wajahnya, dan urat lehernya tegang. Beliau bersabda, “Aku benar-benar mengetahui perkataan yang bila diucapkannya, niscaya akan lenyap apa (emosi) yang ia alami. Andai ia mengatakan: a’รปdzu billรขhi minasy syaithรขnir rajรฎm, pastilah akan lenyap emosi yang ada padanya (HR. al-Bukhรขri)


Pintu ke-3 : Berhias yang tidak perlu.

Hal ini tidak hanya meliputi perhiasan berupa emas dan sejenisnya. Namun juga menghiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada dengan tujuan yang tidak penting, misalnya untuk pamer.


Pintu ke-4 : Kekenyangan.

Kekenyangan akan menyebabkan kuatnya syahwat dan melemahnya keinginan melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan didapatkan di akhirat, sebagaimana dalam hadits:

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi)


Pintu ke-5 : Tamak pada orang lain.

Tamak kepada orang lain disini maksudnya adalah menjilat orang lain. Memuji-muji orang lain hanya agar diberikan kemudahan untuk melakukan kesalahan atau maksiat.


Pintu ke-6 : Tergesa-gesa.

Hal yang perlu diingat adalah, tergesa-gesa dan bersegera itu berbeda. Tergesa-gesa erat kaitannya dengan sifat kurang sabar.


Pintu ke-7 : Cinta harta.

Cinta kepada harta atau duniawi akan membuat kita menjadi orang yang perhitungan dan pelit. Sehingga tidak mau melakukan kebaikan melalui harta yang dimilikinya.


Pintu ke-8 : Mengajak fanatik golongan.

Bentuknya adalah mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu. Serta tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.


Pintu ke-9 : Mengajak orang awam untuk memikirkan dzat Allah SWT.

Pahal hal ini ketika dipikirkan oleh mereka yang masih fakir ilmu hanya akan membuat ragu dan akhirnya bisa berpaling.


Pintu ke-10 : Buruk sangka.

Apabila seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzdhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Padahal sebagai muslim kita diajarkan untuk tidak merasa lebih baik dari pada orang lain.


Wallahu a'lam bish showaab


Semoga kita dan anak cucu kita dapat menghindari sifat2 tersebut diatas dan dapat membentengi diri dari godaan setan, dengan jalan :


> Dengan banyak mengingat Allah (dzikir) ketika memulai setiap pekerjaan.


> Sabar, Sholat, syukur dan ikhlas dalam setiap amal perbuatan.


> Memperbanyak baca Al Quran, Dzikir kepada Allah, dan Istighfar.

Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya, setan meletakkan belalainya di atas hati manusia, jika ia banyak berdzikir kepada Allah, maka setan menarik belalainya ke atas. Namun, jika ia lupa dengan Allah maka setan melahap hatinya.” (HR.Ibnu Abi Dunya)


> Menghindari dari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal.

Allah berfirman,” ….makanlah dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan…” ( QS.Al-A’raf:31)


Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya setan bergerak dalam diri manusia pada aliran darahnya, maka sempitkanlah aliran setan dengan lapar” ( HR.Ahmad)


> Tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan.

Rasulullah bersabda,” Tergesa-gesa adalah dari setan dan berhati-hati adalah dari Allah Ta’ala.”


> Qana’ah dan ridha dengan nasib setiap makhluk yang telah ditentukan Allah.


> Meyakini bahwa semua yang ada di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal abadi.


> Selalu bertakwa dan takut akan kematian yang akan datang tiba2

"Ittaqullaha haitsumaa kunta.. (takutlah kamu kepada Allah dimanpun kamu berada)"


Dan masih banyak lagi cara membentengi diri dari godaan setan yang terkutuk.




MELEPAS 3 SIMPUL IKATAN SYETAN 


Allah subhaanahu wa ta’aala menganjurkan ummat Islam untuk bangun malam menegakkan sholat malam atau tahajjud atau qiyamul-lail. Hal ini sebagai tambahan yang akan membawa banyak manfaat bagi seorang muslim.


