Sabtu, 17 Oktober 2020

SETAN MAKAN MINUM PAKAI TANGAN KIRI

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

   " SETAN MAKAN MINUM PAKAI TANGAN KIRI "

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


☄️Dalam Islam, makan sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan tangan kanan. Namun terkadang ada suatu kendala yang membuat seseorang tidak bisa makan dengan tangan kanan. Misalnya seperti saat sedang berada dalam acara jamuan makan resmi yang menggunakan table manner. Selain itu, orang yang kidal pun makan dengan tangan kiri dan tak jarang ada saja orang yang secara tidak sadar menyuapkan makanan ataupun minuman dengan tangan kiri.


☄️Dalam konsep table manner, makan dengan menggunakan pisau dan garpu adalah hal yang tak terhindarkan. Pisau akan dipegang di tangan kanan untuk memotong makanan, sedangkan garpu dipegang di tangan kiri untuk menyantap makanan berupa steak dan lainnya. Begitu pula dengan orang kidal yang menyantap makanan dengan tangan kiri. Padahal dalam Islam, makan dengan tangan kiri adalah hal yang sangat dilarang. Mengapa demikian?


☄️Ternyata Rasulullah SAW selalu makan dengan menggunakan tangan kanan. Bahkan sebelum makan pun Beliau SAW akan selalu mengucapkan basmallah. Sebagaimana ‘Aisyah RA berkata,


ุญَุฏَّุซَู†َุง ุญَุฌَّุงุฌُ ุจْู†ُ ู…ِู†ْู‡َุงู„ٍ ุญَุฏَّุซَู†َุง ุดُุนْุจَุฉُ ู‚َุงู„َ ุฃَุฎْุจَุฑَู†ِูŠ ุฃَุดْุนَุซُ ุจْู†ُ ุณُู„َูŠْู…ٍ ุณَู…ِุนْุชُ ุฃَุจِูŠ ูŠُุญَุฏِّุซُ ุนَู†ْ ู…َุณْุฑُูˆู‚ٍ ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡َุง ู‚َุงู„َุชْ ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠُุญِุจُّ ุงู„ุชَّูŠَู…ُّู†َ ูِูŠ ุทُู‡ُูˆุฑِู‡ِ ูˆَุชَุฑَุฌُّู„ِู‡ِ ูˆَุชَู†َุนُّู„ِู‡ِ


➖ “Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Asy’ats bin Sulaim] saya mendengar [Ayahku] menceritakan dari [Masruq] dari [‘Aisyah] radliallahu ‘anha dia berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyukai tayamun (mendahulukan yang kanan) ketika bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal.”


☄️Bahkan sahabat Nabi yang bernama Umar bin Abi Salamah RA pun pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW sempat menegurnya terkait adab makan. Umar bin Abi Salamah RA berkata,


ูƒُู†ْุชُ ุบُู„َุงู…ًุง ูِูŠ ุญَุฌْุฑِ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูˆَูƒَุงู†َุชْ ูŠَุฏِูŠ ุชَุทِูŠุดُ ูِูŠ ุงู„ุตَّุญْูَุฉِ ูَู‚َุงู„َ ู„ِูŠ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠَุง ุบُู„َุงู…ُ ุณَู…ِّ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِูƒَ ูˆَูƒُู„ْ ู…ِู…َّุง ูŠَู„ِูŠูƒَ ูَู…َุง ุฒَุงู„َุชْ ุชِู„ْูƒَ ุทِุนْู…َุชِูŠ ุจَุนْุฏُ


➖ Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Ghulam, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah cara makanku setelah itu. 

๐Ÿ“™(HR. Bukhari & Muslim)


☄️Berdasarkan hadis-hadis tersebut jelas bahwa Rasulullah SAW sangat mewajibkan umat Islam untuk makan dengan tangan kanan. Alasannya, karena makan dengan menggunakan tangan kiri merupakan cara yang dilakukan oleh setan. Rasulullah SAW bersabda,


ุฅِุฐَุง ุฃَูƒَู„َ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ูَู„ْูŠَุฃْูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ูˆَุฅِุฐَุง ุดَุฑِุจَ ูَู„ْูŠَุดْุฑَุจْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ูŠَุฃْูƒُู„ُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูˆَูŠَุดْุฑَุจُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ


➖“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” 

๐Ÿ“™ (HR. Muslim)


☄️Dengan hadis demikian, jelaslah bahwa umat Islam sangat dilarang menggunakan tangan kiri saat makan dan minum. Sebab setan menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum. Lalu bagaimana dengan orang kidal yang dominan otak kanannya sehingga cenderung sering menggunakan tangan kiri?


☄️Ternyata makan dan minum bukanlah tindakan presisi atau tindakan yang membutuhkan ketepatan dan ketelitian seperti pembedahan, menulis, melukis dan lainnya. Sebab makan dan minum adalah kebiasaan yang bisa dilakukan dengan kedua tangan. Bagi orang yang kidal, hendaknya ia tetap membiasakan makan dan minum dengan tangan kanan, meskipun ia menulis dan melakukan aktifitas lainnya dengan tangan kiri.


☄️Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW pernah menegur orang kidal yang enggan membiasakan makan dengan tangan kanan. Salamah bin Al-Akwa’ RA berkata:


ุฃَู†َّ ุฑَุฌُู„ًุง ุฃَูƒَู„َ ุนِู†ْุฏَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูَู‚َุงู„َ ูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِูƒَ ู‚َุงู„َ ู„َุง ุฃَุณْุชَุทِูŠุนُ ู‚َุงู„َ ู„َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชَ ู…َุง ู…َู†َุนَู‡ُ ุฅِู„َّุง ุงู„ْูƒِุจْุฑُ ู‚َุงู„َ ูَู…َุง ุฑَูَุนَู‡َุง ุฅِู„َู‰ ูِูŠู‡ِ


➖ “Ada seorang laki-laki yang makan di samping Rasulullah SAW dengan tangan kirinya. Maka Rasulullah bersabda, ‘Makanlah dengan tangan kananmu!’ Dia menjawab, ‘Aku tidak bisa.’ Beliau bersabda, ‘Semoga kamu tidak bisa?’ Padahal tidak ada yang mencegah dia makan dengan tangan kanan kecuali karena sombong. Setelah itu tangannya tidak bisa dia angkat sampai ke mulutnya.” 

๐Ÿ“™ (HR. Muslim)


☄️Oleh karena itulah umat Islam sangat dianjurkan untuk makan dengan menggunakan tangan kanan. Pasalnya, umat islam tidak diperbolehkan meniru perilaku setan yang makan dan minum dengan tangan kiri. Terlebih bagi orang yang kidal, sudah seharusnya mereka berlatih untuk dapat makan dengan tangan kanan."

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


☄️Dalam Islam, makan sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan tangan kanan. Namun terkadang ada suatu kendala yang membuat seseorang tidak bisa makan dengan tangan kanan. Misalnya seperti saat sedang berada dalam acara jamuan makan resmi yang menggunakan table manner. Selain itu, orang yang kidal pun makan dengan tangan kiri dan tak jarang ada saja orang yang secara tidak sadar menyuapkan makanan ataupun minuman dengan tangan kiri.


☄️Dalam konsep table manner, makan dengan menggunakan pisau dan garpu adalah hal yang tak terhindarkan. Pisau akan dipegang di tangan kanan untuk memotong makanan, sedangkan garpu dipegang di tangan kiri untuk menyantap makanan berupa steak dan lainnya. Begitu pula dengan orang kidal yang menyantap makanan dengan tangan kiri. Padahal dalam Islam, makan dengan tangan kiri adalah hal yang sangat dilarang. Mengapa demikian?


☄️Ternyata Rasulullah SAW selalu makan dengan menggunakan tangan kanan. Bahkan sebelum makan pun Beliau SAW akan selalu mengucapkan basmallah. Sebagaimana ‘Aisyah RA berkata,


ุญَุฏَّุซَู†َุง ุญَุฌَّุงุฌُ ุจْู†ُ ู…ِู†ْู‡َุงู„ٍ ุญَุฏَّุซَู†َุง ุดُุนْุจَุฉُ ู‚َุงู„َ ุฃَุฎْุจَุฑَู†ِูŠ ุฃَุดْุนَุซُ ุจْู†ُ ุณُู„َูŠْู…ٍ ุณَู…ِุนْุชُ ุฃَุจِูŠ ูŠُุญَุฏِّุซُ ุนَู†ْ ู…َุณْุฑُูˆู‚ٍ ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡َุง ู‚َุงู„َุชْ ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠُุญِุจُّ ุงู„ุชَّูŠَู…ُّู†َ ูِูŠ ุทُู‡ُูˆุฑِู‡ِ ูˆَุชَุฑَุฌُّู„ِู‡ِ ูˆَุชَู†َุนُّู„ِู‡ِ


➖ “Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Asy’ats bin Sulaim] saya mendengar [Ayahku] menceritakan dari [Masruq] dari [‘Aisyah] radliallahu ‘anha dia berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyukai tayamun (mendahulukan yang kanan) ketika bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal.”


