“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
Minggu, 31 Juli 2016
ALLAH SENANG KETIKA KITA MEMINTA
Jumat, 24 Juni 2016
BERLAKULAH JUJUR....!!!
۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
๐ณ BERLAKULAH JUJUR..... ‼️๐ณ
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐น๐๐น˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊
ุจِุณْููููููููููููููู ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู َِู ุงูุฑَّุญِْููููููููู ِ
ุงูุณَّูุงَู ُ ุนََُْูููู ْ َูุฑَุญْู َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
===================================
๐ณPerilaku jujur adalah perilaku yang teramat mulia. Namun di zaman sekarang ini, perilaku ini amat sulit kita temukan. Lihat saja bagaimana kita jumpai di kantoran, di pasaran, di berbagai lingkungan kerja, perilaku jujur ini hampir saja usang. Lihatlah di negeri ini pengurusan birokrasi yang seringkali dipersulit dengan kedustaan sana-sini, yang ujung-ujungnya bisa mudah jika adauang pelicin. Lihat pula bagaimana di pasaran, para pedagang banyak bersumpah untuk melariskan barang dagangannya dengan promosi yang penuh kebohongan. Pentingnya berlaku jujur, itulah yang akan penulis utarakan dalam tulisan sederhana ini.
๐ณJujur berarti berkata yang benar yang bersesuaian antara lisan dan apa yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat berarti perkataan yang sesuai dengan realita dan hakikat sebenarnya. Kebalikan jujur itulah yang disebut dusta.
PERINTAH UNTUK BERLAKU JUJUR
๐ณDalam beberapa ayat, Allah Ta’alatelah memerintahkan untuk berlaku jujur. Di antaranya pada firman AllahTa’ala,
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขَู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู َُُูููููุง ู َุนَ ุงูุตَّุงุฏَِِููู
➖“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
๐ (QS. At Taubah: 119).
๐ณDalam ayat lainnya, Allah Ta’alaberfirman,
ََْููู ุตَุฏَُููุง ุงََّููู ََููุงَู ุฎَْูุฑًุง َُููู ْ
➖“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.”
๐ (QS. Muhammad: 21)
๐ณDalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุนََُْูููู ْ ุจِุงูุตِّุฏِْู َูุฅَِّู ุงูุตِّุฏَْู َْููุฏِู ุฅَِูู ุงْูุจِุฑِّ َูุฅَِّู ุงْูุจِุฑَّ َْููุฏِู ุฅَِูู ุงْูุฌََّูุฉِ َูู َุง َูุฒَุงُู ุงูุฑَّุฌُُู َูุตْุฏُُู ََููุชَุญَุฑَّู ุงูุตِّุฏَْู ุญَุชَّู ُْููุชَุจَ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุตِุฏًِّููุง َูุฅَِّูุงُูู ْ َูุงَْููุฐِุจَ َูุฅَِّู ุงَْููุฐِุจَ َْููุฏِู ุฅَِูู ุงُْููุฌُูุฑِ َูุฅَِّู ุงُْููุฌُูุฑَ َْููุฏِู ุฅَِูู ุงَّููุงุฑِ َูู َุง َูุฒَุงُู ุงูุฑَّุฌُُู َْููุฐِุจُ ََููุชَุญَุฑَّู ุงَْููุฐِุจَ ุญَุชَّู ُْููุชَุจَ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู َูุฐَّุงุจًุง
➖“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”[1]
๐ณBegitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฏَุนْ ู َุง َูุฑِูุจَُู ุฅَِูู ู َุง ูุงَ َูุฑِูุจَُู َูุฅَِّู ุงูุตِّุฏَْู ุทُู َุฃَِْูููุฉٌ َูุฅَِّู ุงَْููุฐِุจَ ุฑِูุจَุฉٌ
➖“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”[2] Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.
PERINTAH JUJUR BAGI PARA PELAKU BISNIS
๐ณTerkhusus lagi, terdapat perintah khusus untuk jujur bagi para pelaku bisnis karena memang kebiasaan mereka adalah melakukan penipuan dan menempuh segala cara demi melariskan barang dagangan.
๐ณDari Rifa’ah, ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam ke tanah lapang dan melihat manusia sedang melakukan transaksi jual beli. Beliau lalu menyeru, “Wahai para pedagang!” Orang-orang pun memperhatikan seruan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam sambil menengadahkan leher dan pandangan mereka pada beliau. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅَِّู ุงูุชُّุฌَّุงุฑَ ُูุจْุนَุซَُูู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ُูุฌَّุงุฑًุง ุฅِูุงَّ ู َِู ุงุชََّูู ุงََّููู َูุจَุฑَّ َูุตَุฏََู
➖“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur.”[3]
๐ณBegitu sering kita melihat para pedagang berkata, “Barang ini dijamin paling murah. Jika tidak percaya, silakan bandingkan dengan yang lainnya.” Padahal sebenarnya, di toko lain masih lebih murah dagangannya dari pedagang tersebut. Cobalah lihat ketidakjujuran kebanyakan pedagang saat ini. Tidak mau berterus terang apa adanya.
KEBERKAHAN DARI SIKAP JUJUR
๐ณJika kita merenungkan, perilaku jujur sebenarnya mudah menuai berbagai keberkahan. Yang dimaksud keberkahan adalah tetap dan bertambahnya kebaikan. Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
ุงْูุจَِّูุนَุงِู ุจِุงْูุฎَِูุงุฑِ ู َุง َูู ْ َูุชََูุฑََّูุง – ุฃَْู َูุงَู ุญَุชَّู َูุชََูุฑََّูุง – َูุฅِْู ุตَุฏََูุง َูุจَََّููุง ุจُูุฑَِู َُููู َุง ِูู ุจَْูุนِِูู َุง ، َูุฅِْู َูุชَู َุง ََููุฐَุจَุง ู ُุญَِูุชْ ุจَุฑََูุฉُ ุจَْูุนِِูู َุง
➖“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.”[4]
๐ณDi antara keberkahan sikap jujur ini akan memudahkan kita mendapatkan berbagai jalan keluar dan kelapangan. Coba perhatikan baik-baik perkataan Ibnu Katsirrahimahullah ketika menjelaskan surat At Taubah ayat 119. Beliau mengatakan, “Berlaku jujurlah dan terus berpeganglah dengan sikap jujur. Bersungguh-sungguhlah kalian menjadi orang yang jujur. Jauhilah perilaku dusta yang dapat mengantarkan pada kebinasaan. Moga-moga kalian mendapati kelapangan dan jalan keluar atas perilaku jujur tersebut.”[5]
AKIBAT BERPERILAKU DUSTA
๐ณDusta adalah dosa dan ‘aib yang amat buruk. Di samping berbagai dalil dari Al Qur’an dan dan berbagai hadits, umat Islam bersepakat bahwa berdusta itu haram. Di antara dalil tegas yang menunjukkan haramnya dusta adalah hadits berikut ini,
ุขَูุฉُ ุงْูู َُูุงِِูู ุซَูุงَุซٌ ุฅِุฐَุง ุญَุฏَّุซَ َูุฐَุจَ َูุฅِุฐَุง َูุนَุฏَ ุฃَุฎََْูู َูุฅِุฐَุง ุงุฆْุชُู َِู ุฎَุงَู
➖“Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji jika membuat janji dan khinat terhadap amanah.”[6]
๐ณDari berbagai hadits terlihat jelas bahwa sikap jujur dapat membawa pada keselamatan, sedangkan sikap dusta membawa pada jurang kehancuran. Di antara kehancuran yang diperoleh adalah ketika di akhirat kelak. Kita dapat menyaksikan pada hadits berikut,
ุซََูุงุซَุฉٌ َูุง َُِّูููู ُُูู ُ ุงُููู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ََููุง َْููุธُุฑُ ุฅَِِْูููู ْ ََููุง ُูุฒَِِّْูููู ْ ََُูููู ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَِْููู ٌ : ุงْูู ََّูุงُู, ุงْูู ُุณْุจُِู ุฅِุฒَุงุฑَُู َูุงْูู ُُِْููู ุณِْูุนَุชَُู ุจِุงْูุญََِูู ุงَْููุงุฐِุจِ
➖“Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat, tidak melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya melebihi mata kaki dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta.”[7]
๐ณNabi shallallahu ‘alaihi wa sallambegitu mencela orang yang tidak transparan dengan menyembunyikan ‘aib barang dagangan ketika berdagang. Coba perhatikan kisah dalam hadits dari Abu Hurairah, ia berkata,
ุฃََّู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ู َุฑَّ ุนََูู ุตُุจْุฑَุฉِ ุทَุนَุงู ٍ َูุฃَุฏْุฎََู َูุฏَُู َِูููุง ََููุงَูุชْ ุฃَุตَุงุจِุนُُู ุจََููุงً ََููุงَู « ู َุง َูุฐَุง َูุง ุตَุงุญِุจَ ุงูุทَّุนَุงู ِ ». َูุงَู ุฃَุตَุงุจَุชُْู ุงูุณَّู َุงุกُ َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู. َูุงَู « ุฃََููุงَ ุฌَุนَْูุชَُู ََْููู ุงูุทَّุนَุงู ِ َْูู َูุฑَุงُู ุงَّููุงุณُ ู َْู ุบَุดَّ ََْูููุณَ ู ِِّูู »
➖“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.”[8] Jika dikatakan bukan termasuk golongan kami, berarti dosa menipu bukanlah dosa yang biasa-biasa saja.