ูˆَู…ِู†َ ุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูَุชَู‡َุฌَّุฏْ ุจِู‡ِ ู†َุงูِู„َุฉً ู„َูƒَ ุนَุณَู‰ ุฃَู†ْ ูŠَุจْุนَุซَูƒَ ุฑَุจُّูƒَ ู…َู‚َุงู…ًุง ู…َุญْู…ُูˆุฏًุง


”Dan pada sebahagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al-Israa ayat 79)


Muslim yang sholat tahajjud dijanjikan Allah ta’aala akan diangkat derajatnya ke tempat terpuji. Oleh karenanya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidak pernah membiarkan malam berlalu tanpa bangun untuk sholat tahajjud. Bahkan dalam suatu kesempatan isteri beliau, Aisyah radhiyallahu ’anha tampak tidak tega melihat akibat lamanya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berdiri dalam sholat.


ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฅِุฐَุง ุตَู„َّู‰ ู‚َุงู…َ ุญَุชَّู‰ ุชَูَุทَّุฑَ


ุฑِุฌْู„َุงู‡ُ ู‚َุงู„َุชْ ุนَุงุฆِุดَุฉُ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَุชَุตْู†َุนُ ู‡َุฐَุง ูˆَู‚َุฏْ ุบُูِุฑَ ู„َูƒَ


ู…َุง ุชَู‚َุฏَّู…َ ู…ِู†ْ ุฐَู†ْุจِูƒَ ูˆَู…َุง ุชَุฃَุฎَّุฑَ ูَู‚َุงู„َ ูŠَุง ุนَุงุฆِุดَุฉُ ุฃَูَู„َุง ุฃَูƒُูˆู†ُ ุนَุจْุฏًุง ุดَูƒُูˆุฑًุง


Apabila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sholat beliau berdiri hingga kedua kaki beliau pecah-pecah. Maka Aisyah radhiyallahu ’anha berkata: “Ya Rasulullah, mengapa engkau berbuat demikian padahal telah diampuni segenap dosamu yang lalu dan yang akan datang.” Maka beliau bersabda: ”Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Muslim 13/442)


Tapi bagi orang yang belum terbiasa melaksanakan sholat malam ia akan merasakannya sebagai suatu ibadah yang sangat berat. Dan biasanya faktor yang paling menghambat adalah ketidakberdayaannya melawan nafsu tidurnya. Apalagi bagi mereka yang super sibuk di siang hari sampai malam hari. Mereka cenderung akan menganggap sholat tahajjud sebagai sholat sunnah yang dirasa tidak terlalu penting. Padahal walaupun ia berstatus hukum sunnah bukan wajib, tetapi faktanya menunjukkan bahwa tidak satu malampun Nabi shollallahu ’alaih wa sallam pernah meninggalkan praktek sholat tahajjud. Hal ini menggambarkan betapa besar keistimewaan sholat tahajjud.


Bahkan sahabatpun pernah ketiduran sehingga terlewat melakukan sholat malam. Dalam hal ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan bahwa orang yang tertidur sampai subuh sehingga tidak melaksanakan sholat malam berarti telinganya telah berhasil dikencingi syetan ketika sedang tidur malam.


ุนَู†ْ ุนَุจْุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ู‚َุงู„َ ุฐُูƒِุฑَ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฑَุฌُู„ٌ


ูَู‚ِูŠู„َ ู…َุง ุฒَุงู„َ ู†َุงุฆِู…ًุง ุญَุชَّู‰ ุฃَุตْุจَุญَ ู…َุง ู‚َุงู…َ ุฅِู„َู‰ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูَู‚َุงู„َ ุจَุงู„َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ูِูŠ ุฃُุฐُู†ِู‡ِ


Dari Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu, dia berkata: “Disebutkan tentang seseorang di hadapan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dengan mengatakan: ”Ia senantiasa tidur hingga subuh, ia tidak bangun untuk sholat.” Maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Syetan telah kencing di telinganya.” (HR Bukhary 4/313)


Maka, alhamdulillah kita ummat Islam memperoleh bimbingan langsung dari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bagaimana kiat mengatasi kemalasan untuk bangun sholat malam. Dan ternyata dalam hadits ini kita diajarkan perkara ghaib yang tidak mungkin bakal kita ketahui kecuali lewat informasi kenabian yang Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sendiri tentu dapatkan dari Allah ta’aala Yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib maupun nyata. Rupanya saat manusia sedang tidur malam syetan bekerja keras untuk menghalanginya dari bangun mengingat Allah ta’aala dan beribadah.


ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ ูŠَุนْู‚ِุฏُ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ุนَู„َู‰ ู‚َุงูِูŠَุฉِ ุฑَุฃْุณِ ุฃَุญَุฏِูƒُู…ْ ุฅِุฐَุง ู‡ُูˆَ ู†َุงู…َ ุซَู„َุงุซَ ุนُู‚َุฏٍ ูŠَุถْุฑِุจُ ูƒُู„َّ ุนُู‚ْุฏَุฉٍ ุนَู„َูŠْูƒَ ู„َูŠْู„ٌ ุทَูˆِูŠู„ٌ ูَุงุฑْู‚ُุฏْ ูَุฅِู†ْ ุงุณْุชَูŠْู‚َุธَ ูَุฐَูƒَุฑَ ุงู„ู„َّู‡َ ุงู†ْุญَู„َّุชْ ุนُู‚ْุฏَุฉٌ ูَุฅِู†ْ ุชَูˆَุถَّุฃَ ุงู†ْุญَู„َّุชْ ุนُู‚ْุฏَุฉٌ ูَุฅِู†ْ ุตَู„َّู‰ ุงู†ْุญَู„َّุชْ ุนُู‚ْุฏَุฉٌ ูَุฃَุตْุจَุญَ ู†َุดِูŠุทًุง ุทَูŠِّุจَ ุงู„ู†َّูْุณِ ูˆَุฅِู„َّุง ุฃَุตْุจَุญَ ุฎَุจِูŠุซَ ุงู„ู†َّูْุณِ ูƒَุณْู„َุงู†َ


“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Syetan men-stempel setiap simpul ikatan atas kalian dengan mengucapkan: Bagimu malam yang panjang maka tidurlah. Apabila ia bangun dan berdzikir kepada Allah ta’aala maka terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan. Apabila ia sholat, terbukalah satu ikatan. Maka, di pagi hari ia penuh semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk dan malas.” (HR Bukhary 4/310)


Jadi, ada tiga langkah yang harus dilakukan seorang muslim agar lebih mudah bangun di tengah malam.


Pertama, saat ia terjaga hendaknya ia langsung mengingat Allah ta’aala. Di antaranya bisa dengan mengamalkan hadist di bawah ini. Ini menjadi pelepas simpul ikatan syetan pertama.


ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฅِุฐَุง ุฃَูˆَู‰ ุฅِู„َู‰ ูِุฑَุงุดِู‡ِ ู‚َุงู„َ ุจِุงุณْู…ِูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَุญْูŠَุง


ูˆَ ุฃَู…ُูˆุชُ ูˆَุฅِุฐَุง ู‚َุงู…َ ู‚َุงู„َ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠ ุฃَุญْูŠَุงู†َุง ุจَุนْุฏَ ู…َุง ุฃَู…َุงุชَู†َุง ูˆَุฅِู„َูŠْู‡ِ ุงู„ู†ُّุดُูˆุฑُ


“Apabila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam beranjak ke tempat tidur, beliau mengucapkan: “Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan aku mati.” Jika beliau bangun beliau mengucapkan: ”Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami dan kepada-Nya kami dikembalikan.” (HR Bukhary 19/374)


Kedua, segera berwudhu. Ini menjadi pelepas simpul ikatan syetan yang kedua.


Ketiga, segera menegakkan sholat malam. Usahakan sejumlah sepuluh rakaat tahajjud dan satu rakaat witir.


InsyaAllah jika ketiga langkah di atas konsisten dikerjakan maka di pagi seseorang akan menjadi bersemangat dan segar. Siap untuk mengisi harinya dengan berbagai amal sholeh, ibadah, da’wah dan jihad.


Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga kita agar terhindar dari setiap godaan setan, agar senantiasa tetap kuat dan ta'at menjalankan segala perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA.. Aamiin..... In syaa Allah....