☄️Bahkan sahabat Nabi yang bernama Umar bin Abi Salamah RA pun pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW sempat menegurnya terkait adab makan. Umar bin Abi Salamah RA berkata,


ูƒُู†ْุชُ ุบُู„َุงู…ًุง ูِูŠ ุญَุฌْุฑِ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูˆَูƒَุงู†َุชْ ูŠَุฏِูŠ ุชَุทِูŠุดُ ูِูŠ ุงู„ุตَّุญْูَุฉِ ูَู‚َุงู„َ ู„ِูŠ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠَุง ุบُู„َุงู…ُ ุณَู…ِّ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِูƒَ ูˆَูƒُู„ْ ู…ِู…َّุง ูŠَู„ِูŠูƒَ ูَู…َุง ุฒَุงู„َุชْ ุชِู„ْูƒَ ุทِุนْู…َุชِูŠ ุจَุนْุฏُ


➖ Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Ghulam, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah cara makanku setelah itu. 

๐Ÿ“™(HR. Bukhari & Muslim)


☄️Berdasarkan hadis-hadis tersebut jelas bahwa Rasulullah SAW sangat mewajibkan umat Islam untuk makan dengan tangan kanan. Alasannya, karena makan dengan menggunakan tangan kiri merupakan cara yang dilakukan oleh setan. Rasulullah SAW bersabda,


ุฅِุฐَุง ุฃَูƒَู„َ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ูَู„ْูŠَุฃْูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ูˆَุฅِุฐَุง ุดَุฑِุจَ ูَู„ْูŠَุดْุฑَุจْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ูŠَุฃْูƒُู„ُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูˆَูŠَุดْุฑَุจُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ


➖“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” 

๐Ÿ“™ (HR. Muslim)


☄️Dengan hadis demikian, jelaslah bahwa umat Islam sangat dilarang menggunakan tangan kiri saat makan dan minum. Sebab setan menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum. Lalu bagaimana dengan orang kidal yang dominan otak kanannya sehingga cenderung sering menggunakan tangan kiri?


☄️Ternyata makan dan minum bukanlah tindakan presisi atau tindakan yang membutuhkan ketepatan dan ketelitian seperti pembedahan, menulis, melukis dan lainnya. Sebab makan dan minum adalah kebiasaan yang bisa dilakukan dengan kedua tangan. Bagi orang yang kidal, hendaknya ia tetap membiasakan makan dan minum dengan tangan kanan, meskipun ia menulis dan melakukan aktifitas lainnya dengan tangan kiri.


☄️Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW pernah menegur orang kidal yang enggan membiasakan makan dengan tangan kanan. Salamah bin Al-Akwa’ RA berkata:


ุฃَู†َّ ุฑَุฌُู„ًุง ุฃَูƒَู„َ ุนِู†ْุฏَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูَู‚َุงู„َ ูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِูƒَ ู‚َุงู„َ ู„َุง ุฃَุณْุชَุทِูŠุนُ ู‚َุงู„َ ู„َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชَ ู…َุง ู…َู†َุนَู‡ُ ุฅِู„َّุง ุงู„ْูƒِุจْุฑُ ู‚َุงู„َ ูَู…َุง ุฑَูَุนَู‡َุง ุฅِู„َู‰ ูِูŠู‡ِ


➖ “Ada seorang laki-laki yang makan di samping Rasulullah SAW dengan tangan kirinya. Maka Rasulullah bersabda, ‘Makanlah dengan tangan kananmu!’ Dia menjawab, ‘Aku tidak bisa.’ Beliau bersabda, ‘Semoga kamu tidak bisa?’ Padahal tidak ada yang mencegah dia makan dengan tangan kanan kecuali karena sombong. Setelah itu tangannya tidak bisa dia angkat sampai ke mulutnya.” 

๐Ÿ“™ (HR. Muslim)


☄️Oleh karena itulah umat Islam sangat dianjurkan untuk makan dengan menggunakan tangan kanan. Pasalnya, umat islam tidak diperbolehkan meniru perilaku setan yang makan dan minum dengan tangan kiri. Terlebih bagi orang yang kidal, sudah seharusnya mereka berlatih untuk dapat makan dengan tangan kanan.

Jumat, 16 Oktober 2020

SIGAPNYA SANG PEMIMPIN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

        SIGAPNYA SANG PEMIMPIN 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐ŸŒ‘ Suatu malam menjelang kedatangan pasukan Ahzab ke Madinah, demikian Sa'ad ibn Abi Waqqash berkisah, keadaan demikian mencekam. Sungguh tepat apa yang digambarkan Allah; tak tetap lagi penglihatan kami dan hati serasa naik menyesak ke kerongkongan (Surat Al Ahzab Ayat 10).


๐ŸŒ‘ Malam itu aku terbangun dan ingat akan Rasulullah. Atas keinginan sendiri, aku beranjak, lalu berjaga di dekat kediaman beliau. Saat aku disana, Rasulullah bersabda dengan suara agak dikeraskan, "Adakah lelaki shalih yang malam ini sudi menjaga kami ?"


๐ŸŒ‘ Maka aku segera menjawab, "Labbaika yaa Rasuulullah ! Di sini Sa'ad ibn Abi Waqqash berjaga untukmu !" Sesungguhnya yang paling kusukai dari sabda beliau adalah kata-kata 'lelaki shalih', semoga itu menjadi do'a bagi diriku.


๐ŸŒ‘ Beliau keluar menemuiku dengan senyum tulusnya. Setelah memberikan arahan dan memesankan nasihat, beliau masuk kembali. Di larut itu, tiba-tiba kudengar bunyi keras menderu-deru dari ujung kota. Bergegas kunaiki kuda dan kutuju arah asal suara. Aku memacu kudaku. Sampai di satu tempat gelap, dari arah berlawanan muncul bayangan penunggang kuda. Kusiapkan busur dan panahku. Ketika mendekat, aku terkesiap. Ternyata dia Rasulullah ! Aku bertanya, "Dari mana engkau, ya Nabi ? Sungguh aku khawatir atas deru tadi ! Aku khawatir, pasukan musuh dalam jumlah besar datang untuk menyerang Madinah. Mohon pulanglah, dan izinkan aku memeriksanya"


๐ŸŒ‘ Rasulullah tersenyum padaku dan bersabda, "Tenangkan dirimu, hai Sa'ad. Aku telah memeriksanya. Dan itu hanya suara angin gurun"


๐ŸŒ‘ Aku terperangah, takjub dan malu. Aku, si peronda, telah didahului oleh sang Nabi yang kujaga dalam memeriksa kemungkinan bahaya.


_________________*****_________________


๐ŸŒ‘ Kisah Sa'ad ini menjadi pembelajaran indah. Bahwa sang Nabi meminta dijaga bukan karena manja atau suka dilayani pengikutnya. Kesiagaan dan kegesitan beliau bahkan lebih tinggi daripada Sa'ad yang meronda. Permintaan dijaga itu ternyata pendidikan maknanya. Sungguh menakjubkan; pemimpin ini adalah pembawa kedamaian, tak cuma dalam kata, tetapi dengan tindakan yang didasari ketulusan. Dan, kasih sayang agung yang membuat seluruh hidupnya terabdi tuk melayani, tak menghalangi beliau dalam mendidik sahabatnya.


๐ŸŒ‘ Demikian sekelumit kisah, moga mengilhamkan kita tuk menjadi pembawa damai di hati orang-orang yang kita pimpin.


ุขู…ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ูŠู† ุขู„ู„ّู‡ُู…َ ุขู…ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ูŠู†

Kamis, 15 Oktober 2020

ALASAN PARA PEJUANG MEMILIH PAKAIAN ISLAMI, DARIPADA PAKAIAN ADAT


 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

ALASAN PARA PEJUANG MEMILIH PAKAIAN ISLAMI, DARIPADA PAKAIAN ADAT 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Pemilihan pakaian Islami berupa Jubah dan Sorban yang dilakukan para pejuang terdahulu saat melawan penjajah Belanda ternyata memiliki dasar yang kuat.


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Guru Besar sejarah Universitas Padjajaran Profesor Ahmad Mansur Suryanegara mengungkapkan bahwa alasan para pejuang mengenakan pakaian Islami dengan jubah dan Sorban adalah karena pada masa itu pakaian adat identik dengan para pembantu Penjajah Belanda untuk menindas masyarakat Nusantara.


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Para pejuang seperti Pangeran Diponegoro, Kiai Mojo dan Sentot Alibasyah Prawirodirjo lebih memilih mengenakan busana Islami dari pada pakaian adat Jawa ketika melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda pada masa itu.


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Berikut ini penjelasan lengkap yang ditulis Profesor Ahmad Mansur Suryanegara:


➖PANGERAN DIPONEGORO,KIAI MOJO, SENTOT ALIBASYAH PRAWIRODIRJO, Menanggalkan BUSANA ADAT JAWA ketika para Pengena Busana Adat menjadi Pembantu Utama Penjajah Protestan Beland iIkut serta menindas rakyat dgn menggunakan topeng BUDAYA ADAT untuk memadamkan CAHAYA ISLAM .


➖PANGERAN DIPONEGORO, walau menyandang Keris, Menurut DR TJIPTO MANGUNKUSUMO tidak pernah menghunus kerisnya di tengah peperangan. 

Tetapi selalu membacakan AL QURAN untuk membangkitkan Jiwa Juang umat dan rakyat pendukungnya yang anti penjajah.