JUJUR SAMA SEKALI TIDAK MEMBUAT RUGI
๐ณInilah pentingnya berlaku jujur dalam segala hal, terkhusus lagi dalam hal muamalah atau berbisnis. Dalam berbisnis hal ini begitu urgent. Karena begitu banyak orang yang loyal pada suatu penjual karena sikapnya yang jujur. Namun sikap jujur ini seakan-akan mulai punah. Padahal sudah sering kita dengar perilaku jujur dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, dan ulama salafush sholeh lainnya. Mereka semua begitu semangat dalam memelihara akhlak yang mulia ini. Walaupun ujung-ujungnya, bisa jadi mereka merugi karena begitu terus terang dan terlalu jujur.
๐ณBandingkan dengan perangai jelek sebagian pelaku bisnis saat ini. Coba saja lihat secara sederhana pada penjual dan pembeli yang melakukan transaksi. “Mas, HP yang saya jual ini masih awet lima tahun lagi,” ucapan seseorang ketika menawarkan HP pada saudaranya. Padahal yang sebenarnya, HP tersebut sudah jatuh sampai sepuluh kali dan seringkali diservis. Perilaku tidak jujur ini pula seringkali kita saksikan dalam transaksi online (semacam pada toko online). Awalnya barang yang dipajang di situs, sungguh menawan dan membuat orang interest, tertarik untuk membelinya. Tak tahunya, apa yang dipajang berbeda jauh dengan apa yang sampai di tangan pembeli.
๐ณPahamilah wahai saudaraku! Jika pelaku bisnis mau berlaku jujur ketika berbisnis, mau menerangkan ‘aib barang yang dijual, tidak sengaja menyembunyikannya, sungguh keberkahan akan selalu hadir. Walaupun mungkin keuntungan secara material tidak diperoleh karena saking jujurnya, namun keuntungan secara non material itu akan diperoleh. Karena jujur, sungguh akan membuahkan pahala begitu besar. Yakinlah bahwa keuntungan tidak semata-mata berupa uang atau material. Pahala besar di sisi Allah, itu pun suatu keuntungan. Bahkan pahala di sisi-Nya, inilah keuntungan yang luar biasa. Sungguh, nikmat dunia dibanding dengan nikmat akhirat berupa pahala di sisi Allah amat jauh sekali. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู َْูุถِุนُ ุณَْูุทٍ ِูู ุงْูุฌََّูุฉِ ุฎَْูุฑٌ ู َِู ุงูุฏَُّْููุง َูู َุง َِูููุง
➖“Satu bagian kecil nikmat di surga lebih baik dari dunia dan seisinya.”[9]
๐ณYa Allah, mudahkanlah hamba-Mu untuk selalu memiliki akhlak yang mulia ini, selalu berlaku jujur dalam segala hal. Hanya Allah yang beri taufik.
___________________________________________
๐ #Footnote :
[1] HR. Muslim no. 2607.
[2] HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200.
[3] HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146.
[4] HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532
[5] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Al Qurthubah, 7/313
[6] HR Bukhari no. 2682 dan Muslim no. 59, dari Abu Hurairah.
[7] HR. Muslim no. 106, dari Abu Dzar.
[8] HR. Muslim no. 102.
[9] HR. Bukhari no. 3250, dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi.
Rabu, 22 Juni 2016
POKOK-POKOK KESESATAN AQIDAH SYIAH
۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
POKOK-POKOK KESESATAN AQIDAH SYIAH
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐น๐๐น˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
ุจِุณْููููููููููููููู ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู َِู ุงูุฑَّุญِْููููููููู ِ
ุงูุณَّูุงَู ُ ุนََُْูููู ْ َูุฑَุญْู َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
=========================================
๐Syiah dikenal dengan sebutan Rafidhah karena mereka menolak mengakui khilafah Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan ‘Umar Radhiyallahu anhu bin Khaththab dan penolakan mereka atas sanjungan Zaid bin ‘Ali bin Husain terhadap dua orang terbaik umat itu. Mereka menyikapi jawaban Zaid bin Ali bin Husain dengan , “Rafadhnaka” yang artinya kami menolak jawabanmu. Akhirnya mereka dikenal dengan nama Rafidhah.
๐Rafidhah adalah salah satu sekte Syiah, dan memiliki banyak nama diantaranya al-Itsna ‘Asyariyah, Ja’fariyyah, Imamiyyah dan nama yang lainnya, akan tetapi hakikatnya sama. Apabila pada zaman ini disebutkan kata Syiah secara mutlak, maka tidak lain yang dimaksudkan adalah Rafidhah.
๐Rafidhah memiliki keyakinan-keyakinan yang sangat bertentangan dengan Islam yang mereka jadikan sebagai dasar agama mereka.
๐Di antara kerusakan keyakinan mereka (Syiah) adalah:
1️⃣. Al-Qur`รขn yang dijamin keutuhan dan keasliannya oleh Allรขh Azza wa Jalla telah banyak berkurang dan mengalami banyak perubahan. Bahkan menurut mereka, al-Qur`รขn hanya sepertiga dari al-Qur`รขn yang dipegang ‘Ali bin Abi Thรขlib Radhiyallahu anhu yang mereka sebut dengan Mushaf Fรขthimah yang turun temurun dibawa oleh para imam dan sekarang dibawa oleh Imam al-Muntazhar (imam yang mereka tunggu kedatangannya).
2️⃣. Al-Qur`รขn tidak bisa dipahami kecuali dengan penafsiran para imam dua belas.
3️⃣. Mereka melakukan ta’thรฎl (meniadakan) nama-nama dan sifat-sifat Allรขh Azza wa Jalla sehingga dalam konteks ini mereka termasuk kaum Jahmiyyah.
4️⃣. Iman dalam pandangan mereka adalah mengenal dan mencintai para imam.
5️⃣. Mereka menafikan takdir sehingga mereka termasuk golongan Qadariyyah (kelompok yang tidak mengimani takdir).
6️⃣. Mereka meyakini Rasรปlullรขh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada ‘Ali untuk menggantikannya sebagai khalifah sepeninggalnya.
7️⃣. Pengkafiran terhadap para Sahabat Nabi dan keyakinan bahwa para Sahabat Nabi telah murtad kecuali hanya beberapa orang saja dari mereka.
●Tentang keyakinan ini, Imam Abu Zur’ah rahimahullah berkomentar untuk mendudukkan tujuan utama yang mereka bidik melalui pengkafiran umum terhadap Sahabat Nabi Radhiyallahu anhum :
-- “Sesungguhnya tujuan mereka mencela para Sahabat Radhiyallahu anhum adalah untuk mendongkel al-Qur`รขn dan Sunnah. Kalau pembawa dan penyampai agama ini adalah orang-orang yang murtad, bagaimana kita menerima apa yang mereka sampaikan. (Inilah tujuan mereka, red). Allรขh Azza wa Jalla berfirman:
➖"Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci."