Allahul musta'an


Hafizhanallah wa Hadaanallahi waiyyakum ajma'iin....




Selasa, 19 April 2016

MENGENAL 313 PEJUANG TERBAIK AHLUL BADAR

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" MENGENAL 313 PEJUANG TERBAIK AHLUL BADAR "
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

===================================

๐ŸŽ Perang Badar Al-Kubra merupakan peristiwa besar bersejarah yang menentukan masa depan Islam dan kaum muslimin.

๐ŸŽ Perang Badar Al-Kubra (ุบุฒูˆุฉ ุจุฏุฑ) merupakan peristiwa besar bersejarah yang menentukan masa depan Islam dan kaum muslimin. 

๐ŸŽ Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah (13 Maret 624 Masehi) dan dikenal sebagai perang ideologi bertemunya dua kekuatan yaitu pasukan muslim dengan kafir Quraisy.

๐ŸŽ Sebanyak 313 pasukan muslim yang merupakan orang-orang terbaik mengalahkan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah 1.000 orang. 

๐ŸŽ Al-Qur'an menamakan peristiwa itu dengan Yaumul Furqan (hari pembeda) yaitu hari bertemunya 2 pasukan. 
Inilah karunia besar Allah untuk kaum muslimin. 

๐ŸŽ Dalam Kitab Ar-Rahiqul Makhtum Sirah Nabawiyah karya Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dijelaskan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam hanya membawa 313 pasukan muslim di perang Badar, perang yang terjadi di lembah bernama Badar antara Makkah dan Madinah.
 Rinciannya, 82 sahabat muhajirin, 61 orang dari suku Aus, dan 170 dari suku Khazraj.

๐ŸŽ Ahlul Badr (pejuang perang Badar) radhiallahu 'anhum adalah orang-orang paling mulia (afdhol) sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW). 

๐ŸŽ Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman:

ูƒَู…ْ ู…ِู†ْ ูِุฆَุฉٍ ู‚َู„ِูŠู„َุฉٍ ุบَู„َุจَุชْ ูِุฆَุฉً ูƒَุซِูŠุฑَุฉً ุจِุฅِุฐْู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ู…َุนَ ุงู„ุตَّุงุจِุฑِูŠู†َ

➖ "…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." 
๐Ÿ“–(QS. Al Baqarah: 249). 

๐ŸŽ Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang sesuai syarat Imam Muslim dari hadis Jabir, ditegaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ู„َู†ْ ูŠَุฏْุฎُู„َ ุงู„ู†َّุงุฑَ ุฃَุญَุฏٌ ุดَู‡ِุฏَ ุจَุฏْุฑًุง

➖"Yang ikut serta dalam Perang Badar tidak akan masuk neraka". 
๐Ÿ“–(Al-Fath, 9/46). 

๐ŸŽ Adapun sahabat Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu walaupun tidak ikut dalam pertempuran itu,Rasulullah SAW tetap memberinya bagian dari harta rampasan perang. Nabi memerintahkan Utsman di rumah untuk menjaga istrinya yang juga putri Rasulullah kala itu sedang sakit.

๐ŸŽ Berikut Nama 313 Pejuang Perang Badar:

1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah ๏ทบ.
2. Abu Bakar as-Shiddiq ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
3. Umar bin al-Khattab ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
4. Utsman bin Affan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
5. Ali bin Abu Tholib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
6. Talhah bin ‘Ubaidillah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
7. Bilal bin Rabbah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
8. Hamzah bin Abdul Muttolib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
9. Abdullah bin Jahsyi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
10. Al-Zubair bin al-Awwam ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
12. Abdur Rahman bin ‘Auf ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
13. Abdullah bin Mas’ud ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
14. Sa’ad bin Abi Waqqas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
15. Abu Kabsyah al-Faris ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
16. Anasah al-Habsyi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
19. Abu Marthad al-Ghanawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
26. Salim (maula Abu Huzaifah) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
27. Sinan bin Muhsin ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
28. ‘Ukasyah bin Muhsin ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
29. Sinan bin Abi Sinan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
30. Abu Sinan bin Muhsin ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
31. Syuja’ bin Wahab ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
32. ‘Utbah bin Wahab ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
33. Yazid bin Ruqais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
34. Muhriz bin Nadhlah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
35. Rabi’ah bin Aksam ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
36. Thaqfu bin Amir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
37. Malik bin Amir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
38. Mudlij bin Amir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
40. ‘Utbah bin Ghazwan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
45. Umair bin Abi Waqqas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
46. Al-Miqdad bin ‘Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
47. Mas’ud bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
48. Zus Syimalain Amru bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
50. Amir bin Fuhairah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
51. Suhaib bin Sinan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
52. Abu Salamah bin Abdul Asad ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
53. Syammas bin Uthman ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
55. Ammar bin Yasir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
57. Zaid bin al-Khattab ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
58. Amru bin Suraqah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
59. Abdullah bin Suraqah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
60. Sa’id bin Zaid bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
65. Amir bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
66. Amir bin al-Bukair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
67. Aqil bin al-Bukair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
68. Khalid bin al-Bukair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
69. Iyas bin al-Bukair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
70. Uthman bin Maz’un ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
71. Qudamah bin Maz’un ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
72. Abdullah bin Maz’un ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
74. Ma’mar bin al-Harith ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
75. Khunais bin Huzafah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
77. Abdullah bin Makhramah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
78. Abdullah bin Suhail bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
80. Hatib bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
81. Umair bin Auf ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
82. Sa’ad bin Khaulah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
84. Amru bin al-Harith ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
86. Safwan bin Wahab ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
88. Sa’ad bin Muaz ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
89. Amru bin Muaz ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
90. Al-Harith bin Aus ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
91. Al-Harith bin Anas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
94. ‘Ubbad bin Waqsyi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
99. Salamah bin Aslam bin Harisy ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
101. ‘Ubaid bin Tayyihan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
102. Abdullah bin Sahl ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
104. Ubaid bin Aus ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
106. Mu’attib bin ‘Ubaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
108. Mas’ud bin Sa’ad ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
109. Abu Absi Jabr bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
117. Mubasyir bin Abdul Munzir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
121. Rafi’ bin Anjadah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
123. Tha’labah bin Hatib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
130. Jubr bin ‘Atik ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
131. Malik bin Numailah al-Muzani ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
133. Abdullah bin Jubair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
134. Asim bin Qais bin Thabit ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
137. Salim bin Amir bin Thabit ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
142. Sa’ad bin Khaithamah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
145. Al-Harith bin Arfajah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
148. Abdullah bin Rawahah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
154. Abdullah bin Abbas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
155. Yazid bin al-Harith bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
161. Abdullah bin Umair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
162. Zaid bin al-Marini bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
163. Abdullah bin ‘Urfutah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
166. Aus bin Khauli bin Abdullah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
170. Amir bin Salamah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
172. Amir bin al-Bukair ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
175. ‘Ubadah bin al-Somit ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
176. Aus bin al-Somit ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
182. Amru bin Iyas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
194. Dhamrah bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
195. Ziyad bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
196. Basbas bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
202. Abdullah bin Amru bin Haram ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
207. Hubaib bin Aswad ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
208. Thabit bin al-Jiz’i ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
209. Umair bin al-Harith bin Labdah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
222. Sawad bin Razni bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
225. Abdullah bin Abdi Manaf ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
226. Jabir bin Abdullah bin Riab ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
228. An-Nu’man bin Yasar ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
233. Abbas bin Amir bin Adi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
238. Qais bin Mihshan bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
240. Jubair bin Iyas bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
245. Al-Fakih bin Bisyr ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
257. Khalifah bin Adi bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
272. Abdullah bin Qais bin Khalid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
274. Ishmah al-Asyja’i ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
291. Muhriz bin Amir bin Malik ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
292. Sawad bin Ghaziyyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
293. Abu Zaid Qais bin Sakan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
295. Sulaim bin Milhan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
296. Haram bin Milhan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
299. ‘Ishmah al-Asadi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
313. Oleh bin Syuqrat ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡
(khadam Nabi ๏ทบ )

๐ŸŽ Demikian ulasan singkat Perang Badar dan 313 nama-nama pejuang Ahlul Badar. Semoga Allah Ta'ala memberikan sebaik-baik balasan dan kedudukan terbaik untuk semua nama-nama Ahlul Badar. Mudah-mudahan kita juga mendapat bagian syafa'at para Syuhada Badar yang mulia ini.

ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ

KISAH PARA SAHABAT DI PENGHUJUNG RAMADHAN

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
"KISAH PARA SAHABAT DI PENGHUJUNG RAMADHAN" 
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

===================================

๐ŸŒ™Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menilai Ramadan dan lebaran kita dari kemeriahannya, tapi bagaimana perubahan yang terjadi pada diri umatnya; apakah semakin taat dan mendekat kepada-Nya.

๐ŸŒ™Ada sebuah ungkapan yang sangat tepat disampaikan Ibn al-Qayyim al-Jauzi, seorang ahli fiqih, tafsir, ahli hadits, penghafal Alquran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid yang hidup di abad ke-13 M. Beliau mengatakan: bukanlah berhari raya dengan pakaian baru, sesungguhnya berhari raya itu bagi orang yang ketaatan dan ketaqwaannya bertambah.

๐ŸŒ™Bagi orang-orang yang mengerti hakikat hari yang fitri, tentu dia tidak akan memilih berjejalan di toko pakaian di hari-hari terakhir Ramadan. Tetapi sebagaimana orang-orang mulia, generasi awal umat ini, mereka memanfaatkan waktu Ramadan ini dengan berbuat kebaikan, semaksimal yang mereka bisa.

๐ŸŒ™Lihatlah keteladanan Ali bin Abi Thalib ra yang disaksikan dua sahabat karibnya; Ibnu Rafi’i dan Abu Al Aswad Ad Du’ali. Kisah ini juga termaktub pada dua Kitab Sirah Ashabunnabi, karya Syekh Mahmud al-Misri dan Syiar A’lam An-Nubala’, karya Imam Adz-Dzahabi. 
Dikisahkan, usai salat Ashar, setelah seharian beliau merasa sedih, karena bulan Ramadan akan segera berakhir, Sayyidina Ali ra. kemudian pulang dari masjid.

•Sesampainya di rumah, ia disambut sang istri tercinta Sayyidah Fathimah Az-Zahra ra. dengan pertanyaan penuh perhatian, “Kenapa engkau terlihat pucat, kekasihku,” sapa Sayyidah Fatimah.

➖“Tak ada tanda-tanda keceriaan sedikitpun di wajahmu, padahal sebentar lagi kita akan menyambut hari kemenangan?,” lanjutnya.

•Ali hanya terdiam lesu, tak berapa lama kemudian ia minta pertimbangan sang istri untuk mensedekahkan semua simpanan pangannya kepada fakir miskin. 
➖“Hampir sebulan kita mendapat pendidikan dari Ramadan, bahwa lapar dan haus itu teramat pedih. Segala puji bagi Allah, yang sering memberi hari-hari kita dengan perut sering terisi,” kata Ali.

•Sore itu juga, beberapa jam sebelum takbir berkumandang, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib ra. terlihat sibuk mendorong pedatinya, yang terdiri dari tiga karung gandum dan dua karung kurma hasil dari panen kebunnya. Ia berkeliling dari pojok kota dan perkampungan untuk membagi-bagikan gandum dan kurma itu kepada fakir miskin dan yatim/piatu.

๐ŸŒ™Ibnu Rajab dalam Kitab Lathaiful Ma'arif juga menceritakan, bagaimana generasi terbaik umat ini ketika menghadapi perpisahan dengan Ramadan. Para sahabat Rasulullah SAW, mereka orang-orang yang paling antusias dalam menyempurnakan dan melakukan hal terbaik dalam beramal. Mereka juga antusias agar amalnya diterima. Mereka sangat takut amalnya ditolak dan tidak diterima. Mereka itulah sekelompok manusia yang Allah nyatakan dalam Alquran melalui firman-Nya:

➖ “Dan orang-orang yang memberikan sesuatu yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” 
๐Ÿ“– (Qs. Al-Mu’minun:60)

•Aisyah bertanya, 
➖ “Wahai Rasulullah, orang-orang yang memberikan sesuatu yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut; apakah mereka itu orang yang mencuri, berzina, minum khamr, kemudian mereka takut kepada Allah?”

•Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, 
➖ “Tidak, wahai putri Abu Bakar. Mereka adalah orang yang shalat, berpuasa, bersedekah, namun mereka takut amal mereka tidak diterima.” 
๐Ÿ“™(Hr. Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

๐ŸŒ™Perhatian sahabat terhadap diterimanya amal itu lebih besar daripada perhatian mereka terhadap amal itu sendiri.

๐ŸŒ™Diriwayatkan, bahwa Ali bin Abi Thalib mengatakan, 
 “Jadilah orang yang perhatiannya terhadap diterimanya amal lebih besar daripada perhatian kalian terhadap amal itu sendiri. Tidakkah kalian mendengar firman Allah: 
➖ "Sesungguhnya, Allah hanyalah menerima amal dari orang yang bertakwa.” 
๐Ÿ“– (Al Maidah: 27)

๐ŸŒ™Diriwayatkan dari Fadhalah bin Ubaid; beliau mengatakan, 
➖ “Andaikan saya mengetahui Allah menerima satu amalku seberat biji sawi, itu lebih baik bagiku daripada dunia seisinya, karena Allah berfirman (yang artinya), ‘Sesungguhnya, Allah hanyalah menerima amal dari orang yang bertakwa."

๐ŸŒ™Ibnu Dinar mengatakan, 
➖ “Rasa takut akan tidak diterimanya amal itu lebih berat daripada amal itu sendiri.”

๐ŸŒ™Abdul Aziz bin Abu Rawad mengatakan, 
➖ “Saya bertemu para sahabat, dan mereka adalah orang yang sangat sungguh-sungguh dalam beramal saleh. Setelah mereka selesai beramal, mereka bingung apakah amal mereka diterima ataukah tidak.”

๐ŸŒ™Mu’alla bin Fadl mengatakan, 
➖ “Dahulu, selama enam bulan sebelum datangnya bulan Ramadan, para sahabat berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadan. Kemudian, selama enam bulan sesudah Ramadan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka ketika di bulan Ramadan.”

๐ŸŒ™Sementara itu, Umar bin Abdul Aziz suatu ketika berkhotbah pada saat Idulfitri. Beliau berpesan, ➖“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian telah berpuasa karena Allah selama 30 hari dan kalian melaksanakan shalat tarawih selama 30 malam. Di hari ini, kalian keluar (di lapangan), mengharap kepada Allah agar Dia menerima amal kalian. Dahulu, ada sahabat yang kelihatan bersedih ketika Idulfitri. Suatu ketika, ada seorang sahabat yang bersedih, kemudian ditanya, ‘Ini adalah hari kebahagiaan dan kegembiraan (mengapa kamu malah bersedih)?’ Dia menjawab, "Betul, namun aku hanyalah seorang hamba, yang diperintahkan Tuhanku untuk beramal karena-Nya, dan aku tidak tahu apakah Dia menerima amalku atau tidak.”

๐ŸŒ™Disebutkan juga, bahwa suatu ketika, Wahb bin Al Ward melihat beberapa orang yang tertawa-tawa di hari raya. Kemudian, beliau berkata,
➖ “Andaikan puasa mereka diterima maka bukan seperti ini perbuatan yang selayaknya dilakukan orang yang bersyukur. Sebaliknya, andaikan puasa mereka tidak diterima maka bukan seperti ini sikap yang selayaknya dilakukan orang yang takut (amalnya tidak diterima).”

๐ŸŒ™Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa ketika malam hari raya, beliau berkata, ➖“Siapa pun yang amalnya diterima malam ini, aku akan berikan ucapan selamat kepadanya. Siapa pun yang amalnya ditolak malam ini, aku turut berbelasungkawa atasnya. Wahai orang yang diterima amalnya, aku ucapkan selamat atas kalian. Wahai orang yang ditolak amalnya, semoga Allah menutupi musibahmu.” 

Wallahu a'lam