➖PANGERAN DIPONEGORO, KIAI MOJO, SENTOT ALIBASYAH PRAWIRODIRJO BERBUSANA ISLAMI menyelamatkan bangsanya dari keruntuhan moral bangsanya.


➖Pembusana Adat Djawa bertingkah laku pemadat, merendahkan martabat wanita, perusak keluhuran Adat Djawa, perusak Syariah Islam dalam Istana Kesultanan dan di masyarakat Djawa. 

Berkedok memelihara Adat Djawa, tapi bermental rendah.


➖Bila disebutkan ORA NDJOWO artinya tingkah lakunya TIDAK ISLAMI. 

Saat itu JOWO atau JAWA di masyarakat artinya MENGERTI.

Bila disebut ORA NDJOWO artinya ORA NGERTI atau TIDAK ISLAMI. 

ORA artinya Tidak. 

Djawa artinya Islam dan Pribumi berseberangan penjajah yang asing.


➖Dalam perjalanan Sejarah ADAT DAERAH di Nusantara diperadabkan oleh Ajaran ISLAM. Pada masa penjajahan Kerajaan Protestan Belanda dan pemerintah Kolonial Belanda, ADAT BUDAYA yang bersifat LOKAL dijadikan PEMECAH BELAH KESATUAN BANGSA atau UMAT. 

Dijadikan Alat oleh penjajah melawan ISLAM yang bersifat UNIVERSAL dan PEMERSATU BANGSA INDONESIA.

Rabu, 14 Oktober 2020

KAMIKAH YANG KAU RINDUKAN ITU, YA RASULULLAH......❓

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KAMIKAH YANG KAU RINDUKAN ITU, YA RASULULLAH......❓

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ’ŽUndzur ilaina Yaa Rasulullah. 

๐Ÿ’ŽJangan kau palingkan wajahmu dari kami, tengoklah kami Yaa Rasulullah...... 


๐ŸŒบ AKU RINDU SAUDARA-SAUDARAKU ๐ŸŒบ

---------------------------------------------------------------------


๐Ÿ’ŽSuatu malam, menjelang waktu subuh, Rasulullah SAW bermaksud untuk wudhu untuk menunaikan shalat shubuh.


➖"Apakah ada air untuk wudhu?", beliau bertanya kepada para sahabatnya.


๐Ÿ’ŽTernyata tak ada seorang pun yang memiliki air. Yang ada hanyalah sebuah kantong kulit yang tinggal menyisakan tetesan-tetesan air. Kantong itu pun dibawa ke hadapan Rasulullah. Beliau lalu memasukkan jari-jemarinya yang mulia ke dalam kantong itu. Ketika Rasulullah mengeluarkan tangannya, terpancarlah dengan deras air dari sela-sela jarinya.


๐Ÿ’ŽPara sahabat lalu segera berwudhu dengan air suci itu. Abdullah bin Mas'ud ra bahkan meminum air itu.


๐Ÿ’ŽHayya 'ala as-shalah, Hayya 'ala al-falah… 

Nabi pun kemudian memimpin shalat subuh berjamaah.


๐Ÿ’ŽUsai salat subuh, Rasulullah saw duduk menghadapi para sahabatnya.


➖Beliau bertanya, "Tahukah kalian, siapa yang paling menakjubkan imannya?"


➖Para sahabat menjawab, "Para malaikat."


➖"Bagaimana mereka tak beriman, padahal mereka berada di samping Tuhan mereka?"


➖"Kalau begitu, para Nabi, ya Rasulullah," berkata para sahabat.


➖"Bagaimana para nabi tidak beriman, mereka beriman; mereka menerima wahyu dari Allah," jawab Rasulullah.


➖"Kalau begitu, kami; para sahabatmu, ya Rasulullah" kata para sahabat.


➖"Bagaimana kalian tidak beriman; sementara kalian baru saja menyaksikan apa yang kalian saksikan," Rasulullah merujuk kepada mukjizat yang baru saja terjadi.


➖"Lalu, siapa yang paling menakjubkan imannya itu, ya Rasulullah?" para sahabat bertanya.


➖Rasulullah menjawab, "Mereka adalah kaum yang datang sesudahku. Mereka tidak pernah berjumpa denganku; tidak pernah melihatku. Tapi ketika mereka menemukan Al-Qur'an terbuka di hadapannya, mereka lalu mencintaiku dengan kecintaan yang luar biasa.

Mereka adalah saudara-saudaraku."


➖Para Sahabat kemudian bertanya, “Bukankah kami juga saudaramu, Ya Rasulullah”


➖Rasulullah saw kemudian menjawab, “Benar, kalian adalah para sahabatku. Adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku. Yang beriman kepadaku padahal mereka tak pernah melihatku. Merekalah yang beriman kepada yang gaib, yang menunaikan salat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan kepada mereka 

๐Ÿ“–(QS. Al-Baqarah; 3)”


➖ Kemudian beliau melanjutkan kata-katanya, “Alangkah rindunya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu.”


                     _____?_______?_____


๐Ÿ’ŽYa Rasulullah….kamikah yang kau rindukan itu?


๐Ÿ’ŽYa Habiballah…

kami yang berlumur dosa inikah yang kau rindukan itu?


๐Ÿ’ŽYa Syafi’al Mudznibin..

sungguh kamipun sangat rindu kepadamu, rindu yang tak tertahankan, ya Rasulullah.


๐Ÿ’ŽYa Allah…sampaikan sebaik-baik sholawat dan salam kami kepada kekasih-Mu, Muhammad Rosulullah.


๐Ÿ’ŽAllahumma Shalli wa Sallim ‘alaa Sayyidina Muhammad wa ‘alaa Aaali Sayyidina Muhammad.


๐Ÿ’ŽSemoga dengan mengistiqomahkan bersholawat, kita semua mukminin mukminat dapat berjumpa serta mendapat syafaat Rosulullah di yaumul hisab nanti.


ุขู…ِู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ูŠْู†َ ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ูŠْู†َ


   ูˆَุงู„ู„ّู‡ُ ุฃุนู„َู… ุจِุงู„ุตَّูˆَุงุจ

Selasa, 13 Oktober 2020

UNTAIAN NASEHAT IMAM SYAFI’I RAHIMAHULLAH

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

๐Ÿ UNTAIAN NASEHAT IMAM SYAFI’I RAHIMAHULLAH ๐Ÿ

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ IMAM SYAFI'I RAHIMAHULLAH BERSYAIR:


ุฏَุนِ ุงู„ุฃَูŠَّุงู…َ ุชَูْุนَู„ ู…َุง ุชَุดَุงุกُ ูˆَุทِุจْ ู†َูْุณุงً ุฅุฐَุง ุญَูƒَู…َ ุงู„ْู‚َุถَุงุกُ


➖“Biarkanlah hari demi hari berbuat sesukanya Tegarkan dan lapangkan jiwa tatkala takdir menjatuhkan ketentuan (setelah diawali dengan tekad dan usaha).”


ูˆَู„ุง ุชَุฌْุฒَุนْ ู„ِู†َุงุฒِู„َุฉِ ุงู„ู„َّูŠَุงู„ِู€ูŠ ูَู…َุง ู„ِู€ุญَูˆَุงุฏِุซِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุจَู‚َุงุกُ


➖“Janganlah engkau terhenyak dengan musibah malam yang terjadi Karena musibah di dunia ini tak satu pun yang bertahan abadi (musibah tersebut pasti akan berakhir).”


ูˆูƒُู†ْ ุฑَุฌُู„ุงً ุนَู„َู‰ ุงู„ْุฃَู‡ْูˆَุงู„ِ ุฌَู„ْุฏًุง ูˆَุดِูŠْู…َุชُูƒَ ุงู„ุณَّู…َุงุญَุฉُ ูˆَุงู„ْูˆَูَุงุกُ


➖“(Maka) jadilah engkau lelaki sejati tatkala ketakutan menimpa Dengan akhlakmu; kelapangan dada, kesetiaan dan integritas.”


ูˆุฅู†ْ ูƒَุซُุฑَุชْ ุนُูŠُูˆْุจُูƒَ ูِูŠْ ุงู„ْุจَุฑَุงูŠَุง ูˆุณَุฑّูƒَ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ู„َู‡ุง ุบِุทَุงุกُ


➖“Betapapun aibmu bertebaran di mata makhluk Dan engkau ingin ada tirai yang menutupinya.”


ุชَุณَุชَّุฑْ ุจِุงู„ุณَّุฎَุงุก ูَูƒُู„ُّ ุนَูŠْุจٍ ูŠُุบَุทِّูŠْู‡ِ ูƒَู…َุง ู‚ِูŠْู„َ ุงู„ุณَّุฎَุงุกُ


➖“Maka tutupilah dengan tirai kedermawanan, karena segenap aib Akan tertutupi dengan apa yang disebut orang sebagai kedermawanan.”


ูˆَู„َุง ุชُุฑِ ู„ِู„ْุฃَุนَุงุฏِูŠْ ู‚َุทُّ ุฐُู„ًّุง ูَุฅِู†َّ ุดَู…َุงุชَุฉَ ุงู„ْุฃَุนْุฏَุง ุจَู„َุงุกُ


➖“Jangan sedikitpun memperlihatkan kehinaan di hadapan musuh (orang-orang kafir) Itu akan menjadikan mereka merasa di atas kebenaran disebabkan berjayanya mereka, sungguh itulah malapetaka yang sebenarnya.”


