Senin, 09 November 2020

BEKAS HITAM DI PUNGGUNG SAYYIDINA ALI ZAINAL ABIDIN (CICIT RASULULLAH)

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

BEKAS HITAM DI PUNGGUNG SAYYIDINA ALI ZAINAL ABIDIN (CICIT RASULULLAH) 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


📚 Dalam kitab al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Imam Ibnu Katsir mencatat riwayat tentang Sayyidina Ali bin Husein yang memiliki bekas hitam di pundaknya. 

Berikut riwayatnya:


وَقَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الخضري، حدَّثنا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عن عمر بن حارث, قال: لما مات علي بن الحسين فغسلوه جعلوا ينظرون إلى آثار سواد في ظهره, فقالوا: ما هذا؟ فقيل: كان يحمل جُرُب الدقيق ليلاً على ظهره يعطيه فقراء أهل المدينة


➖Al-Thabrani berkata: Muhammad bin Abdullah al-Khudlri bercerita kepadaku, Utsman bin Abi Syaibah bercerita, Jarir bercerita, dari Umar bin Harits, ia berkata:


➖Ketika Ali bin al-Husein wafat, orang-orang memandikan (jenazah)nya. Mereka (kaget) melihat bekas hitam di pungguhnya. Mereka bertanya: “Bekas apa ini?”


➖Seseorang menjawab: “Ia memanggul sekarung tepung (setiap) malam di punggungnya untuk diberikan kepada fakir miskin di Madinah.” 

📚 (Imam Ibnu Katsir, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Beirut: Dar al-Ihya’ li al-Turats, 1988, juz 2, h. 133)


****


☪️ Nama lengkapnya adalah Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. 

Ia merupakan cicit Rasulullah dari Sayyidah Fatimah dan satu-satunya anak laki-laki Sayyidina Husein yang selamat. 

Ketika pembantaian Karbala terjadi, ia masih berusia tiga belas tahun. Ia tidak dibunuh karena sedang sakit (yauma’idzin mauku’an falam yuqâtal). Banyak generasi salaf yang mengambil hadits darinya seperti Abu Salamah dan Thawus. 

📚(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001, juz 4, h. 387-388)


☪️ Para ulama salaf sangat menghormatinya. Mereka memuji kualitas diri dan keilmuannya. Imam al-Zuhri (50-124 H) mengatakan, 

➖“mâ ra’aytu quraisyan afdlal min ‘Ali bin al-Husein” (aku tidak melihat orang Quraisy yang lebih baik dari Ali bin al-Husein). 


 Maksudnya suku Quraisy di masa Imam al-Zuhri hidup, bukan suku Quraisy dari masa sebelumnya. 


☪️ Imam Malik bin Anas (93-179 H) berkata, ➖“lam yakun fi ahlil bait mitsluh” (tidak ada di kalangan ahlul bait yang sepertinya). Imam al-Zuhri di waktu lain berkata, “wa mâ ra’aytu ahadan kâna afqah minhu” (aku tidak melihat seorang pun yang lebih paham [agama] darinya) 

📚(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, 2001, juz 4, h. 387-390).


☪️ Membaca riwayat di atas, aktivitas “memberi” Sayyidina Ali Zainal Abidin (38-95 H) dilakukan di setiap malam. Hal ini bisa dipahami dalam dua sudut pandang. 


Pertama, karena ia tidak ingin kebaikannya diketahui banyak orang. 

Dan kedua, untuk merahasiakan orang-orang yang diberi olehnya. Karena memberi di depan umum terkadang membuat perasaan yang diberi tidak nyaman.


☪️ Dalam banyak riwayat, Sayyidina Ali Zainal Abidin selalu merahasiakan pemberiannya, bahkan orang yang diberi pun tidak mengetahui siapa yang memberinya. Setelah kewafatannya, banyak kabar yang menyebar tentangnya di Madinah. Mereka saling berkata:


ما فقدنا صدقة السر حتى مات علي بن الحسين


➖“Kami tidak kehilangan sedekah rahasia (sembunyi-sembunyi) hingga Ali bin al-Husain wafat.” 

📚(Imam Ibnu Katsir, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 1988, juz 2, h. 133)


☪️ Artinya, banyak penduduk Madinah yang pernah mendapatkan sedekah rahasia dari Sayyidina Ali Zainal Abidin. Tiba-tiba barang atau uang yang dibutuhkan berada di depan rumahnya. Awalnya mereka tidak tahu, siapa yang memberikan itu. Tapi setelah Sayyidina Ali Zainal Abidin wafat, mereka tak pernah lagi menerima sedekah rahasia. Akhirnya mereka tahu bahwa Sayyidina Ali Zainal Abidin lah yang selama ini memenuhi kebutuhan mereka.


☪️ Bekas hitam di punggungnya adalah bukti kegemarannya merahasiakan sedekah. 

Ia tidak mau menyuruh murid atau pembantunya untuk mengantarkan sedekahnya. 

Ia meminggulnya sendiri dan mengantarnya ke rumah orang yang membutuhkan. 


Artinya, ia sedang berusaha merahasiakan aktivitas malamnya dari keluarga, teman, murid dan para pembantunya. 

Namun, karena aktivitas bersedekah itu dilakukan hampir setiap hari, lama-kelamaan mereka mengetahuinya. 

Sebelumnya banyak yang menuduhnya bakhil, termasuk keluarganya sendiri. 


☪️ Dalam sebuah riwayat dikatakan:


وقال شيبة بن نعامة: لما مات علي وجدوه يعول مائة أهل بيت, قلت: لهذا كان يبخل، فإنه ينفق سرا ويظن أهله أنه يجمع الدراهم


➖“Syaibah bin Nu’amah berkata: ‘Ketika Ali (Zainal Abidin) wafat, yang berduka (sekitar) seratus ahlu baitnya (keluarganya).’ Aku berkata: ‘Ini terjadi karena ia (dianggap) kikir.’ Meski sesungguhnya ia menafkahkan (hartanya) secara sembunyi-sembunyi (rahasia), dan (bahkan) keluarganya (sendiri) menyangka ia mengumpulkan dirham-dirhamnya (uangnya).” 