๐[ash-Shaff/61:8]
●Barangsiapa memiliki anggapan bahwa para Sahabat Radhiyallahu anhum telah murtad kecuali hanya beberapa yang hanya mencapai belasan orang saja atau kebanyakan merupakan orang-orang fasik setelah meninggalnya Rasรปlullรขh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka tidak diragukan lagi akan kekufurannya karena telah mendustakan ayat-ayat al-Qur`รขn yang menjelaskan keridhaan dan pujian Allรขh Azza wa Jalla terhadap para Sahabat. Siapakah yang meragukan kekufuran keyakinan seperti ini?! Kekufuran orang yang meyakininya sudah pasti. Sesungguhnya anggapan ini juga mengharuskan bahwa penyampai al-Qur`รขn dan Sunnah adalah orang-orang kafir dan fasik. (Berdasarkan keyakinan mereka yang rusak itu), firman Allรขh berikut:
➖"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. "
๐ [Ali ‘Imrรขn/3:110]
●Memberikan makna bahwa umat yang terbaik dan generasi pertama umat adalah orang-orang kafir dan fasik yang berarti bahwa umat ini adalah sejelek-jelek umat dan yang terjelek adalah generasi awalnya. Kekufuran keyakinan seperti ini sangat nyata dalam Islam”.[1]
8️⃣. Para imam dua belas mendapatkan wahyu dari Allรขh Azza wa Jalla , sehingga kaum Syiah mendefinisikan Sunnah dengan istilah segala yang berasal dari orang ma’shรปm (yang terjaga dari dosa dan kesalahan) baik berupa perkataan, perbuatan, ataupun taqrรฎr (pembenaran). Menurut mereka, hanya ‘Ali bin Abi Thรขlib yang menguasai Sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
9️⃣. Imรขmah (kepemimpinan) kaum Muslimin hanya dipegang oleh Imam Dua Belas. Mereka mencela dan tidak mengakui khilafah Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan ‘Umar Radhiyallahu anhu.
Tentang keyakinan ini, Imam Syafi’i berkata, ➖“Barangsiapa tidak mengakui khilafah (kepemimpinan) Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan ‘Umar Radhiyallahu anhu, dia adalah seorang rafidhi”.
๐. Para imam memiliki sifat ma’shรปm, terjaga dari kesalahan mereka, tidak pernah lupa dan selalu mengetahui apa yang terjadi dan yang akan terjadi.
1️⃣1️⃣. Para imam tidak akan mati kecuali dengan keinginan mereka.
1️⃣2️⃣. Para imam akan bangkit dari kubur apabila mereka menghendaki, untuk menjumpai sebagian manusia. Keyakinan ini mereka sebut dengan akidah zhuhรปr
1️⃣3️⃣. Para imam dan wali lebih mulia daripada para nabi dan rasul.
1️⃣4️⃣. Para imam akan kembali ke dunia setelah kematian mereka demikian pula Ahlussunnah. Mereka kemudian akan membalas para Sahabat, menyalib Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan ‘Umar Radhiyallahu anhu dan menegakkan hukuman zina terhadap ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma – semoga Allรขh Azza wa Jalla menghancurkan mereka-. Keyakinan ini mereka sebut dengan akidah ar-raj’ah
1️⃣5️⃣. Kuburan para imam adalah tempat-tempat suci.
1️⃣6️⃣. Keyakinan bada’ yaitu terkuaknya sesuatu bagi Allรขh Azza wa Jalla setelah sebelumnya tersembunyi sehingga menyebabkan Allรขh Azza wa Jalla menarik perkataan yang telah difirmankan atau perbuatan yang dilakukan. Maha suci Allรขh Azza wa Jalla atas apa yang mereka katakan
1️⃣7️⃣. Mereka berkeyakinan orang-orang di luar mereka adalah kafir, sama sekali tidak berhak untuk masuk surga
1️⃣8️⃣. Mereka berkeyakinan bahwa seluruh kebaikan yang dilakukan oleh Ahlus Sunah akan diberikan untuk Syiah dan dosa-dosa Syiah akan dibebankan kepada Ahlussunnah. Ini yang mereka sebut dengan istilah ath-thรฎnah.
1️⃣9️⃣. Kewajiban melakukan taqiyah, yaitu seorang penganut agama Syiah berkata dengan perkataan yang berbeda dengan apa yang dia yakini, atau menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada pada hatinya. Keyakinan taqiyah ini merupakan satu kewajiban bagi para penganut Syiah. Oleh karena itu, penganut Syiah mengerjakan shalat di belakang Ahlussunnah dalam rangka taqiyah (melindungi diri) dan pujian-pujian para imam mereka terhadap para Sahabat dilakukan dalam rangka menjalankan taqiyah.
2️⃣0️⃣. Imam yang kedua belas, Muhammad bin Hasan al-‘Asykari telah memasuki salah satu gua di daerah Samira tahun 260 H pada saat masih kecil. Ia telah menjadi seorang imam sejak kematian ayahnya sampai hari ini. Padahal fakta menyatakan bahwa Hasan al-Askari meninggal dalam keadaan mandul, tidak memiliki anak.
2️⃣1️⃣. Halalnya darah dan kehormatan Ahlus Sunnah. Menurut mereka, boleh menggunjing, mencela bahkan melaknat Ahlus Sunnah.
2️⃣2️⃣. Menghalalkan nikah mut’ah (kawin kontrak). Bahkan menurut mereka nikah mut’ah lebih utama daripada menjalankan shalat, puasa, dan haji.
=========================================
๐RENUNGAN Setelah penyampaian keyakinan Syiah secara global ini, Syaikh Dr. Muhammad Musa Alu Nashr hafizhahullรขh mengatakan: “Setelah pemaparan semua ini, bolehkan kita katakan bahwa Syiah adalah saudara-saudara kita atau mengatakan bahwa mereka adalah ahli tauhid?![2] . Mustahil, kalau keyakinan-keyakinan ini hanya sebuah aliran saja. Akan tetapi, itu merupakan sebuah agama tersendiri (Syiah). Syiah adalah sebuah agama. Dan agama Ahlussunnah adalah risalah yang dibawa oleh utusan Penguasa alam semesta, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
๐Aqidah mereka yang sesat ini tertulis di dalam kitab-kitab para agamawan mereka dan tidak perlu kita nukilkan omongan-omongan mereka karena hanya akan menyesakkan dada dan mengeruhkan pikiran. Orang-orang yang masih memiliki akal sehat dan pikiran yang lurus akan enggan mendengarkannya, apalagi sampai mau mengikuti mereka.
๐Allรขh Azza wa Jalla telah mendatangkan dari kalangan Ahlussunnah, orang-orang (ulama) yang mematahkan syubhat mereka, menguliti kegelapan akidah mereka, menguak kesesatan dan kebodohan mereka, membantah kedustaan mereka, menjelaskan pengkaburan dan penipuan yang mereka lakukan, membuka kedok kepalsuan dan penyimpangan mereka, membersikan nama para Sahabat Rasulullah dari kedustaan dan celaan-celaan yang mereka lancarkan.
๐‘Ali bin Abi Thรขlib Radhiyallahu anhu berkata:
➖Sungguh akan ada orang-orang yang dimasukan oleh Allรขh ke dalam neraka karena kecintaan mereka kepadaku. Dan sungguh akan ada orang-orang yang dimasukkan oleh Allรขh ke dalam neraka karena kebencian mereka kepadaku [3]
=========================================
๐(Diringkas dari al-Intishรขr bi Syarhi ‘Aqรฎdati Aimmatil Amshรขr, disyarah oleh Syaikh Dr. Muhammad bin Musรข Alu Nashr, ad-Darul Atsariyyah, Aman, Yordania, Cet. I Th. 2008, hlm. 341-348)
๐[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XIV/1431H/2010. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_____ Footnote [1]. Ash-Shรขrimul Maslรปl hlm. 586-587 [2]. Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu Nashr mengatakan, “Akan tetapi, kita tidak boleh mengkafirkan kalangan awam mereka. Vonis pengkafiran ini terarah kepada para pemakai imamah (agamawan mereka), tokoh-tokoh yang menggiring orang-orang yang buta. Mereka ini lebih sesat dan lebih celaka. Sebab mengetahui (kebenaran), namun menyelewengkannya”. al-Intishรขr bi Syarhi ‘Aqรฎdati Aimmatil Amshรขr, hlm. 344 [3]. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi ‘Ashim no 983, ‘Abdullรขh no. 1344, al-Ajurri no. 2087
REZEKI ITU UJIAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Rezeki itu memang suatu ujian.