ูˆَู„َุง ุชَุฑْุฌُ ุงู„ุณَّู…َุงุญَุฉَ ู…ِู†ْ ุจَุฎِูŠْู„ٍ ูَู…ุง ูِูŠ ุงู„ู†َّุงุฑِ ู„ِู„ุธْู…ุขู†ِ ู…َุงุกُ


➖“Jangan pernah kau berharap pemberian dari Si Bakhil Karena pada api (Si Bakhil), tidak ada air bagi mereka yang haus.”


ูˆَุฑِุฒْู‚ُูƒَ ู„َูŠْุณَ ูŠُู†ْู‚ِุตُู‡ُ ุงู„ุชَุฃَู†ِّูŠ ูˆู„ูŠุณَ ูŠุฒูŠุฏُ ููŠ ุงู„ุฑุฒู‚ِ ุงู„ุนู†ุงุกُ


➖“Rizkimu (telah terjamin dalam ketentuan Allรขh), tidak akan berkurang hanya karena sifat tenang dan tidak tergesa-gesa (dalam mencarinya) Tidak pula rizkimu itu bertambah dengan ambisi dan keletihan dalam bekerja.”


ูˆَู„ุงَ ุญُุฒْู†ٌ ูŠَุฏُูˆู…ُ ูˆَู„ุงَ ุณُุฑูˆุฑٌ ูˆู„ุงَ ุจุคุณٌ ุนَู„َูŠْูƒَ ูˆَู„ุงَ ุฑَุฎَุงุกُ


➖“Tak ada kesedihan yang kekal, tak ada kebahagiaan yang abadi Tak ada kesengsaraan yang bertahan selamanya, pun demikian halnya dengan kemakmuran. (Beginilah keadaan hari demi hari, yang seharusnya mampu senantiasa memberikan kita harapan demi harapan dalam kehidupan)”


ุฅุฐَุง ู…َุง ูƒُู†ْุชَ ุฐَุง ู‚َู„ْุจٍ ู‚َู†ُูˆْุนٍ ูَุฃَู†ْุชَ ูˆَู…َุงู„ِูƒُ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุณَูˆَุงุกُ


➖“Manakala sifat Qanรข’ah senantiasa ada pada dirimu Maka antara engkau dan raja dunia, sama saja (artinya: orang yang qanรข’ah, senantiasa merasa cukup dengan apa yang diberikan Allรขh untuknya, maka sejatinya dia seperti raja bahkan lebih merdeka dari seorang raja)


ูˆَู…َู†ْ ู†َุฒَู„َุชْ ุจِุณَุงุญَุชِู‡ِ ุงู„ْู…َู†َุงูŠَุง ูู„ุง ุฃุฑุถٌ ุชู‚ูŠู‡ِ ูˆู„ุง ุณู…ุงุกُ


➖“Siapapun yang dihampiri oleh janji kematian Maka tak ada bumi dan tak ada langit yang bisa melindunginya.”


ูˆَุฃَุฑْุถُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุงุณِุนَุฉً ูˆَู„َูƒِู†ْ ุฅุฐَุง ู†َุฒَู„َ ุงู„ْู‚َุถَุง ุถَุงู‚َ ุงู„ْูَุถَุงุกُ


➖“Bumi Allรขh itu teramat luas, namun Tatakala takdir (kematian) turun (menjemput), maka tempat manapun niscaya kan terasa sempit.”


ุฏَุนِ ุงู„ุฃَูŠَّุงู…َ ุชَุบْุฏุฑُ ูƒُู„َّ ุญِูŠู†ٍ ูَู…َุง ูŠُุบْู†ِูŠْ ุนَู†ِ ุงู„ْู…َูˆْุชِ ุงู„ุฏَّูˆَุงุกُ


➖“Biarkanlah hari demi hari melakukan pengkhianatan setiap saat (artinya: jangan kuatir dengan kezaliman yang menimpamu) Toh, (pada akhirnya jika kezaliman tersebut sampai merenggut nyawa, maka ketahuilah bahwa) tak satu pun obat yang bisa menangkal kematian (artinya: mati di atas singgasana sebagai seorang raja dan mati di atas tanah sebagai orang yang terzalimi, sama-sama tidak ada obat penangkalnya).”


๐Ÿ“šDari kitab Dรฎwรขn al-Imรขm asy-Syรขfi’i hal. 10, Ta’lรฎq: Muhammad Ibrรขhรฎm Salรฎm

Senin, 12 Oktober 2020

BAU BUSUK DARI KUBURAN SANG PENEGAK HUKUM

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

       BAU BUSUK DARI KUBURAN

         SANG PENEGAK HUKUM 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


♦️Dalam kitab Nashรขihul ‘Ibรขd, Syaikh Nawawi al-Bantani mengungkap kisah seorang pencuri kain kafan dan seorang hakim dalam sebuah negara. Drama keduanya bermula ketika hakim yang dikenal sangat saleh itu merasakan detik-detik akhir usianya.


♦️Sang hakim gundah, terutama soal nasibnya nanti selepas prosesi pemakaman dirinya: akankah kain kafannya selamat dari tindak pencurian sebagaimana banyak kasus yang menimpa tetangganya saat itu? Ia tahu siapa yang biasa melakukannya. Maka dipangillah tukang nyolong kain mayat tersebut.


➖“Aku telah menyiapkan sejumlah uang seharga kain kafanku. Ambilah, tapi tolong jangan koyak kuburanku.” Si pencuri kain kafan mendengarkan dengan baik pesan sang hakim. Ia menyanggupi permintaannya.


♦️Si pencuri ternyata tak sungguh-sungguh memegang janjinya setelah hakim itu meninggal dunia. Di benaknya terlintas godaan mencuri kain kafan sang hakim. Istrinya sempat meredam niat buruknya ini, tapi gagal. Proses penggalian kubur pun berlangsung. Dalam aksi nekatnya inilah tukang curi kain kafan mendapatkan pengalaman ajaib.


♦️Telinganya seperti mendengar suara dua malaikat. Ia seolah dibimbing merekam peristiwa yang tak lazim dapat ditangkap indra itu.


➖“Ciumlah bau kakinya (hakim),” ujar malaikat satu kepada yang lain.


➖“Tidak ada yang aneh. Dia tidak menggunakan kedua kakinya untuk maksiat.”


♦️Penciuman terus berlanjut pada kedua tangan dan mata. Hasilnya sama. Tak ditemukan kejanggalan karena si hakim mampu menjaga tangan dan penglihatannya dari perbuatan haram. Malaikat lalu mulai memeriksa kedua telinga si hakim. Satu telinga masih luput dari masalah, tapi tidak untuk telinga bagian lain.


➖“Apa yang kau temukan?” tanya mailakat satu kepada yang lain.


➖“Sebuah bau busuk.”


➖“Kau tahu bau apa ini? Ini bau perbuatan si hakim yang cenderung mendengarkan satu pihak ketimbang yang lain dalam penyelesaian kasus sengketa dua pihak.


➖ Tiup!”


♦️Begitu tiupan diembuskan, api tiba-tiba memenuhi kuburan. Dan sejak peristiwa itulah pencuri kain kafan mengalami kebutaan.


♦️Syaikh Nawawi tak mencantumkan riwayat secara rinci perihal kisah dramatis ini. Beliau hanya menyebutnya berasal dari cerita sebagian ulama terdahulu. Syaikh Nawawi mengulasnya ketika menjelaskan balasan kehidupan setelah mati.


♦️Cerita di atas setidaknya berpesan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh sikap tidak adil dalam penegakan hukum tak hanya menimpa pada orang lain tapi juga diri sendiri. Citra positif di mata orang lain sebagai orang saleh tak akan mampu mengapus risiko dan tanggung jawab akibat kebusukan perilaku yang disembunyikan. Bukankah pengadilan sebenarnya justru terjadi setelah kehidupan di dunia ini?

Minggu, 11 Oktober 2020

TOBAT SELAGI SEMPAT

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

         ๐Ÿ‚ ๐Ÿ‚ TOBAT SELAGI SEMPAT ๐Ÿ‚๐Ÿ‚

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


ูˆَู…َู† ุชَุงุจَ ูˆَุนَู…ِู„َ ุตَุงู„ِุญุงً ูَุฅِู†َّู‡ُ ูŠَุชُูˆุจُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…َุชَุงุจุงً

➖“Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”

๐Ÿ“–[QS: Al-Furqan, 25: 71]


๐Ÿ‚SESUNGGUHNYA tidak ada yang setengah-setengah dalam agama, semua yang haq dan bathil telah dijelaskan secara rinci dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Karena itu, jika manusia ingin melaksanakan syari’at agama hendaknya bersikap total, sepenuhnya diamalkan.


๐Ÿ‚Masalahnya, ajakan dan perintah yang cukup jelas itu kadang menjadikan makhluk yang bernama manusia tidak sempat untuk menangkap hikmah dan manfaat kini. Orang menjadi serius dengan kesibukan tertentu, dan lalai dalam melaksanakan ajakan dan perintah itu.