📚(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, 2001, juz 4, h. 395)


➖Sayyidina Ali Zainal Abidin tidak mempedulikan pandangan manusia. 

Andaipun seluruh dunia menuduhnya kikir, ia tidak peduli. 

Hanya orang-orang di sekitarnya yang mengetahui cara hidupnya yang sesungguhnya, meski awalnya mereka tidak tahu, tapi karena kemurahan hati dan kedermawanan sudah melekat dengan dirinya, perlahan-lahan mereka mengetahuinya juga. Dari murid-muridnya inilah riwayat tentang kehidupannya bertahan hingga sekarang. 


☪️ Dalam sebuah riwayat, ia menjelaskan salah satu alasan perbuatannya:


عن أبي حمزة الثمالي، أن علي بن الحسين كان يحمل الخبز بالليل على ظهره يتبع به المساكين في الظلمة، ويقول: إن الصدقة في سواد الليل تطفئ غضب الرب


➖“Dari Abu Hamzah al-Tsumali, ‘sesungguhnya Ali bin al-Husein memanggul (sekarung) roti di malam hari di punggungnya (sambil) mencari orang-orang miskin dalam kegelapan.’ Ia berkata: “sesungguhnya sedekah dalam gelapnya malam dapat meredakan kemarahan Tuhan.” 

📚 (Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, 2001, juz 4, h. 394)


☪️ Sebagai cicit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, Sayyidina Ali Zainal Abidin mewarisi kedermawanan moyangnya. Ia tidak merasa berat memberikan seluruh hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan. Baginya, kedermawanan laiknya kebutuhan primer, tak ubahnya makan dan minum. Sehari saja tanpa memberi, ia merasa lapar. 


☪️ Membaca sedikit dari sekian banyak riwayat keluhuran pekerti, kemurahan hati, dan kedemawanan Sayyidina Ali Zainal Abidin, kita seharusnya mulai mengubah diri, dan menganggap perbuatan baik sebagai kebutuhan primer, bukan sekunder apalagi tersier. 


☪️ Jika kita bisa menganggap perbuatan baik sebagai kebutuhan primer, kita akan selalu haus menjadi bermanfaat di setiap waktu. 


☪️ Jika pun susah, paling tidak, kisah di atas sedikit menggugah hati kita. 

Itu sudah cukup baik untuk permulaan. Pertanyaannya, kapankah kita akan memulainya......? 


Wallahu a’lam bish-shawwab..

Minggu, 08 November 2020

SUNGGUH CELAKA 3x......‼️


۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

       SUNGGUH CELAKA 3x......‼️

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🔵Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :


وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24) رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِينَ غَفُورًا (25)


➖“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’ Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat.” 

📖(QS Al-Isra’ [17]: 23-25)


🔴Uang bisa dicari,

🔵llmu bisa digali,

🔴Apalagi jodoh, masih bisa dinanti...


🔵Tapi kesempatan : untuk mengasihi orang tua takkan terulang lagi,


🔴Ketika anak kita menemukan jodohnya, dan mendapatkan wanita cantik yang berhasil merebut seluruh hatinya, tidak jarang orang yang pertama menjadi musuh anak adalah orang tuanya sendiri.


🔵Orang tua yang semula begitu mulia, mendadak terasa menjadi sangat cerewet, dan menjadi sumber masalah rumah tangga. Apalagi bila anak (laki-laki) tidak berhasil menyatukan hati isterinya dengan ibundanya.


🔴Padahal, anak-anak yang merawat orang tuanya sampai wafat, kebanyakan dicintai Allah, hal itu tercermin dalam karir hidupnya di dunia, dan mereka cenderung menjadi orang yang sukses.


                          –o0o–


🔵Ketika Ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, lyas meneteskan air mata tanpa meratap, lalu beliau ditanya seorang sahabat tentang sebab tangisannya,


Jawabnya, 

➖“Allah telah membukakan untukku, beberapa pintu untuk masuk surga, sekarang, satu pintu telah ditutup.”


🔴Begitulah, orang tua adalah pintu surga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain.


🔵Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

➖"ORANG TUA adalah PINTU SURGA YANG PALING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan dia, atau kamu hendak menjaganya.”

📙(HR. Tirmidzi)


🔴Al-Qadhi berkata, 

➖"Maksud pintu surga yang paling tengah, adalah pintu yang PALING BAGUS dan PALING TINGGI.


🔵Dengan kata lain, se-baik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan menta'ati orang tua dan menjaganya.”


🔴Bersyukurlah jika kita masih memiliki orang tua, karena di depan kita masih ada pintu surga yang masih terbuka lebar.


🔵Terlebih bila orang tua telah berusia lanjut.

Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet,

atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.


🔴SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI DIA TIDAK MASUK SURGA, PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA.


🔵Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.. bersabda,

➖ "Sungguh celaka....., sungguh celaka,… sungguh celaka"‼️

Lalu Seseorang bertanya:

➖ “Siapakah itu wahai Rosulullah?”

Beliau bersabda, 

➖“Yakni orang yang mendapatkan, salah satu orang tuanya, atau kedua orang tuanya berusia lanjut, namun ia tidak juga bisa masuk surga.”

📙(HR. Muslim)


🔴Dia tidak masuk surga karena tak berbhakti, tidak menta'ati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri.


🔵SAATNYA KlNI, KlTA BERKACA DIRI, SUDAHKAH LAYAK KITA DISEBUT SEBAGAI ANAK YANG BERBHAKTI ? SUDAHKAH LAYAK KITA MEMASUKI PINTU SURGA YANG PALING TENGAH ?


🔴Nasihat ini sebaiknya, kita sampaikan kepada anak-anak kita, juga pengingat bagi kita semua. 


         Semoga bermanfa'at

         Barakallaahu fiikum

Sabtu, 07 November 2020

APA HUKUM MENAMBAH KATA SAYIDDINA PADA BACAAN SHALAWAT....??