Buktinya adalah ayat berikut,
َูุฃَู َّุง ุงْูุฅِْูุณَุงُู ุฅِุฐَุง ู َุง ุงุจْุชََูุงُู ุฑَุจُُّู َูุฃَْูุฑَู َُู ََููุนَّู َُู ََُُููููู ุฑَุจِّู ุฃَْูุฑَู َِู (15) َูุฃَู َّุง ุฅِุฐَุง ู َุง ุงุจْุชََูุงُู ََููุฏَุฑَ ุนََِْููู ุฑِุฒَُْูู ََُُููููู ุฑَุจِّู ุฃََูุงَِูู (16)
“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”. Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya Maka Dia berkata: “Rabbku menghinakanku“. (QS. Al-Fajr: 15-16)
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabarirahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia ketika ia diuji oleh Rabbnya dengan diberi nikmat dan kekayaan, yaitu dimuliakan dengan harta dan kemuliaan serta diberi nikmat yang melimpah, ia pun katakan, “Allah benar-benar telah memuliakanku.” Ia pun bergembira dan senang, lantas ia katakan, “Rabbku telah memuliakanku dengan karunia ini.” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228)
Kemudian Ath-Thabari rahimahullahmenjelaskan, “Adapun manusia jika ia ditimpa musibah oleh Rabbnya dengan disempitkan rezeki, yaitu rezekinya tidak begitu banyak, maka ia pun katakan bahwa Rabbnya telah menghinakan atau merendahkannya. Sehingga ia pun tidak bersyukur atas karunia yang Allah berikan berupa keselamatan anggota badan dan rezeki berupa nikmat sehat pada jasadnya.” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228)
Ibnu Katsir rahimahullahmenafsirkan ayat di atas, “Dalam ayat tersebut, Allah Ta’alamengingkari orang yang keliru dalam memahami maksud Allah meluaskan rezeki. Allah sebenarnya menjadikan hal itu sebagai ujian. Namun dia menyangka dengan luasnya rezeki tersebut, itu berarti Allah memuliakannya. Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu hanyalah ujian. Sebagaimana Allah Ta’alaberfirman,
ุฃََูุญْุณَุจَُูู ุฃََّูู َุง ُูู ِุฏُُّูู ْ ุจِِู ู ِْู ู َุงٍู َูุจََِููู ُูุณَุงุฑِุนُ َُููู ْ ِูู ุงْูุฎَْูุฑَุงุชِ ุจَู ูุง َูุดْุนُุฑَُูู
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al-Mu’minun: 55-56)
Sebaliknya, jika Allah menyempitkan rezeki, ia merasa bahwa Allah menghinangkannya. Sebenarnya tidaklah sebagaimana yang ia sangka. Tidaklah seperti itu sama sekali.
Allah memberi rezeki itu bisa jadi pada orang yang Dia cintai atau pada yang tidak Dia cintai. Begitu pula Allah menyempitkan rezeki pada pada orang yang Dia cintai atau pun tidak. Sebenarnya yang jadi patokan ketika seseorang dilapangkan dan disempitkan rezeki adalah dilihat dari ketaatannya pada Allah dalam dua keadaan tersebut. Jika ia adalah seorang yang berkecukupan, lantas ia bersyukur pada Allah dengan nikmat tersebut, maka inilah yang benar. Begitu pula ketika ia serba kekurangan, ia pun bersabar.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 562-563)
—
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi:Muhammad Abduh Tuasikal
MENASIHATI DIRI (HIDAYATUL HIDAYAH : IMAM AL GHAZALI)
Selasa, 21 Juni 2016
BELAJAR DARI BURUNG MERPATI (JANGAN MENCARI KESEMPURNAAN)
LAILATUL QADAR, MALAM SERIBU BULAN
۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" LAILATUL QADAR MALAM SERIBU BULAN, TANDA-TANDA KEDATANGAN DAN YANG MENDAPATKANNYA "
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐น๐๐น˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊
ุจِุณْููููููููููููููู ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู َِู ุงูุฑَّุญِْููููููููู ِ
ุงูุณَّูุงَู ُ ุนََُْูููู ْ َูุฑَุญْู َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
=========================================
___________________________________________________
LAILATUL QADAR, MALAM SERIBU BULAN
___________________________________________________
Bulan puasa, Syahrus Shiyam, Ramadhan juga disebut sebagai Syahrul Qur’an atau bulan Al-Qur'an karena di bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Allah SWT berfirman:
ุดَْูุฑُ ุฑَู َุถَุงَู ุงَّูุฐَِู ุฃُูุฒَِู ِِููู ุงُْููุฑْุขُู ُูุฏًู َِّّูููุงุณِ َูุจََِّููุงุชٍ ู َِّู ุงُْููุฏَู َูุงُْููุฑَْูุงِู
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS Al-Baqarah: 185)
Bagi umat Islam, ayat di atas bukan saja dipandang sebagai sebuah catatan tentang waktu diturunkannya Al-Qur'an, akan tetapi juga memiliki makna lain; yakni harapan tentang adanya sebuah malam di bulan Ramadhan yang dapat melipatgandakan ibadah seseorang hingga kelipatan seribu bulan. Malam itu dikenal luas dengan sebutan “Lailatul Qadar”.
Rasulullah SAW sendiri menyeru umat Islam untuk menyongsong malam seribu malam ini dalam sabda beliau: Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari).
“Lailatul Qadr” adalah malam penuh kemuliaan, sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT:
ุฅَِّูุง ุฃَูุฒََْููุงُู ِูู ََْูููุฉِ ุงَْููุฏْุฑِ. َูู َุง ุฃَุฏْุฑَุงَู ู َุง ََْูููุฉُ ุงَْููุฏْุฑِ. ََْูููุฉُ ุงَْููุฏْุฑِ ุฎَْูุฑٌ ู ِّْู ุฃَِْูู ุดَْูุฑٍ. ุชََูุฒَُّู ุงْูู ََูุงุฆَِูุฉُ َูุงูุฑُّูุญُ َِูููุง ุจِุฅِุฐِْู ุฑَุจِِّูู ู ِّู ُِّูู ุฃَู ْุฑٍ. ุณََูุงู ٌ َِูู ุญَุชَّู ู َุทَْูุนِ ุงَْููุฌْุฑِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
(QS Al-Qadr: 1-5)
Terdapat banyak riwayat yang menyebutkan tentang waktu terjadinya malam diturunkannya Al-Qur'an ini. Ada yang menyebutkan Lailatul Qadar terjadi pada tanggal 7, 14, 17, 21, 27 dan tanggal 28 Ramadhan.
Berdasar ayat 1-5 surat Al-Qadr di atas, malam Lailatul Qadar itu mengandung tiga macam kelebihan yaitu:
1. Orang yang beramal pada malam itu akan mendapat pahala sebanyak lebih dari 1000 bulan yaitu 83 tahun empat bulan
2. Para malaikat turun ke bumi, mengucapakan salam kesejahteraan kepada orang-orang yang beriman.
3. Malam itu penuh keberkahan hingga terbit fajar
Menurut hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, menyebutkan bahwa: Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang Lailatul Qadar, lalu beliau menjawab, “Lailatul Qadar ada pada setiap bulan Ramadhan.” (HR. Abu Dawud)
Menurut hadits Aisyah riwayat Bukhari, Nabi Muhamamd SAW bersabda: “Carilah lailatul qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Rasulullah prnah berkeluh kesah :
"Wahai Tuhanku, Engkau lah yang telah menjadikan umatku sebagai umat yang berusia paling pendek sehingga mereka pun memiliki amal yang paling sedikit."
Sebagai balasan dari keluh kesah Rasulullah ini, Allah pun kemudian memberikan Lailatul Qadar sebagai karunia yang diberikan khusus untuk umat Nabi Muhammad. Dengan keberadaan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini maka umat Islam pun tidak perlu berkecil hati karena memiliki usia yang jauh pendek dari umat-umat Nabi sebelumnya.
Ada banyak penjelasan mengenai tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar itu. Diantara tanda-tandanya adalah:
1. Pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu panas dengan cuaca sangat sejuk, sebagaimana hadits riwayat Muslim.
2. Pada malam harinya langit nampak bersih, tidak nampak awan sedikit pun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas. Hal ini berdasakan riwayat Imam Ahmad.
Dalam Mu’jam at-Thabari al-Kabir disebutkan bahwa Rasulullah bersabda: “Malam lailatul qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.”
Nah, agar mendapatkan keutamaan lailatul qadar, maka hendaknya memperbanyak ibadah selama bulan Ramadlan, diantaranya, senatiasa mengerjakan shalat fardhu lima waktu berjama’ah, mendirikan Qiyamul Lail (shalat terawih, tahajjud, dll), membaca Al-Qur’an (tadarus) sebanyak-banyaknya dengan tartil (pelan-pelan dan membenarkan bacaan tajwidnya), memperbanyak dzikir, istighfar dan berdo’a..
___________________________________________________
TANDA-TANDA MENDAPAT LAILATUL QADAR
__________________________________________________
》Apa ada tanda seseorang telah mendapatkan malam lailatul qadar?
》Bagaimana ia bisa tahu kalau ia mendapatkan malam Lailatul Qadar?
● Carilah Malam Lailatul Qadar
Kita diperintahkan untuk mencari lailatul qadar. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
๏บَ๏บคَ๏บฎَّ๏ปญْ๏บ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บَ ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บชْ๏บญِ ๏ปِ๏ปฐ ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บธْ๏บฎِ ๏บ๏ปทَ๏ปญَ๏บ๏บงِ๏บฎِ ๏ปฃِ๏ปฆْ ๏บญَ๏ปฃَ๏ปَ๏บ๏ปฅَ
➖ “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
๐(HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)
•Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha
pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
๏บَ๏บคَ๏บฎَّ๏ปญْ๏บ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บَ ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บชْ๏บญِ ๏ปِ๏ปฐ ๏บ๏ปْ๏ปฎِ๏บْ๏บฎِ ๏ปฃِ๏ปฆَ ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บธْ๏บฎِ ๏บ๏ปทَ๏ปญَ๏บ๏บงِ๏บฎِ ๏ปฃِ๏ปฆْ ๏บญَ๏ปฃَ๏ปَ๏บ๏ปฅَ
➖“ Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan .”๐ (HR. Bukhari no. 2017)
•Ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan,
๏ปِ๏บَ๏บ๏บณِ๏ปَ๏บٍ ๏บَ๏บْ๏ปَ๏ปฐ ๏ปِ๏บดَ๏บ๏บِ๏ปَ๏บٍ ๏บَ๏บْ๏ปَ๏ปฐ ๏ปِ๏บจَ๏บ๏ปฃِ๏บดَ๏บٍ ๏บَ๏บْ๏ปَ๏ปฐ ๏ปِ๏บَ๏บ๏ปِ๏บَ๏บٍ ๏บَ๏บْ๏ปَ๏ปฐ
➖“ Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa ” ๐(HR. Bukhari).
•Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa.
•Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.
● Tanda Malam Lailatul Qadar
1️⃣. Keadaan matahari di pagi hari, terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru
Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu , ia berkata,
๏ปซِ๏ปฐَ ๏บ๏ป๏ป َّ๏ปดْ๏ป َ๏บُ ๏บ๏ปَّ๏บِ๏ปฐ ๏บَ๏ปฃَ๏บฎَ๏ปงَ๏บ ๏บِ๏ปฌَ๏บ ๏บญَ๏บณُ๏ปฎ๏ปُ ๏บ๏ป๏ป َّ๏ปชِ - ๏บป๏ป ๏ปฐ ๏บ๏ป๏ป ๏ปช ๏ป๏ป ๏ปด๏ปช ๏ปญ๏บณ๏ป ๏ปข - ๏บِ๏ปِ๏ปดَ๏บ๏ปฃِ๏ปฌَ๏บ ๏ปซِ๏ปฐَ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บُ ๏บปَ๏บِ๏ปด๏บคَ๏บِ ๏บณَ๏บْ๏ปٍ ๏ปญَ๏ปِ๏บธْ๏บฎِ๏ปณ๏ปฆَ ๏ปญَ๏บَ๏ปฃَ๏บ๏บญَ๏บُ๏ปฌَ๏บ ๏บَ๏ปฅْ ๏บَ๏ปْ๏ป ُ๏ปَ ๏บ๏ป๏บธَّ๏ปคْ๏บฒُ ๏ปِ๏ปฐ ๏บปَ๏บِ๏ปด๏บคَ๏บِ ๏ปณَ๏ปฎْ๏ปฃِ๏ปฌَ๏บ ๏บَ๏ปดْ๏ปَ๏บ๏บَ ๏ปปَ ๏บทُ๏ปَ๏บ๏ปَ ๏ปَ๏ปฌَ๏บ .
➖“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” ๐(HR. Muslim no. 762)
2️⃣. Kedaan malam tidak panas, tidak juga dingin, matahari di pagi harinya tidak begitu cerah nampak kemerah-merahan.
•Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บُ ๏บ๏ป๏ปَ๏บชَ๏บญِ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บٌ ๏บณَ๏ปคْ๏บคَ๏บٌ ๏ปَ๏ป َ๏ปَ๏บٌ ๏ปَ๏บ ๏บฃَ๏บ๏บญَ๏บً ๏ปญَ๏ปَ๏บ ๏บَ๏บ๏บญِ๏บฉَ๏บً ๏บُ๏บผْ๏บِ๏บขُ ๏บ๏ป๏บธَ๏ปคْ๏บฒُ ๏บปَ๏บِ๏ปดْ๏บคَ๏บُ๏ปฌَ๏บ ๏บฟَ๏ปِ๏ปดْ๏ปَ๏บٌ ๏บฃَ๏ปคْ๏บฎَ๏บ๏บ
➖“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan .”
๐(HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman , lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361)
•Namun tanda tersebut tak perlu dicari-cari. Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,
๏ปญَ๏ปَ๏บชْ ๏ปญَ๏บญَ๏บฉَ ๏ปِ๏ป َ๏ปดْ๏ป َ๏บِ ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บชْ๏บญِ ๏ปَ๏ป َ๏บ๏ปฃَ๏บ๏บٌ ๏บَ๏ปْ๏บَ๏บฎُ๏ปซَ๏บ ๏ปَ๏บ ๏บَ๏ปْ๏ปฌَ๏บฎُ ๏บِ๏ปَّ๏บ ๏บَ๏ปْ๏บชَ ๏บَ๏ปฅْ ๏บَ๏ปคْ๏ปِ๏ปฒ
➖“Ada beberapa dalil yang membicarakan mengenai tanda-tanda lailatul qadar. Namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” ๐(Fath Al-Bari , 4 : 260)
•Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mencari-cari tanda. Yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak ibadah saja di akhir-akhir Ramadhan,
๏ปَ๏ปฆْ ๏ปَ๏บ๏บِ๏บธَ๏บَ ๏บญَ๏บฟِ๏ปฒَ ๏บَ๏ป๏ป َّ๏ปชُ ๏ปَ๏ปจْ๏ปฌَ๏บ ๏ปَ๏บ๏ปَ๏บْ : – ๏ปَ๏บ๏ปฅَ ๏บญَ๏บณُ๏ปฎ๏ปُ ๏บَ๏ป๏ป َّ๏ปชِ – ๏บป๏ป ๏ปฐ ๏บ๏ป๏ป ๏ปช ๏ป๏ป ๏ปด๏ปช ๏ปญ๏บณ๏ป ๏ปข – ๏บِ๏บซَ๏บ ๏บฉَ๏บงَ๏ปَ ๏บَ๏ปْ๏ปَ๏บธْ๏บฎُ - ๏บَ๏ปฑْ : ๏บَ๏ปْ๏ปَ๏บธْ๏บฎُ ๏บَ๏ปْ๏บَ๏บงِ๏ปด๏บฎُ ๏ปฃِ๏ปฆْ ๏บญَ๏ปฃَ๏ปَ๏บ๏ปฅَ - ๏บทَ๏บชَّ ๏ปฃِ๏บْ๏บฐَ๏บญَ๏ปฉُ , ๏ปญَ๏บَ๏บฃْ๏ปดَ๏บ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏ปชُ , ๏ปญَ๏บَ๏ปณْ๏ปَ๏ปَ ๏บَ๏ปซْ๏ป َ๏ปชُ – ๏ปฃُ๏บَّ๏ปَ๏ปٌ ๏ปَ๏ป َ๏ปดْ๏ปชِ
➖Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha , ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.”
๐(HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)
● Tanda Seseorang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
•Syaikh Khalid Al-Mushlih hafizhahullah
menyatakan bahwa tidak ada tanda khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar. Terang beliau, kalau kita memperbanyak beribadah terus menerus di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tentu akan mendapatkan malam penuh kemuliaan tersebut. Demikian yang beliau utarakan dalam salah satu video beliau di sini .
Yang patut pula dipahami bahwa cara menghidupkan malam tersebut bisa dengan mengerjakan shalat Isya, shalat tarawih (shalat malam) dan shalat shubuh. Mengerjakan ketiga shalat ini dapat dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk.
•Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
๏ปฃَ๏ปฆْ ๏บทَ๏ปฌِ๏บชَ ๏บ๏ปْ๏ปِ๏บธَ๏บ๏บَ ๏ปِ๏ปฐ ๏บَ๏ปคَ๏บ๏ปَ๏บٍ ๏ปَ๏บ๏ปฅَ ๏ปَ๏ปชُ ๏ปِ๏ปดَ๏บ๏ปกُ ๏ปงِ๏บผْ๏ปِ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บٍ ๏ปญَ๏ปฃَ๏ปฆْ ๏บปَ๏ป َّ๏ปฐ ๏บ๏ปْ๏ปِ๏บธَ๏บ๏บَ ๏ปญَ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บ ْ๏บฎَ ๏ปِ๏ปฐ ๏บَ๏ปคَ๏บ๏ปَ๏บٍ ๏ปَ๏บ๏ปฅَ ๏ปَ๏ปชُ ๏ปَ๏ปِ๏ปดَ๏บ๏ปกِ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บٍ
➖“ Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh .” ๐(HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
•Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
๏บِ๏ปฅَّ ๏บ๏ป๏บฎَّ๏บُ๏ปَ ๏บِ๏บซَ๏บ ๏ปَ๏บ๏ปกَ ๏ปฃَ๏ปَ ๏บ๏ปนِ๏ปฃَ๏บ๏ปกِ ๏บฃَ๏บَّ๏ปฐ ๏ปณَ๏ปจْ๏บผَ๏บฎِ๏ปَ ๏บฃُ๏บดِ๏บَ ๏ปَ๏ปชُ ๏บَ๏ปِ๏ปดَّ๏บُ ๏ปَ๏ปดْ๏ป َ๏บِ๏ปชِ
➖ “ Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya. ”๐(HR. Ahmad 5: 163)
•Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar.
๏บ๏ปฃูููููููููููููููููู๏ปด๏ปฆ ๏ปณَ๏บ ๏บญَ๏บَّ ๏บ๏ปْ๏ปَ๏บ๏ปَ๏ปคِูููููููููู๏ปดْ๏ปฆ
___________________________________________
Sabtu, 18 Juni 2016
ISTIQOMAH DALAM KETAATAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Kenapa sampai Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam terus berdoa agar diteguhkan hati dalam ketaatan
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
Ingatlah, kita butuh doa agar bisa istiqamah karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Oleh karenanya, do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,
َูุง ู َُِّููุจَ ุงُُْููููุจِ ุซَุจِّุชْ َْููุจِู ุนََูู ุฏَِِููู
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Cerita lengkapnya bisa dilihat dalam hadits berikut ini.
Syahr bin Hawsyab berkata bahwa ia berkata pada istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ummu Salamah,
َูุง ุฃُู
َّ ุงْูู
ُุคْู
َِِููู ู
َุง َูุงَู ุฃَْูุซَุฑُ ุฏُุนَุงุกِ ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุฅِุฐَุง َูุงَู ุนِْูุฏَِู
“Wahai Ummul Mukminin, apa do’a yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berada di sisimu?
Ummu Salamah menjawab,
َูุงَู ุฃَْูุซَุฑُ ุฏُุนَุงุฆِِู « َูุง ู َُِّููุจَ ุงُُْููููุจِ ุซَุจِّุชْ َْููุจِู ุนََูู ุฏَِِููู ».
“Yang sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, ’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’.”
Ummu Salamah pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ู َุง ูุฃَْูุซَุฑِ ุฏُุนَุงุฆَِู َูุง ู َُِّููุจَ ุงُُْููููุจِ ุซَุจِّุชْ َْููุจِู ุนََูู ุฏَِِููู
“Wahai Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdo’a dengan do’a,
’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik'
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’. ”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,
َูุง ุฃُู َّ ุณََูู َุฉَ ุฅَُِّูู َْููุณَ ุขุฏَู ٌِّู ุฅِูุงَّ ََْูููุจُُู ุจََْูู ุฃُุตْุจُุนَِْูู ู ِْู ุฃَุตَุงุจِุนِ ุงَِّููู َูู َْู ุดَุงุกَ ุฃََูุงู َ َูู َْู ุดَุงุกَ ุฃَุฒَุงุบَ
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”
Setelah itu Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan ayat,
ุฑَุจََّูุง َูุง ุชُุฒِุบْ ُُูููุจََูุง ุจَุนْุฏَ ุฅِุฐْ َูุฏَْูุชََูุง
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8)
(HR. Tirmidzi, no. 3522; Ahmad, 6: 315. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah untuk terus berada di atas ketaatan.
TUJUH RAHASIA DIKABULKANNYA DO'A
JALAN MENUJU SURGA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
JALAN MENUJU SURGA
Kerinduan Orang-orang yang Baik kepada Tempat yang paling Tinggi
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Surga.. dia adalah harapan yang sangat tinggi yang diusahakan untuk didapat oleh kaum mukminin sepanjang zaman.
Surga.. adalah yang menjadi penggerak jiwa-jiwa para salafush shaleh untuk mencontohkan kepahlawanan dan paling tingginya pengorbanan.
Surga.. adalah tujuan yang sangat mulia yang selalu diamati oleh pandangan-pandangan yang penuh kasih sayang. Dan yang membuat segenap jiwa yang merindukannya menjadi tergesa-gesa di setiap tempat dan zaman. Mereka rela menghadapi segala mara bahaya hanya untuk mendapatkan surga yang dijanjikan.
Surga.. adalah harapan yang paling agung menurut mukmin. Memasukinya dan hidup di dalamnya dalah sebuah angan-angan yang menghantui sepanjang umurnya berjalan.
Betapa banyaknya, surga membuat seseorang bersegera kepada kebaikan dan kebenaran, walau jalan ini dipenuhi mara bahaya, kesusahan, onak dan duri, bahkan walau ditebus dengan kematian.
Gambaran tentang surga telah tercantum dalam ayat-ayat dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua nikmat yang disebutkan dalam kitabullah atau sunnah Nabi-Nya, namanya sama dengan yang dilihat di dunia. Tetapi.. ketika disebut benda-benda ini, hanya sebagai penamaan agar dipahami penduduk dunia. Adapun yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut diserahkan kepada Allah yang Mahaagung, Mahabijaksana, lagi Yang menegakkan langit-langit di bumi.
Dari Abu Malik Al-Asy’ari bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Di surga ada beberapa kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalam dan yang isinya bisa dilihat dari luar. Itu disediakan oleh Allah bagi orang uang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa, dan shalat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur”.(Shahihul Jami’: 2119)
Jalan Menuju Surga bagi Orang yang Bertakwa
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Ketahuilah –wahai hamba Allah- bahwa para penghuni surga adalah orang-orang yang merasa takut kepada Allah. Rasa takut yang mendorong kepada kebaikan dan mencegah dari setiap penyimpangan. Perasaan ini yang menyingkirkan segenap rintangan dan menyingkap tirai. Dan hati melebur di hadapan Dzat yang Maha Esa lagi Pemaksa. Rasa takut inilah yang membuat ibadah dan amal menjadi ikhlas, bersih, dari noda riya’ dan syirik di setiap gambarannya.
Maka orang yang takut terhadap Rabbnya, dengan benar tidak kuasa untuk memberikan tempat di hatinya untuk tidak ikhlas kepada Allah. Allah adalah sekutu yang paling tidakk butuh kepada penyekutuan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Allah Ta’ala berrman,
“Aku adalah sekutu yang paling tidak butuh kepada penyekutuan. Siapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku maka Aku akan meninggalkannya dan penyekutuannya.” (H.R. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah Ta’ala berrman,
“Aku tidak mengumpulkan pada hamba-Ku dua rasa takut. Dan Aku tidak mengumpulkan baginya dua rasa aman, jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, niscaya aku jadikan dia ketakutan di akhirat. Dan jika dia merasa takut kepadaku di dunia, niscaya aku jadikan dia merasa aman di akhirat. (Shahihul Jami’:420)
Pintu Surga Selalu Terbuka bagi Orang yang Menempuhnya
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Ketahuilah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan”. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullahu, siapa yang enggan ?”. Beliau bersabda, “Barang siapa taat kepadaku, niscaya dia akan masuk surga, dan siapa yang durhaka kepadaku, dialah yang enggan (masuk surga).” (HR. Bukhari)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda dengan jawami’ul kalimnya (singkat, namun padat kandungan maknanya):
“Surga diliputi oleh kesusuahan-kesusahan dan neraka dilingkupi dengan kesenangan-kesenangan.” (Shahihul jami’ :3142)
Sesungguhnya jalan ini –wahai saudaraku yang akan menempuhnya-antara empat kata, dua negatif dan dua positif. Dua negatif yaitu syirik dan maksiat dan dua positif yaitu iman dan amal shalih. Dari empat kata ini akan terbentuk jalan yang membawa ke surga, tepat tinggal dan kemuliaan.
Sekarang wahai saudaraku, mari kita tempuh jalan menuju surga…
Yang paling utama tentu dengan meminta bimbingan kepada Allah. ”laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”. Allah yang Maha Membolak-balikkan hati kita. Allah sebaik-baik yang dimohon dan semulia-mulia yang diharap. Cukup Dia bagi kita sebagai penolong. Meminta bimbingan harus dibarengi dengan keyakinan, oleh karena itu….
⬛1. Hendaklah kita meyakini dengan teguh bahwa yang menciptakan kita adalah yang menciptakan alam ini. Dia mengatur dengan kekuasaan-Nya, ilmu-Nya, kehendak-Nya, dan hikmah-Nya. Di alam ini tampak pengaruh sifat-Nya dan nama-Nya yang sangat indah. Dengan kekuasaan-Nya terjadilah alam ini. Dan dengan ilmunya, teraturlah keadaannya dan berjalan menuju tujuan-tujuannya dalam lingkup kepastian yang sangat teliti.
⬛2. Hendaklah kita meyakini dengan teguh bahwa tidak ada yang membantu Allah Ta’ala dalam menciptakan alam ini. Tidak ada yang ikut mengatur alam ini bersamanya. Karena kalau demikian, niscaya akan muncul pertentangan dan perlawanan di alam ini. Dan PASTI alam ini akan segera hancur dan binasa.
⬛3. Hendaklah kita meyakini dengan teguh bahwa ketika Allah tidak memiliki sekutu dalam penciptaan dan pengaturan alam, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ketaatan dan peribadatan. Maka tidak selayaknya ada yang diibadahi bersamanya, apakah dia malaikat, Nabi atau makhluk yang lainnya. Apakah ibadah itu shalat, do’a, puasa, sembelihan, zakat ataupun nadzar.
⬛4. Hendaklah kita meyakini dengan teguh bahwa sesembahan yang Agung ini –sendiri dalam mencipta, mengatur, dan harus beribadah kepada-Nya- adalah benar-benar sesembahan yang Agung. (Dia) memiliki sifat-sifat yang suci, sempurna, dan Mulia. Maka kita tetapkan bagi-Nya yang Mahasuci apa yang telah Dia tetapkan bagi dirinya berupa sifat-sifat dalam Kitab-Nya, dan kita juga menetapkan apa yang ditetapkan untuk-Nya oleh manusia yang paling mengenal tentang Allah, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa menyerupakann-Nya dengan makhluk, memisalkan-Nya, menyimpangkan pengertiannya, dan menanyakan bagaimana bentuknya.
⬛5. Hendaklah kita meyakini dengan teguh bahwa kebutuhan manusia kepada para Rasul untuk menerangkan jalan menuju surga memberi konsekuensi pengutusan mereka dan penurunan kitab kepada mereka. Dari sini wajib beriman kepada semua kitab samawi yang diturunkan Allah kepada mereka, sebagaimana juga wajib beriman kepada para malaikat yang baik, qadar, hari akhir, hisab, dan pemb.
Dengan lima poin yang mencakup keimanan yang benar, berarti kita telah mengenal seperempat jalan menuju surgga. Wahai para penempuhnya, maka mari kita menuju seperempat yang kedua, yaitu amal shalih:
⬛1. Hendaklah kita mendirikan shalat dengan bersuci untuknya dengan bersuci sempurna. Dan kita menunaikannya di waktunya dengan berjama’ah, dengan penunaian yang baik, mememnuhi semua syarat-syarat, kewajiban-kewajiban, sunnah-sunnah, dan adab-adabnya. Maka dengan itu, shalat kita bisa sesuai dengan shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
⬛2. Hendaklah kita menunaikan zakat harta kita kepada yang berhak dari kalangan orang-orang fakir, miskin, terlilit hutang, dan mujahidin. Dan hendaklah kita berhati-hati dalam mengeluarkannya dengan memberikan yang terbaik, sempurna dan keikhlasan yang sempurna karena Allah Ta’ala.
⬛3. Hendaklah kita berpuasa di bulan Ramadhan dengan menahan diri dari semua yang membatalkannya. Menjauhi segala yang membuat keraguan dan haram berupa ucapan, perbuatan, pikiran, dan niat.
⬛4. Hendaklah kita haji ke Baitullah seperti haji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di musimnya yang mabrur. Yaitu menunaikannya dengan benar dan terlepas dari kata-kata yang membangkitkan nafsu, kefasikan, dan debat. Dan dengan dinaungi kebaikan dan dipenuhi dengan amal shalih.
⬛5. Hendaklah kita berbakti kepada kedua orang tua dengan mentaatinya pada perkara yang tidak berkmaksiat kepada Allah. Dan berbuat baik kepada mereka dengan memberikan kebaikan, berupa perkataan dan perbuatan yang indah, bersamaan dengan itu tidak menyakiti keduanya, walaupun keduanya membentak atau tidak suka.
⬛6. Hendaklah kita menyambung hubungan rahim kita dengan mereka dan mengunjungi mereka, menanyakan tentang keadaan mereka, dan membantu mereka dalam kadar kemampuan dan kesanggupan.
⬛7. Hendaklah kita berbuat baik kepada tetangga dengan memuliakan mereka, yaitu mencakup dalam sikap berbuat baik dan menjaga mereka dari keburukan.
⬛8. Hendaklah kita memuliakan tamu dengan pemuliaan yang wajib kita lakukan untuknya, yaitu dengan memberikan makan dan tempat kepadanya.
⬛9. Hendaklah kita memuliakan kaum mukminin dengan merealisasikan rasa ukhuwah yang dibangun di atas dasar menunaikan hak-haknya, mengucapkan salam kepadanya jika bertemu, mendoakannya ketika bersin, mengiringi jenazahnya ketika meninggal, menjenguknya ketika dia sakit, dan menunaikan sumpahnya bila dia bersumpah.
⬛10. Hendaknya kita bersikap adil dalam ucapan, perbuatan, dan hukum. Karena keadilan dalam segala hal adalah sesuatu yang mesti. Dengan keadilan semua urusan agama dan dunia akan tegak, dan dengannya pula akan menjadi baik para hamba dan negeri (mereka).
⬛11. Hendaknya kita tetap menjaga atribut-atribut keislaman yang agung. Karena dalam sikap itu akan menghidupkan sunnah (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan membunuh sunnah-sunnah orang-orang kafir.
Ketahuilah wahai saudaraku, orang dikatakan alim bukan karena banyaknya ilmu, namun alim adalah orang yang mengamalkan ilmunya. Betapa banyak orang berilmu yang melalaikan ilmunya hingga ilmunya meluap.
Sampai di sini selesai setengah jalan, wahai para penempuh jalan menuju surga, Yang tersisa setengah lagi, yaitu meninggalkan kesyirikan dan maksiat-maksiat. Mari kita melanjutkan perjalanan ini tanpa rasa bosan dan jemu.
Hendaklah kita meninggalkan kesyirikan yaitu dengan:
⬛1. Kita tidak meyakini bahwa makhluk –siapa pun dia- yang memiliki kemampuan untuk memberikan bahaya atau manfaat kepada dirinya atau orang lain, melainkan dengan kehendak dan izin dari Allah. Oleh karena itu,, hendaklah kita membatasi kecintaan kita hanya kepada Allah, maka janganlah kita mencintai kepada selain-Nya. Janganlah meminta kepada makhluk, memohon syafa’at atau pertolongan kepada yang lain. Karena tidak ada yang mampu memberi dan menolak kecuali Allah. Hendaklah kita hanya cinta, takut, dan tunduk kepada-Nya.
⬛2. Janganlah kita memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah. Jangan bersumpah dengan selain-Nya, jangan menyembelih untuk kubur manapun dan janganlah kita bernadzar, berdo’a dan meminta pertolongan kepada selain Allah Ta’ala.
⬛3. Janganlah kita menggantungkan benang atau besi atau apapun dengan harapan agar bisa meolak penyakit ‘ain (penyakit yang terjadi karena pandangan mata) atau untuk menghilangkan bahaya. Karena tidak ada yang dapat menolak penyakit ‘ain dan menolak bahaya kecuali Allah semata.
⬛4. Janganlah kita membenarkan berita ghaib dari dukun (para normal), peramal, atau tukang tenung, karena TIDAK ADA YANG MENGETAHUI PERKARA GHAIB kecuali Allah semata.
⬛5. Janganlah kita taat kepada penguasa, ulama, orang tua, ayau syaikh dalam kemaksiatan kepada Allah. Ketaatan kepada selain Allah –dengan mengharamkan yang dihalalkan Allah atau menghalalkan apa yang diharamkan Allah-termasuk kesyirikan.
Dengan point ini, WAHAI PENEMPUH JALAN MENUJU SURGA, kita telah mengetahui seperempat ke tiga jalan menuju surga, yang tertinggal hanya seperempat yang terakhir.
Mari kita melanjutkan perjalanan kita, wahai penempuh jalan ke surga:
⬛1. Hendaklah kita menjaga pikiran, janganlah memikirkan pikiran yang membahayakan, jangan merencanakan kejelekan dan kejahatan maupun kerusakan.
⬛2. Hendaklah kita menjaga pendengaran, janganlah mendengarkan kebatilan, yaitu dosa, kata-kata kotor, dusta, musik, ghibah, adu domba, memboikot ataupun kekufuran.
⬛3. Hendaklah kita menjaga pandangan, janganlah melayangkan pandangan kepada perkara yang tidak halal untuk dilihat, seperti wanita yang bukan mahram, muslimah atau non muslimah, wanita yang terhormat atau wanita jalang.
⬛4. Hendaklah kita menjaga lisan, jangan mngucapkan kata-kata kotor, jorok, dusta, bohong, ghibah, adu domba, mencela atau mencerca.
⬛5. Hendaklah kita menjaga perut, jangan memasukkan ke dalamnya barang-barang yang haram –makanan atau minuman- jangan makan riba, bangkai, babi, minuman yang memabukkan atau merokok.
⬛6. Hendaklah kita menjaga kemaluan, janganlan menggauli selain istri yang sah secara syariat.
⬛7. Hendaklah kita menjaga tangan, janganlah mengganggu orang lain dengan memukul atau membunuh, janganlah mengambil barang haram, bermain judi, menulis kedustaan atau kebatilan.
⬛8. Hendaklah kita menjaga kaki, janganlah berjalan menuju tempat yang sia-sia atau main-main, janganlah menggunakannya untuk fitnah, kerusakan, ataupun atau kejahatan.
⬛9. Hendaklah kita menjaga perjanjian, kesaksian, dan amanah, janganlah menggugurkan perlindungan, mmerusak perjanjian, menyelisihi sumpah, bersaksi palsu, dan mengkhianati amanah.
⬛10. Hendaklah kita menjaga harta, janganlah membuang-buangnya dan menghambur-hamburkannya sebagaimana kita tidak mau menyia-nyiakannya. Maka kita jangan membiarkannya tana manfaat.
⬛11. Hendaklah kita menjaga keluarga dan anak pada tubuh, akal, akhlak, dan akidah mereka. Maka kita harus menjaga mereka dari hal-hal yang mengganggu, membahayakan atau merusak jiwa dan akal mereka. Dan kita harus menjaga mereka dari segala yang akan menghancurkan dan mencelakakan mereka.
Inilah jalannya, wahai penempuh jalan surga. Hendaklah kita mempersiapkan diri untuk merealisasikannya yang menerapkannya dalam kehidupan. Ini tidak akan bisa kita laksanakan kecuali dengan ilmu yanng benar yang bersumber dari kitabullah jalla jalaaluhu dan sunnah Nabi-Nya ‘alihi sholaatu was salaam.
๐ Sumber: karya Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, edisi bahasa Indonesia dengan judul “Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka”
Saudaraku....
Mari kembali kita ingat kisah orang yang terakhir masuk surga dibawah ini:
ORANG TERAKHIR MASUK SYURGA
Riwayat dari Ibnu Mas'ud Ra. Bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
" Sesungguh nya Aku yg paling tahu tentang seseorang yg paling terakhir keluar dari Neraka, dan paling akhir pula memasuki syurga. (artinya tinggal seorang lagi penghuni surga yg blm masuk surga, krn harus mensucikan diri dahulu di neraka).
Ia adalah seorang lelaki yg telah keluar dari neraka dgn keadaan merangkak.
Lalu Allah Swt berfirman kepada nya :
" pergilah, dan masuklah ke dalam syurga."
Lalu lelaki itu berpikir , bahwa syurga itu telah penuh oleh penghuninya, dan ia mengira bahwa dirinya sudah tak kebagian tempat lagi di sana.
Ia pun mengadu kepada Robb nya :
Wahai Robb. Surga nya sudah penuh oleh penghuninya, (dan saya malu, mungkin sudah tiada tempat lagi buat ku di sana).
Lalu Allah berfirman : " Pergilah, dan masuklah ke dalam syurga."
Ia pun kembali ke pintu syurga, namun kembali pikiran nya menghantui dirinya, ia selalu mengira bahwa syurga telah penuh oleh penghuninya, krn ia sadar bahwa dirinya adalah orang yg paling miskin dari amal shalih, dan orang yg paling akhir memasuki syurga.
Ia pun kembali mengadu kepada Allah, dan berkata : Wahai Robb, sesungguhnya syurga telah penuh.
Lalu Allah berfirman :
Pergilah, dan masuklah ke dalam syurga, krn sesungguhnya bagimu seumpama dunia seluruhnya bahkan sepuluh kali lipat seumpama dunia yg akan kamu miliki, dan kamu bisa mendapatkan apa yg kamu inginkan oleh nafsumu, dan terasa indah dalam pandangan mu.
Si lelaki itu berkata:
Wahai Robb, apa Engkau menghinaku, atau mentertawakan akan keadaan ku ini, sedang Engkau adalah Robb, malikul mulki, penguasa segala semesta.
Rasulullah Saw pun tertawa karna keluguan si lelaki itu, sehingga terlihat gigi geraham beliau, Lalu beliau bersabda :
Seperti itulah imbalan kepada orang yg memasuki syurga yg paling akhir, dan mendapatkan derajat syurga yg paling rendah.
Mungkin bisa di bayangkan bagaimana kemewahan dan kemegahan derajat syurga bagi orang yg lebih dahulu memasukinya.
Yang pasti mata blm pernah melihat, telinga blm pernah mendengar, dan hati pun blm bisa membayangkan.
Mudah2an kita semua di jadikan Ahli Syurga Nya, dgn Rahmat dan Fadhol Nya.
Aamiin yaa Robbal'aalamiin.
(๐ Sumber Riyadus Shalihin)