๐Ÿ‚Di sisi lain, agama ini memberikan ‘rambu-rambu’ kehidupan yang jelas, dan larangan adalah garis yang tidak dapat diterjang oleh siapapun. Tanpa terkecuali. Betapa Islam tidak memberikan perlakuan yang bersifat ‘pilih kasih’ dalam soal tatanan dan aturan hidup.


๐Ÿ‚Sering kali ungkapan yang diajukan adalah karena saya manusia, tempat lupa dan salah. Ada lagi yang menganggap mumpung masih muda, dipuas-puaskan. Yang lain lagi mengatakan bahwa saya ini sudah terlanjur banyak berbuat maksiat. Mungkin masih banyak yang ingin menunjukkan mengapa tidak segera keluar untuk menemukan jalan baru, taubat. Semakin dicari alasan semakin tidak akan pernah terjadi pertaubatan. Dan menuruti hawa nafsu tidak akan pernah ada ujungnya.


SALAH DAN DOSA 


๐Ÿ‚Menurut pandangan Islam, dosa dibagi dua; dosa besar dan dosa kecil. Allah berfirman:


ุฅู† ุชุฌุชู†ุจูˆุง ูƒุจุงุฆุฑ ู…ุง ุชู†ู‡ูˆู† ุนู†ู‡ ู†ูƒูّุฑ ุนู†ูƒู… ุณูŠّุฆุงุชูƒู… ูˆู†ุฏุฎู„ูƒู… ู…ุฏุฎู„ุง ูƒุฑูŠู…ุง


➖“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” 

๐Ÿ“–(QS:An-Nisa’, 4: 31)


๐Ÿ‚Dalam ayat lain disebutkan:


ุงู„ุฐูŠู† ูŠุฌุชู†ุจูˆู† ูƒุจุงุฆุฑ ุงู„ุฅุซู… ูˆุงู„ููˆุงุญุด ุฅู„ุง ุงู„ู„ّู…ู… ุฅู†ّ ุฑุจّูƒ ูˆุงุณุน ุงู„ู…ุบูุฑุฉ


➖“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunanNya.” 

๐Ÿ“–(QS: An-Najm, 53: 32)


๐Ÿ‚Perbuatan dosa, baik besar maupun kecil, merupakan sebab utama kesengsaraan manusia. Dosa itu berdampak negatif pada diri pelakunya; keresahan, keterpurukan, bahaya kesehatan, akal, dan pekerjaan. Dampak lain berupa menghilangnya rasa persatuan, keguncangan maupun keributan pada masyarakat.


๐Ÿ‚Hanya para Nabi dan Rasul saja yang terjaga (ma’shum). Tidak ada satu dosapun yang dilakukan oleh mereka alaihissalam. Allah Ta’ala memberikan perlakuan khusus kepada hamba-hamba-Nya itu. Jika terdapat di antara kita yang mengaku bebas dari kesalahan, sok suci, bebas dari setitik salah, tentu bukanlah pengakuan, mungkin lebih dekat kepada canda atau mengingatkan kita dengan logika terbalik. Artinya, sadar atau tidak, ya kita pernah berbuah salah.


๐Ÿ‚Terdapat sebuah analogi bahwa salah itu seperti kotoran. Tergantung pada kecerdasan orang untuk dapat mengelolanya. Jika orang mampu menjadikan kesalahan untuk mendekat kepada Allah Ta’ala, untuk bertaubat kepada-Nya, maka kesalahan itu sebenarnya bukan kesalahan melainkan itu bentuk saluran rahmat dari Allah.


๐Ÿ‚Rasulullah Muhammad pernah bersabda 

➖ “Setiap anak manusia pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.” Hadits inilah yang dijadikan landasan untuk menyadari adanya kebaikan dari setiap keburukan, sehingga orang yang berbuat salah tidak berlama-lama menikmati kemaksiatan yang membawa kehancuran.


ARGUMEN ITU 


๐Ÿ‚Selalu orang bertanya tentang alasan dalam mengerjakan sesuatu, atau paling tidak orang berpikir tentang maksud ataupun tujuan melakukan hal yang diperintahkan. Tidak ada suatu perintah yang tidak dapat dilakukan oleh makhluk. Semua perintah yang Allah Ta’ala tetapkan merupakan indikator adanya kemampuan makhluk untuk mengerjakannya. Pun bila terdapat larangan-Nya, sebenarnya tidak seorangpun yang tidak dapat meninggalkannya. Betapa larangan itu lebih dekat kepada hawa nafsu yang mendominasi pribadi seseorang, sehingga larangan pun diterjang.


๐Ÿ‚Panggilan bertaubat sering dikumandangkan, hanya soal indera pendengaran saja yang bermasalah. Mendengar tetapi tidak fokus pada inti yang disampaikan. Mungkin bisa saja mendengar, tetapi menerima panggilan tersebut adalah soal lain.


๐Ÿ‚Jika nafas masih ada, itu tandanya masih terbuka kesempatan untuk bertaubat. Jika ada yang merasa kotor, terlanjur banyak maksiat dan dosa, itu tandanya diperintahkan untuk membersihkan diri, bertaubat. Jika orang sudah tahu dirinya kotor, berlumur lumpur, lantas ‘mandi’, lalu menceburkan diri dalam kubangan lumpur, itu berarti “nekad”. Orang yang berbuat dosa dan maksiat, sudah bertaubat, lalu menjerumuskan diri lagi, ini berarti belum menyadari dan sadar diri yang sesungguhnya.


PERTANYAANNYA, “MENGAPA HARUS BERTAUBAT ?”.


๐Ÿ‚Adalah awal yang baik bagi orang yang sadar akan maksiat dan bahayanya. Kesadaran untuk menjawab pertanyaan tersebut menjadi tonggak penting dalam perubahan seseorang yang ‘biasa’ berlaku maksiat untuk berubah dan menjadi ‘diri’ yang baru.


๐Ÿ‚Amru Khalid, dalam Hatta Yughayyiru ma bi Anfusihim, menyebutkan 15 efek buruk dari maksiat, di antaranya: murka Allah, kebencian orang mukmin, penghalang datangnya rezeki, penghalang memperoleh ilmu, cobaan yang berat, merasa terasing dari Allah, merasa terasing dari lingkungan, hati yang gelap dan raut muka yang suram, terhalang melakukan ketaatan, hasrat untuk mengerjakan kemaksiatan lain, kehinaan di sisi Allah, kehinaan di dalam hati, melemahkan akal, petaka akibat maksiat, dan mulut pelaku maksiat akan berkhianat pada dirinya.


๐Ÿ‚Argumen yang sahih ditemukan oleh para pelaku maksiat adalah dalam firman Allah:


ุฅู†ّู…ุง ุงู„ุชูˆุจุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ู„ู„ّุฐูŠู† ูŠุนู…ู„ูˆู† ุงู„ุณّูˆุก ุจุฌู‡ุงู„ุฉ ุซู… ูŠุชูˆุจูˆู† ู…ู† ู‚ุฑูŠุจ ูุฃูˆู„ุฆูƒ ูŠุชูˆุจ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ู… ูˆูƒุงู† ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู…ุง ุญูƒูŠู…ุง


➖“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” 

๐Ÿ“–(QS. An-Nisa’, 4: 17).


๐Ÿ‚Pada ayat di atas, yang dimaksud mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan adalah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu; 2. orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak; 3. orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau Karena dorongan hawa nafsu.


SAATNYA KEMBALI 


๐Ÿ‚Dalam Al-Khathaya fi Nadzril Islam disebutkan bahwa taubat mencakup tiga syarat: (a) meninggalkan perbuatan dosa; (b) menyesali perbuatannya; (c) bertekad tidak akan melakukannya kembali. Salah satu unsur penting dalam taubat adalah adanya rasa penyesalan. Rasa penyesalan ini mempunyai pengaruh besar dalam merubah sikap seseorang dari keadaan jelek menjadi baik.


๐Ÿ‚Manusia lahir dalam keadaan suci, fitrah. Jika manusia mengotori fitrahnya itu lantaran hawa nafsu yang menguasai dirinya, hingga orang lalai, salah, berbuat dosa atau maksiat, maka kesempatan untuk membersihkan diri masih terbuka dan selalu dibuka untuk siapa saja yang mau kembali, kembali ke jalan yang benar. Selama hayat masih dikandung badan, bertaubat masih diterima. Namun bila orang menunda-nunda, mengulur waktu, tidak mau bersegera untuk bertaubat, maka suatu saat nyawa akan meregang dari raga tanpa warning, dan datangnyapun tiba-tiba.


๐Ÿ‚Jika panggilan taubat tidak lagi dihiraukan, waspadalah bahwa Malaikat Izrail bisa kapan saja dan dimana saja mencabut nyawa, tentunya Izrail bertindak setelah adanya instruksi Sang Khaliq. Maka waspadalah terhadap mati su’ul khatimah (akhir yang buruk).


๐Ÿ‚Upaya untuk kembali ke jalan yang lurus hendaknya diupayakan semaksimal mungkin. Perjuangan untuk taubat ini mengandung nilai yang positif bagi perbaikan pribadi dan bukti penghambaan kepada Yang Maha Pengampun. Jika orang yang bertaubat sudah kembali ke dalam naungan cahaya ilahi, ia pantang kembali kepada kemaksiatan. 