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" APA HUKUM MENAMBAH KATA SAYIDDINA PADA BACAAN SHALAWAT....?? "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌟Menambah kata Sayyidina pada bacaan Shalawat menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Syafii sepakat memberlakukan tambahan kata tersebut. Foto ilustrasi/Ist

Mengucap kata "Sayyidina" ketika menyebut nama Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم atau ketika bershalawat sering menjadi pertanyaan di kalangan muslim. Bagaimana sebenarnya hukum menambah kata "Sayyidina" pada bacaan Sholawat?


BERIKUT PENJELASAN AL-HABIB ZEIN BIN IBRAHIM BIN SMITH AL-ALAWI AL-HUSAINI :


🌟Menambah kata "Sayyid" pada bacaan Shalawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Syafi'i sepakat memberlakukan tambahan kata tersebut. Hal ini demi mengagungkan beliau dan karena lebih mengutamakan sopan santun (adab) di atas mengikuti perintah yang menyebutkan: 

➖ "Bacalah Allahumma shalli 'Ala Muhammad….."


🌟Tetapi Imam Ahmad bin Hanbal lebih mengutamakan mengikuti perintah di atas sopan santun, sekalipun Imam Ahmad sendiri selalu menambahkan kata Sayyid. Beliau hanya bermaksud melebih mengutamakan mengikuti Sunnah Nabi, karena siyadah Rasulullah صلى الله عليه وسلم sudah merupakan hal yang muttafaq.


🌟Bahwa beliau adalah "Sayyid" (pemuka) orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian di dunia dan di akhirat, seperti dalam hadits berikut:


انا سيد ولد ادم ولا فخر


➖ " Aku adalah pemuka anak Adam dan tidak ada rasa bangga."


🌟Para ulama berkata: Adapun hadits لا تسيدونى فى الصلاة (janganlah kamu semua menyebutkan Sayyid dalam membaca shalawat), maka hadits ini batil, tidak ada asalnya, bahkan maudhu' (palsu). Redaksi hadits ini salah menurut bahasa Arab, karena dalam bahasa Arab tidak ada kata ساد – يسيد yang ada adalah ساد – يسود.


🌟Padahal Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidaklah salah dan tidak pula membuat kesalahan. Menyandarkan kesalahan kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah suatu kesalahan besar dan pelakunya dikhawatirkan masuk ancaman sebagaimana dalam sabda beliau:


من كدب علي متعمدافليتبوأ مقعده من النار


➖ "Barangsiapa membuat kebohongan atas nama saya, maka hendaklah, ia menempati tempatnya di neraka." 


🌟Dalam Buku 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat karya Ustaz Abdul Somad (UAS) juga disebutkan bahwa Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi'i menganjurkan mengucapkan "Sayyidina" pada bacaan Shalawat karena memberikan tambahan pada riwayat adalah salah satu bentuk adab, maka lebih utama dilakukan daripada ditinggalkan.


🌟Adapun dalil menyebut "Sayyidina" sebelum nama Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم disebutkan dalam Al-Qur'an:

➖ "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebagian (yang lain)..." 

 📖 (QS. An-Nur: Ayat 63).

Jumat, 06 November 2020

MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN TETANGGA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

 MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN TETANGGA

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🍂Menghormati dan Memuliakan Tetangga

Berbuat baik kepada tetangga bukan hanya berarti tidak mengganggu mereka, tetapi juga bertindak aktif untuk memberikan kebaikan kepada mereka. Foto ilustrasi/istimewa

Berbuat baik kepada tetangga termasuk perkara yang mulai hilang atau pudar di kalangan kaum muslimin. Bahkan kita jumpai di sebagian kota, seseorang tidak mengenal tetangganya sama sekali. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.


🍂Padahal seharusnya tidak demikian. Rasūlullāh Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan agar sesama tetangga harus saling mengenal, karena kepada tetangga terdapat hak-hak yang harus ditunaikan. Bahkan ada hadis Rasulullah yang memberi penegasan soal tetangga ini.


🍂Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad Shalllalalhu alaihi was sallam, beliau bersabda,

➖ “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah (sempurna) iman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya.” 

📙 (Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhāri dan Imām Muslim)


🍂Dalam uraian ceramahnya di laman dakwahnya, Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc, MA menjelaskan, hadis tentang tetangga ini adalah hadis yang agung. Bahkan Rasūlullāh mengawali sabdanya ini dengan sumpah. Kata Rasūlullāh, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya”


🍂Untuk apa Rasūlullāh bersumpah? Tidak lain adalah untuk menekankan agungnya hak tetangga. Bahkan AllāhTa'ala menyebutkan tentang tetangga ini dalam Al-Qurān. Allah berfirman,


والجَارِ الْجُنُبِ


➖“...Dan berbuat baiklah kepada tetangga dekat”. 

📖(QS. An-Nisā: 36)


🍂Rasūlullāh Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Tidaklah beriman seorang hamba sampai dia menghendaki kebaikan bagi tetangganya, apa-apa kebaikan yang disuka untuk dirinya.”


🍂Para ulama mengatakan bahwa ungkapan “tidaklah beriman seorang hamba” yang mengawali hadis ini menunjukkan bahwa apa yang disebutkan dibelakangnya, yaitu “menyukai kebaikan bagi tetangga sebagaimana kita menyukai kebaikan-kebaikan itu untuk diri kita sendiri” merupakan perkara yang wajib.


🍂Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitābul Īmān, menjelaskan bahwasannya, 

➖ “Tidaklah sesuatu dinafikan dalam syari’at kecuali karena ada suatu kewajiban yang ditinggalkan.”


Jadi, adanya penafikan dengan ungkapan, “tidaklah beriman seorang hamba” disebabkan oleh ada kewajiban yang ditinggalkan, yaitu “menyukai kebaikan bagi tetangga sebagaimana kita menyukai kebaikan-kebaikan itu untuk diri kita sendiri”


🍂Perhatikan pula hadis yang umum yang berkaitan dengan hubungan sesama muslim,


لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.


Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ➖“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian, sampai dia menghendaki kebaikan bagi saudaranya, apa kebaikan yang dia kehendaki untuk dirinya.” 

