Sabtu, 10 Oktober 2020

WAHAI SUAMI, HATI-HATI DENGAN DOSA-DOSA INI....!!

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" WAHAI SUAMI, HATI-HATI DENGAN DOSA-DOSA INI....!! "

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


☄️Islam memberikan perhatian kepada urusan keluarga dengan perhatian yang sangat besar, sebagaimana Islam juga mengatur hal-hal yang dapat menjamin keselamatan dan kebahagiaan keluarga tersebut.


☄️Namun, dalam sebuah keluarga atau rumah tangga, tak jarang kita temui fakta-fakta suami yang melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah Ta'ala dan telah melanggar hak-hak isterinya.


☄️Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni.


☄️Ada beberapa kategori dosa suami kepada istrinya yang dijelaskan dalam dalil Al-Qur'an dan hadis. Di antaranya:


1️⃣. Tidak mengajarkan ilmu agama


Sudah menjadikewajiban suami untuk memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya azab kubur dan siksa neraka sebagaimana dalam firman Allah Ta'ala berikut:


ูŠَٰุٓฃَูŠُّู‡َุง ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง۟ ู‚ُูˆุٓง۟ ุฃَู†ูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ูฑู„ู†َّุงุณُ ูˆَูฑู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„َٰุٓฆِูƒَุฉٌ ุบِู„َุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„َّุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ูฑู„ู„َّู‡َ ู…َุงٓ ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ


➖ “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan,” 

๐Ÿ“–(QS. At-Tahrim:6).


2️⃣. Tidak memiliki rasa cemburu


Dalam rumah tangga, sifat cemburusangat diperlukan sebagai bumbu- bumbu dalam cinta, namun tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dilakukan dengan berlebihan. Berikut hadis yang menjelaskan mengenai hal ini :


➖ “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” 

๐Ÿ“™ (H.R. An-Nasa’i dinilai ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah : 674).


Ad-Dayyuts(dayus) adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga/istrinya.


3️⃣. Tidak memberi nafkah


Sudah banyak contoh para suami yang tak malu menelantarkan istrinya tanpa uang nafkah atau uang belanja sama sekali, Padahal hal ini merupakan dosa yang luar biasa. Bayangkan seorang perempuan yang telah rela meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup mengabdi pada suami.


Bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan seperti binatang peliharaan yang terabaikan dengan tidak diberi nafkah lahir sebagaimana hukum suami pelit menafkahi istri . Sungguh suami telah berbuat dosa besar jika melakukan hal ini.


➖”Rasululluah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” 

๐Ÿ“™ (HR.Abu Dawud, Muslim, Ahmad, dan Thabarani).


4️⃣. Membiarkan istri bekerja untuk menafkahi


Saat ini banyak istri yang memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga dalam hal mencari nafkah. Terlebih lagi jika suami malah memilih bersantai, cuek dan membiarkan istri yang bekerja.


➖”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,“

๐Ÿ“™(HR.Ahmad, Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i).


5️⃣. Memiliki perasaan benci kepada istri


Tentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini melalui hadis berikut :


➖ “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” 

๐Ÿ“™ (HR. Muslim).


6️⃣. Enggan membantu istri dalam pekerjaan rumah. 


Tidak sedikit suami yang tidak mau membantu pekerjaan domestik rumah tangga, padahal Rasulullah sendiri telah mencontohkan untuk membantu istri dalam persoalan rumahan sekalipun.


➖“Beliau (Rasulullah) membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat,” 

๐Ÿ“™ (HR. Bukhari).


7⃣. Menyebarluaskan aib istri


Aib istri tentu juga merupakan aib suami yang harus ditutupi, bukan yang harus disebarluaskan, sebab jika demikian maka suami telah melakukan dosa terhadap istri.


➖“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya,” 

๐Ÿ“™ (H.R. Muslim).


8️⃣. Poligami tanpa mengindahkan syariat


Islam tidak melarang poligami, namun hal imi harus mengikuti syariat islam. Sebab jika dilakukan diluar syariat islam, maka hal ini merupakan dosa suami kepada istri.


Firman Allah Ta'ala :


ูˆَุฅِู†ْ ุฎِูْุชُู…ْ ุฃَู„َّุง ุชُู‚ْุณِุทُูˆุง۟ ูِู‰ ูฑู„ْูŠَุชَٰู…َู‰ٰ ูَูฑู†ูƒِุญُูˆุง۟ ู…َุง ุทَุงุจَ ู„َูƒُู… ู…ِّู†َ ูฑู„ู†ِّุณَุงุٓกِ ู…َุซْู†َู‰ٰ ูˆَุซُู„َٰุซَ ูˆَุฑُุจَٰุนَ ۖ ูَุฅِู†ْ ุฎِูْุชُู…ْ ุฃَู„َّุง ุชَุนْุฏِู„ُูˆุง۟ ูَูˆَٰุญِุฏَุฉً ุฃَูˆْ ู…َุง ู…َู„َูƒَุชْ ุฃَูŠْู…َٰู†ُูƒُู…ْ ۚ ุฐَٰู„ِูƒَ ุฃَุฏْู†َู‰ٰٓ ุฃَู„َّุง ุชَุนُูˆู„ُูˆุง۟


➖ "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya,” 

๐Ÿ“–(Q.S An-Nisa: 3).


9️⃣. Menyakiti dan berbuat buruk pada istri


Memukul, atau juga menyakiti istri secara fisik merupakan bentuk perbuatan dosa suami. Sebab perempuan tentu merupakan kaum yang harus dilindungi. Selain merupakan perbuatan dosa, memukul dan menyiksa istri secara fisik juga merupakanj perbuatan yang melanggar hukum dan dapat dikenakan hukuman.


➖“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” 

๐Ÿ“™ (H.R. Ibnu Majah).


๐Ÿ”Ÿ. Tidak setia terhadap istri


➖ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”.

๐Ÿ“– [QS An Nur: 30-31].


Wallahu'Alam

Jumat, 09 Oktober 2020

DO'A AGAR TERKABUL SEGALA KEINGINAN

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" DO'A AGAR TERKABUL SEGALA KEINGINAN "

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


๐ŸŒ€Kehidupan dengan segala problematikanya tidak cukup hanya dengan mengandalkan kekuatan pikiran. Tentunya kita perlu memohon pertolongan Allah SWT dengan doa untuk mengatasi semua masalah yang kita hadapi.

Menurut Muhammad Syafie el-Bantanie dalam buku 'Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah', doa adalah sarana untuk mengadukan segala persoalan hidup dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.


๐ŸŒ€Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 186:


ูˆَุฅِุฐَุง ุณَุฃَู„َูƒَ ุนِุจَุงุฏِู‰ ุนَู†ِّู‰ ูَุฅِู†ِّู‰ ู‚َุฑِูŠุจٌ ۖ ุฃُุฌِูŠุจُ ุฏَุนْูˆَุฉَ ูฑู„ุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงู†ِ ۖ ูَู„ْูŠَุณْุชَุฌِูŠุจُูˆุง۟ ู„ِู‰ ูˆَู„ْูŠُุคْู…ِู†ُูˆุง۟ ุจِู‰ ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุฑْุดُุฏُูˆู†َ


Arab-Latin: 

➖ Wa iลผฤ sa`alaka 'ibฤdฤซ 'annฤซ fa innฤซ qarฤซb, ujฤซbu da'watad-dฤ'i iลผฤ da'ฤni falyastajฤซbแปฅ lฤซ walyu`minแปฅ bฤซ la'allahum yarsyudแปฅn


Artinya: 

➖ "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

๐Ÿ“– (QS. Al-Baqarah ayat 186).


๐ŸŒ€Sebagaimana diriwayatkan At Turmudzy dari Usamah bin Zaid r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, 

➖ "Barangsiapa yang diperlakukan dengan baik kemudian ia berkata kepada orang yang berbuat baik; Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu,' maka ia telah cukup memujinya."


๐ŸŒ€Ada juga salah satu hadits yang menjelaskan tentang pentingnya doa. 

➖"Tiap muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah atau dijauhkan Allah daripadanya suatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang." 

๐Ÿ“™(HR. At Turmudzy).


๐ŸŒ€Dilansir dalam buku 'Buku Pegangan Doa dan Zikir Keselamatan Ratibul Haddad: Kumpulan Doa dan Zikir Keselamatan' menjelaskan bahwa surah Al-Fatihah dapat membantu agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT.


๐ŸŒ€Diriwayatkan dari Syaikh Muhyiddin al-Arabiy, bahwa barangsiapa yang memiliki kebutuhan maka hendaknya ia mau membaca surat al-Fatihah sebanyak 40 kali sehabis sholat Maghrib dan sunah Ba'diyah. Lalu berdoa apa yang kita inginkan.


๐ŸŒ€Ini doa yang bisa dibaca menurut Syaikh Muhyiddin al-Araby :


Arab-latin:

➖ Ilaahii 'ilmuka kaafin 'anis suaali ikfinii nihaqqil faatihati suaalan wa karamuka kaafin'anil maqaali akrimnii bihaqqil faatihati maqaalan wa hashshil maa fii dhamiirii.


Artinya: 

➖ "Wahai Tuhan kami, ilmu-Mu tidak membutuhkan permohonan, karena itu cukupkanlah aku dengan haq yang dimiliki surat al-Fatihah sebagai permohonan dan kemuliaan-Mu tidak membutuhkan ucapan, karena itu muliakanlah aku dengan haq yang dimiliki surat al-Fatihah sebagai sebuah ungkapan dan penuhilah apa yang ada dalam hatiku."

Kamis, 08 Oktober 2020

SYAFA’AT UNTUK ORANG YG BERPUASA DAN RAJIN MEMBACA AL-QUR'AN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

SYAFA’AT UNTUK ORANG YG BERPUASA

DAN RAJIN MEMBACA AL-QUR'AN 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


☪️ Dari Abdullah bin ‘Amr bahwa 

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:


➖ “Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan bertanya: 


➖“Wahai Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.” 


➖ Sedangkan Al-Qur’an berkata: 

“Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya.” 

Maka keduanya pun memberikan syafa’at.” 


๐Ÿ“˜(HR. Ahmad II/174 dan Hakim I/554. Dishahihkan oleh Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)


☪️ Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia mendengar 

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:


➖ “Bacalah Al-Qur’an. Sesungguhnya Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi sahabatnya.” 

๐Ÿ“˜(HR. Muslim no. 804)


☪️ Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 


➖“Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu 

Surat Al-Baqarah dan 

Surat Ali ‘Imran. 

Karena keduanya akan datang pada hari kiamat seakan-akan keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian 

Surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya.” 

๐Ÿ“˜(HR. Muslim 804)


☪️ Dari An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata : Saya mendengar

 Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


➖ “Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya.”

 ๐Ÿ“˜(HR. Muslim 805)


☪️ Masihkah anda ragu bahwa puasa dan Al Qur’an, benar-benar akan memberikan syafa’at...!??


Semoga Allah selalu memberikan hidayahNya kepada kita semua.