Maka diperlukan cara jitu untuk menepis keinginan untuk bermaksiat, yaitu :

(i) bergaul dengan orang saleh; 

(ii) membiasakan diri beramal saleh. 

Di sinilah pentingnya lingkungan yang baik, yang mendukung berseminya kemaslahatan dan perbaikan serta kebermaknaan hidup di bawah ridha Allah Ta’ala

Sabtu, 10 Oktober 2020

WAHAI SUAMI, HATI-HATI DENGAN DOSA-DOSA INI....!!

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" WAHAI SUAMI, HATI-HATI DENGAN DOSA-DOSA INI....!! "

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


☄️Islam memberikan perhatian kepada urusan keluarga dengan perhatian yang sangat besar, sebagaimana Islam juga mengatur hal-hal yang dapat menjamin keselamatan dan kebahagiaan keluarga tersebut.


☄️Namun, dalam sebuah keluarga atau rumah tangga, tak jarang kita temui fakta-fakta suami yang melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah Ta'ala dan telah melanggar hak-hak isterinya.


☄️Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni.


☄️Ada beberapa kategori dosa suami kepada istrinya yang dijelaskan dalam dalil Al-Qur'an dan hadis. Di antaranya:


1️⃣. Tidak mengajarkan ilmu agama


Sudah menjadikewajiban suami untuk memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya azab kubur dan siksa neraka sebagaimana dalam firman Allah Ta'ala berikut:


ูŠَٰุٓฃَูŠُّู‡َุง ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง۟ ู‚ُูˆุٓง۟ ุฃَู†ูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ูฑู„ู†َّุงุณُ ูˆَูฑู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„َٰุٓฆِูƒَุฉٌ ุบِู„َุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„َّุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ูฑู„ู„َّู‡َ ู…َุงٓ ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ


➖ “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan,” 

๐Ÿ“–(QS. At-Tahrim:6).


2️⃣. Tidak memiliki rasa cemburu


Dalam rumah tangga, sifat cemburusangat diperlukan sebagai bumbu- bumbu dalam cinta, namun tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dilakukan dengan berlebihan. Berikut hadis yang menjelaskan mengenai hal ini :


➖ “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” 

๐Ÿ“™ (H.R. An-Nasa’i dinilai ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah : 674).


Ad-Dayyuts(dayus) adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga/istrinya.


3️⃣. Tidak memberi nafkah


Sudah banyak contoh para suami yang tak malu menelantarkan istrinya tanpa uang nafkah atau uang belanja sama sekali, Padahal hal ini merupakan dosa yang luar biasa. Bayangkan seorang perempuan yang telah rela meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup mengabdi pada suami.


Bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan seperti binatang peliharaan yang terabaikan dengan tidak diberi nafkah lahir sebagaimana hukum suami pelit menafkahi istri . Sungguh suami telah berbuat dosa besar jika melakukan hal ini.


➖”Rasululluah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” 

๐Ÿ“™ (HR.Abu Dawud, Muslim, Ahmad, dan Thabarani).


4️⃣. Membiarkan istri bekerja untuk menafkahi


Saat ini banyak istri yang memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga dalam hal mencari nafkah. Terlebih lagi jika suami malah memilih bersantai, cuek dan membiarkan istri yang bekerja.


➖”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,“

๐Ÿ“™(HR.Ahmad, Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i).


5️⃣. Memiliki perasaan benci kepada istri


Tentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini melalui hadis berikut :


➖ “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” 

๐Ÿ“™ (HR. Muslim).


6️⃣. Enggan membantu istri dalam pekerjaan rumah. 


Tidak sedikit suami yang tidak mau membantu pekerjaan domestik rumah tangga, padahal Rasulullah sendiri telah mencontohkan untuk membantu istri dalam persoalan rumahan sekalipun.


➖“Beliau (Rasulullah) membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat,” 

๐Ÿ“™ (HR. Bukhari).


7⃣. Menyebarluaskan aib istri


Aib istri tentu juga merupakan aib suami yang harus ditutupi, bukan yang harus disebarluaskan, sebab jika demikian maka suami telah melakukan dosa terhadap istri.


➖“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya,” 

๐Ÿ“™ (H.R. Muslim).


8️⃣. Poligami tanpa mengindahkan syariat


Islam tidak melarang poligami, namun hal imi harus mengikuti syariat islam. Sebab jika dilakukan diluar syariat islam, maka hal ini merupakan dosa suami kepada istri.


Firman Allah Ta'ala :


ูˆَุฅِู†ْ ุฎِูْุชُู…ْ ุฃَู„َّุง ุชُู‚ْุณِุทُูˆุง۟ ูِู‰ ูฑู„ْูŠَุชَٰู…َู‰ٰ ูَูฑู†ูƒِุญُูˆุง۟ ู…َุง ุทَุงุจَ ู„َูƒُู… ู…ِّู†َ ูฑู„ู†ِّุณَุงุٓกِ ู…َุซْู†َู‰ٰ ูˆَุซُู„َٰุซَ ูˆَุฑُุจَٰุนَ ۖ ูَุฅِู†ْ ุฎِูْุชُู…ْ ุฃَู„َّุง ุชَุนْุฏِู„ُูˆุง۟ ูَูˆَٰุญِุฏَุฉً ุฃَูˆْ ู…َุง ู…َู„َูƒَุชْ ุฃَูŠْู…َٰู†ُูƒُู…ْ ۚ ุฐَٰู„ِูƒَ ุฃَุฏْู†َู‰ٰٓ ุฃَู„َّุง ุชَุนُูˆู„ُูˆุง۟


➖ "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya,” 

๐Ÿ“–(Q.S An-Nisa: 3).


9️⃣. Menyakiti dan berbuat buruk pada istri


Memukul, atau juga menyakiti istri secara fisik merupakan bentuk perbuatan dosa suami. Sebab perempuan tentu merupakan kaum yang harus dilindungi. Selain merupakan perbuatan dosa, memukul dan menyiksa istri secara fisik juga merupakanj perbuatan yang melanggar hukum dan dapat dikenakan hukuman.


➖“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” 

๐Ÿ“™ (H.R. Ibnu Majah).


๐Ÿ”Ÿ. Tidak setia terhadap istri


➖ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”.

๐Ÿ“– [QS An Nur: 30-31].


Wallahu'Alam

Jumat, 09 Oktober 2020

DO'A AGAR TERKABUL SEGALA KEINGINAN

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" DO'A AGAR TERKABUL SEGALA KEINGINAN "

•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


===================================


๐ŸŒ€Kehidupan dengan segala problematikanya tidak cukup hanya dengan mengandalkan kekuatan pikiran. Tentunya kita perlu memohon pertolongan Allah SWT dengan doa untuk mengatasi semua masalah yang kita hadapi.

Menurut Muhammad Syafie el-Bantanie dalam buku 'Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah', doa adalah sarana untuk mengadukan segala persoalan hidup dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.


๐ŸŒ€Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 186:


ูˆَุฅِุฐَุง ุณَุฃَู„َูƒَ ุนِุจَุงุฏِู‰ ุนَู†ِّู‰ ูَุฅِู†ِّู‰ ู‚َุฑِูŠุจٌ ۖ ุฃُุฌِูŠุจُ ุฏَุนْูˆَุฉَ ูฑู„ุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงู†ِ ۖ ูَู„ْูŠَุณْุชَุฌِูŠุจُูˆุง۟ ู„ِู‰ ูˆَู„ْูŠُุคْู…ِู†ُูˆุง۟ ุจِู‰ ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุฑْุดُุฏُูˆู†َ


Arab-Latin: 

➖ Wa iลผฤ sa`alaka 'ibฤdฤซ 'annฤซ fa innฤซ qarฤซb, ujฤซbu da'watad-dฤ'i iลผฤ da'ฤni falyastajฤซbแปฅ lฤซ walyu`minแปฅ bฤซ la'allahum yarsyudแปฅn


Artinya: 

➖ "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

๐Ÿ“– (QS. Al-Baqarah ayat 186).


๐ŸŒ€Sebagaimana diriwayatkan At Turmudzy dari Usamah bin Zaid r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, 

➖ "Barangsiapa yang diperlakukan dengan baik kemudian ia berkata kepada orang yang berbuat baik; Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu,' maka ia telah cukup memujinya."


๐ŸŒ€Ada juga salah satu hadits yang menjelaskan tentang pentingnya doa. 

➖"Tiap muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah atau dijauhkan Allah daripadanya suatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang." 

๐Ÿ“™(HR. At Turmudzy).


๐ŸŒ€Dilansir dalam buku 'Buku Pegangan Doa dan Zikir Keselamatan Ratibul Haddad: Kumpulan Doa dan Zikir Keselamatan' menjelaskan bahwa surah Al-Fatihah dapat membantu agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT.


๐ŸŒ€Diriwayatkan dari Syaikh Muhyiddin al-Arabiy, bahwa barangsiapa yang memiliki kebutuhan maka hendaknya ia mau membaca surat al-Fatihah sebanyak 40 kali sehabis sholat Maghrib dan sunah Ba'diyah. Lalu berdoa apa yang kita inginkan.


