Jumat, 01 April 2016

KENAPA BABI DICIPTAKAN, DAN KENAPA DIHARAMKAN?

Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


JIKA DI HARAMKAN, MENGAPA BABI DICIPTAKAN?


~ Salah satu pertanyaan “kritis” yang diajukan oleh misionaris adalah “Mengapa babi diciptakan jika ia haram? Untuk apa diciptakan jika tidak ada kemanfaatan?”

Al Quran dengan tegas menyatakan haramnya daging babi. Bahkan, pengharaman babi disebutkan empat kali. Yakni di Surat Al Baqarah ayat 173, Surat Al Maidah ayat 3, surat Al An’am ayat 145 dan surat An Nahl ayat 115.

Belakangan, ditemukan 10 fakta ilmiah yang menjelaskan hikmah diharamkannya babi.

Misionaris yang bertanya seperti itu, pun dengan pengikut-pengikutnya yang mengkonsumsi babi, seharusnya juga tahu bahwa babi juga haram dalam Injil. Dr Zakir Naik menjelaskan, larangan makan babi tercantum dalam kitab Imamat 11:7-8, kitab Ulangan 14:8 dan kitab Yesaya 65:2-5.

Jadi jika diharamkan untuk apa babi diciptakan? Di antara hikmah penciptaan babi adalah:



1. Untuk menguji manusia

Babi yang diharamkan sebenarnya merupakan ujian untuk manusia seberapa ia patuh kepada Sang Pencipta. Manusia yang memakannya, maka ia tidak lulus dalam ujian itu. Manusia yang berpegang teguh pada larangan Allah dengan tidak memakannya, maka ia lulus dalam ujian itu.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Dialah (Allah) yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian siapakah di antara kalian yang paling baik amalnya.” 

📖(QS. Al Mulk: 2)



2. Sarana meneguhkan manusia sebagai khalifatullah. 


Manusia adalah khalifatullah fil ardh yang bertugas memakmurkan bumi. Banyak hewan yang dikira tidak memiliki manfaat ternyata membuat manusia menjadi kreatif dan berdaya. Termasuk babi. Dengan adanya babi, manusia bisa mengetahui tentang berbagai (bibit) penyakit yang dibawa binatang itu dan tertantang untuk meneliti obatnya.

Seperti diketahui, babi mengandung cacing pita bahkan merupakan carier virus flu babi (swine influenza).


3. Sebagai pelajaran agar tidak menjadi sepertinya

Babi dikenal sebagai binatang yang malas, jorok dan rakus. Begitu joroknya babi, ia sampai memakan kotorannya sendiri. Bahkan, makanan yang akan ia makan kadang-kadang dikencingi dulu sebelum dilahap.

Rakusnya babi bisa dilihat dari makanan apapun yang ada di depannya akan dilahap. Sampah dan kotoran pun dilahap. Bahkan demi memuaskan kerakusannya, makanan yang telah memenuhi perutnya dimuntahkan kemudian dimakannya kembali.

Adanya babi selayaknya mengingatkan manusia agar tidak malas, tidak jorok dan tidak rakus.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan babi sebagai perlambang keburukan. Bahkan, ada kaum terdahulu yang dikutuk menjadi babi karena perbuatan buruknya.


قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

Katakanlah (Muhammad), “Apakah aku akan beritakan kepadamu tentang orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. 

📖(QS. Al Maidah: 60)



KENAPA BABI ITU DIHARAMKAN...?

INILAH PENJELASAN SYEKH MUHAMMAD ABDUH

 

Pengaruh Makanan Terhadap Perilaku :


🔴Suatu ketika Syeikh Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. 

Beberapa mahasiswa menanyakan padanya tentang alasan ajaran Islam mengharamkan babi. 


➖“Umat Islam mengatakan babi itu haram karena memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba, dan bakteri-bakteri berbahaya.

Sekarang, semua itu sudah hampir tidak ada karena babi dipelihara di peternakan modern, kebersihannya terjamin, dan proses sterilisasi yang sudah memadai. 

Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba berbahaya?”


🔴Muhammad Abduh tidak langsung menjawab. Dengan cerdik beliau minta dihadirkan 2 ekor ayam jantan dan 1 ekor ayam betina, serta 2 ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina.

Mereka bertanya, 

➖“Untuk apa semua ini?”

➖“Penuhi apa yang saya minta, maka akan saya perlihatkan satu rahasia,” jawab Syeikh

Mereka memenuhi permintaan Muhammad Abduh. 


🔴Pemikir Islam ini segera mengurung 2 ekor ayam jantan bersama 1 ekor ayam betina dalam 1 kandang. 

Apa yang terjadi? 

Dua ekor ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh untuk mendapatkan ayam betina.

 

🔴Setelah itu Muhammad Abduh melepas 2 ekor babi jantan dengan 1 ekor babi betina. 

Kali ini, mereka menyaksikan sebuah “keanehan”. 

Tidak ada sedikit pun perkelahian utk memperebutkan babi betina. 

Tanpa rasa cemburu dan harga diri, babi jantan yang satu justru membantu babi jantan lainnya melaksanakan hajat seksualnya. 


🔴Mengapa hal ini terjadi... ❓“

➖Saudara-saudariku semua, daging babi membunuh ‘ghirah’ orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian.

Seorang lelaki dari kalian membiarkan istrinya bersama lelaki lain, tanpa rasa cemburu.

Seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, tapi kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was.


🔴Sesungguhnya, daging babi itu menularkan sifat-sifat buruk pada orang yang memakannya.

Muhammad Abduh kemudian memberikan contoh-contoh baik dalam syariat Islam. Misalnya, Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran serta memakan kotorannya. 

Siapapun yang ingin menyembelihnya harus mengurungnya selama beberapa hari serta memberinya pakan yg sesuai. 


🔴Mengapa... ❓

Agar perutnya terbebas dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba berbahaya yang bisa menular pada manusia. Itulah hukum Allah. 

Itulah perlindungan dan kasih sayang Al-Khaliq kepada manusia.


Semoga bermanfaat! 


📚(#Disalin dari buku “Haram Bikin Seram” karya Tauhid Nur Azhar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan saran anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.