Aamin yaa Rabbal'alamiin

Rabu, 07 Oktober 2020

KISAH KETULUSAN SI MISKIN BERSEDEKAH KEPADA ORANG KAYA

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KISAH KETULUSAN SI MISKIN BERSEDEKAH KEPADA ORANG KAYA 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ Saudagar kaya yang lagi sakit itu menangis tersedu-sedu sesaat setelah tetangganya yang miskin menengoknya di rumah sakit dan memberinya amplop. Amplop kecil itu berisi uang Rp 20.000. H. Mahmud, demikian ia biasa dipanggil, membuka amplop itu dengan penuh rasa haru.


➖“Bagaimana bisa orang semiskin Pak Manto itu menyumbang aku. Aku tahu Rp 20.000 adalah sebesar penghasilannya per hari,” kata H. Mahmud pada dirinya sendiri. “Dia memang orang baik dan selalu tulus dalam kebaikannya kepada siapa pun. Aku bahkan tahu seandainya uang itu aku tolak, pasti Pak Manto tidak tersinggung.”


๐ŸKebaikan dan ketulusan hati Pak Manto membuat H. Mahmud tidak keberatan menerima sumbangannya. Ia tidak merasa tersinggung dengan sumbangan sekecil itu.


➖“Uang ini akan aku simpan baik-baik. Pasti di dalamnya banyak barokah karena Pak Manto mendapatkan uang ini tentu dengan cucuran keringat dan susah payah. Akan aku gunakan pada saat yang tepat.”


๐ŸTiga hari kemudian, H. Mahmud diperbolehkan pulang. Hal pertama yang dia rencanakan setelah kondisinya pulih adalah mengunjungi Pak Manto di rumahnya yang sederhana.


➖“Assalamu’alaikum!” Demikian H. Mahmud beruluk salam ketika memasuki rumah Pak Manto. Pak Manto terkaget karena tak pernah membayangkan akan dikunjungi H. Mahmud.


➖“Pak Manto, saya sangat berterima kasih atas kunjungan Pak Manto kepada saya di rumah sakit seminggu yang lalu. Alhamdulillah berkat doa Pak Manto, saya bisa segera sembuh. Saya bersilaturrahim ke sini juga dalam rangka mensyukuri kesehatan saya yang sudah pulih kembali. Tapi maaf saya tak bisa lama-lama di sini.”


๐ŸH. Mahmud segera berpamitan pada Pak Manto sambil memberikan amplop berisi Rp 2.000.000. Bagi H. Mahmud, uang sejumlah itu sebanding nilainya dengan Rp 20.000 dari Pak manto karena sama-sama sebesar penghasilan per hari mereka masing-masing. Beberapa saat kemudian, dibukanya amplop itu oleh Pak Manto dan meledaklah tangisnya.


➖“Tuhan, mengapa secepat dan sebesar ini Engkau membalas sedekahku. Bagaimana aku merasa bangga sedang aku lebih mengharapkan balasan di akhirat, yakni berjumpa dengan-Mu. Tuhan, aku tak pernah berniat bisnis dengan-Mu dalam setiap sedekahku. Berhentilah membalas sedekahku di dunia ini. Ataukah, Engkau memang tidak mencintaiku?!” Pak Manto menangis tersedu-sedu. Air matanya bercucuran. Hatinya pilu.


๐ŸSiang itu, Pak Manto bergegas menuju rumah sakit yang tak jauh dari rumahnya. Ia tahu pasti banyak pasien miskin yang tak bisa segera tinggalkan rumah sakit karena belum bisa menyelesaikan tagihannya. Diberikanlah uang dari H. Mahmud itu kepada seorang laki-laki muda yang tampak murung dan bingung karena uangnya belum cukup untuk menebus biaya istrinya yang melahirkan dengan operasi caesar.


➖"Terimalah uang ini. Ini sedekah dari seorang saudagar kaya di kota ini. Mas tidak usah bertanya siapa nama saudagar itu karena beliau belum tentu senang diketahui identitasnya," kata Pak Manto lirih.


MASYA ALLAH...

SUBHANALLAH WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAAHU ALLAHU AKBAR


Sahabat "Syiar Dan Kisah Hikmah Islami" .... 

Semoga kisah diatas bisa jadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu ikhlas dalam bersedekah.

Selasa, 06 Oktober 2020

KETIKA ABU DZAR AL-GHIFARI MEMINTA MAAF KEPADA BILAL

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KETIKA ABU DZAR AL-GHIFARI MEMINTA MAAF KEPADA BILAL 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐ŸŒธGenerasi shahabat adalah generasi terbaik umat ini. Mereka para pendahulu kita yang memperoleh kesempatan untuk hidup bersama Rasulullah SAW. Segala akhlak dan tindak-tanduk mereka pun senantiasa dalam naungan dan pengawasan Rasul. Oleh sebab itu, amatlah buruk jika ada umat Islam yang mencelanya bahkan mengkafirkan mereka para shahabat Radhiallahu ‘anhum.


๐ŸŒธNamun, sahabat tidaklah maksum sebagaimana Rasulullah. Mereka hanyalah manusia biasa yang sangat mungkin berbuat salah hingga mendapat teguran dari Rasulullah. Teguran atau sanggahan dari Rasul ini secara tidak langsung menjadi bahan teladan bagi kita semua sebagai pengikut salafus shalih. Salah satunya adalah ketika Rasulullah menegur perbuatan dari shahabat Abu Dzar Al-Ghifari. 

Inilah kisahnya…


๐ŸŒธSaat itu para shahabat berkumpul dalam satu majelis, sementara Rasulullah SAW tidak bersama mereka. Khalid bin Walid, Abdurrahman bin Auf, Bilal, dan Abu Dzar duduk di dalam majelis. Abu Dzar adalah orang yang memiliki ketajaman dan temperamen tinggi.


๐ŸŒธOrang-orang berbicara mengenai satu topik pembicaraan. 


➖Lalu Abu Dzar berbicara dan menyampaikan sebuah usulan, “Aku mengusulkan agar pasukan diperlakukan demikian dan demikian.”


➖Tiba-tiba Bilal menimpali, “Tidak, itu adalah usulan yang salah.”


➖Lantas Abu Dzar berkata, “Beraninya kamu menyalahkanku, wahai anak wanita berkulit hitam?”


➖“Lรข Ilรขha illallรขh! Bercerminlah engkau. Lihatlah siapa dirimu sebenarnya?”


➖Seketika itu Bilal berdiri dengan terkejut dan marah sejadi-jadinya sambil berkata, “Demi Allah, aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah SAW,” lalu Bilal pun pergi kepada Rasulullah SAW.


๐ŸŒธKetika Bilal sampai kepada Rasulullah SAW, dia berkata, 

➖“Wahai, Rasulullah. Maukah engkau mendengar apa yang telah dikatakan oleh Abu Dzar kepadaku?”


➖ Rasulullah saw. menjawab, “Apakah yang telah dikatakannya?”


➖ Bilal berkata, “Dia telah berkata begini dan begitu.”


๐ŸŒธSeketika itu rona muka Rasulullah SAW berubah.


๐ŸŒธLalu Abu Dzar bergegas datang dengan tergopoh-gopoh. 

➖Dia berkata, “Wahai, Rasulullah. Assalรขmu ‘alaikum wa rahmatullรขhi wa barakรขtuh.”


๐ŸŒธKetika itu Rasulullah sangat marah, hingga dikatakan, “Kami tidak tahu apakah Nabi menjawab salamnya atau tidak.”


➖ Nabi bersabda, “Wahai, Abu Dzar. Engkau telah menghinakannya dengan merendahkan ibunya. Di dalam dirimu terdapat sifat jahiliyah.” 

๐Ÿ“—(HR. Bukhari).


๐ŸŒธKalimat tersebut terdengar bagaikan petir di telinga Abu Dzar. Lantas dia menangis, dan menghampiri Rasulullah, lalu berkata, “Wahai, Rasulullah. Beristigfarlah untukku. Mintakanlah ampunan dari Allah untukku.” Kemudian dia keluar dari masjid sambil menangis.


๐ŸŒธAbu Dzar pergi dan meletakkan kepalanya di atas tanah yang dilalui Bilal. Lalu Bilal menghampirinya.


➖Umar berkata, “Abu Bakar adalah sayyid (tuan) kami, dan dia telah memerdekakan sayyid kami, yaitu Bilal.”


๐ŸŒธAbu Dzar menghempaskan pipinya ke atas tanah, dan berkata, 

➖“Demi Allah, wahai Bilal. Aku tidak akan mengangkat pipiku, kecuali engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkaulah orang yang mulia dan akulah yang hina.”


๐ŸŒธAllah akan meninggikan kedudukanmu, wahai Abu Dzar, sampai batas ini. Sungguh, itulah didikan Islam, dan kehidupan di bawah naungan Al-Qur’an.


➖“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Mahabijaksana.” 

๐Ÿ“–(Al-Anfal: 63).


๐ŸŒธLantas Bilal pun menangis melihat pemandangan tersebut. Siapa yang tidak luruh hatinya melihat hal demikian?


๐ŸŒธSebagian dari kita berbuat buruk kepada sebagian yang lain berpuluh kali dalam sehari. Namun, tidak ada yang berani mengatakan, “Maafkan aku, wahai saudaraku.”


๐ŸŒธSebagian dari kita menyakiti yang lain hingga terluka dengan perkara-perkara akidah ataupun ideologi, dan dengan segala hal yang menyangkut sesuatu yang paling berharga dalam hidup. Namun, tidak ada yang berbesar hati mengatakan, “Maafkan aku.”


๐ŸŒธSebagian kita menyakiti temannya ataupun saudaranya dengan tangannya dan tidak berkata, “Maafkan aku.”


๐ŸŒธLihatlah Abu Dzar. 

➖Dia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan mengangkat pipiku hingga engkau menginjaknya dengan kakimu.”


๐ŸŒธLantas Bilal menangis dan mendekat, lalu menciumi pipi itu. Pipi itu tidak pantas diinjak dengan kaki, namun hanya pantas untuk dikecup. Pipi itu lebih mulia di sisi Allah daripada diinjak dengan kaki.


๐ŸŒธKemudian keduanya berdiri dan berpelukan sambil menangis.


๐ŸŒธDemikianlah peri kehidupan mereka, di kala mereka hidup berinteraksi dengan Islam. Kita tidak mengenal perbedaan warna. Kita tidak mengenal kulit putih, tidak juga kulit merah, serta kulit hitam. Kita tidak mengenal dia dari keluarga fulan, atau dari keluarga fulan. Kita hanya mengenal takwa.


➖“…Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” 

๐Ÿ“–(Al-Hujurat: 13).


๐ŸŒธOleh karenanya, jika engkau melihat seseorang berbangga dengan memuji nenek moyangnya, sementara dia bukanlah orang mulia, ketahuilah sebenarnya dia tidak ada harganya di sisi Allah SWT. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Senin, 05 Oktober 2020

KISAH PALING MENGHARUKAN DALAM KEHIDUPAN RASULULLAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KISAH PALING MENGHARUKAN DALAM KEHIDUPAN RASULULLAH 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ5

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 


☪️ Banyak kisah-kisah dalam kehidupan Rasulullah yang sangat mengharukan, diantaranya adalah sebagai berikut : 


1️⃣. Detik-detik wafatnya Rasulullah

2️⃣. Pengalaman pahit di Thoif

3️⃣. Umat yang dirindukan Rasulullah


--------------------------------------------------------------------------

๐ŸŽ† 1️⃣. DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH 


➖Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya.


➖Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an.

Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,”.


➖Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.


➖Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.


➖Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.


➖Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.


➖“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.


➖Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk,

“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.


➖“Siapakah itu, wahai anakku?”


➖“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak

dikenang.


➖“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.


➖Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)


➖“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.


➖“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril.


➖Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.


➖“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”


➖“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril.


➖Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.


➖“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.


➖Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.


➖“Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.


➖“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.


➖Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.


➖“Ya Allah, dahsyat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.


➖“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”


➖Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


➖“Ummatii. ummatii. ummatii.”


➖“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”


➖‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”

Dia berkata: ”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:


➖”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”


➖Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan. Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.”


➖Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”

Keluarlah Abu Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”


➖‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”


➖Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.


➖Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah.


➖Allahumma shali’alla sayyidina wa mawlana Muhammad….


-----------------------------------------------------------------

๐ŸŽ† 2️⃣. PENGALAMAN PAHIT DI THAIF


➖Thaif dalam sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad SAW memang sangat pahit. Terhitung tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk melakukan dakwah dan mengajak Kabilah Tsaqif masuk Islam.Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi.


➖Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah ini yang disegani oleh kaum musyrik Qurais, membuat mereka semakin berani mengganggu Rasulullah SAW. Oleh karena itu, jika warga kota Thaif mau menerima Islam, kota ini akan dijadikan tempat berlindung bagi warga muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah. Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat secara diam-diam dan dengan berjalan kaki, Rasulullah mencoba pergi ke Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah tinggal di Thaif selama sepuluh hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah dengan kasar. Saat itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW, sehingga kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah membelanya dan melindunginya, tapi kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah berlindung di kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah.


➖Saat itu, Rasulullah SAW berdoa,“Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?

Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.”


➖Dari do’a ini tentu semua begitu memahami betapa beratnya cobaan Rasulullah SAW saat itu dalam menghadapi penganiayaan dengan penuh ridho, ikhlas dan sabar, serta tidak pernah berputus asa. Seperti sejumlah cerita yang diriwayatkan kembali Ulama Hadist terkenal, Imam Bukhori dan Muslim dari Asiyah RA (istri kedua Rasulullah SAW). Ia

(Aisyah) berkata, “Wahai Rasulullah SAW, pernahkah engkau mengalami peristiwa yang lebih berat dari peristiwa Uhud?“ Jawab Nabi saw, “Aku telah mengalami berbagai penganiayaan dari kaumku. Tetapi penganiayaan terberat yang pernah aku rasakan ialah pada hari ‘Aqabah di mana aku datang dan berdakwah kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kilal, tetapi tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib.


➖Lalu aku angkat kepalaku, dan aku pandang dan tiba-tiba muncul Jibril memanggilku seraya berkata,

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu,“


➖Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melanjutkan.“Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “ Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka.”


➖ Jawab Rasulullah SAW, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun.“

Subhanallah..!!


-------------------------------------------------------------------

๐ŸŽ† 3️⃣. UMAT YANG DIRINDUKAN RASULULLAH 


➖Diriwayatkan dari Abu Jum’ah ra yang berkata “Suatu saat kami pernah makan siang bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan ketika itu ada Abu Ubaidah bin Jarrah ra yang berkata “Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adakah orang yang lebih baik dari kami? Kami memeluk Islam dan berjihad bersama Engkau”. Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab “Ya ada, yaitu kaum yang akan datang setelah kalian, yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku”. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad juz 4 hal 106 hadis no 17017.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ad Darimi dalam Sunan Ad Darimi juz 2 hal 398 hadis no 2744 dengan sanad yang shahih.


➖Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu,

diriwayatkan suatu ketika selepas shalat shubuh, seperti biasa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam duduk menghadap para sahabat.

Kemudian beliau bertanya, “Wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?”.


➖“Malikat, ya Rasul,” jawab sahabat.

“Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?” Tukas Rasulullah.


➖“Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah” para sahabat kembali menjawab

“Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?” kembali ujar Rasul.


➖“Kalau begitu para sahabat-sahabatmu, ya Rasul”.

“Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedang mereka

menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda-tanda kerasulanku.” Ujar Rasulullah.


➖Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam terdiam sejenak, kemudian dengan lembut beliau bersabda,


➖“Yang paling menakjubkan imannya,” ujar Rasul “adalah kaum yang datang sesudah kalian semua. Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku. Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku. Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku. Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membela aku seperti kalian membelaku. Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu.”


➖Kemudian, Nabi Shallallahu alaihi wasallam meneruskan dengan membaca surat Al-Baqarah ayat 3,


➖“Mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menginfakan sebagian dari apa yang Kami berikan kepada mereka.”


➖ Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,


➖“Berbahagialah orang yang pernah melihatku dan beriman kepadaku” Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan itu satu kali.


➖“Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku.” Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan kalimat kedua itu hingga tujuh kali.


➖“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu.

Minggu, 04 Oktober 2020

AKHIR TRAGIS ABU LAHAB & UMMU JAMIL YANG UDAH DIVONIS MASUK NERAKA

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

AKHIR TRAGIS ABU LAHAB & UMMU JAMIL YANG UDAH DIVONIS MASUK NERAKA 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


⚫ Siapa yang tidak kenal dengan Abu Lahab? Setiap muslim, tentu akrab dengan nama ini. Dia terkenal bukan karena kebaikannya, melainkan karena kebenciannya yang sangat mendalam kepada Junjungan kita Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya, Islam. Bahkan, secara spesial, Abu Lahab dan Istrinya tercantum di dalam Al-Qur`an sejak permulaan islam disebarkan di tanah suci Mekkah. Allah SWT mengabadikan di dalam Surat Al-Lahab.


๐Ÿ”ต Al-Bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas, suatu ketika Rasulullah SAW pergi ke lembah Al-Batha dan menaiki bukitnya, kemudian berteriak:

ูŠَุง ุตَุจَุงุญَุงู‡

➖(Wahai manusia, datanglah kemari).


maka orang-orang Quraish pun berkumpul di sekitar Beliau.


➖Kemudian Beliau berkata:


ุฃَุฑَุฃَูŠْุชُู…ْ ุฅِู†ْ ุญَุฏَّุซْุชُูƒُู…ْ ุฃَู†َّ ุงู„ْุนَุฏُูˆَّ ู…ُุตَุจِّุญُูƒُู…ْ، ุฃَูˆْ ู…ُู…َุณِّูŠูƒُู…ْ ุฃَูƒُู†ْุชُู…ْ ุชُุตَุฏِّู‚ُูˆู†ِّูŠ 


(jika aku katakan kepada kalian semua, bahwa ada musuh yang akan menyerang kalian di waktu pagi dan petang, apakah kalian mempercayaiku?)


➖“Ya” sahut mereka yang berkumpul.


➖Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan:


ูَุฅِู†ِّูŠ ู†َุฐِูŠุฑٌ ู„َูƒُู…ْ ุจَูŠْู†َ ูŠَุฏَูŠْ ุนَุฐَุงุจٍ ุดَุฏِูŠุฏ 


(Maka sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang dikirim kepada kalian semua sebelum datangnya azab yang sangat pedih)


➖Salah seorang dari mereka, yaitu Abu Lahab kemudian berkata: Celakalah engkau Muhammad, Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami semua disini?.


☪️ Kemudian Allah SWT menurunkan Surat Al Lahab:


ุชَุจَّุชْ ูŠَุฏَุข ุฃَุจِู‰ ู„َู‡َุจٍ ูˆَุชَุจَّ – ู…َุข ุฃَุบْู†َู‰ ุนَู†ْู‡ُ ู…َุงู„ُู‡ُ ูˆَู…َุง ูƒَุณَุจَ – ุณَูŠَุตْู„َู‰ ู†َุงุฑุงً ุฐَุงุชَ ู„َู‡َุจٍ – ูˆَุงู…ْุฑَุฃَุชُู‡ُ ุญَู…َّุงู„َุฉَ ุงู„ْุญَุทَุจِ – ูِู‰ ุฌِูŠุฏِู‡َุง >ุญَุจْู„ٌ ู…ِّู† ู…َّุณَุฏٍ


➖(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia benar-benar binasa. Tidaklah berguna baginya hartanya dan keturunannya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala (neraka). Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal)


⚫ Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah SAW. Nama sebenarnya adalah `Abdul `Uzza bin `Abdul Muttalib. Nama panggilannya adalah Abu `Utaybah. Dia dipanggil Abu Lahab karena wajahnya yang terang dan menyala-nyala.


๐Ÿ”ด Ibnu Mas`ud berkata suatu ketika Rasulullah SAW mengajak orang-orang Quraish kepada keimanan, lalu Abu Lahab berkata: 

➖“Seandainya apa yang dikatakan keponakanku itu benar, maka aku akan melindungi diriku dari pedihnya azab pada hari kiamat nanti dengan hartaku dan anak-anakku”.


๐Ÿ”ด Padahal di dalam surat Al Lahab Allah SWT sudah menyebutkan yang artinya:

➖“Tidaklah berguna hartanya dan keturunannya.”


⚫ Abu lahab meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat perang Badar karena sakitnya itu. Sepulangnya orang-orang kafir dari perang Badar dengan membawa kekalahan, sakitnya bertambah parah. Dan ia akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan. Diriwayatkan bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul bau busuk dari penyakitnya. Inilah akhir hidup seorang musuh Allah.


⚫ Selama tiga hari sejak kematiannya, jasad Abu Lahab dibiarkan tergeletak tanpa ada yang bersedia menguburkan. Para warga tidak berani mendekati jasadnya. Akhirnya karena bau busuk yang kian menjadi, maka digali juga sebuah lubang kubur bagi Abu Lahab. Bangkai Abu Lahab didorong sebilah kayu sampai masuk lubang.


⚫ Tidak hanya itu, prosesi penguburan pun berlangsung secara mengenaskan. Dari jauh warga melempari kuburan Abu Lahab dengan batu hingga mereka yakin betul jasadnya telah tertutup rapat. Ya sebuah tragedi kematian yang lebih hina dari kematian seekor ayam sekalipun.


⚫ Sedangkan Istrinya Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil yang artinya wanita yang cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga uang dengan suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai wanita yang jelek karena perilakunya yang sangat jelek.


⚫ Seringkali pada malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan-jalan yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi lewat pada malam hari / subuh, Nabi akan menginjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu berduri.


⚫ Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-orang Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan kebencian orang-orang Makkah pada Islam.


⚫ Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil diikat dengan tali dari api neraka jahannam.


☪️ Hal - hal di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah satu surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al Quran, karena dengan tepat memprediksi hal-hal yang belum terjadi saat surat ini diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya termasuk seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka tidak pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah, meskipun Rasul selalu mengajak mereka untuk beriman.


⚫ Saat surat Al Lahab diturunkan, Ummu jamil marah - marah karena merasa terhina. Ia mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah Muhammad. Ummu Jamil marah - marah di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan mengancam akan melakukan berbagai hal buruk pada Muhammad.


⚫ Ummu jamil menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang duduk tepat di samping Abu Bakar. Ummu jamil tidak dapat melihat Nabi karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia hanya melihat Abu Bakar. Padahal Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar.


๐Ÿ”ตAbu bakar heran kenapa Ummu Jamil menanyakan dimana Nabi (padahal berada di sampingnya), maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya melihat Abu Bakar dan tidak melihat orang lain di sampingnya? Maka Ummu jamil bertambah marah karena merasa diolok-olok oleh Abu bakar seraya menjawab 

➖“Apakah engkau bermaksud menghinaku? Aku tidak melihat siapa - siapa selain kau!” Inilah salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi Allah melakukan hal ini.


☪️ Secara umum, ulama berpendapat bahwa surat Al-Lahab di turunkan Allah SWT untuk mencela sekaligus memberikan kepastian informasi bahwa Abu Lahab dan Istrinya kelak pasti akan masuk ke dalam Neraka.


☪️ YANG MENARIK adalah surat Al Lahab ini turun disaat Abu Lahab dan Istrinya MASIH HIDUP. Ketika itu, tentu saja ayat ini sering di baca berulang-ulang dan di hafal oleh kaum mukmin sementara Abu Lahab di tengah-tengah mereka dan bisa mendengar ayat ini dibacakan. Ketika surat Al-Lahab itu turun, seluruh kaum mukmin saat itu sudah benar-benar meyakini Al-Qur`an sebagai suatu KEBENARAN YANG PASTI, dan ketika itu Al-Qur`an mengabarkan bahwa Abu Lahab dan istrinya kelak pasti akan masuk neraka karena senantiasa memerangi dan merendahkan Rasulullah SAW dan ajaran Islam.


☪️ SEANDAINYA SAJA Abu Lahab dan istrinya berpura-pura memeluk Islam dan menerima ajaran Rasulullah SAW, maka akan timbul keraguan tentang kebenaran firman Allah pada surat Al-Lahab di kalangan muslim. Sebab, jika Abu Lahab dan istrinya berpura-pura masuk islam, tentu Surat Al-Lahab yang turun menjadikan Al-Qur`an tidak benar. Pastilah Islam dan ajarannya sudah mati sejak saat itu juga. Tetapi Masya Allah, semua itu tidak terjadi. Abu Lahab dan isterinya tetap dalam kekafiran yang nyata hingga akhir hayatnya. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Al-Qur'an benar-benar sebuah kitab dari Allah yang berisi kebenaran. Dan ini juga membuktikan bahwa ketika Allah berkehendak atas sesuatu, maka tidak ada satu makhluk pun yang bisa menghalangi rencana Allah.


☪️ SubhanAllah, semakin bertambah keyakinanku akan kebenaran Al-Qur`an yang benar-benar datang dari SisiMu ya Allah. Semoga Engkau menghimpun kami bersama hamba-hamba-Nya yang senantiasa membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur`an di tengah-tengah kehidupan pribadi, masyarakat dan bernegara, Aamiin...

Sabtu, 03 Oktober 2020

KISAH IBNU MAS’UD YANG TETAP CERIA SAAT BERPUASA RAMADHAN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KISAH IBNU MAS'UD YANG TETAP CERIA SAAT BERPUASA RAMADHAN 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ”ท Abdullah bin Masud R.A berkata bahwa Rasulullah SAW berpesan kepadanya, Hendaknya kamu di waktu pagi pada hari puasamu dalam keadaan berminyak dan bersisir, janganlah kamu di waktu pagi pada hari puasamu dalam keadaan bermuka masam.

๐Ÿ“˜(HR Tabrani dan Abu Nua’im)


๐Ÿ”ท Demi kesempuranaan dan efektivitas ibadah puasa yang dilaksanakan Abdullah bin Mas’ud r.a, Rasulullah SAW berpesan kepadanya agar memulai aktivitas puasa dengan menyembunyikan ibadah puasanya dari orang lain dengan berpenampilan rapi, enerjik dan raut wajah yang selalu berseri-seri.


๐Ÿ”ท Semua itu agar ia dapat lebih ikhlas dan semakin menjauhkan riya dalam menunaikan ibdah puasa (baca: tujuan puasa). Ibnu mas’ud r.a melaksanakan pesai ini dengan baik, bahkan ia menyerukan kaum muslimin untuk melakukan apa yang menjadi pesan Rasululah ini.


๐Ÿ”ท Menyingkap Sebagian Sisi dari Wasiat Rasulullah SAW Kepada Ibnu Mas’ud RA


Wasiat Rasulullah SAW yang ditujukan secara khusus kepada sebagian sahabat secarapersonal biasanya memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Kepada sahabat yang pemarah Nabi berpesan agar tidak marah dan ia akan mendapatkan surga, kepada yang dikhawatirkan tidak dapat bangun di malam hari, nabi berpesan agar witir sebelum tidur.


๐Ÿ”ท Kepada yang berlebihan dalam beribadah, Nabi berpesan agar tidak berlebih-lebihan dalam beribadah sehingga dapat menjaga kontuinitas ibadah.


๐Ÿ”ท Pesan Rasulullah kepada Ibnu Mas’ud untuk memakai minyak dan menyisir rambut serta menampilkan wajah yang berseri-seri, bisa saja dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi berikut:


1️⃣. Kondisi Fisik yang Berpotensi menjadikan Ejekan Orang Lain


♦️Secara fisik, Ibnu Mas’ud R.A berpotensi menjadi sasaran ejekan dan bahan tertawaan orang lain karena memiliki postur tubuh yang kecil dan kurus, terutama ketika sedang berpuasa.


➖Ali, R.A berkata. Nabi SAW memerintahkan Ibnu Mas’ud agar mengambil ranting pohon (untuk siwak). Ketika memanjat pohon itu, para sahabat melihat betis Abdullah bin Mas’ud sehingga mereka pun tertawa karena kedua betisnya sangat kecil dan kurus.


➖ Rasulullah SAW bersabda:

Apa yang kalian tertawakan? Sungguh kaki Abdullah ibn Mas’ud jauh lebih berat dalam timbangan hari Kiamat daripada Gunung Uhud ๐Ÿ“˜(HR Ahmad)


♦️Kondisi ini bisa jadi mengundang kesedihan dan kemarahan Ibnu Mas’ud R.A terhadap orang-orang yang mengejek dan menertawakannya. Karena itu Nabi berpesan agar senantiasa ceria dan menghiasi diri dengan senyuman, terutama pada saat berpuasa.


2️⃣. Kondisi Perekonomian yang Miskin


♦️Secara ekonomi, Ibnu Mas’ud adalah seorang yang miskin dan mengalami kesusahan hidup, hingga ia merasa yang paling berhak untuk mendapatkan sedekah dari istrinya daripada orang lain.


➖Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud berkata “Wahai Nabi Allah, hari ini engkau telah memerintahkan kami untuk bersedekah, sedang aku memiliki sebuah perhiasan dan aku berniat untuk menyedekahkanya, lalu ibnu Mas’ud mendakwahkan diri bahwa ia dan anaknya adalah orang yang paling berhak untuk menerima sedekah dariku. Nabi SAW bersabda, “Ibnu Mas’ud telah berkata benar, suamimu dan anakmu adalah orang yang paling berhak menerima sedekah darimu” 

๐Ÿ“˜(HR. Bukhari)


♦️Kondisi ini berpotensi menjadi penyebab datangya kesedihan dan kegelisahan berkepanjangan, terutama ketika sedang berpuasa yang diwarnai dengan rasa lapar dan dahaga. Oleh karena itu, Nabi berpesan agar senantiasa ceria dan bermanis muka ketika sedang berpuasa.


3️⃣. Dalam ilmu Agama, Ibnu Mas’ud adalah Teladan Umat


♦️Ibnu Mas’ud menjadi teladan umat dan panutan para sahabat dalam bidang keilmuan dan keagamaan. Aadalah aib jika seorang ulama dan ahli ibadah panutan senantiasa bersedih dan bermuka masam di depan orang lain. Ibnu Mubarak berkata, Sungguh mengangumkan seorang Qari’ yang berwajah ceriah dan periang.


➖Adapun orang yang kamu jumpai dengan wajah ceria, lalu ia menatapmu dengan wajah cemberut, seakan-akan ia menuntutmu untuk menghargai amalannya maka semoga Allah tidak memperbanyak qari’ seperti ini 

๐Ÿ“˜(HR. AL-Baihaqi)


☪️Hikmah Dibalik Perintah Rapi dalam Menjalankan Puasa


♦️Dari kisah Nabi Muhammad SAW dengan Ibnu mas’ud tentu memiliki bebarapa ibrah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan, di antara bebarapa hikma tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:


1️⃣. Menyembunyikan Amal kebaikan


Seorang muslim henaknya berusaha menyembunyikan amal kebaikan yang memungkinkan untuk disembunyikan sehingga mendapatkan pahala yang lebih besar.


2️⃣. Mengiri Pahala Puasa dengan Ibadah lain


Ketika menjalankan ibadah puasa, seorang muslim hendaknya senantiasa bermuka manis dan memberikan senyuman kepada orang lain. Dengan begitu ia telah mengiringi ibadah puasanya dengan sedekah yang akan melipatgandakan pahalanya.


3️⃣. Isyarat bahwa Kegembiraan Meringankan Beban Hidup


Apabila Seorang muslim mengahadapi beban dan penderitaan hidup dengan senyum dan keridhan terhadap takdir maka beban tersebut akan terasa ringan hingga ia dengan mudah dapat membalikkan keadaan dari suah menjadi mudah.

Jumat, 02 Oktober 2020

5 AYAT DALAM AL-QURAN UNTUK ZIKIR PENENANG HATI

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

5 AYAT DALAM AL-QURAN UNTUK ZIKIR PENENANG HATI

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


๐Ÿ“– Tiap ayat dan surat dalam Al Quran memiliki nilai-nilai yang bisa diamalkan tiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya selalu mengingat Allah SWT dalam semua keadaan, termasuk ketika mengalami kesulitan.

Keyakinan Allah SWT selalu ada untuk semua makhluk-Nya akan membantu seorang muslim melalui semua kondisi, hingga menjadi manusia yang lebih baik. Tentunya, keyakinan harus dibarengi usaha maksimal dengan cara yang baik untuk segera menemukan solusi.


๐Ÿ“– Berikut lima ayat dan surat Al Quran untuk zikir penenang hati:


1️⃣. Al Insyirah ayat 6

Ayat ini memberi semangat untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik sesuai aturan dan ketentuanNya. Allah SWT tidak akan meninggalkan hambaNya yang telah melakukan usaha terbaik.


ุฅِู†َّ ู…َุนَ ูฑู„ْุนُุณْุฑِ ูŠُุณْุฑًุง


Arab latin: 

➖ inna ma'al-'usri yusra


Artinya: 

➖ "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."


2️⃣. Ar Ra'ad ayat 24

Di ayat ini Allah SWT mengingatkan keuntungan yang diperoleh seorang hamba yang sabar saat dilanda kesulitan. Kesabaran dan usaha akan membawa seorang muslim ke kondisi yang lebih baik.