๐ŸŒ€Ini doa yang bisa dibaca menurut Syaikh Muhyiddin al-Araby :


Arab-latin:

➖ Ilaahii 'ilmuka kaafin 'anis suaali ikfinii nihaqqil faatihati suaalan wa karamuka kaafin'anil maqaali akrimnii bihaqqil faatihati maqaalan wa hashshil maa fii dhamiirii.


Artinya: 

➖ "Wahai Tuhan kami, ilmu-Mu tidak membutuhkan permohonan, karena itu cukupkanlah aku dengan haq yang dimiliki surat al-Fatihah sebagai permohonan dan kemuliaan-Mu tidak membutuhkan ucapan, karena itu muliakanlah aku dengan haq yang dimiliki surat al-Fatihah sebagai sebuah ungkapan dan penuhilah apa yang ada dalam hatiku."

Kamis, 08 Oktober 2020

SYAFA’AT UNTUK ORANG YG BERPUASA DAN RAJIN MEMBACA AL-QUR'AN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

SYAFA’AT UNTUK ORANG YG BERPUASA

DAN RAJIN MEMBACA AL-QUR'AN 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


☪️ Dari Abdullah bin ‘Amr bahwa 

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:


➖ “Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan bertanya: 


➖“Wahai Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.” 


➖ Sedangkan Al-Qur’an berkata: 

“Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya.” 

Maka keduanya pun memberikan syafa’at.” 


๐Ÿ“˜(HR. Ahmad II/174 dan Hakim I/554. Dishahihkan oleh Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)


☪️ Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia mendengar 

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:


➖ “Bacalah Al-Qur’an. Sesungguhnya Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi sahabatnya.” 

๐Ÿ“˜(HR. Muslim no. 804)


☪️ Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 


➖“Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu 

Surat Al-Baqarah dan 

Surat Ali ‘Imran. 

Karena keduanya akan datang pada hari kiamat seakan-akan keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian 

Surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya.” 

๐Ÿ“˜(HR. Muslim 804)


☪️ Dari An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata : Saya mendengar

 Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


➖ “Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya.”

 ๐Ÿ“˜(HR. Muslim 805)


☪️ Masihkah anda ragu bahwa puasa dan Al Qur’an, benar-benar akan memberikan syafa’at...!??


Semoga Allah selalu memberikan hidayahNya kepada kita semua.


Aamin yaa Rabbal'alamiin

Rabu, 07 Oktober 2020

KISAH KETULUSAN SI MISKIN BERSEDEKAH KEPADA ORANG KAYA

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KISAH KETULUSAN SI MISKIN BERSEDEKAH KEPADA ORANG KAYA 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐Ÿ Saudagar kaya yang lagi sakit itu menangis tersedu-sedu sesaat setelah tetangganya yang miskin menengoknya di rumah sakit dan memberinya amplop. Amplop kecil itu berisi uang Rp 20.000. H. Mahmud, demikian ia biasa dipanggil, membuka amplop itu dengan penuh rasa haru.


➖“Bagaimana bisa orang semiskin Pak Manto itu menyumbang aku. Aku tahu Rp 20.000 adalah sebesar penghasilannya per hari,” kata H. Mahmud pada dirinya sendiri. “Dia memang orang baik dan selalu tulus dalam kebaikannya kepada siapa pun. Aku bahkan tahu seandainya uang itu aku tolak, pasti Pak Manto tidak tersinggung.”


๐ŸKebaikan dan ketulusan hati Pak Manto membuat H. Mahmud tidak keberatan menerima sumbangannya. Ia tidak merasa tersinggung dengan sumbangan sekecil itu.


➖“Uang ini akan aku simpan baik-baik. Pasti di dalamnya banyak barokah karena Pak Manto mendapatkan uang ini tentu dengan cucuran keringat dan susah payah. Akan aku gunakan pada saat yang tepat.”


๐ŸTiga hari kemudian, H. Mahmud diperbolehkan pulang. Hal pertama yang dia rencanakan setelah kondisinya pulih adalah mengunjungi Pak Manto di rumahnya yang sederhana.


➖“Assalamu’alaikum!” Demikian H. Mahmud beruluk salam ketika memasuki rumah Pak Manto. Pak Manto terkaget karena tak pernah membayangkan akan dikunjungi H. Mahmud.


➖“Pak Manto, saya sangat berterima kasih atas kunjungan Pak Manto kepada saya di rumah sakit seminggu yang lalu. Alhamdulillah berkat doa Pak Manto, saya bisa segera sembuh. Saya bersilaturrahim ke sini juga dalam rangka mensyukuri kesehatan saya yang sudah pulih kembali. Tapi maaf saya tak bisa lama-lama di sini.”


๐ŸH. Mahmud segera berpamitan pada Pak Manto sambil memberikan amplop berisi Rp 2.000.000. Bagi H. Mahmud, uang sejumlah itu sebanding nilainya dengan Rp 20.000 dari Pak manto karena sama-sama sebesar penghasilan per hari mereka masing-masing. Beberapa saat kemudian, dibukanya amplop itu oleh Pak Manto dan meledaklah tangisnya.


➖“Tuhan, mengapa secepat dan sebesar ini Engkau membalas sedekahku. Bagaimana aku merasa bangga sedang aku lebih mengharapkan balasan di akhirat, yakni berjumpa dengan-Mu. Tuhan, aku tak pernah berniat bisnis dengan-Mu dalam setiap sedekahku. Berhentilah membalas sedekahku di dunia ini. Ataukah, Engkau memang tidak mencintaiku?!” Pak Manto menangis tersedu-sedu. Air matanya bercucuran. Hatinya pilu.


๐ŸSiang itu, Pak Manto bergegas menuju rumah sakit yang tak jauh dari rumahnya. Ia tahu pasti banyak pasien miskin yang tak bisa segera tinggalkan rumah sakit karena belum bisa menyelesaikan tagihannya. Diberikanlah uang dari H. Mahmud itu kepada seorang laki-laki muda yang tampak murung dan bingung karena uangnya belum cukup untuk menebus biaya istrinya yang melahirkan dengan operasi caesar.


➖"Terimalah uang ini. Ini sedekah dari seorang saudagar kaya di kota ini. Mas tidak usah bertanya siapa nama saudagar itu karena beliau belum tentu senang diketahui identitasnya," kata Pak Manto lirih.


MASYA ALLAH...

SUBHANALLAH WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAAHU ALLAHU AKBAR


Sahabat "Syiar Dan Kisah Hikmah Islami" .... 

Semoga kisah diatas bisa jadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu ikhlas dalam bersedekah.

Selasa, 06 Oktober 2020

KETIKA ABU DZAR AL-GHIFARI MEMINTA MAAF KEPADA BILAL

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KETIKA ABU DZAR AL-GHIFARI MEMINTA MAAF KEPADA BILAL 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ


๐ŸŒธGenerasi shahabat adalah generasi terbaik umat ini. Mereka para pendahulu kita yang memperoleh kesempatan untuk hidup bersama Rasulullah SAW. Segala akhlak dan tindak-tanduk mereka pun senantiasa dalam naungan dan pengawasan Rasul. Oleh sebab itu, amatlah buruk jika ada umat Islam yang mencelanya bahkan mengkafirkan mereka para shahabat Radhiallahu ‘anhum.


๐ŸŒธNamun, sahabat tidaklah maksum sebagaimana Rasulullah. Mereka hanyalah manusia biasa yang sangat mungkin berbuat salah hingga mendapat teguran dari Rasulullah. Teguran atau sanggahan dari Rasul ini secara tidak langsung menjadi bahan teladan bagi kita semua sebagai pengikut salafus shalih. Salah satunya adalah ketika Rasulullah menegur perbuatan dari shahabat Abu Dzar Al-Ghifari. 

Inilah kisahnya…


๐ŸŒธSaat itu para shahabat berkumpul dalam satu majelis, sementara Rasulullah SAW tidak bersama mereka. Khalid bin Walid, Abdurrahman bin Auf, Bilal, dan Abu Dzar duduk di dalam majelis. Abu Dzar adalah orang yang memiliki ketajaman dan temperamen tinggi.


๐ŸŒธOrang-orang berbicara mengenai satu topik pembicaraan. 


➖Lalu Abu Dzar berbicara dan menyampaikan sebuah usulan, “Aku mengusulkan agar pasukan diperlakukan demikian dan demikian.”


➖Tiba-tiba Bilal menimpali, “Tidak, itu adalah usulan yang salah.”


➖Lantas Abu Dzar berkata, “Beraninya kamu menyalahkanku, wahai anak wanita berkulit hitam?”


➖“Lรข Ilรขha illallรขh! Bercerminlah engkau. Lihatlah siapa dirimu sebenarnya?”


➖Seketika itu Bilal berdiri dengan terkejut dan marah sejadi-jadinya sambil berkata, “Demi Allah, aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah SAW,” lalu Bilal pun pergi kepada Rasulullah SAW.


๐ŸŒธKetika Bilal sampai kepada Rasulullah SAW, dia berkata, 

➖“Wahai, Rasulullah. Maukah engkau mendengar apa yang telah dikatakan oleh Abu Dzar kepadaku?”


➖ Rasulullah saw. menjawab, “Apakah yang telah dikatakannya?”


➖ Bilal berkata, “Dia telah berkata begini dan begitu.”


๐ŸŒธSeketika itu rona muka Rasulullah SAW berubah.