📙 (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)


🍂Dari hadis ini dapat diambil pemahaman, jika kepada saudara secara umum, meskipun tetangga jauh atau bahkan bukan tetangga saja kita wajib untuk menghendaki kebaikan baginya selama dia seorang muslim, apalagi dengan tetangga yang dekat? Oleh karenanya, di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Āisyah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā, Rasulullah pernah bersabda,


مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ


➖ “Senantiasa malaikat Jibrīl ‘alayihissalām berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai aku menyangka malaikat Jibrīl akan menuliskan atau menetapkan warisan bagi tetangga.” 

📙 (HR. Bukhari no. 6.014 dan Muslim no. 2.624)


🍂Sebagaimana kita ketahui bahwasanya tetangga bukan ahli waris kita. Kalau kita meninggal, tetangga tidak dapat mewarisi harta kita. Akan tetapi, karena sedemikian sering malaikat Jibrīl mewasiatkan kepada Rasulullah untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai Rasulullah menyangka malaikat Jibrīl akan menulis bahwa tetangga akan memiliki jatah warisan.


🍂Namun ternyata hal itu tidak terjadi. Hal ini hanyalah penekanan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam akan perhatian malaikat Jibril terhadap tetangga. Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa hak-hak Tetangga mirip dengan hak-hak kerabat, karena Tetangga seakan-akan menjadi ahli waris.


SIAPAKAH TETANGGA ITU? 


🍂Terdapat khilaf di antara para ulama tentang “Siapakah tetangga itu?” Sebagian ulama mengatakan, “Tetangga ialah orang-orang yang saling bertemu di masjid (satu masjid).” Artinya, semakin dekat seorang tetangga semakin tinggi haknya. Tetangga yang pintunya paling dekat dengan pintu rumah kita memiliki hak yang paling tinggi untuk ditunaikan hak-haknya, seperti hak untuk dikunjungi/diziarahi, hak untuk dijenguk ketika sakit, hak untuk diakrabi, hak untuk berbagi makanan, dan lai-lain.


🍂Sebagaimana telah datang hadis-hadis yang tegas menyeru kita untuk berbuat baik kepada tetangga, maka demikian pula sebaliknya telah datang hadis-hadis yang tegas melarang mengganggu tetangga. Di antara hadis-hadis tersebut :


Rasulullah bersabda :


«وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ» قِيلَ: وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الَّذِي لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ»


➖ “Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman !”. Dikatakan kepada Nabi, “Siapakah yang tidak beriman Ya Rasulullah?”. Nabi berkata, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya” 

📙 (HR Al-Bukhari No. 6016)


🍂Juga hadis: "Dari Abu Hurairah ia berkata, seorang lelaki berkata, 

➖ “Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah disebutkan tentang banyaknya sholatnya, puasanya, dan sedekahnya, hanya saja ia mengganggu tetangga-tetangganya dengan lisannya”. Nabi berkata, “Ia di neraka”. Lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya si fulanah disebutkan tentang sedikitnya puasa, sedekah, dan sholatnya, dan ia hanya bersedekah dengan beberapa potong susu yang dikeringkan, dan ia tidak mengganggu tetangga-tetangganya dengan lisannya”. Nabi berkata, “Ia di surga” 

📙 (HR Ahmad No. 9675 dengan sanad yang hasan)


🍂Contoh sederhana mengganggu tetanga di antaranya dengan membuat gaduh di rumah sendiri yang terdengar sampai di rumah tetangga, menyetel radio atau TV dengan suara yang keras sehinga mengganggu ketenangan dan istirahat tetangga, saluran air bocor sehingga masuk ke lingkungan rumah tetangga, tidak segera membuang sampah dari halaman sehingga baunya sampai ke rumah tetangga, dan lain-lain. Semua itu dilarang dan bertentangan dengan hadis yang mulia ini.


🍂Dengan demikian berbuat baik kepada tetangga bukan hanya berarti tidak mengganggu mereka, tetapi juga bertindak aktif untuk memberikan kebaikan kepada mereka. Misalnya dengan berbagi makanan jika kita memasak dan lain-lain yang akan membuat tetangga kita bahagia dan nyaman hidup berdampingan dengan kita.

Kamis, 05 November 2020

INILAH PINTU-PINTU SURGA UNTUK PEREMPUAN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

INILAH PINTU-PINTU SURGA UNTUK PEREMPUAN 

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌹Juru bicara kaum perempuan pertama dalam Islam yakni Asma 'binti Yazid bin Sakan pernah menyampaikan protes kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, tentang peran perempuanyang dinilainya kurang adil dalam mendapatkan amalan untuk masuk surga.


🌹Di dalam kitab Nisaa’ Haular Rasul, dikisahkan shahabiyat Asma radhiyallahu'anha mendatangi Rasulullah dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh perempuan muslimah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang saya katakan dan semuanya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta'ala mengutusmu untuk laki-laki dan perempuan, lalu kami beriman kepada Anda dan membai'at Anda.


🌹Sementara itu, kami adalah wanita yang terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyanggarumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki yang mendapat keutamaan melebihi kami dengan salat Jumat, mengantarkan jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami bisa mendapatkan pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka? "


🌹Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah menoleh kepada para sahabat dan bersabda,

➖ "Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang perempuan tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?" 

Para sahabat menjawab, 

➖ "Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!"


🌹Kemudian Rasulullah bersabda:

➖ "Kembalilah wahai Asma 'dan beritahukanlah kepada para perempuan yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah satu di antara mereka kepada suaminya dan mintalah keridhaan suaminya, mengikuti persetujuan suaminya, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki. "


🌹Dari perannya itulah kaum perempuan akan mendapatkan pahala dan menjadi jalan atau pintu-pintu yang akan mempermudah mereka memasuki surga. Inilah pintu-pintu pembuka surga untuk kaum perempuan ini, yakni :


1️⃣ . Sifat ikhlas dan ridha


Hadis Rasulullah di atas menggambarkan pentingnya peran istri dan ibu. Tanpa adanya mereka yang ikhlas mengurus rumah dan membersamai putra putri tercinta, para suami tak akan tenang bekerja dan beribadah. Pantaslah kiranya jika Allah menjanjikan pahala yang setara dengan amalan para suami, bahkan juga ganjaran tertinggi yang diberikan pada mereka yang berjihad, yakni surga-Nya.


Dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, 

➖ “Apabila seorang istri menjaga salat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatan, dan taat pada suaminya, maka ketika di akhirat dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai’,” 

📙 (HR Ahmad).


Hadis yang lain menguatkan pentingnya ridha suami; Nabi Muhammad saw berkata:

➖ “Siapa saja perempuan yang meninggal dunia dalam keadaan suami ridha padanya, maka dia akan masuk surga,”

📙 (HR At-Tirmidzi).


2️⃣ . Pahala hamil, melahirkan, dan menyusui


Kita sering menganggap hamil, melahirkan, dan menyusui adalah proses alamiah yang akan terjadi ketika perempuan menikah. Sehingga banyak perempuan yang terkesan mengabaikan sisi spiritualitas dan hanya berfokus pada penjagaan aspek kesehatan saat melalui momen-momen tersebut.


Padahal, Islam memberikan posisi khusus pada para ibu yang mendapat amanah tersebut. Sebagaimana termaktub dalam Surat Luqman ayat 14, 

➖ “Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kalian kembali.”


Begitu besar keutamaan para ibu yang hamil dan menyusui hingga Allah secara istimewa menyebut proses ini dalam Al-Qur’an beberapa kali. Seperti dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15 dan Surat Al-Baqarah ayat 233. Kedua ayat ini berisi anjuran berbuat baik pada ibu karena besarnya keutamaan mereka yang telah melalui kehamilan dengan susah payah, mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan, dan memberikan saripati tubuhnya dalam bentuk air susu.


Dalam sebuah hadis, Abu Hurairah ra menyebutkan bahwa ada seorang sahabat yang menghadap Rasulullah saw dan bertanya,

➖ “Ya Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?”Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu,”

📙 (Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).


3️⃣ . Bersabar dalam mendidik anak


Pintu lain yang bisa mengantarkan seorang ibu mengetuk surga-Nya adalah dengan kesabaran mendidik anak. “Dr Yusuf Qaradhawi mengatakan bahwa sabar merupakan induk seluruh akhlak mulia.


Ketika menjalankan peran sebagai Ibu, kesabaran akan teruji. Entah karena beratnya dalam proses mengandung, anak-anak yang sakit sehingga sang ibu harus terjaga sepanjang malam, hingga tingkah polah si kecil yang seringkali memancing emosi. Kunci bersabar, dengan menanamkan keyakinan bahwa mereka yang sabar akan memiliki posisi mulia di sisi Allah.


Keutamaan lain yang dijanjikan Allah pada orangtua yang sabar termuat dalam hadis berikut: Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

➖ “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka,” 

📙(HR Muslim)

Rabu, 04 November 2020

MAU MUDAH....? BANTU YANG SUSAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

     " MAU MUDAH....? BANTU YANG SUSAH "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ » رواه مسلم


➖Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”[1].


🥀 Hadits yang agung menunjukkan besarnya keutamaan seorang yang membantu meringankan beban saudaranya sesama muslim, baik dengan bantuan harta, tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk kebaikan.


🥀 Imam an-Nawawi berkata: 

➖ “Dalam hadits ini terdapat keutamaan menunaikan/membantu kebutuhan dan memberi manfaat kepada sesama muslim sesuai kemampuan, (baik itu) dengan ilmu, harta, pertolongan, pertimbangan tentang suatu kebaikan, nasehat dan lain-lain”[2].


🥀 Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:


– Hadits ini menunjukkan makna sebuah kaidah besar dalam Islam, yaitu ‘al-jaza-u min jinsil ‘amal (balasan yang didapat seorang hamba adalah sesuai dengan jenis perbuatannya)[3], karena meringankan beban seorang muslim berarti berbuat kebaikan kepadanya, dan balasan kebaikan adalah kebaikan yang semisalnya. Allah berfirman:


{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}


➖ “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” 

📖(QS ar-Rahmaan: 60)4.


– Melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan bernilai pahala5, meskipun perbuatan tersebut dianggap sepele, Rasulullah bersabda: 

➖ “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria”[6].


Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: ➖“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”[7].


– Kesusahan dan penderitaan yang dialami manusia dalam kehidupan dunia sangat kecil, bahkan tidak ada artinya, jika dibandingkan dengan dasyatnya kesusahan pada hari kiamat, sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, oleh karena itu, barangsiapa yang diringankan baginya kesulitan di hari kiamat maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar8.


وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


🗒️ Foot Note :


1 HSR Muslim (no. 2699).


2 Syarhu shahiihi Muslim (17/21).


3 Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338).


4 Lihat kitab “tuhfatul ahwadzi” (4/574).


5 Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (5/458).


6 HSR Muslim (no. 2626).


7 HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).


8 Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338-339).


📚 By : Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni

Minggu, 01 November 2020

KENAPA MAYIT MEMILIH "BERSEDEKAH" , JIKA BISA KEMBALI HIDUP...??

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KENAPA MAYIT MEMILIH "BERSEDEKAH" , JIKA BISA KEMBALI HIDUP...?? 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🍂 Sebagaimana firman Allah:


 رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ


➖"Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah..." 

📖{QS. Al Munafiqun: 10}


🍂 Kenapa dia tdk mengatakan,

➖"Maka aku dapat melaksanakan umroh" atau

➖"Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa" dan lainnya...?


🍂 Berkata para ulama,

➖Tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal...


🍂 Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya...


🍂 Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,


➖“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” 

📙(HR. Ahmad) 


🍂 Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yg sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka...!!! 


🍂 Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,


➖“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya”. 

📙(HR. Bukhari & Muslim) *


🍂 Dan, biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah...‼️


🍂 Dan sedekah yg "paling mudah" saat ini adalah; menyebarkan tulisan ini dengan niat sedekah.


🍂 Karena siapa saja yg mempraktekkan isi tulisan ini, dan mengajarkannya untuk generasi berikutnya, maka pahala-nya akan kembali kepada anda..


Insya Allah_

Aamin yaa Rabbal'alamiin

Sabtu, 31 Oktober 2020

KEMULIAN WANITA (NASEHAT: AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ)

 ۞﷽۞ ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

                KEMULIAN WANITA

(NASEHAT: AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ) 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🌹 Tahukah engkau ....? 

Bahwa yg pertama kali tinggal di Masjidil Haram adalah wanita .... 

Itulah ibunda kita Siti Hajar istri Nabi Ibrahim As .....


🌹 Tahukah engkau ....? 

Bahwa yg pertama kali beriman pada Rasulullah sholallahu alaihi wasallam adlh wanita ..... 

Itulah istri beliau Siti Khadijah RA ....


🌹 Tahukah engkau ....? 

Bahwa darah yang pertama kali tumpah di jalan ALLAH Subhanallah Ta'ala adalah darah wanita .... 

Itulah darah Syahidah Sumayyah ibunya Ammar bin Yasir .....


🌹 Tahukah engkau .....? 

Allah Subhanallah Ta'ala menurunkan Al-Qur'an dan di dalamnya ada surah berjudul wanita ( An-Nisa' )

Itulah surah ke 3 terpanjang dlm Al Qur'an ...


🌹 Tahukah engkau......? 

Nabi bersabda sholallahu alaihi wasallam : " aku berwasiat pada kalian agar baik terhadap wanita " 

Itulah kalimat yang beliau ulang2 sampai 3 kali dalam khutbah perpisahan

( wada' ) sebelum beliau sholallahu alaihi wasallam wafat


🌹 Tahukah engkau .......? 

Nabi bersabda sholallahu alaihi wasallam :

➖"Barang siapa yg memiliki 3 anak wanita kemudian mendidiknya dan berhasil baik dalam pendidikannya maka itu akan menjadi pembebas baginya dari api neraka,"

Sahabat bertanya : "Bagaimana kalau 2 anak wanita saja ?"

Jawab Nabi sholallahu alaihi wasallam : " 2 anak wanitapun bisa "

Kata Sahabat lagi : "Bagaimana kalau hanya 1 anak wanita saja ?"

Jawab Nabi sholallahu alaihi wasallam : " 1 anak wanitapun bisa "


🌹 Tahukah engkau......? 

Surga terletak di bawah kaki wanita ( ibu )

Sampai2 Habib Abu Bakar Assegaf wali qutb Gresik berkata: 

➖"ketahuilah wahai fulan doa orangtuamu itu lebih hebat dari pada doa 70 orang seperti ku",


Aljannata tahta akdamil ummahat : 

➖"Syurga itu dibawah telapak kaki ibu"


🌹 Apakah ada kemuliaan yg melebihi semua ini bagi wanita ..... ?


Atas nikmat Islam dan Iman katakanlah : ➖➖➖"Alhamdulillah"➖➖➖

Jumat, 30 Oktober 2020

AHLI KUBUR YANG TERAMPUNI , KARENA ADA YANG BERSHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

AHLI KUBUR YANG TERAMPUNI , KARENA ADA YANG BERSHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🌎 Alkisah.... 

Pada suatu ketika seorang wanita datang kepada Hasan Bashri dan berkata: 


➖"Sesungguhnya anak perempuanku yang masih muda belia telah mati, aku menginginkan untuk dapat melihatnya di dalam tidur.  


➖"Aku datang kepada Anda, agar kiranya Anda mengajarkan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan perantara untuk dapat melihatnya." 


🌎 Maka Hasan Bashri mengajarkan sesuatu kepada wanita itu, sehingga ia benar-benar bermimpi melihat anak dalam keadaan terbelenggu.


🌎 Wanita itu menjadi bersedih karenanya, lalu ia menceritakan kepada Hasan Bashri. 


🌎 Setelah beberapa waktu berlalu dari kejadian itu, Hasan Bashri bermimpi melihat anak perempuan wanita tersebut, berada di dalam surga dan di atas kepalanya terdapat mahkota.


🌎 Putri itu berkata kepada Hasan Bashri: 

➖"Wahai Hasan, tidakkah Anda mengenal aku? Aku adalah putri dari wanita yang dahulu pernah datang kepada Anda dengan mengatakan begini dan begini kepada Anda." 


🌎 Lalu Hasan Bashri bertanya kepadanya: ➖"Apa yang bisa membuat Anda seperti yang saya lihat ini?"


Putri itu menjawab:

➖"Ada seorang laki-laki melewati kuburan kami, dia membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. sekali. 

Sementara di dalam kubur itu terdapat lima ratus lima puluh orang dalam keadaan tersiksa. 

Kemudian terdengar suara seruan: 

➖"Bebaskan mereka dari siksaan, berkat bacaan shalawat orang laki-laki itu."


🌎 FAEDAH:

Dengan sebab bacaan shalawat seorang laki-laki tersebut, orang-orang yang tersiksa dalam alam kubur itu mendapatkan ampunan.


والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. 


📚Di kutip dari:

Terjemah Kitab Mukasyafatul Qulub 

Karya Imam Al-Ghozali

Rabu, 28 Oktober 2020

KISAH SAHABAT NABI YANG DAPAT JAMINAN SURGA KARENA TAK PERNAH DENGKI

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KISAH SAHABAT NABI YANG DAPAT JAMINAN SURGA KARENA TAK PERNAH DENGKI 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🔵Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan menceritakan kisah penghuni surga yang disadur dari 📚Kitab Faidlh an-Nubuwah. Kisahnya seperti ini.


🔵Saat Nabi Muhammad sedang duduk bersama sahabat-sahabatnya di masjid tiba-tiba beliau mengatakan demikian, ➖“Sebentar lagi penghuni surga akan masuk ke dalam masjid.” 

Para sahabat pun tertuju pada pintu masjid. ➖“Siapakah gerangan penghuni surga yang dikatakan Rasulullah itu,” 

gumam para sahabat.


🔵Tak selang lama seseorang masuk dalam masjid yang raut wajahnya masih meneteskan air wudu sambil tangannya menenteng sepasang sandal. 

Apa keistimewan orang tersebut sehingga menjadi penghuni surga? 

Tak seorang pun berani bertanya walaupun semuanya menunggu jawaban.


🔵Keesokan harinya peristiwa itu terulang kembali sampai hari ketiga. Para sahabat pun tak ada yang berani bertanya. 

Sehinga pada akhirnya sahabat Abdullah Ibnu Amr memutuskan untuk menyelidiki amalan apa sehingga ia masuk surga.


🔵Abdullah Ibnu Amr berpura-pura berada dalam masalah dengan orangtuanya. 

Ia berkata, 

➖“Saudara, telah terjadi kesalahpahaman antara aku dan orangtuaku. Dapatkah aku menumpang di rumah Anda selama tiga hari?”


➖“Boleh, boleh …” jawab si penghuni surga tersebut.


☪️ Tiga hari tiga malam ia memperhatikan, mengamati bahkan mengintip amalan si penghuni surga, tak satu pun amalan istimewa yang ia perbuat. Tidak ada ibadah khusus yang ia kerjakan dalam kesehariannya. Tak pernah sholat malam, pun puasa sunah. Malam-malamnya diisi dengan istirahat pulas sampai menjelang waktu Subuh tiba.


☪️ Pada siang hari dia hanya berkerja secara tekun. Pulang pergi ke pasar layaknya orang biasa. 

➖“Pasti ada sesuatu amalan yang disembunyikan olehnya, Aku harus terus terang kepadanya,” demikian pikir Abdullah.


➖“Amalan apakah yang kamu perbuat sehingga Anda mendapat jaminan surga,” tanya Abdullah.


➖“Apa yang kamu lihat itulah amalanku!” jawab si penghuni surga.


🔵Dengan kecewa Abdullah langsung berbalik arah pulang ke rumah namun tiba-tiba tangannya dipegang oleh si punghuni surga sambil berkata, 

➖“Apa yang Anda lihat itulah amalan keseharian saya, hanya ada tambahan sedikit, aku tak pernah merasa iri hati pada orang lain atas nikmat yang Allah berikan pada hamba piihan-Nya dan saya tidak pernah melakukan penipuan dalam segala aktivitas saya.”


🔵Dengan jawaban yang diberikan penghuni surga tersebut Abdullah pulang sambil berkata, ➖“Rupanya, yang demikian itulah yang menjadikan Anda mendapat jaminan surga.”


🔵Semoga kita dapat memetik hikmah di atas dengan selalu konsisten menjaga hati dan berlaku jujur kepada siapa pun dan dimana pun. 


Wallahù'alam .

Selasa, 27 Oktober 2020

KARENA SURGA BUKAN TEMPAT DAGING HARAM

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

☄️ KARENA SURGA BUKAN TEMPAT DAGING HARAM ☄️

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


☄️Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا


➖"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik).” 

📙(HR. Muslim)


☄️Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :


لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاةً بِغَيْرِ طَهُورٍ ، وَلاَ صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ


➖“Allah tidak akan menerima shalat seseorang tanpa berwudlu (bersuci), dan tidak akan menerima sedekah dengan harta ghulul (curian/korupsi).”

📙(HR. Muslim)


☄️Bukan itu saja, memakan barang haram akan menyeret pelakunya ke neraka, sebagaimana hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,


لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ


➖“Sungguh daging yang tumbuh dari barang haram tidak akan masuk surga; neraka lebih pantas untuknya.” 

📙 (HR. Ahmad, al-Tirmidzi)


☄️Dari Khaulah al-Anshariyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata:Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


إِنَّ رِجَالًا يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيْرِ حَقٍّ فَلَهُمْ النَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


➖ “Sesungguhnya ada beberapa orang yang memakan harta milik Allah tanpa jalan yang benar maka neraka menjadi bagian mereka pada hari kiamat.” 

📙 (HR. Al-Bukhari)


☄️Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata,


الطَّعَامَ يُخَالِطُ الْبَدَنَ وَيُمَازِجُهُ وَيَنْبُتُ مِنْهُ فَيَصِيرُ مَادَّةً وَعُنْصُرًا لَهُ ، فَإِذَا كَانَ خَبِيثًا صَارَ الْبَدَنُ خَبِيثًا فَيَسْتَوْجِبُ النَّارَ ؛ وَلِهَذَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ جِسْمٍ نَبَتَ مَنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ . وَالْجَنَّةُ طَيِّبَةٌ لَا يَدْخُلُهَا إلَّا طَيِّبٌ


➖ “Makanan yang masuk ke tubuh, diserap oleh tubuh dan menumbuhkan daging ia menjadi zat dan komponen bagi tubuh itu. Apabila zat itu buruk maka tubuh juga menjadi buruk sehingga harus merasakan neraka. Karenanya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “setiap tubuh yang tumbuh dari makanan haram maka neraka lebih pantas untuknya.” Sementara surga adalah baik yang tidak akan dimasuki kecuali tubuh yang baik.” 

📚(Majmu’ Fatawa: 21/541)


☄️Syaikh Ibnu Jibrin Rahimahullah berkata,


الأكل إذا كان طيباً كان البدن طيباً ، وسلم من العذاب ، وإذا تغذى البدن على حرام كان البدن آثماً أو نجساً


➖ “Apabila makanan itu baik maka tubuh akan menjadi baik dan selamat dari adzab. Apabila tubuh tumbuh dari makanan haram maka tubuh itu berdosa dan najis.

📚 (Syarh ‘Umdah al-Ahkam: 3/74)


☄️Makanan haram ibarat kolam kotor, janganlah berenang di dalamnya. Tebing curam, jangan didaki. Jalanan hancur yang tak pantas dilewati. Ia adalah kendaraan yang membawa ke neraka. Karenanya, wapadalah terhadap makanan haram. Tinggalkan mengonsumsi makanan haram; baik haram zatnya atau sebab memperolehnya.


☄️Makanan haram adalah keburukan dan Allah tidak menyukai keburukan.  


قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


➖“Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".” 

📖(QS. Al-Maidah: 100)


☄️Sadarilah, syetan selalu menghiasi makanan dan harta haram kepada jiwa-jiwa yang lemah. Syetan menghayalkan kesenangan dan poya-poya dengan banyak harta. Syetan membangun mimpi-mimpi indah dengan gelimang harta dari jalan yang haram. Wallahu a’lam.

Senin, 26 Oktober 2020

SEDEKAH TAK MESTI DENGAN HARTA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

   🍂 SEDEKAH TAK MESTI DENGAN HARTA 🍂

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🍂 Sedekah merupakan amalan sunah yang dianjurkan bagi semua orang, tidak hanya muslim. Tujuannya pun bukan semata mendapatkan pahala, tetapi membantu meringankan beban orang lain yang membutuhkan.


🍂 Namun, jangan berkecil hati kalau kamu tak punya uang untuk disedekahkan, sebab bentuk sedekah bisa bermacam-macam.

Apa sajakah itu.....?? 


6 BENTUK SEDEKAH YANG BISA DILAKUKAN 


1️⃣. Sedekah Tenaga


Urun tenaga ketika ada tetangga yang sedang membangun rumah, ikut melakukan kerja bakti dengan warga, atau membantu mempersiapkan acara yang diselenggarakan RT/RW setempat juga bisa dihitung sebagai sedekah, lho. Sedekah tenaga juga tak kalah bermanfaat dan berpahala dari sedekah berupa uang. Yang penting kamu ikhlas melakukannya.


2️⃣. Sedekah Pikiran


Buah pikiran adalah aset mahal yang mungkin tak bisa digantikan dengan harta benda. Buat kamu yang ingin menebar manfaat untuk sekitar tapi tak punya cukup dana, sumbangsih berupa pikiran dan ide juga bentuk sedekah yang luar biasa.

Kamu bisa ikut sumbang saran mengenai program desa atau kampus, memberi saran dan kritik membangun tentang suatu topik, atau menulis artikel dan opini bermanfaat yang bisa dibaca orang lain—syukur jika bisa menginspirasi.


3️⃣. Menyingkirkan Gangguan di Jalan


Siapa sangka menyingkirkan gangguan di jalan seperti batu, paku, kulit pisang, atau pecahan kaca, ternyata juga bisa dianggap sedekah, lho. Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim yang artinya:


➖ "… dan kamu membuang gangguan dari jalan adalah sedekah.”


Menyingkirkan gangguan di jalan kelihatannya memang sepele, tapi bisa menyelamatkan nyawa orang lain. Bayangkan jika paku berkarat, beling, atau batu tetap dibiarkan di jalan. Kemungkinan besar akan ada orang yang celaka karenanya.


4️⃣. Sedekah Ilmu


Ilmu adalah jenis sedekah jariyah yang pahalanya takkan putus mengalir meski kamu sudah meninggal. Untuk bersedekah ilmu, kamu tak harus jadi guru atau pendidik dulu, kok. Ilmu sekecil apa pun yang kamu ajarkan kepada orang lain (meski itu pengetahuan seremeh “cara membuat kue”), akan mendatangkan kebaikan dan pahala yang tiada putusnya.

Jadi jangan pelit berbagi informasi atau pengetahuan apa pun yang kamu miliki kepada orang lain, ya. Selama itu sifatnya positif, yakinlah bahwa sedekah ilmu takkan mengurangi kepintaranmu.


5️⃣. Sedekah Makanan


Kadang orang hanya punya makanan, bukan uang. Tak masalah. Makanan juga bisa kamu jadikan media bersedekah, kok. Saat kamu masak, jangan lupa sisihkan barang satu piring untuk tetangga terdekat atau siapa saja yang sekiranya belum makan. Pemberian sederhana ini bisa jadi merupakan kebaikan besar bagi mereka. 


6️⃣. Sedekah Senyum dan Salam


Benarlah jika ada hadis yang menyatakan bahwa “senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” Terkadang hal sekecil ini dianggap remeh, tapi ternyata punya efek yang dahsyat.

Ucapan salam berisi doa-doa keselamatan untuk orang lain. Sedangkan senyum akan menebar aura positif dan memberi kebahagiaan kepada siapa saja yang kamu temui. Barangkali sunggingan kecil di bibirmu bisa menepis kesedihan di hati mereka.


Allahu'lam

Minggu, 25 Oktober 2020

KARENA REZEKI ITU DARI ALLAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

      🌺 KARENA REZEKI ITU DARI ALLAH 🌺

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌺 TERKADANG, kita selalu merasa pusing dan bingung perihal rezeki. Padahal, sudah sangat jelas bahwa Allah-lah yang mengatur segala aspek kehidupan ini termasuk rezeki masing-masing makhluk-Nya. Yang memberi rezeki itu hanya satu. Seluruh rezeki hamba itu berada di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu.


➖“Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu,” 

📖(QS. Adz-Dzariyat: 22).


🌺 Jika memang yang memberi rezeki itu adalah Allah, maka mengapa manusia masih saja mau menjilat dan mengapa harus merendahkan diri di hadapan orang lain hanya karena ingin mendapatkan rezeki dari sesama manusia? Padahal sudah sangat jelas Allah berfirman,

➖ “Dan, tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,” 

📖(QS. Hud: 6).


🌺 Dalam firman-Nya yang lain disebutkan:

➖ “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu,” 

📖(QS. Fathir: 2).


🌺 Allah telah mengatur setiap rezekinya dengan begitu indah. Tugas kita hanya menjemput dengan doa dan usaha yang dimaksimalkan. Janganlah bersedih karena rezeki yang tak kunjung hadir. Allah hanya menyimpannya untuk waktu yang tepat. Karena Dia-lah yang Maha Mengetahui apa-apa yang terjadi di bumi ini.


📚 Referensi: La Tahzan/ Karya: DR. Aidh Al-Qarni