ุณَู„َٰู…ٌ ุนَู„َูŠْูƒُู… ุจِู…َุง ุตَุจَุฑْุชُู…ْ ۚ ูَู†ِุนْู…َ ุนُู‚ْุจَู‰ ูฑู„ุฏَّุงุฑِ


Arab latin: 

➖ Salamun 'alaikum bima sabartum fa ni'ma 'uqbad-dar


Artinya: 

➖ "(Sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."


3️⃣. Ar Ra'ad ayat 28

Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan hambaNya untuk jangan pernah menjauh dariNya dalam menjalani kehidupan. Kesulitan yang sedang dialami jangan sampai mengakibatkan manusia jauh dari Allah SWT.


ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง۟ ูˆَุชَุทْู…َุฆِู†ُّ ู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู… ุจِุฐِูƒْุฑِ ูฑู„ู„َّู‡ِ ۗ ุฃَู„َุง ุจِุฐِูƒْุฑِ ูฑู„ู„َّู‡ِ ุชَุทْู…َุฆِู†ُّ ูฑู„ْู‚ُู„ُูˆุจُ


Arab latin:

➖ Allazina amanแปฅ wa tatma 'innu qulubuhum bizikrillah, ala bizikrillahi tatma 'innul-qulub


Artinya: 

➖ "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."


4️⃣. Al Baqarah ayat 216

Kesulitan mungkin menjadi hal yang paling tidak diharapkan seorang muslim terjadi pada dirinya. Namun Allah SWT mengingatkan, ada hikmah yang bisa diambil dari kesulitan dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.


ูƒُุชِุจَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ُ ูฑู„ْู‚ِุชَุงู„ُ ูˆَู‡ُูˆَ ูƒُุฑْู‡ٌ ู„َّูƒُู…ْ ۖ ูˆَุนَุณَู‰ٰٓ ุฃَู† ุชَูƒْุฑَู‡ُูˆุง۟ ุดَูŠْู€ًุٔง ูˆَู‡ُูˆَ ุฎَูŠْุฑٌ ู„َّูƒُู…ْ ۖ ูˆَุนَุณَู‰ٰٓ ุฃَู† ุชُุญِุจُّูˆุง۟ ุดَูŠْู€ًุٔง ูˆَู‡ُูˆَ ุดَุฑٌّ ู„َّูƒُู…ْ ۗ ูˆَูฑู„ู„َّู‡ُ ูŠَุนْู„َู…ُ ูˆَุฃَู†ุชُู…ْ ู„َุง ุชَุนْู„َู…ُูˆู†َ


Arab latin: 

➖ Kutiba 'alaikumul-qitalu wa huwa kur-hul lakum, wa 'asa an takrahu syai'aw wa huwa khairul lakum, wa 'asa an tuhibbu syai'aw wa huwa syarrul lakum, wallahu ya'lamu wa antum la ta'lamun


Artinya: 

➖ Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.


5️⃣. Al Baqarah ayat 186

Kepada yang sedang kesulitan, Allah SWT mengingatkan untuk selalu berdoa dan jangan segan meminta petunjuk dariNya. Allah SWT juga mengingatkan keberadaanNya yang selalu dekat dengan seorang hamba.


ูˆَุฅِุฐَุง ุณَุฃَู„َูƒَ ุนِุจَุงุฏِู‰ ุนَู†ِّู‰ ูَุฅِู†ِّู‰ ู‚َุฑِูŠุจٌ ۖ ุฃُุฌِูŠุจُ ุฏَุนْูˆَุฉَ ูฑู„ุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงู†ِ ۖ ูَู„ْูŠَุณْุชَุฌِูŠุจُูˆุง۟ ู„ِู‰ ูˆَู„ْูŠُุคْู…ِู†ُูˆุง۟ ุจِู‰ ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุฑْุดُุฏُูˆู†َ


Arab latin: 

➖Wa iza sa'alaka 'ibadi 'anni fa inni qarib, ujibu da'watad-da'i iza da'ani falyastajibu li walyu'minu bi la'allahum yarsyudun


Artinya:

 ➖"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."


๐Ÿ“– Itulah sebagian ayat dalam Al Quran yang menegaskan pentingnya seorang hamba selalu sabar, berdoa, dan melakukan usaha terbaik saat dalam kesulitan. Selanjutnya, lima ayat dan surat Al Quran untuk zikir penenang hati ini bisa dibaca tiap hari.

Kamis, 01 Oktober 2020

KETIKA AKU BERHIJAB

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

          ๐Ÿ‚๐Ÿ‚ KETIKA AKU BERHIJAB ๐Ÿ‚๐Ÿ‚

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


๐Ÿ‚➖ "Aku belum siap.......!!"

Pekikku dalam hati, setiap kali orang menanyakan mengenai kapan aku berhijab?. Berbagai alasan ku lontarkan sebagai pembenaran atas keputusan yang aku ambil. ➖“Yang pentingkan hati kita dulu yang dijilbab, baru deh setelah itu menutup aurat dengan jilbab,” salah satu alasanku.


๐Ÿ‚Tak hanya itu, aku pun menutup mata bila melihat buku-buku mengenai kewajiban berhijab bagi wanita muslim, “Lebih baik enggak pernah baca buku ini deh, setidaknya enggak dosa karena kita enggak tahu,” ujarku sendiri. Ternyata aku salah, mungkin semua orang bisa aku bodohi dengan argumen-argumenku yang cerdas, namun aku tak bisa membodohi hati ini.


๐Ÿ‚Pengetahuan agamaku memang tidak begitu banyak, namun sebagai seorang yang terpelajar, aku tahu apa yang boleh dan dilarang oleh agamaku. Berhijab/ berjilbab adalah salah satu kewajiban wanita muslim yang aku sadari, tapi sungguh bukan hal yang mudah untuk memutuskan kapan aku harus memulai mengenakannya.


๐Ÿ‚Pergolakan batin dan ketakutan akan pendapat orang-orang sekitar, seringkali membuatku mengurungkan niat mulia itu. Berbagai alasan kupakai untuk membenarkan keputusanku untuk tetap tidak menggunakan hijab, dan itu berlangsung cukup lama. Meski aku menghindari untuk membaca ayat ataupun buku yang mengharuskan setiap wanita muslim berhijab, namun ternyata Allah memiliki caranya sendiri dalam “menyentuh” kalbuku. Tak perlu lewat mimpi ataupun menunggu sebuah peristiwa istimewa untuk mendatangkan hidayah Allah, karena apa yang sudah diwajibkan Allah tak bisa ditawar-tawar lagi, dan hanya ada dua pilihan saja bagi kita, dan itu bukanlah mau atau tidak, siap atau tidak, tapi apakah kita PATUH atau tidak?.


 ๐Ÿ‚‘Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata

๐Ÿ“– [Qs.Al-Ahzab: 36] 


๐Ÿ‚Sebagai seorang muslim, aku juga ingin tampil cantik dengan memperlihatkan rambutku dan memakai pakaian yang menurutku bisa membuat mata kaum adam terpesona. Karena itulah, setiap orang bertanya mengenai kapan aku berhijab, aku selalu mengatakan “mohon doanya yaa, semoga cepat mendapat hidayah Allah,” namun aku malu sekali mendengar kalimat itu, karena hanya mencerminkan kebodohanku sebagai manusia yang tidak menggunakan anugerah yang diberikan Allah dengan baik. Bagaimana kita mengharapkan orang lain mendoakan kita? Sementara kita sendiri tak ada usaha menuju ke arah sana. Atau “Aku belum siap!,” lalu kapan kita akan merasa siap? 2 tahun, 5 tahun atau 10 tahun lagi? Apakah kita yakin bahwa dalam waktu tersebut, Allah masih memberikan kita hidup? Atau malah hanya tertinggal penyesalan seumur hidup? Sebagai orang yang rasional, aku berupaya mencari jawaban sendiri atas apa sebenarnya yang aku khawatirkan mengenai Hijab? Kenapa aku harus memakainya, bukankah kecintaan pada Allah sudah cukup diwujudkan dengan shalat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya? Mengapa harus berhijab segala sih? Itulah pertanyaan-pertanyaanku. Kok banyak? Ya, karena aku ingin berhijab karena kesadaranku sendiri, bukan karena desakan orang lain, apalagi hanya karena ingin menyenangkan seseorang saja.


๐Ÿ‚Akupun mulai mencoba menjawab beberapa pernyataan-pernyataan yang selama ini selalu aku gunakan sebagai pembenaran. Tentu saja tanpa ingin menyinggung pihak manapun apalagi menyindir, hanya saja aku yakin bahwa salah satu pernyataan yang akan kusebutkan ini, juga merupakan pernyataan yang sering digunakan oleh kebanyakan wanita sebagai ‘alasan’ untuk membenarkan tindakannya.


๐Ÿ‚Mohon maaf kalau ada yang tersinggung dengan adanya tulisan ini, hanya saja sebagai muslim kita wajib saling mengingatkan dalam kebaikan. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, dan insyaAllah dapat memperkuat keimanan kita untuk menjalankan segala aturan Allah SWT.


1️⃣. “Bukankah lebih baik men’jilbab’kan hati dulu sebelum menutup aurat kita?”.


๐Ÿ‚Faktanya: Wanita yang berhijab belum tentu sudah ‘sempurna’ atau memiliki hati tanpa noda. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, karena itu meskipun berjilbab kita pasti akan selalu melakukan kesalahan-kesalahan dalam hidup ini, karena tak ada manusia yang sempurna. Jadi, alasan lebih baik memperbaiki hati dulu atau memperbaiki perilaku, itu semua hanya alasan mengada-ada ataupun mustahil. Dengan berjilbab justru akan menghindarkan kita dari orang-orang yang ingin mengajak pada maksiat.


๐Ÿ‚Memang tak dapat dipungkiri, ada beberapa wanita yang ‘memanfaatkan’ jilbab untuk hal-hal negatif, ataupun memakai jilbab tapi tetap melakukan maksiat sehingga membuat citra jilbab menjadi ternoda. Namun, itu adalah kesalahan individu, bukan aturan Allah yang telah memerintahkan kita semua untuk bertakwa dan melakukan segala yang diperintahkan-Nya.  


➖‘Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik.’ 

๐Ÿ“–[Qs. al-A'raaf 26] 


๐Ÿ‚Pakaian dan perhiasan itu adalah dua aspek kemajuan dan peradaban. Meninggalkan keduanya berarti kembali kepada kehidupan primitif yang mendekati kepada kehidupan hewani. Sedangkan sebagai seorang wanita, harta yang paling panting dan wajib kita jaga adalah kemuliaan, rasa malu, dan kehormatan diri. Istiqomah atau tidaknya seseorang dalam hijrah ke jalan Allah dengan memakai hijab, itu tergantung pada niat awalnya. Apakah untuk kepentingan dunia (ingin dinilai baik oleh lingkungan, ingin menarik hati pria dll) atau murni karena ingin mendapatkan Ridho Allah SWT. Semuanya itu bisa dilihat dengan jelas dari perilakunya sehari-hari.


2️⃣. “Aku belum siap untuk berjibab”.


๐Ÿ‚Kekhawatiran akan ditinggalkan teman, dianggap enggak ‘gaul’, ataupun takut lawan jenis tak tertarik lagi jika kita menutup aurat, sering kali membuat kaum hawa mengatakan bahwa ia tidak siap. Karena mereka tahu, jika berjilbab maka mereka tak mungkin lagi memperlihatkan betapa indahnya rambut mereka atau betapa mulusnya kaki dan kulit mereka.


๐Ÿ‚Faktanya: Tak perlu takut, karena saat ini sudah banyak sekali baju-baju muslimah yang syar'i. Dengan berjilbab, seorang wanita bukan hanya akan terhindar dari perbuatan maksiat, tapi juga bisa melindungi dirinya sendiri. Ada sedikit cerita mengenai seorang teman yang cantik dan sejak dulu memiliki banyak penggemar pria. Suatu hari, dia memutuskan untuk berjilbab dan menurutku dia menjadi terlihat jauh lebih cantik memakainya. Namun sayang, sejak ia berjilbab banyak pria yang tadinya begitu mengejar-ngejarnya kemudian mundur teratur karena menganggap ia sudah berada di ‘level’ yang berbeda. Berkurangnya para penggemar pria, rupanya cukup mempengaruhi temanku itu, dan akhirnya kembali membuka hijab nya tersebut dan mulai memamerkan rambut indahnya dan memasang foto-foto yang memperlihatkan keindahan tubuhnya. Sungguh sangat disayangkan, karena dia baru saja melepas rahmat Allah yang ditaruh dalam genggamannya. Teman, kenikmatan dunia ini hanya sesaat dan enggau telah menukarnya dengan jaminan kebahagiaan yang kekal di akherat kelak.


➖‘Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ 

๐Ÿ“–[Qs. al-Ahzab : 59] 


๐Ÿ‚Ayat tersebut menunjukkan kewajiban kita kaum wanita muslim untuk berhijab, sekaligus menjelaskan bahwa pria dalam hal ini adalah ayah atau suami kita, wajib menutup aurat semua kaum wanita dalam keluarganya. Ini jugalah yang menjadikan salah satu alasanku untuk berhijab, yaitu “karena aku ingin menyelamatkan ayahku dari api neraka”. Sebagai seorang anak, aku tak mau di akherat nanti ayahku diminta pertanggungjawabannya, karena keegoisan ku yang hanya mementingkan duniawi. Aku tak ingin ada penyesalan suatu hari nanti, karena itu selagi ada umur, selagi ayahku masih ada dan sehat, aku ingin memberinya sebuah jaminan yang dijanjikan Allah SWT, yaitu surga.


๐Ÿ‚Rambut dan seluruh bagian tubuh ini adalah milik Allah, dan Allah ingin agar pemberian-Nya ini ditutupi dengan indah dan hanya bisa diperlihatkan pada orang yang sudah memiliki hak atas diri kita. Teman, jangan takut kehilangan 1000 penggemar pria yang selama ini mengejar dan mengagumi kita, karena Allah menjanjikan satu pria shaleh yang akan membahagiakan dan mendampingi kita sampai akhir kelak.  


๐Ÿ‚Yakinlah apa yang telah diperintahkan Allah pasti akan mendatangkan kebaikan bagi umatnya. Jangan pernah ragu akan janji Allah SWT, karena Ia pasti akan menepatinya. Teman, hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan, karena itu jangan menunda sesuatu yang baik selagi kita bisa melakukannya, sebab kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari esok, apakah rambut ini masih sempat untuk ditutupi oleh hijab? Ataukah yang tersisa hanyalah sebuah penyesalan mendalam?!


๐Ÿ‚Sama hal nya seperti orang yang sedang jatuh cinta, katika kita mulai belajar untuk mencintai Allah, maka insyaAllah apapun yang Allah perintahkan akan kita lakukan dengan keikhlasan hati, karena hanya satu tujuan kita, yaitu untuk mendapatkan ridha Allah SWT, dan ketika Allah sudah ridho, maka siapa makhluk di dunia ini yang bisa menghalangi segala rejeki dan rahmat-Nya? Tentunya tak ada. Betapa banyaknya keuntungan yang bisa kita peroleh jika kita mau berjilbab dan terus memperbaiki diri untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jadi, janganlah menutup mata dan hatimu lagi atas perintah Allah. Segeralah berjilbab dan jadilah muslim yang istiqamah, karena dengan begitu kita bisa meraih kebahagian dunia dan akherat kelak.


3️⃣. “Minta doanya yaa, semoga Allah memberikan hidayah sehingga aku bisa berjilbab”.


๐Ÿ‚Menurut saya karena berjilbab itu adalah sebuah kewajiban dan bukan sebuah pilihan, maka kalimat di atas kurang tepat karena masalah kepatuhan adalah urusan seorang hamba dengan Allah SWT langsung. Sedangkan kita sebagai sesama muslim hanya bisa saling mengingatkan dan mengajak dalam kebaikan saja.


๐Ÿ‚Yang paling penting disini adalah tindakan kita, karena seberapa banyakpun orang yang mendoakan kita, namun kalau kita sendiri menutup mata dan hati akan perintah yang sudah jelas ada dalam Al Quran, maka akan sia-sia saja. Teman, tak ada ruginya memakai hijab. Kita justru akan terlihat lebih cantik dan rapih. Rambutmu akan semakin sehat karena selalu terlindung, begitupula dengan kulitmu yang akan selalu terjaga kehalusan dan keindahannya karena selalu tertutupi oleh pakaianmu yang sasuai syareat Islam.  


➖‘…. dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu …’ ๐Ÿ“–[Qs. al-Ahzab : 33].


๐Ÿ‚ Jadi, tunjukkanlah kebanggan kita sebagai seorang muslimah. Jadilah wanita shalehah yang bisa menjaga kehormatan diri dan keluarganya, dan peliharalah rasa malu karena itu adalah bagian dari iman kita. Pakailah jilbabmu dan sambutlah hari baru, hari dimana rahmat Allah akan selalu menyertai setiap langkahmu.

Rabu, 30 September 2020

BIOGRAFI SANG IMAM MAZHAB SYAFI’I : IMAM SYAFII (MUHAMMAD BIN IDRIS ASY-SYAFI’I )

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

 BIOGRAFI SANG IMAM MAZHAB SYAFI’I :

                    IMAM SYAFII 

(MUHAMMAD BIN IDRIS ASY-SYAFI’I ) 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


☪️ NAMA DAN GARIS KETURUNAN AL-IMAM ASY-SYAFI’I RAHIMAHULLAHU


➖Nama Al-Imam Asy-Syafi’i adalah Muhammad bin Idris. 

Beliau berasal dari Kabilah | yang terhormat (Al-Qurasyi), tepatnya dari Bani Al-Muththalib (Al-Muththalibi) dan dari anak cucu Syafi’ bin As-Saib (Asy-Syafi’i). 

Adapun ibu beliau adalah seorang wanita mulia dari Kabilah Azd (salah satu kabilah negeri Yaman). 

Kunyah beliau Abu Abdillah, sedangkan laqab (julukan) beliau Nashirul Hadits (pembela hadits NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam). 


➖Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abdu Manaf bin Qushay, sebagaimana dalam silsilah garis keturunan beliau berikut ini:


๐ŸŒน Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin Adnan. 

๐Ÿ“š(Manaqib Asy-Syafi’i karya Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu, 1/76, 472, Siyar A’lamin Nubala’karya Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu, 10/5-6, dan Tahdzibul Asma’ wal Lughatkarya Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu, 1/44)


☪️ KELAHIRAN DAN MASA TUMBUH AL-IMAM ASY-SYAFI’I RAHIMAHULLAHU 


➖Para sejarawan Islam sepakat bahwa Al-Imam Asy-Syafi’i dilahirkan pada tahun 150H.

Di tahun yang sama, Al-Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit Al-Kufirahimahullahu meninggal dunia. 

Adapun tempat kelahiran beliau, ada tiga versi: Gaza, Asqalan, atau Yaman.


➖Menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu dalam Tawalit Ta’sis Bima’ali Ibni Idris (hal. 51-52), tidak ada pertentangan antara tiga versi tersebut, karena Asqalan adalah nama sebuah kota di mana terdapat Desa Gaza.

Sedangkan versi ketiga bahwa Al-Imam Asy-Syafi’i dilahirkan di Yaman, menurut Al-Imam Al-Baihaqi, bukanlah negeri Yaman yang dimaksud, akan tetapi tempat yang didiami oleh sebagian kabilah Yaman, dan Desa Gaza termasuk salah satu darinya. 

๐Ÿ“š(LihatManhaj Al-Imam Asy-Syafi’i Fi Itsbatil Akidah karya Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Aqil, 1/21-22, dan Manaqib Asy-Syafi’i, 1/74)


➖Dengan demikian tiga versi tersebut dapat dikompromikan, yaitu Al-Imam Asy-Syafi’i dilahirkan di Desa Gaza, Kota ‘Asqalan (sekarang masuk wilayah Palestina).


➖Di Desa Gaza, Asy-Syafi’i kecil tumbuh dan berkembang tanpa belaian kasih seorang ayah alias yatim. 

Walau demikian, keberadaan sang ibu yang tulus dan penuh kasih sayang benar-benar menumbuhkan ketegaran pada jiwa beliau untuk menyongsong hidup mulia dan bermartabat.

Pada usia dua tahun sang ibu membawa Asy-Syafi’i kecil ke bumi Hijaz.

 Di Hijaz, Asy-Syafi’i kecil hidup di tengah-tengah keluarga ibunya (keluarga Yaman). 

Di sana pula Asy-Syafi’i kecil belajar Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama, sehingga pada usia tujuh tahun beliau telah berhasil menghafalkan Al-Qur’an dgn sempurna (30 juz).


➖Saat memasuki usia sepuluh tahun, sang ibu khawatir bila nasab mulia anaknya pudar. Maka dibawalah si anak menuju Makkah agar menapak kehidupan di tengah-tengah keluarga ayahnya dari Kabilah Quraisy. 

Kegemaran beliau pun tertuju pada dua hal: memanah dan menuntut ilmu. 

Dalam hal memanah beliau sangat giat berlatih, hingga dari sepuluh sasaran bidik, sembilan atau bahkan semuanya dapat dibidiknya dengan baik. 

Tak ayal bila kemudian unggul atas kawan-kawan sebayanya. 

Dalam hal menuntut ilmu pun tak kalah giatnya, sampai-sampai salah seorang dari kerabat ayahnya mengatakan: “Janganlah engkau terburu menuntut ilmu, sibukkanlah dirimu dengan hal-hal yang bermanfaat (bekerja)!”


➖ Namun kata-kata tersebut tak berpengaruh sedikitpun pada diri Asy-Syafi’i.

Bahkan kelezatan hidup beliau justru didapat pada ilmu dan menuntut ilmu, hingga akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan kepada beliau ilmu yang luas. 

๐Ÿ“š(Tawalit Ta’sis Bima’ali Ibni Idris hal. 51-52, Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i Fi Itsbatil Akidah, 1/22-23)


☪️ PERJALANAN AL-IMAM ASY-SYAFI’I RAHIMAHULLAHU DALAM MENUNTUT ILMU 


➖Di Kota Makkah dengan segala panorama khasnya, Asy-Syafi’i kecil mulai mendalami ilmu nahwu, sastra Arab, dan sejarah. Keinginan beliau untuk menguasainyapun demikian kuat. 

Sehingga setelah memasuki usia baligh dan siap untuk berkelana menuntut ilmu, bulatlah tekad beliau untuk menimba ilmu bahasa Arab dari sumbernya yang murni. 

Pilihan pun jatuh pada Suku Hudzail yang berada di perkampungan badui pinggiran Kota Makkah, mengingat Suku Hudzail -saat itu- adalah suku Arab yang paling fasih dalam berbahasa Arab. 

Dengan misi mulia tersebut Asy-Syafi’i seringkali tinggal bersama Suku Hudzail di perkampungan badui mereka. 

Aktivitas ini pun berlangsung cukup lama. Sebagian riwayat menyebutkan sepuluh tahun dan sebagian lainnya menyebutkan dua puluh tahun. 

Tak heran bila di kemudian hari Asy-Syafi’i menjadi rujukan dalam bahasa Arab. Sebagaimana pengakuan para pakar bahasa Arab di masanya, semisal Al-Imam Abdul Malik bin Hisyam Al-Mu’afiri (pakar bahasa Arab di Mesir), Al-Imam Abdul Malik bin Quraib Al-Ashma’i (pakar bahasa Arab di Irak), Al-Imam Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam Al-Harawi (sastrawan ulung di masanya), dan yang lainnya.

๐Ÿ“š(Lihat Tawalit Ta’sis Bima’ali Ibni Idris hal. 53, Al-Bidayah wan Nihayah karya Al-Hafizh Ibnu Katsirrahimahullahu, 10/263, Manaqib Asy-Syafi’i 1/102)


➖Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada Al-Imam Asy-Syafi’i kecintaan pada fiqh (mendalami ilmu agama). Mush’ab bin Abdullah Az-Zubairi menerangkan bahwa kecintaan Al-Imam Asy-Syafi’i pada fiqh bermula dari sindiran sekretaris ayah Mush’ab. Kisahnya, pada suatu hari Al-Imam Asy-Syafi’i sedang menaiki hewan tunggangannya sembari melantunkan bait-bait syair. 

Maka berkatalah sekretaris ayah Mush’ab bin Abdullah Az-Zubairi kepada beliau: “Orang seperti engkau tak pantas berperilaku demikian.

Di manakah engkau dari fiqh?” Kata-kata tersebut benar-benar mengena pada jiwa Al-Imam Asy-Syafi’i, hingga akhirnya bertekad untuk mendalami ilmu agama kepada Muslim bin Khalid Az-Zanji -saat itu sebagai Mufti Makkah- kemudian kepada Al-Imam Malik bin Anas di Kota Madinah. 

๐Ÿ“š(Lihat Manaqib Asy-Syafi’i, 1/96)


➖Upaya menimba berbagai disiplin ilmu agama ditempuhnya dengan penuh kesungguhan.

Dari satu ulama menuju ulama lainnya dan dari satu negeri menuju negeri lainnya; Makkah-Madinah-Yaman-Baghdad. Di daerahnya (Makkah), Al-Imam Asy-Syafi’i menimba ilmu dari Muslim bin Khalid Az-Zanji, Dawud bin Abdurrahman Al-Aththar, Muhammad bin Ali bin Syafi’, Sufyan bin Uyainah, Abdurrahman bin Abu Bakr Al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Iyadh, dan yang lainnya.


➖Pada usia dua puluh sekian tahun, dalam kondisi telah layak berfatwa dan pantas menjadi seorang imam dalam agama ini- Al-Imam Asy-Syafi’i berkelana menuju Kota Madinah guna menimba ilmu dari para ulama Madinah: Al-Imam Malik bin Anas, Ibrahim bin Abu Yahya Al-Aslami, Abdul Aziz Ad-Darawardi, Aththaf bin Khalid, Ismail bin Ja’far, Ibrahim bin Sa’d, dan yang semisal dengan mereka. Kemudian ke negeri Yaman, menimba ilmu dari para ulamanya: Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadhi, dan yang lainnya. Demikian pula di Baghdad, beliau menimba ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani ahli fiqh negeri Irak, Ismail bin ‘Ulayyah, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi, dan yang lainnya. 

๐Ÿ“š(Diringkas dari Siyar A’lamin Nubala’, 10/6, 7, dan 12)


☪️ KEDUDUKAN AL-IMAM ASY-SYAFI’I RAHIMAHULLAHU DI MATA PEMBESAR UMAT 


➖Perjalanan Al-Imam Asy-Syafi’i yang demikian panjang dalam menuntut ilmu benar-benar membuahkan keilmuan yang tinggi, prinsip keyakinan (manhaj) yang kokoh, akidah yang lurus, amalan ibadah yang baik, dan budi pekerti yang luhur.

Tak heran bila kemudian posisi dan kedudukan beliau demikian terhormat di mata pembesar umat dari kalangan para ahli di bidang tafsir, qiraat Al-Qur’an, hadits, fiqh, sejarah, dan bahasa Arab. 

Kitab-kitab biografi yang ditulis oleh para ulama pun menjadi saksi terbaik atas itu semua. 


✨ Berikut ini contoh dari sekian banyak penghormatan pembesar umat terhadap Al-Imam Asy-Syafi’i yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut:


๐Ÿ“šDalam kitab Tahdzibut Tahdzib karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu disebutkan bahwa:


➖ Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Razi rahimahullahu berkata:

 “Tidak ada satu hadits pun yang Asy-Syafi’i keliru dalam meriwayatkannya.”


➖ Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu berkata: 

“Asy-Syafi’i belum pernah keliru dalam meriwayatkan suatu hadits.”


➖ Al-Imam Ali bin Al-Madini rahimahullahu berkata kepada putranya: 

“Tulislah semua yang keluar dari Asy-Syafi’i dan jangan kau biarkan satu huruf pun terlewat, karena padanya terdapat ilmu.”


➖ Al-Imam Yahya bin Ma’in rahimahullahu berkata tentang Asy-Syafi’i: 

“Tsiqah (terpercaya).”


➖ Al-Imam Yahya bin Sa’id Al-Qaththan rahimahullahu berkata:

 “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih berakal dan lebih paham tentang urusan agama daripada Asy-Syafi’i.”


➖ Al-Imam An-Nasa’i rahimahullahu berkata: 

“Asy-Syafi’i di sisi kami adalah seorang ulama yang terpercaya lagi amanah.”


➖ Al-Imam Mush’ab bin Abdullah Az-Zubairi rahimahullahu berkata:

 “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih berilmu dari Asy-Syafi’i dalam hal sejarah.”


➖Dalam Mukadimah Asy-Syaikh Ahmad bin Muhammad Syakir rahimahullahu terhadap kitab Ar-Risalah karya Al-Imam Asy-Syafi’i (hal. 6) disebutkan bahwa Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu berkata: 

“Kalau bukan karena Asy-Syafi’i (atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, pen.), niscaya kami tidak bisa memahami hadits dengan baik.”


➖Beliau juga berkata:

 “Asy-Syafi’i adalah seorang yang paling paham tentang Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”


๐Ÿ“šDalam kitab Manaqib Asy-Syafi’i karya Al-Imam Dawud bin Ali Azh-Zhahirirahimahullahu disebutkan:

 “Telah berkata kepadaku Ishaq bin Rahawaih: ‘Suatu hari aku pergi ke Makkah bersama Ahmad bin Hanbal untuk berjumpa dengan Asy-Syafi’i. 

Aku pun selalu bertanya kepadanya tentang sesuatu (dari agama ini) dan aku dapati beliau sebagai seorang yang fasih serta berbudi pekerti luhur. 

Setelah kami berpisah dengan beliau, sampailah informasi dari sekelompok orang yang ahli di bidang tafsir Al-Qur’an bahwa Asy-Syafi’i adalah orang yang paling mengerti tafsir Al-Qur’an di masa ini. 

Kalaulah aku tahu hal ini, niscaya aku akan bermulazamah (belajar secara khusus) kepadanya’.”


➖Dawud bin Ali Azh-Zhahiri berkata: 

“Aku melihat adanya penyesalan pada diri Ishaq bin Rahawaih atas kesempatan yang terlewatkan itu.”


๐Ÿ“š Dalam kitab Manaqib Asy-Syafi’i karya Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu (2/42-44 dan 48) disebutkan bahwa:


➖Al-Imam Abdul Malik bin Hisyam Al-Mu’afiri rahimahullahu berkata:

 “Asy-Syafi’i termasuk rujukan dalam bahasa Arab.”


➖Al-Imam Abdul Malik bin Quraib Al-Ashma’i rahimahullahu berkata: “Aku mengoreksikan syair-syair Suku Hudzail kepada seorang pemuda Quraisy di Makkah yang bernama Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i.”


➖Al-Imam Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam Al-Harawi rahimahullahu berkata: “Adalah Asy-Syafi’i sebagai rujukan dalam bahasa Arab atau seorang pakar bahasa Arab.”


➖Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu berkata: “Perkataan Asy-Syafi’i dalam hal bahasa Arab adalah hujjah.”


➖Al-Mubarrid rahimahullahu berkata: “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati Asy-Syafi’i. Beliau termasuk orang yang paling ahli dalam hal syair, sastra Arab, dan dialek bacaan (qiraat) Al-Qur’an.”


☪️ MENELUSURI PRINSIP KEYAKINAN (MANHAJ) AL-IMAM ASY-SYAFI’I RAHIMAHULLAHU


➖Prinsip keyakinan (manhaj) Al-Imam Asy-Syafi’i sesuai dengan prinsip keyakinan (manhaj) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Untuk lebih jelasnya, simaklah keterangan berikut ini:


๐Ÿ”ดA. Pengagungan Al-Imam Asy-Syafi’i terhadap Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


➖Al-Imam Asy-Syafi’i adalah seorang ulama yang selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta berpegang teguh dengan keduanya. 

Cukuplah karya monumental beliau, kitab Al-Umm (terkhusus pada Kitab Jima’ul Ilmi dan Kitab Ibthalul Istihsan) dan juga kitab Ar-Risalah menjadi bukti atas semua itu. Demikian pula beliau melarang dari taklid buta. Sebagaimana dalam wasiat beliau berikut ini:


➖ “Jika kalian mendapati sesuatu pada karya tulisku yang menyelisihi Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ambillah Sunnah RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut dan tinggalkan perkataanku.”


➖ “Jika apa yang aku katakan menyelisihi hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lah yang lebih utama, dan jangan kalian taklid kepadaku.” 

๐Ÿ“š (Lihat Manaqib Asy-Syafi’i, 1/472 dan 473)


➖Al-Imam Al-Muzani rahimahullahu (salah seorang murid senior Al-Imam Asy-Syafi’i) di awal kitab Mukhtashar-nya berkata: “Aku ringkaskan kitab ini dari ilmu Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i rahimahullahu serta dari kandungan ucapannya untuk memudahkan siapa saja yang menghendakinya, seiring dengan adanya peringatan dari beliau agar tidak bertaklid kepada beliau maupun kepada yang lainnya. 

Hal itu agar seseorang dapat melihat dengan jernih apa yang terbaik bagi agamanya dan lebih berhati-hati bagi dirinya.” 

๐Ÿ“š (Dinukil dari Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i fi Itsbatil Akidah, 1/127)


๐Ÿ”ดB. Hadits ahad dalam pandangan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu


➖Menurut Al-Imam Asy-Syafi’i (dan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah selainnya), tak ada perbedaan antara hadits mutawatir dan hadits ahad dalam hal hujjah, selama derajatnya shahih. 

Bahkan dalam kitab Ar-Risalah (hal. 369-471), Al-Imam Asy-Syafi’i menjelaskan secara panjang lebar bahwa hadits ahad adalah hujjah dalam segenap sendi agama. 

Lebih dari itu beliau membantah orang-orang yang mengingkarinya dengan dalil-dalil yang sangat kuat. 

Sehingga patutlah bila beliau dijuluki Nashirul Hadits (pembela hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam).


๐Ÿ”ดC. Tauhid dalam pandangan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu


➖Al-Imam Asy- Syafi’i merupakan sosok yang kokoh tauhidnya. 

Sangat mendalam pengetahuannya tentang tauhid dan jenis-jenisnya, baik tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah maupun tauhid asma’ wash shifat. Bahkan kitab-kitab beliau merupakan contoh dari cerminan tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


➖Di antaranya apa yang terdapat dalam mukadimah kitab Ar-Risalah berikut ini: “Segala puji hanya milik Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Rabb mereka. 

Segala puji hanya milik Allah yang tidaklah mungkin satu nikmat dari nikmat-nikmat-Nya disyukuri melainkan dengan nikmat dari-Nya pula. 

Yang mengharuskan seseorang kala mensyukuri kenikmatan-Nya yang lampau untuk mensyukuri kenikmatan-Nya yang baru.

 Siapa pun tak akan mampu menyifati hakikat keagungan-Nya. 

Dia sebagaimana yang disifati oleh diri-Nya sendiri dan di atas apa yang disifati oleh para makhluk-Nya. Aku memuji-Nya dengan pujian yang selaras dengan kemuliaan wajah-Nya dan keperkasaan ketinggian-Nya. 

Aku memohon pertolongan dari-Nya, suatu pertolongan dari Dzat yang tidak ada daya dan upaya melainkan dari-Nya. 

Aku memohon petunjuk dari-Nya, Dzat yang dengan petunjuk-Nya tidak akan tersesat siapa pun yang ditunjuki-Nya. 

Aku pun memohon ampunan-Nya atas segala dosa yang telah lalu maupun yang akan datang, permohonan seorang hamba yang meyakini bahwa tiada yang berhak diibadahi melainkan Dia, seorang hamba yang mengetahui dengan pasti bahwa tiada yang dapat mengampuni dosanya dan menyelamatkannya dari dosa tersebut kecuali Dia. 

Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi melainkan Dia semata, dan aku bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya…”


➖Al-Imam Asy-Syafi’i sangat berupaya untuk menjaga kemurnian tauhid.

Oleh karena itu, beliau sangat keras terhadap segala perbuatan yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar (syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam), seperti mendirikan bangunan di atas kubur dan menjadikannya sebagai tempat ibadah, bersumpah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan sebagainya. 

๐Ÿ“š(Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i Fi Itsbatil Akidah, 2/517)


➖Penting untuk disebutkan pula bahwa prinsip Al-Imam Asy-Syafi’i dalam hal tauhid asma’ wash shifat sesuai dengan prinsip Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum serta menyelisihi prinsip kelompok Asy’ariyyah ataupun Maturidiyyah.

Yaitu menetapkan semua nama dan sifat bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan dijelaskan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih. 

Menetapkannya tanpa menyerupakan dengan sesuatu pun, dan mensucikan AllahSubhanahu wa Ta’ala tanpa meniadakan (ta’thil) nama-nama dan sifat-sifat-Nya. 

Sebagaimana yang dikandung firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


ู„َูŠْุณَ ูƒَู…ِุซْู„ِู‡ِ ุดَูŠْุกٌ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ุณَّู…ِูŠุนُ ุงู„ْุจَุตِูŠุฑُ


“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan lagi Maha melihat.” 

๐Ÿ“–(Asy-Syura: 11)


➖Jauh dari sikap membayangkan bagaimana hakikat sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala(takyif) dan jauh pula dari sikap memalingkan makna sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sebenarnya kepada makna yang tidak dimaukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya (tahrif). Demikianlah prinsip yang senantiasa ditanamkan Al-Imam Asy-Syafi’i kepada murid-muridnya.


➖Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Telah diriwayatkan dari Ar-Rabi’ dan yang lainnya, dari para pembesar murid-murid Asy-Syafi’i, apa yang menunjukkan bahwa ayat dan hadits tentang sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut dimaknai sesuai dengan makna zhahirnya, tanpa dibayangkan bagaimana hakikat sifat tersebut (takyif), tanpa diserupakan dengan sifat makhluk-Nya (tasybih), tanpa ditiadakan (ta’thil), dan tanpa dipalingkan dari makna sebenarnya yang dimaukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam (tahrif).” 

๐Ÿ“š(Al-Bidayah wan Nihayah, 10/265)


๐Ÿ”ดD. Permasalahan iman menurut Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu


➖Iman menurut Al-Imam Asy-Syafi’i mencakup ucapan, perbuatan, dan niat (keyakinan). 

Ia bisa bertambah dengan ketaatan dan bisa berkurang dengan kemaksiatan. 

Adapun sikap beliau terhadap pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik) yang meninggal dunia dalam keadaan belum bertaubat darinya, maka selaras dengan prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah dan menyelisihi prinsip ahlul bid’ah, dari kalangan Khawarij, Mu’tazilah, maupun Murji’ah. 

Yaitu tergantung kepada kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak untuk diampuni maka terampunilah dosanya, dan jika Allah Subhanahu wa Ta’alaberkehendak untuk diazab maka akan diazab terlebih dahulu dalam An-Nar, namun tidak kekal di dalamnya. 

๐Ÿ“š (Lihat Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i fi Itsbatil Akidah, 2/516)


๐Ÿ”ดE. Permasalahan takdir dan Hari Akhir menurut Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu


➖Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya kehendak para hamba tergantung kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Tidaklah mereka berkehendak kecuali atas kehendak Allah Rabb semesta alam. Manusia tidaklah menciptakan amal perbuatannya sendiri. 

Amal perbuatan mereka adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya takdir baik dan takdir buruk semuanya dari Allah ‘Azza wa jalla. Sesungguhnya azab kubur benar adanya, pertanyaan malaikat kepada penghuni kubur benar adanya, hari kebangkitan benar adanya, penghitungan amal di hari kiamat benar adanya, Al-Jannah dan An-Nar benar adanya, dan hal lainnya yang disebutkan dalam Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta disampaikan melalui lisan para ulama di segenap negeri kaum muslimin (benar pula adanya).” 

๐Ÿ“š (Manaqib Asy-Syafi’i, 1/415)


➖Ketika ditanya tentang dilihatnya Allah Subhanahu wa Ta’ala (ru’yatullah) di hari kiamat, maka Al-Imam Asy-Syafi’i mengatakan: “Demi Allah, jika Muhammad bin Idris tidak meyakini akan dilihatnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat, niscaya dia tidak akan beribadah kepada-Nya di dunia.” 

๐Ÿ“š (Manaqib Asy-Syafi’i, 1/419)


๐Ÿ”ดF. Penghormatan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu terhadap para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam


➖Al-Imam Asy-Syafi’i sangat menghormati para sahabat Nabi. 

Hal ini sebagaimana tercermin dalam kata-kata beliau berikut ini: “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al-Qur’an, Taurat, dan Injil. 

Keutamaan itu pun (sungguh) telah terukir melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Suatu keutamaan yang belum pernah diraih oleh siapa pun setelah mereka. 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati mereka dan menganugerahkan kepada mereka tempat tertinggi di sisi para shiddiqin, syuhada, dan shalihin. 

Merekalah para penyampai ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita. Mereka pula para saksi atas turunnya wahyu kepada RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, mereka sangat mengetahui apa yang dimaukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait dengan hal-hal yang bersifat umum maupun khusus, serta yang bersifat keharusan maupun anjuran. 

Mereka mengetahui Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik yang kita ketahui ataupun yang tidak kita ketahui. Mereka di atas kita dalam hal ilmu, ijtihad, wara’, ketajaman berpikir dan menyimpulkan suatu permasalahan berdasarkan ilmu. Pendapat mereka lebih baik dan lebih utama bagi diri kita daripada pendapat kita sendiri. Wallahu a’lam.” 

๐Ÿ“š (Manaqib Asy-Syafi’i, 1/442)


➖Demikian pula beliau sangat benci terhadap kaum Syi’ah Rafidhah yang menjadikan kebencian terhadap mayoritas para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamsebagai prinsip dalam beragama. Hal ini sebagaimana penuturan Yunus bin Abdul A’la: “Aku mendengar celaan yang dahsyat dari Asy-Syafi’i -jika menyebut Syi’ah Rafidhah- seraya mengatakan: ‘Mereka adalah sejelek-jelek kelompok’.” 

๐Ÿ“š (Manaqib Asy-Syafi’i, 1/468)


๐Ÿ”ดG. Sikap Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu terhadap kelompok-kelompok sesat


➖Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu berkata: “Adalah Asy-Syafi’i seorang yang bersikap keras terhadap ahlul ilhad (orang-orang yang menyimpang dalam agama) dan ahlul bid’ah. Beliau tampakkan kebencian dan pemboikotan (hajr) tersebut kepada mereka.” 

๐Ÿ“š (Manaqib Asy-Syafi’i, 1/469)


➖Al-Imam Al-Buwaithi rahimahullahu berkata: “Aku bertanya kepada Asy-Syafi’i, ‘Apakah aku boleh shalat di belakang seorang yang berakidah Syi’ah Rafidhah?’ 

Maka beliau menjawab: ‘Jangan shalat di belakang seorang yang berakidah Syi’ah Rafidhah, seorang yang berakidah Qadariyyah, dan seorang yang berakidah Murjiah’.” 

๐Ÿ“š (Lihat Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i fi Itsbatil Akidah, 1/480)


➖Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Tidaklah seorang sufi bisa menjadi sufi tulen hingga mempunyai empat karakter: pemalas, suka makan, suka tidur, dan selalu ingin tahu urusan orang lain.” 

๐Ÿ“š (Manaqib Asy-Syafi’i, 2/207)


☪️ Demikianlah sekelumit tentang kehidupan Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i rahimahullahu dan prinsip keyakinan (manhaj) beliau. 

Seorang ulama besar yang penuh jasa, yang meninggal dunia di Mesir pada malam Jum’at 29 Rajab 204 H, bertepatan dengan 19 Januari 820 M, dalam usia 54 tahun.


➖Rahimahullahu rahmatan wasi’ah, wa ghafara lahu, wa ajzala matsubatahu, wa askanahu fi fasihi jannatihi.


Aamin yaa Rabbal'alamiin