๐ŸŒธLalu Abu Dzar bergegas datang dengan tergopoh-gopoh. 

➖Dia berkata, “Wahai, Rasulullah. Assalรขmu ‘alaikum wa rahmatullรขhi wa barakรขtuh.”


๐ŸŒธKetika itu Rasulullah sangat marah, hingga dikatakan, “Kami tidak tahu apakah Nabi menjawab salamnya atau tidak.”


➖ Nabi bersabda, “Wahai, Abu Dzar. Engkau telah menghinakannya dengan merendahkan ibunya. Di dalam dirimu terdapat sifat jahiliyah.” 

๐Ÿ“—(HR. Bukhari).


๐ŸŒธKalimat tersebut terdengar bagaikan petir di telinga Abu Dzar. Lantas dia menangis, dan menghampiri Rasulullah, lalu berkata, “Wahai, Rasulullah. Beristigfarlah untukku. Mintakanlah ampunan dari Allah untukku.” Kemudian dia keluar dari masjid sambil menangis.


๐ŸŒธAbu Dzar pergi dan meletakkan kepalanya di atas tanah yang dilalui Bilal. Lalu Bilal menghampirinya.


➖Umar berkata, “Abu Bakar adalah sayyid (tuan) kami, dan dia telah memerdekakan sayyid kami, yaitu Bilal.”


๐ŸŒธAbu Dzar menghempaskan pipinya ke atas tanah, dan berkata, 

➖“Demi Allah, wahai Bilal. Aku tidak akan mengangkat pipiku, kecuali engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkaulah orang yang mulia dan akulah yang hina.”


๐ŸŒธAllah akan meninggikan kedudukanmu, wahai Abu Dzar, sampai batas ini. Sungguh, itulah didikan Islam, dan kehidupan di bawah naungan Al-Qur’an.


➖“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Mahabijaksana.” 

๐Ÿ“–(Al-Anfal: 63).


๐ŸŒธLantas Bilal pun menangis melihat pemandangan tersebut. Siapa yang tidak luruh hatinya melihat hal demikian?


๐ŸŒธSebagian dari kita berbuat buruk kepada sebagian yang lain berpuluh kali dalam sehari. Namun, tidak ada yang berani mengatakan, “Maafkan aku, wahai saudaraku.”


๐ŸŒธSebagian dari kita menyakiti yang lain hingga terluka dengan perkara-perkara akidah ataupun ideologi, dan dengan segala hal yang menyangkut sesuatu yang paling berharga dalam hidup. Namun, tidak ada yang berbesar hati mengatakan, “Maafkan aku.”


๐ŸŒธSebagian kita menyakiti temannya ataupun saudaranya dengan tangannya dan tidak berkata, “Maafkan aku.”


๐ŸŒธLihatlah Abu Dzar. 

➖Dia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan mengangkat pipiku hingga engkau menginjaknya dengan kakimu.”


๐ŸŒธLantas Bilal menangis dan mendekat, lalu menciumi pipi itu. Pipi itu tidak pantas diinjak dengan kaki, namun hanya pantas untuk dikecup. Pipi itu lebih mulia di sisi Allah daripada diinjak dengan kaki.


๐ŸŒธKemudian keduanya berdiri dan berpelukan sambil menangis.


๐ŸŒธDemikianlah peri kehidupan mereka, di kala mereka hidup berinteraksi dengan Islam. Kita tidak mengenal perbedaan warna. Kita tidak mengenal kulit putih, tidak juga kulit merah, serta kulit hitam. Kita tidak mengenal dia dari keluarga fulan, atau dari keluarga fulan. Kita hanya mengenal takwa.


➖“…Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” 

๐Ÿ“–(Al-Hujurat: 13).


๐ŸŒธOleh karenanya, jika engkau melihat seseorang berbangga dengan memuji nenek moyangnya, sementara dia bukanlah orang mulia, ketahuilah sebenarnya dia tidak ada harganya di sisi Allah SWT. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Senin, 05 Oktober 2020

KISAH PALING MENGHARUKAN DALAM KEHIDUPAN RASULULLAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KISAH PALING MENGHARUKAN DALAM KEHIDUPAN RASULULLAH 

 •┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ5

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 


☪️ Banyak kisah-kisah dalam kehidupan Rasulullah yang sangat mengharukan, diantaranya adalah sebagai berikut : 


1️⃣. Detik-detik wafatnya Rasulullah

2️⃣. Pengalaman pahit di Thoif

3️⃣. Umat yang dirindukan Rasulullah


--------------------------------------------------------------------------

๐ŸŽ† 1️⃣. DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH 


➖Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya.


➖Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an.

Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,”.


➖Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.


➖Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.


➖Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.


➖Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.


➖“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.


➖Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk,

“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.


➖“Siapakah itu, wahai anakku?”


➖“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak

dikenang.


➖“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.


➖Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)


➖“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.


➖“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril.


➖Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.


➖“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”


➖“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril.


➖Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.


➖“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.


➖Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.


➖“Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.


➖“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.


➖Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.


➖“Ya Allah, dahsyat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.


➖“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”


➖Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


➖“Ummatii. ummatii. ummatii.”


➖“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”


➖‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”

Dia berkata: ”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:


➖”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”


➖Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan. Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.”


➖Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”

Keluarlah Abu Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”


➖‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”


➖Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.


➖Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah.


➖Allahumma shali’alla sayyidina wa mawlana Muhammad….


-----------------------------------------------------------------

๐ŸŽ† 2️⃣. PENGALAMAN PAHIT DI THAIF


➖Thaif dalam sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad SAW memang sangat pahit. Terhitung tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk melakukan dakwah dan mengajak Kabilah Tsaqif masuk Islam.Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi.


➖Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah ini yang disegani oleh kaum musyrik Qurais, membuat mereka semakin berani mengganggu Rasulullah SAW. Oleh karena itu, jika warga kota Thaif mau menerima Islam, kota ini akan dijadikan tempat berlindung bagi warga muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah. Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat secara diam-diam dan dengan berjalan kaki, Rasulullah mencoba pergi ke Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah tinggal di Thaif selama sepuluh hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah dengan kasar. Saat itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW, sehingga kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah membelanya dan melindunginya, tapi kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah berlindung di kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah.


➖Saat itu, Rasulullah SAW berdoa,“Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?

Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.”


➖Dari do’a ini tentu semua begitu memahami betapa beratnya cobaan Rasulullah SAW saat itu dalam menghadapi penganiayaan dengan penuh ridho, ikhlas dan sabar, serta tidak pernah berputus asa. Seperti sejumlah cerita yang diriwayatkan kembali Ulama Hadist terkenal, Imam Bukhori dan Muslim dari Asiyah RA (istri kedua Rasulullah SAW). Ia

(Aisyah) berkata, “Wahai Rasulullah SAW, pernahkah engkau mengalami peristiwa yang lebih berat dari peristiwa Uhud?“ Jawab Nabi saw, “Aku telah mengalami berbagai penganiayaan dari kaumku. Tetapi penganiayaan terberat yang pernah aku rasakan ialah pada hari ‘Aqabah di mana aku datang dan berdakwah kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kilal, tetapi tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib.


➖Lalu aku angkat kepalaku, dan aku pandang dan tiba-tiba muncul Jibril memanggilku seraya berkata,

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu,“


➖Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melanjutkan.“Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “ Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka.”


➖ Jawab Rasulullah SAW, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun.“

Subhanallah..!!


-------------------------------------------------------------------

๐ŸŽ† 3️⃣. UMAT YANG DIRINDUKAN RASULULLAH 


➖Diriwayatkan dari Abu Jum’ah ra yang berkata “Suatu saat kami pernah makan siang bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan ketika itu ada Abu Ubaidah bin Jarrah ra yang berkata “Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adakah orang yang lebih baik dari kami? Kami memeluk Islam dan berjihad bersama Engkau”. Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab “Ya ada, yaitu kaum yang akan datang setelah kalian, yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku”. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad juz 4 hal 106 hadis no 17017.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ad Darimi dalam Sunan Ad Darimi juz 2 hal 398 hadis no 2744 dengan sanad yang shahih.


➖Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu,

diriwayatkan suatu ketika selepas shalat shubuh, seperti biasa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam duduk menghadap para sahabat.

Kemudian beliau bertanya, “Wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?”.


➖“Malikat, ya Rasul,” jawab sahabat.

“Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?” Tukas Rasulullah.


➖“Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah” para sahabat kembali menjawab

“Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?” kembali ujar Rasul.


➖“Kalau begitu para sahabat-sahabatmu, ya Rasul”.

“Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedang mereka

menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda-tanda kerasulanku.” Ujar Rasulullah.


➖Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam terdiam sejenak, kemudian dengan lembut beliau bersabda,


➖“Yang paling menakjubkan imannya,” ujar Rasul “adalah kaum yang datang sesudah kalian semua. Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku. Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku. Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku. Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membela aku seperti kalian membelaku. Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu.”


➖Kemudian, Nabi Shallallahu alaihi wasallam meneruskan dengan membaca surat Al-Baqarah ayat 3,


➖“Mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menginfakan sebagian dari apa yang Kami berikan kepada mereka.”


➖ Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,


➖“Berbahagialah orang yang pernah melihatku dan beriman kepadaku” Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan itu satu kali.


➖“Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku.” Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan kalimat kedua itu hingga tujuh kali.


➖“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu.