Selasa, 04 Agustus 2020

10 SIFAT WANITA YANG MENDATANGKAN REZEKI BAGI SUAMI

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
10 SIFAT WANITA YANG MENDATANGKAN REZEKI BAGI SUAMI 
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🌺 Banyak suami yang mungkin tidak tahu bahwa rezekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. 

🌺 Memang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun bisa dijelaskan secara spiritual bahwa 10 sifat istri ini ‘membantu’ mendatangkan rezeki bagi suaminya.

1️⃣ . ISTRI YANG PANDAI BERSYUKUR 

Istri yang bersyukur atas segala karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk rezeki. Punya suami, bersyukur. Menjadi ibu, bersyukur. Anak-anak bisa mengaji, bersyukur. Suami memberikan nafkah, bersyukur. Suami memberikan hadiah, bersyukur. Suami mencintai setulus hati, bersyukur. Suami memberikan kenikmatan sebagai suami istri, bersyukur.

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

2️⃣ . ISTRI YANG TAWAKAL KEPADA ALLAH 

Di saat seseorang bertawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupi rezekinya.

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3)

Jika seorang istri bertawakkal kepada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rezekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selalu harus langsung diberikan kepada wanita tersebut. Bisa jadi Allah akan memberikan rezeki yang banyak kepada suaminya, lalu suami tersebut memberikan nafkah yang cukup kepada dirinya.

3️⃣ . ISTRI YANG BAIK AGAMANYA 

Rasulullah menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.

“Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Beruntung itu beruntung di dunia dan di akhirat. Beruntung di dunia, salah satu aspeknya adalah dimudahkan mendapatkan rezeki yang halal.

Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya taat kepada Allah kemudian mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat kepada Allah tetapi rezekinya lancar? Bisa jadi Allah hendak memberikan rezeki kepada istri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi berkat taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah kemudian mempermudah rezekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada istrinya.

4️⃣ . Istri SAYA YANG BANYAK BERISTIGHFAR

Di antara keutamaan istighfar adalah mendatangkan rezeki. Hal itu bisa dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 hingga 12. Bahwa dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh : 10-12)

Baca juga :


5️⃣ . ISTRI YANG GEMAR SILATURAHIIM

Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik kepada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, dan saudari-saudari seaqidah, pada hakikatnya ia sedang membantu suaminya memperlancar rezeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

6️⃣. ISTRI YANG SUKA BERSEDEKAH 

Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah hingga 700 kali lipat. Bahkan hingga kelipatan lain sesuai kehendak Allah.

Jika istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak langsung dibalas melaluinya. Namun bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rezekinya berlimpah.

“Perumpamaan orang-orang yang menaf­kahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)

7️⃣. ISTRI YANG BERTAQWA 

Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq: 2-3)

8️⃣. ISTRI YANG SELALU MENDOAKAN SUAMINYA 

Jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak bisa mendapatkan sesuatu tersebut melainkan dari pemiliknya.

Begitulah rezeki. Rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rezeki. Maka jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi namun perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami agar senantiasa mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, dan yakinlah jika istri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.

“DanTuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir: 60)

9️⃣. ISTRI YANG GEMAR SHALAT DHUHA

Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah tiap persendian. Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rezekinya sepanjang hari.

“Di dalam tubuh manusia terdapat 360 sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

🔟. ISTRI YANG TAAT DAN MELAYANI SUAMINYA 

Salah satu kewajiban istri kepada suami adalah mentaatinya. Sepanjang perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya.

Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suaminya pun tenang dan damai. Ketika hatinya damai, ia bisa berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya pun menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rizki mengalir lancar..."

Semoga bermanfaat

Baca juga :

PERANG MU'TAH "SYAHIDNYA 3 PANGLIMA PERANG MUSLIM" "3000 MUSLIM LAWAN 200.000 PASUKAN ROMAWI"

                               ۞﷽۞
                                       
            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿🌟✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
         🏴⚔️ PERANG MU'TAH ⚔️🏴
"SYAHIDNYA 3 PANGLIMA PERANG MUSLIM"
"3000 MUSLIM LAWAN 200.000 PASUKAN ROMAWI"
           •┈┈•⊰✿┈•🔸️🌹🔸️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Pertempuran paling heroik dan dahsyat yang dialami umat Islam di era awal perkembangan Islam adalah saat mereka yang hanya hanya berkekuatan 3000 orang melawan pasukan terkuat di muka bumi saat itu, pasukan Romawi dengan kaisarnya Heraclius yang membawa pasukan sebanyak 200.000 orang. Pasukan super besar tersebut merupakan pasukan aliansi antara kaum Nashara Romawi dan Nashara Arab sekitar dataran Syam, jajahan Romawi. Perang terjadi di daerah Mu’tah sehingga sejarawan menyebutnya perang Mu’tah (sekitar Yordania sekarang), pada tanggal 5 Jumadil awal tahun 8 H atau tahun 629 M. 


LATAR_BELAKANG_PEPERANGAN 

Penyebab perang Mu’tah ini bermula ketika Rosulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan bernama al Harits bin Umair al ‘Azdi yang akan dikirim ke penguasa Bashra (Romawi Timur) bernama Hanits bin Abi Syamr Al-Ghassani yg baru diangkat oleh Kekaisaran Romawi. Di tengah perjalanan, utusan itu dicegat dan ditangkap penguasa setempat bernama Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani, pemimpin dari bani Gasshaniyah (daerah jajahan romawi) dan dibawa ke hadapan kaisar Romawi Heraclius. Setelah itu kepalanya dipenggal.

Dan pada tahun yg sama, 15 orang utusan Rasulullah dibunuh di Dhat al Talh daerah disekitar negeri Syam (Irak). Sebelumnya, tidak pernah seorang utusan dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dibunuh dalam misinya.

Pelecehan dan pembunuhan utusan negara termasuk menyalahi aturan politik dunia. Membunuh utusan sama saja ajakan untuk berperang. Hal inilah yang membuat Rasulullah marah.

Mendengar utusan damainya dibunuh, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam sangat sedih. Setelah sebelumnya berunding dengan para Shahabat, lalu diutuslah pasukan muslimin sebanyak 3000 orang untuk berangkat ke daerah Syam, sebuah pasukan terbesar yang dimiliki kaum muslim setelah perang Ahzab. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam sadar melawan penguasa Bushra berarti juga melawan pasukan Romawi yang notabene adalah pasukan terbesar dan adidaya di muka bumi ketika itu. Namun ini harus dilakukan karena bisa saja suatu saat pasukan lawan akan menyerang Madinah. Kelak pertempuran ini adalah awal dari pertempuran Arab – Byzantium.

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam berkata:

    “Pasukan ini dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, bila ia gugur komando dipegang oleh Ja’far bin Abu Thalib, bila gugur pula panji diambil oleh Abdullah bin Rawahah –saat itu beliau meneteskan air mata- selanjutnya bendera itu dipegang oleh seorang ‘pedang Allah’ dan akhirnya Allah Subhânahu wata‘âlâ memberikan kemenangan. 
📗(HR. al-Bukhari)

Ini pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tiga panglima sekaligus karena beliau mengetahui kekuatan militer Romawi yang tak tertandingi pada waktu itu.

Ketika pasukan ini berangkat Khalid bin al-Walid secara sukarela juga ikut menggabungkan diri. Dengan keikhlasan dan kesanggupannya dalam perang hendak memperlihatkan itikad baiknya sebagai orang Islam. Masyarakat ramai mengucapkan selamat jalan kepada komandan-komandan beserta pasukannya itu, dan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam juga turut mengantarkan mereka sampai ke Tsaniatul Wada’, diluar kota Madinah dengan memberikan pesan kepada mereka: Jangan membunuh wanita, bayi, orang-orang buta atau anak-anak, jangan menghancurkan rumah-rumah atau menebangi pohon-pohon. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam mendoakan dan kaum Muslimin juga turut mendoakan dengan berkata:

    Allah menyertai dan melindungi kamu sekalian. Semoga kembali dengan selamat.

Komandan pasukan itu semula merencanakan hendak menyergap pasukan Syam secara tiba-tiba, seperti yang biasa dilakukan dalam ekspedisi-ekspedisi yang sebelumnya. Dengan demikian kemenangan akan diperoleh lebih cepat dan kembali dengan membawa kemenangan. Mereka berangkat sampai di Ma’an di bilangan Syam dengan tidak mereka ketahui apa yang akan mereka hadapi di sana.


JALANNYA_PEPERANGAN

Kaum Muslimin bergerak meninggalkan Madinah. Musuh pun mendengar keberangkatan mereka. Dipersiapkanlah pasukan super besar guna menghadapi kekuatan kaum Muslimin. Kaisar Heraclius mengerahkan lebih dari 100.000 tentara Romawi sedangkan Syurahbil bin ‘Amr mengerahkan 100.000 tentara yang terdiri dari kabilah Lakham, Juzdan, Qain dan Bahra‘. Kedua pasukan itupun bergabung. Berdasarkan informasi, pasukan tersebut dipimpin oleh Theodore, saudara Heraklius.

Mendengar kekuatan musuh yang begitu besar, kaum Muslimin berhenti selama dua malam di daerah bernama Ma’an wilayah Syam guna merundingkan apa langkah yang akan diambil. Beberapa orang berpendapat,

    “Sebaiknya kita menulis surat kepada Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam, melaporkan kekuatan musuh. Mungkin beliau akan menambah kekuatan kita dengan pasukan yang lebih besar lagi, atau memerintahkan sesuatu yang harus kita lakukan.”

Tetapi Abdullah bin Rawahah tidak menyetujui pendapat tersebut. Bahkan ia mengobarkan semangat pasukan dengan ucapan berapi-api:

    “Demi Allah Subhânahu wata‘âlâ, sesungguhnya apa yang kalian tidak sukai ini adalah sesuatu yang kalian keluar mencarinya, yaitu syahid (gugur di medan perang). Kita tidak berperang karena jumlah pasukan atau besarnya kekuatan. Kita berjuang semata-mata untuk agama ini yang Allah Subhânahu wata‘âlâ telah memuliakan kita dengannya. Majulah! Hanya ada salah satu dari dua kebaikan; menang atau gugur (syahid) di medan perang.” Lalu mereka mengatakan, “ Demi Allah, Ibnu Rawahah berkata benar.”

Demikianlah, pasukan terus ke tujuannya, dengan bilangan yang jauh lebih sedikit menghadapi musuh yang berjumlah 200.000 yang berhasil dihimpun orang Romawi untuk menghadapi suatu peperangan dahsyat yang belum ada taranya pada masa sebelum itu.

Perlu kita ketahui, tentara di medan perang dibagi menjadi lima pasukan, yaitu: pasukan depan, belakang, kanan, kiri, dan tengah sebagai pasukan inti. Tentara musuh dengan jumlah yang sangat banyak mengharuskan seorang tentara dari sahabat melawan puluhan tentara musuh. Akan tetapi, tentara Allah yang memiliki kekuatan iman dan semangat jihad untuk meraih kemulian mati syahid tidak merasakannya sebagai beban berat bagi mereka sebab kekuatan mereka satu banding sepuluh –sebagaimana digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya,

    “Jika ada di antara kalian 20 orang yang bersabar maka akan mengalahkan 200 orang.” 
📖(QS. Al Anfal: 65)

Tentara Allah sebagai wali dan kekasih-Nya yang berperang untuk meninggikan agama-Nya, maka pasti Allah bersama mereka. Adapun orang-orang kafir sebanyak apapun bilangan dan kekuatan mereka, maka ibarat buih yang tidak berarti apa-apa.


KEPAHLAWANAN DAN SYAHIDNYA ZAID BIN HARITSAH

Sesuai perintah Rasulullah, pasukan Islam dipimpin Zaid bin Haritsah dengan bendera di tangannya. 3.000 pasukan Islam melawan 200.000 tentara Romawi jelas tak seimbang. Zaid bertempur dengan gagah berani. Sampai kemudian sebuah tombak Romawi menancap di tubuhnya. Darah segar assaabiquunal awwalun tumpah di bumi Mu’tah. Andaikan memiliki air mata, tanah di sana sudah menangis sejak tubuh mulia itu terjatuh. Zaid tergeletak sudah. Syahid


KEPAHLAWANAN DAN SYAHIDNYA JA’FAR BIN ABU THALIB

Melihat Zaid jatuh, Ja’far bin Abu Thalib segera melompat dari punggung kudanya yang kemerah-merahan, lalu dipukulnya kaki kuda itu dengan pedang, agar tidak dapat dimanfaatkan musuh selama-lamanya. Kemudian secepat kilat disambarnya bendera komando Rasulullah dari tangan Zaid, lalu diacungkan tinggi-tinggi sebagai tanda pimpinan kini beralih kepadanya

Ja’far bertempur dengan gagah berani sambil memegang bendera pasukan. Beliau maju ke tengah-tengah barisan musuh sambil mengibaskan pedang kiri dan kanan memukul rubuh setiap musuh yang mendekat kepadanya sampai akhirnya, pasukan musuh dapat mengepung dan mengeroyoknya. Ja’far berputar-putar mengayunkan pedang di tengah-tengah musuh yang mengepungnya. Dia mengamuk menyerang musuh ke kanan dan kiri dengan hebat sambil bersenandung:

    Wahai … surga nan nikmat sudah mendekat
    Minuman segar, tercium harum
    Tetapi engkau Rum … Rum….
    Menghampiri siksa
    Di malam gelap gulita, jauh dari keluarga
    Tugasku … menggempurmu ..


Baca juga :



Sampai suatu ketika, ada seorang pasukan Romawi yang menebas tangan kanannya hingga putus. Darah suci pahlawan Islam tertumpah ke bumi. Lalu bendera dipegang tangan kirinya. Rupanya pasukan Romawi tidak rela bendera itu tetap berkibar. Tangan kirinya pun ditebas hingga putus. Kini ia kehilangan dua tangannya. Yang tersisa hanyalah sedikit lengan bagian atas. Dalam kondisi demikian, semangat beliau tidak surut, Ja’far tetap berusaha mempertahankan bendera dengan cara memeluknya sampai beliau gugur oleh senjata lawan. Ada diantara mereka yang menyerang Ja’far dan membelah tubuhnya menjadi dua.

Berdasarkan keterangan Ibnu Umar Radhiyallâhu ‘anhu, salah seorang saksi mata yang ikut serta dalam perang itu, terdapat tidak kurang 90 luka di bagian tubuh depan beliau akibat tusukan pedang dan anak panah.


KEPAHLAWANAN DAN SYAHIDNYA ABDULLAH BIN RAWAHAH

Ketika ia bertempur sebagai seorang prajurit, ibnu Rawahah menerjang ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan tanpa ragu-ragu dan perduli. Sekarang setelah menjadi panglima seluruh pasukan yang akan dimintai tanggung jawabnya atas hidup mati pasukannya, setelah terlihat kehebatan tentara romawi seketika seolah terlintas rasa kecut dan ragu-ragu pada dirinya. 
Tetapi saat itu hanya sekejap, kemudian ia membangkitkan seluruh semangat dan kekutannya dan melenyapkan semua kekhawatiran dari dirinya, sambil berseru:

    “Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga

    Tapi kenapa kulihat engkau menolak syurga …..
    Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh, kau kan pasti mati
    Inilah kematian sejati yang sejak lama kau nanti …….
    Tibalah waktunya apa yang engkau idam-idamkan selama ini
    Jika kau ikuti jejak keduanya, itulah ksatria sejati ….!”

    (Maksudnya, kedua sahabatnya Zaid dan Ja’far yang telah mendahului gugur sebagai syuhada).

    Jika kamu berbuat seperti keduanya, itulah ksatria sejati…..!”

Ia pun maju menyerbu orang-orang Romawi dengan tabahnya. 
Kalau tidaklah taqdir Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menentukan, bahwa hari itu adalah saat janjinya akan ke syurga, niscaya ia akan terus menebas musuh dengan pedangnya, hingga dapat menewaskan sejumlah besar dari mereka. 
Tetapi waktu keberangkatan sudah tiba, yang memberitahukan awal perjalananya pulang ke hadirat Allah, maka naiklah ia sebagai syahid.

Jasadnya jatuh terkapar, tapi rohnya yang suci dan perwira naik menghadap Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Tinggi, dan tercapailah puncak idamannya: 
“Hingga dikatakan, yaitu bila mereka meliwati mayatku: Wahai prajurit perang yang dipimpin Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan benar ia telah terpimpin!” “Benar engkau, ya Ibnu Rawahah….! Anda adalah seorang prajurit yang telah dipimpin oleh Allah…..!”


KABAR SYAHIDNYA PARA KOMANDAN PERANG MU’TAH SAMPAI KE RASULULLAH

Selagi pertempuran sengit sedang berkecamuk di bumi Balqa’ di Syam, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam sedang duduk beserta para shahabat di Madinah sambil mempercakapkan mereka. 
Tiba-tiba percakapan yang berjalan dengan tenang tenteram, Nabi terdiam, kedua matanya jadi basah berkaca-kaca. 
Beliau mengangkatkan wajahnya dengan mengedipkan kedua matanya, untuk melepas air mata yang jatuh disebabkan rasa duka… ! 
Seraya memandang berkeliling ke wajah para shahabatnya dengan pandangan haru, beliau berkata:

    “Panji perang dipegang oleh Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersamanya hingga ia gugur sebagai syahid. Kemudian diambil alih oleh Ja’far, dan ia bertempur pula bersamanya sampai syahid pula.”. Be!iau berdiam sebentar, lain diteruskannya ucapannya: “Kemudian panji itu dipegang oleh Abdulah bin Rawahah dan ia bertempur bersama panji itu, sampai akhirnya ia·pun syahid pula”.

Kemudian Rasul diam lagi seketika, sementara mata beliau bercahaya, menyinarkan kegembiraan, ketentraman dan kerinduan, lalu katanya pula : “Mereka bertiga diangkatkan ke tempatku ke syurga …”

Para sahabat di sisi Rasulullah juga tidak henti-hentinya meneteskan air mata. 
Tangis duka. 
Tangis kehilangan. 
Kehilangan sahabat-sahabat terbaik. 
Kehilangan pahlawan-pahlawan pemberani. 

Namun bersamaan dengan tangis itu juga ada kabar gembira bagi mereka. 
Bahwa ketiga orang itu kini disambut para malaikat dengan penuh hormat, dijemput para bidadari, dan mendapati janji surga serta ridha Ilahi. 
Secara khusus kepada Ja’far bin Abu Thalib yang terbelah tubuhnya, ia dijuluki dengan Ath-Thayyar (penerbang) atau Dzul-Janahain (orang yang memiliki dua sayap) sebab Allah menganugerahinya dua sayap di surga, dan dengan sayap itu ia bisa terbang di surga sekehendaknya.


BERITA_SYAHIDNYA JA’FAR DISAMPAIKAN LANGSUNG OLEH RASULULLAH KEPADA KELUARGA JA’FAR

Rasulullah pun pergi ke rumah Ja’far, didapatinya Asma’, istri Ja’far, sedang bersiap-siap menunggu kedatangan suaminya. Dia mengaduk adonan roti, merawat anak-anak, memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih.

Asma’ bercerita,

    “Ketika Rasulullah mengunjungi kami, terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih. Hatiku cemas, tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi, karena aku takut mendengar berita buruk.”

Rasulullah memberi salam dan menanyakan anak-anak Ja’far dan menyuruh mereka ke hadapan Rasulullah.

Asma’ kemudian memanggil mereka semua dan disuruhnya menemui Rasulullah SAW. Anak-anak Ja’far berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau. Mereka berebutan untuk bersalaman kepada Rasulullah. Beliau menengkurapkan mukanya kepada anak-anak sambil menciumi mereka penuh haru. Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka.
Asma’ bertanya,

    “Ya Rasulullah, demi Allah, mengapa anda menangis? Apa yang terjadi dengan Ja’far dan kedua sahabatnya?”

Beliau menjawab, “Ya, mereka telah syahid hari ini.”

Mendengar jawaban beliau, maka reduplah senyum kegirangan di wajah anak-anak, apalagi setelah mendengar ibu mereka menangis tersedu-sedu. Mereka diam terpaku di tempat masing-masing, seolah-olah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka.

Rasulullah berdoa sambil menyeka air matanya,

    “Ya Allah, gantilah Ja’far bagi anak-anaknya… Ya Allah, gantilah Ja’far bagi istrinya.”

Kemudian beliau bersabda,

    “Aku melihat, sungguh Ja’far berada di surga. Dia mempunyai dua sayap berlumuran darah dan bertanda di kakinya.”


Baca juga :



STRATEGI_PERANG_KHALID_BIN_WALID 

Tsabit bin Arqam mengambil bendera komando yang telah tak bertuan itu dan berteriak memanggil para shahabat Nabi agar menentukan pengganti yang memimpin kaum muslimin. 
Maka, pilihan mereka jatuh pada Khalid bin Walid

Khalid bin Walid Radhiyallâhu ‘anhu sangat sadar, tidaklah mungkin menandingi pasukan sebesar pasukan Romawi tanpa siasat yang jitu. 
Ia lalu mengatur strategi, ditebarkan rasa takut ke diri musuh dengan selalu mengganti formasi pasukan setiap hari. 
Pasukan di barisan depan ditukar dibelakang, dan yang dibelakang berada didepan. 
Pasukan sayap kanan berganti posisi ke kiri begitupun sebaliknya. 
Tujuannya adalah agar pasukan romawi mengira pasukan muslimin mendapat bantuan tambahan pasukan baru.

Selain itu, khalid bin Walid mengulur-ulur waktu peperangan sampai sore hari karena menurut aturan peperangan pada waktu itu, peperangan tidak boleh dilakukan pada malam hari. 
Khalid memerintahkan beberapa kelompok prajurit kaum muslimin pada pagi harinya agar berjalan dari arah kejauhan menuju medan perang dengan menarik pelepah-pelepah pohon sehingga dari kejauhan terlihat seperti pasukan bantuan yang datang dengan membuat debu-debu berterbangan.

Pasukan musuh yang menyaksikan peristiwa tersebut mengira bahwa pasukan muslim benar-benar mendapatkan bala bantuan. 
Mereka berpikir, bahwa kemarin dengan 3000 orang pasukan saja merasa kewalahan, apalagi jika datang pasukan bantuan. 
Karena itu, pasukan musuh merasa takut dan akhirnya mengundurkan diri dari medan pertempuran.

Pasukan Islam lalu kembali ke Madinah, mereka tidak mengejar pasukan Romawi yang lari, karena dengan mundurnya pasukan Romawi berarti Islam sudah menang.


HASIL_PEPERANGAN

Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa pertempuran ini berakhir imbang. Hal karena kedua belah pasukan sama-sama menarik mundur pasukannya yang lebih dahulu dilakukan oleh Romawi. 
Sedangkan Ibnu Katsir menyebutkan bahwa dalam pertempuran ini kemenangan berada di tangan pasukan Muslimin.

Imam Ibnu katsir mengungkapkan ketakjubannya terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui hasil peperangan yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin dengan berkata,

    “Ini kejadian yang menakjubkan sekali. 
Dua pasukan bertarung, saling bermusuhan dalam agama. 
Pihak pertama pasukan yang berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan kekuatan 3000 orang. 
Dan pihak lainnya, pasukan kafir yang berjumlah 200 ribu pasukan. 100 ribu orang dari Romawi dan 100 ribu orang dari Nashara Arab. 
Mereka saling bertarung dan menyerang. 
Meski demikian sengitnya, hanya 12 orang yang terbunuh dari pasukan kaum muslimin, padahal, jumlah korban tewas dari kaum musyirikin sangat banyak.”

Sebenarnya tanpa ada justifikasi kemenanganpun akan diketahui ada dipihak siapa. 
Keberanian pasukan yang hanya berjumlah 3.000 dengan gagah berani menghadapi dan dapat mengimbangi pasukan yang sangat besar dan bersenjata lebih canggih dan lengkap cukup menjadi bukti. 
Bahkan jika menghitung jumlah korban dalam perang itu siapapun akan langsung mengatakan bahwa umat islam menang. 
Mengingat korban dari pihak muslim hanya 12 orang (al-Bidayah wan Nihayah (4/214)). 
Menurut riwayat Ibnu Ishaq 8 orang, sedang dalam kitab as-Sîrah ash-Shahîhah (hal.468) 13 orang) sedangkan pasukan Romawi tercatat sekitar 20.000 orang.

Menurut Imam Ibnu Ishaq – imam dalam ilmu sejarah Islam –, syuhada perang Mu’tah hanya berjumlah 8 sahabat saja. Secara terperinci, yaitu (1) Ja’far bin Abi Thalib, dan mantan budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (2) Zaid bin Haritsah Al-Kalbi, (3) Mas’ud bin Al-Aswad bin Haritsah bin Nadhlah Al-Adawi, (4) Wahb bin Sa’d bin Abi Sarh. Sementara dari kalangan kaum Anshar, (5) Abdullah bin Rawahah, (6) Abbad bin Qais Al-Khazarjayyan, (7) Al-Harits bin an-Nu’man bin Isaf bin Nadhlah an-Najjari, dan (8) Suraqah bin Amr bin Athiyyah bin Khansa Al-mazini.

Di sisi lain, Imam Ibnu Hisyam dengan berlandaskan keterangan Az-Zuhri, menambahkan empat nama dalam deretan Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang gugur di medan perang Mu’tah. 
Yakni, (9) Abu Kulaib dan (10) Jabir. Dua orang ini saudara sekandung. Ditambah Amr bin Amir putra Sa’d bin Al-Harits bin Abbad bin Sa’d bin Amir bin Tsa’labah bin Malik bin Afsha. Mereka juga berasal dari kaum Anshar. 
Dengan ini, jumlah syuhada bertambah menjadi 12 jiwa.

Perang ini adalah perang yang sangat sengit meski jumlah korban hanya sedikit dari pihak muslim. 
Di dalam peperangan ini Khalid Radhiyallâhu ‘anhu telah menunjukkan suatu kegigihan yang sangat mengagumkan. 
Imam Bukhari meriwayatkan dari Khalid sendiri bahwa ia berkata:

    “Dalam perang Mu‘tah, sembilan bilah pedang patah di tanganku kecuali sebilah pedang kecil dari Yaman.” 
📘(HR. Al-Bukhari 4265-4266)

Ibnu Hajar mengatakan, hadits ini menunjukkan bahwa kaum Muslimin telah banyak membunuh musuh mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” 
📖(Q.S. Al-Baqarah: 249)


IBRAR_YANG_KITA_BISA_AMBIL_DARI_PERANG_MU’TAH

Kita merasa berat padahal kita tidak pernah berjihad. 
Kita mengeluh sering pulang malam dan kecapekan karena kita tidak pernah membayangkan mobilitas para sahabat seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang menempuh perjalanan beberapa pekan, lalu berperang beberapa pekan pula. 

Kita mengeluhkan hari libur yang tersita sehingga jarang berekreasi bersama keluarga karena kita tak pernah menempatkan diri seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang setiap kali berangkat jihad mereka meninggalkan wasiat pada istri dan keluarganya. 

Kita mengeluh korban tenaga, kehujanan, sampai terkena flu bahkan masuk rumah sakit. 
Karena kita tak pernah membayangkan jika kita yang menjadi para sahabat. 
Bukan flu yang menyerang tetapi anak-anak panah yang menancap di badan.
Bukan panas dan meriang yang datang tetapi tombak yang menghujam. 
Bukan batuk karena kelelahan tapi sayatan pedang yang membentuk luka dan menumpahkan darah.

Kita mengeluh dengan pengeluaran sebagian kecil uang kita karena kita tidak membayangkan betapa besarnya biaya jihad para sahabat. 
Mulai dari membeli unta atau kuda, baju besi sampai senjata. 
Kita mengeluhkan masyarakat kita yang tidak juga menyambut dakwah sementara Zaid, Ja’far, dan Ibnu Rawahah bahkan tak pernah mengeluh meskipun berhadapan dengan 100.000 pasukan musuh. 

Kita merasa berat dan seringkali mengeluh karena kita tak memahami bahwa perjuangan Islam resikonya adalah kematian. 
Maka yang kita alami bukan apa-apa dibandingkan tombak yang menghujam tubuh Zaid bin Haritsah. Yang kita keluhkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sabetan pedang yang memutuskan dua tangan Ja’far bin Abu Thalib dan membelah tubuhnya. 
Yang kita rasa berat tidak seberapa dibandingkan luka-luka di tubuh Ibnu Rawahah yang membawanya pada kesyahidan.

Lalu pantaskah kita berharap Rasulullah menangis karena kematian kita? 
Pantaskah kita berharap malaikat datang menyambut kita? 
Atau bidadari menjemput kita? 
Kemudian pintu surga dibukakan untuk kita?

Ya Allah, jika kami memang belum pantas untuk itu semua, jangan biarkan kami mengeluh di jalan dakwah ini. 
Ya Allah, anugerahkanlah hidayah-Mu kepada kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi hidayah pada kami.

آمــــــــــــــــــين يَارَبَّ الْعَلَمِيْنَ


Baca juga :


Senin, 03 Agustus 2020

PERANG UHUD "DARI GUNCANGAN MENJADI KEMENANGAN" "700 MUSLIM MELAWAN 3000 KAFIR QURAISY"

 ۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿🌟✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
             🏴🐎  PERANG UHUD 🐎🏴
"DARI GUNCANGAN MENJADI KEMENANGAN"
"700 MUSLIM MELAWAN 3000 KAFIR QURAISY" 
           •┈┈•⊰✿┈•🔸️🌹🔸️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

     Perang ini merupakan suatu tanda perjuangan Sang Rasul Muhammad Sholallahu alaihi wa sallam beserta kaum muslimin di Madinah dalam berperang melawan kaum kafir Quraisy di Mekkah.
Perang yang pecah pada tanggal 22 Maret 625 Masehi (7 Syawal 3 Hijriah) di latar belakangi kebencian kaum kafir Quraisy terhadap nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya (kaum muslim). 
Nama Uhud sendiri diambil dari nama sebuah bukit yang berjarak sekitar 4 mil dari masjid Nabawi, Madinah. 
Jumlah pasukan Islam waktu itu hanya 700 orang, sementara pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang. 
Sebuah perbandingan angka yang sangat-sangat terlampau jauh.


 PENYEBAB_PERANG_UHUD 

Selain sebab begitu bencinya kafir Quraisy Mekkah terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan pecahnya Perang Uhud, yaitu :

➖Dendam Perang Badar. 
Kaum kafir Quraisy mengalami kekalahan dalam perang itu dan tokoh-tokoh suku mereka pun banyak yang tewas.
Tekad kafir Quraisy buat mengembalikan kehormatan atau pamor mereka yang kalah dalam Perang Badr.
➖Kafir Quraisy ingin menyelamatkan jalur perdagangan mereke ke negeri Syam dari kaum muslimin, lantaran mereka mengganggap kaum muslim mengganggu aktivitas mereka itu.
➖Kaum kafir Quraisy ingin menghancurkan dan melenyapkan kaum muslim sebelum nantinya berubah menjadi kekuatan besar dan menghancurkan kaum kafir.

Sebelum perang uhud, Rasulullah mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya. 
Dalam musyawarah tersebut,Rasulullah berpendapat, dan pendapat beliau ini sesuai dengan mimpi yang beliau alami beberapa hari sebelumnya, yaitu : “sebaiknya pasukan muslim melakukan perang defensif dengan bertahan di dalam kota Madinah”.

Tetapi, beberapa sahabat muda yang semangatnya berkobar-kobar seperti Anas bin Nadhar, Na’im bin Malik, Mush’ab bin Umair, Ibnu Jahsy, Abu Dujanah, Sumaira melontarkan pernyataan bahwa “mereka sangat berharap agar pasukan muslim maju ke medan perang”, dengan alasan karena mereka dalam perang badar tidak berkesempatan ikut dan mereka juga menginginkan sahid dalam peperangan ini.

Setelah mendengar keluhan dari beberapa sahabat, Rasulullah pun agak dilema dan ragu karena adanya perbedaan pendapat tersebut. 
Akhirnya setelah mendengar banyak permintaan agar pasukan muslim maju ke medan laga, kemudian Rasulullah mengaprove dan beliau langsung mengenakan baju besi dan mengambil pedangnya.


RASULULLAH_BERGERAK_MENUJU_UHUD 

Setibanya pasukan muslim di Uhud, mereka langsung menempati pos mereka masing-masing sesuai dengan strategi/formasi yang diformat oleh Rasulullah. 
Pada saat itu pasukan muslim berjumlah 700 orang.
 
Sebenarnya jumlah pasukan muslim ketika keluar dari madinah sejumlah 1000 orang. 
Namun Abdullah bin Ubay si pembelot dan si gembong kelompok munafik ini menarik dukungannya terhadap pasukan muslim sebanyak 300 orang, kemudian mereka kembali lagi ke Madinah dengan alasan pendapatnya tidak di dengar oleh Rasulullah.

Dalam perang ini, panji-panji pasukan muslim dipegang oleh Mush’ab bin Umair, sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan kavaleri dan Hamzah memimpin pasukan infantri. 
Rasulullah lalu menempatkan regu pemanah di tempat yang sangat strategis yaitu di lereng Gunung Uhud supaya mereka dapat mencegah musuh menyerang pasukan muslim dari belakang.

Adapun sahabat yang ditunjuk untuk memimpin regu pemanah ini adalah Abdullah bin Jubair. 
Ketika itu Rasulullah juga bersabda kepada Abdullah bin Jubair yang isinya
”Panahlah kuda musuh dengan tepat untuk melindungi kami. Mereka tidak akan dapat menyerang kami dari belakang. Meski nanti kami menang atau kalah, tetaplah kau di tempatmu agar kami tidak akan diserang dari arahmu”.

Setelah seluruh pasukan muslim bersiaga, Rasulullah menghunuskan pedangnya dan beliau berseru ”siapakah yang mau menggunakan pedang ini?” Kemudian Abu Dujanah maju seraya menjawab ”saya sanggup menggunakan fungsinya”, Lalu Rasulullah menyerahkan pedangnya kepada Abu Dujanah. 
Dan ketika itu suasananya sangat dahsyat dan sahdu sekali, karena setiap pasukan muslim menyimpan kerinduan akan akhirat dan menginginkan mati sahid.


Baca juga :


TERJADINYA_PERANG 

Pada awal peperangan, pasukan muslim berhasil melaksanakan perintah Rasulullah dengan baik dan bahkan Allah meridhoi-Nya. 
Tahapan tahapan dalam perang Uhud. 
Dalam hal ini, kita dapat membagi perang uhud menjadi 3 tahapan. 

Diantaranya:

1. Tahapan Pertama :
- pada tahapan ini, kita dapat melihat keberhasilan yang dicapai pasukan muslim berkat keputusan yang diambil Rasulullah, karena para pahlawan muslim seperti Hamzah, Abu Dujanah dan Abdullah bin Jahsy berhasil membuat pasukan musuh kocar kacir dan carut marut.
- Dan kemenangan pasukan muslim sudah di depan mata. 
Dan pada tahapan ini juga para wanita quraisy mencegah para lelaki mereka agar tidak meninggalkan medan pertempuran, tapi mereka sudah ketakutan dan tak ada yang berani bertahan.
- Dalam literatur siroh, kita dapati bahwa pasukan muslim ketika itu hanya sebesar 700 orang, padalah saat itu jumlah pasukan musrik mencapai 3000 orang. 
Berarti jumlah pasukan musrik lebih dari empat kali lipat dari jumlah pasukan muslim(4:1)
- Tapi sayang, ketika kemenangan sudah berada di depan mata. 
Sebagian dari pasukan muslim melakukan “kekeliruan” dengan mengabaikan perintah yang telah diberikan kepada mereka.

2. Tahapan Kedua :
- Pada tahapan ini, kekalahan pasukan musyrik benar-benar sudah di ambang mata. 
Seperti ayam kehilangan induknya, para prajurit quraisy tunggang langgang melarikan diri meninggalkan medan perang.
- Dari situlah malapetaka terjadi. Dimana Pasukan pemanah yang melihat sahabatnya mengumpulkan gonimah/harta rampasan perang tergoda untuk melakukan hal yang sama,
- saat itu juga pimpinan regu pemanah Abdullah bin Jubair buru-buru mengingatkan mereka agar mematuhi perintah Raulullah, namum mereka belum memahami perintah Rasulullah dengan baik.
- Akhirnya mereka meninggalkan posisi mereka, walaupun perang belum benar-benar selesai.

3. Tahapan Ketiga :
- Pada tahapan ini, setelah regu pemanah meninggalkan posisi mereka, dan menyebabkan terjadinya celah pada pertahanan kaum muslim.
- Maka keadaan ini sebagai kesempatan emas bagi seorang panglima sehebat Kholid bin Walid yang ketika itu belum masuk islam dan memimpin pasukan musrik.
- Secepat kilat , kholid bin walid ketika melihat kondisi pasukan muslim itu segera mengerahkan pasukannya untuk berputar dan menyerang pasukan muslim dari belakang.
- Beberapa prajurit pemanah muslim yang masih tertinggal di lereng gunung uhud menjadi target utamanya sebelum mereka menyerang prajurit yang berada di medan laga.
- Ketika itu Rasulullah terjebak dalam kepungan pasukan musrik yang kemudian menyebabkan tersiarlah berita tentang tewasnya beliau.
- Tapi beruntung Allah berkenan menyelamatkan Rasulullah dengan adanya beberapa sahabat yang menjadi benteng hidup bagi beliau. Karena ketika itu sabetan pedang para durjana berkelebat, ratusan anak panah deras menghujam seperti hujan, puluhan tombak dilemparkan, semuanya tertuju pada satu titik, Muhammad.
- Tapi tak ada satu pun senjata prajurit musrik yang dapat menyentuh tubuh Rasulullah karena berkat pengorbanan para sahabat yang luar biasa.
- Dalam kesempatan itu Rasulullah memulai menerapkan strategi baru, yaitu Rasulullah memerintahkan para prajurit muslim untuk bergerak ke belakang gunung uhud guna membangun kekuatan baru agar tahapan ketiga dari perang uhud yang nyaris menjadi tragedi itu dapat berakhir dengan kemenangan.


DARI_GUNCANGAN_MENJADI_KEMENANGAN

Setelah sempat kewalahan pada tahapan ketiga perang Uhud . 
Pasukan muslim akhirnya mampu melakukan perlawanan dan berhasil mengusir pasukan musrik. Sampai-Sampai Abu Sofyan mundur dan kembali ke Mekkah.

 Dalam hal ini, kita dapat mengetahui bahwa dalam perang uhud pasukan muslim berhasil mengalahkan musuh dua kali, yaitu di awal dan di akhir, sementara “kekalahan” yang diderita pasukan muslim hanya terjadi di tengah perang. 
Mengapa? karena Allah selalu menganugerahkan kemenangan kepada setiap Rasul yang telah diutus-Nya.

Setelah guncangan yang dialami oleh pasukan muslim di uhud, Rasulullah berhasil mengakhiri pertempuran yang kita anggap sebagi kemenangan bagi pasukan muslim. 
Apalagi setelah peperangan uhud, pasukan musrik yang dipimpin Abu Sufyan buru-buru melarikan diri ke Mekkah sementara pasukan muslim bersama Rasulullah kembali ke Madinah dengan tenang.

Kekalahan kaum muslim dalam Perang Uhud sudah digambarkan dalam mimpi Rasulullah sebelumnya. Bahwa beliau bermimpi sedang mengayunkan pedang, lalu pedang itu patah di ujungnya. Kemudian beliau mengayunkannya lagi dan pedang itu kembali utuh, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

➖Subhanallah Walhamdulillaah Walaa ilaaha illallaahu Allahu Akbar

➖Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad


Baca juga :

PERANG BADAR "TEWASNYA PARA PENGHINA RASULULLAH" "313 MUSLIM MENGALAHKAN 1000 KAUM KAFIR"

                                ۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿🌟✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
             🏴🐫 PERANG BADAR 🐫🏴
"TEWASNYA PARA PENGHINA RASULULLAH" 
"313 MUSLIM MENGALAHKAN 1000 KAUM KAFIR"
           •┈┈•⊰✿┈•🔸️🌹🔸️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mempunyai 313 pasukan, sedangkan kaum kafir mempunyai 1.300 tentara. 
Di dalam 313 pasukan kaum muslimin hanya terdapat dua ekor kuda, sedangkan dalam tentara musuh terdapat lebih dari 200 kuda. 
Pasukan muslimin mempunyai 70 onta untuk 313 pasukan, sedangkan kaum kafir mempunyai lebih dari 1.000 onta.

Pertanyaannya, apakah jumlah itu seimbang?

Abu Bakar Ash-Shiddiq lantas berdiri dan berkata dengan lantang, 
"Wahai Rasulullah... 
Pergilah!!! 
Kami senantiasa berada di belakangmu."

Kemudian menuyusul Umar bin Khattab, ia berkata, "Wahai Muhammad!!! 
Pergilah...!!! 
Kami berada di belakangmu."

Mendengar ungkapan dari para sahabat, maka Rasulillah SAW melangkahkan kaki keluar dari tendanya. 
Beliau menengadah ke langit lalu berseru, "Allahuakbar....!!! 
Jibril bersama 3.000 Malaikat turun untuk membantu orang-orang yang beriman."

1433 tahun yang lalu di bulan Ramadhan, tepat hari ke-17 Ramadhan, adalah terjadinya perang yang besar, perang Badar. 
Perang besar yang Allah telah jelaskan sebagai pertempuran furqan, pembeda antara yang haq dengan yang bathil.

Perang ini dimulai ketika Nabi Muhammad mendengar kabar bahwa Abu Sufyan telah memimpin sebuah karavan besar dengan ratusan onta. 
Maka Rasul memutuskan untuk menghadang rombongan yang hendak menyuplai orang-orang Quraisy yang sebelumnya telah merampas hak-hak kaum muslim.

Nabi Muhammad segera keluar Madinah bersama beberapa rombongan sahabat, 313 sahabat yang beriman. 
313 sahabat dengan perlengkapan seadanya, hanya beberapa orang saja yang bersenjatakan lengkap.

Di lain sisi, Abu Sufyan yang terkenal cerdik telah mendengar berita penghadangan ini. 
Maka Abu Sufyan segera mengutus beberapa orang untuk menemui kaum Quraisy agar menyerang kaum muslimin. 
Maka, Abu Jahal dengan rasa benci yang terlalu tinggi terhadap Muhammad dan Islam segera menyiapkan 1.300 orang untuk menyerang Muhammad.

Sebenarnya, Abu Sufyan sudah berhasil lolos dari hadangan pasukan muslimin. 
Dan Abu Sufyan juga sudah mengirim utusan kepada Abu Jahal untuk menarik pasukannya kembali ke Makkah (yang kembali ke Makkah berjumlah 300 orang), tapi Abu Jahal ingin tetap berperang melawan Muhammad.

Di sinilah Rasul mendengar berita bahwa Abu Sufyan telah berhasil lolos, dan di hadapan kaum muslim justru ada pasukan yang dipimpin Abu Jahal dengan jumlah yang tak seimbang. 
Rasullulah segera mengumpulkan para sahabat, lalu beliau bersabda, 
"Aku menjanjikan kepada kalian bahwa kita akan keluar dan menyerang karavan Abu Sufyan dan mengganti kerugian kita ketika di Makkah dan kembali dengan ghanimah ke Madinah, tapi seperti yang kalian ketahui bahwa Abu Sufyan berhasil lolos melewati rute yang lain untuk menuju Makkah. 
Dan sekarang kaum Quraisy telah keluar dengan 1.000 pasukan untuk menghadapi dan memerangi kalian, jadi pendapat kalian?"

Lihatlah bahwa Rasulillah dan para sahabat tidak siap untuk menghadapi 1.000 pasukan yang dipimpin oleh Abu Jahal.

Diskusi terus berlanjut, dan Rasul kembali bersabda,
 "Aku menjanjikan kepada kalian satu hal, tapi sekarang menjadi perang dengan orang-orang yang jumlahnya tiga sampai empat kali lipat jumlah kita, dan mereka lebih siap dari kita. 
Jadi bagaimana menurut kalian?"

Setelah Abu Bakar dan Umar bin Khattab menyampaikan pendapatnya, maka giliran Al-Miqdad bin Aswad berdiri dan ia berkata, 
"Wahai Rasulillah...!!!
Apakah Rasulullah pikir kami akan berkata padamu apa yang dikatakan Bani Israel kepada Musa, ketika Musa memerintah mereka untuk memasuki Yerusalem, maka Bani Israel berkata kepada Musa, 'Kau dan Tuhanmu pergilah. 
Kami akan tetap di sini.'"

Al Miqdad terdiam sejenak dan ia tetap berdiri di tengah-tengah kerumunan para sahabat, lantas ia melanjutkan perkataannya, 
"Ya Rasulullah...!!! 
Kami tidak akan mengatakan seperti perkataan dari Bani Israel. 
Kami akan berkata padamu, 'Kau dan Tuhanmu pergilah. Kami akan ikut bersamamu.'"

Abu Bakar, Umar, dan Al-Miqdad adalah tiga sosok pemimpin dari Muhajirin, dari orang-orang yang berhijrah. 
Sedangkan dari 313 pasukan tersebut mayoritas berasal dari kaum Anshar Madinah. 
Maka Rasulillah dengan kebijaksanaannya ingin mendengar pendapat dari kaum Anshar. 
Beliau bertanya kepada mereka, 
"Katakanlah apa yang kalian pikirkan. 
Berilah aku saran. Katakan!!!"

Giliran Sa'ad bin Mu'adh, seoarang pemimpin dari kaum Anshar. 
Siapa yang tidak mengenal beliau, beliau lah yang dimaksud dari hadist Rasulillah SAW, "Inilah seseorang yang dikarenakan kematiannya singgasana Allah berguncang."
Sa'ad bin Mu'adh langsung berdiri, ia berkata kepada Rasulullah SAW, 
"Wahai Rasulullah...!!! 
Allah telah mengutusmu kepada kami dengan membawa kebenaran. 
Dan kami mengikutimu. 
Kau memberi perintah kepada kami, maka kami mematuhimu. 
Kau melarang kami, maka kami pun meninggalkannya."

Kedua mata Sa'ad melihat sekeliling para sahabat, lalu ia melanjutkan perkataanya,
 "Wahai Rasulullah...!!! 
Kami telah memberikan sumpah dan ikrar kami kepadamu bahwa kami akan tetap berdiri bersamamu bagaimanapun situasinya. 
Dan demi Allah, jika kau melintasi samudra, maka kami akan berada di belakangmu. 
Hari ini adalah hari di mana Allah Azza wa Jalla ingin menunjukkan kepadamu bahwa kami adalah pria sejati dan kami patuh terhadap kata-katamu. 
Dan demi Allah, kami sangat sabar berkenaan dengan pertarungan dan sangat teguh berkenaan dengan perang."

Rasulillah akhirnya melihat semangat yang luar biasa dari para sahabat. 
313 orang dengan 2 kuda dan 70 onta, setiap onta mengangkut 2 atau 3 orang sahabat termasuk Nabi Muhammad. 
Bahkan Rasulillah berbagi satu onta dengan Ali bin Abi Thalib r.a dan Usama r.a.

Ali dan Usama saling bertatap mata, "Bagaimana mungkin kita saling berbagi onta dengan Rasulullah SAW? 
Biarkan Rasulullah yang naik, dan kami yang berjalan."


Baca juga :

Mereka segera bertanya pada Rasulillah SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana jika engkau yang menaiki ontanya, dan kami yang berjalan?"

Maka Rasul bersabda kepada mereka, "Kalian tidak lebih kuat dariku untukku tidak berjalan, dan tidak juga kalian lebih baik dariku untukku tidak mendapatkan pahala dari Allah Azza wa Jalla."

Lihatlah, betapa rendah hatinya seorang Nabi kepada sahabat dan untuk orang-orang yang beriman. 
Mereka menuju Badar, 150 kilometer dari Madinah, setengah perjalanan menuju Makkah.

Keyakinan para sahabat sudah bulat, bagaimana mereka akan kalah jika Allah bersama mereka meski di depan ada pasukan yang jumlahnya jauh melebihi mereka. 
Bagaimana pasukan kecil akan kalah jika mereka didukung oleh Allah dan Rasul serta Malaikat-Nya.

Ada dua pilihan di hadapan mereka, mati syahid dan mendapat kemulyaan di syurga ataukah pulang dengan membawa kemenangan.

Segera setelah sampai di Badar, Rasulillah segera memerintahkan kepada para sahabat unutk membagi jumlah pasukannya. 
Pasukan Anshar dipimpin oleh Sa'ad bin Mu'adh, dan dari Muhajirin dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib. 
Dari sayap sebelah kanan dipimpin oleh Zubair bin Al-Awwam yang mengendarai kuda. 
Dan dari sayap kiri dipimpin oleh Al-Miqdad bin Aswad yang juga mengendarai kuda. 
Sedangkan bendera perang dibawa oleh Musab bin Umair. 
Dan kepemimpinan perang berada pada Rasulillah SAW sendiri.

Pada malam ke-17 Ramadhan, Allah membuat seluruh sahabat tertidur dengan pulas. 
Hanya Rasulillah yang tetap terjaga. 
Beliau tetap terjaga di bawah naungan Allah Azza wa Jalla, Rasulullah sepanjang malam melakukan shalat dan berdo'a agar Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada kaum muslimin yang sedikit jumlahnya.

Dan di pagi hari, tepat hari ke-17 Ramadhan, telah tertata rapi barisan musuh tepat di depan perkemahan kaum muslimin. 
Allah telah mengabulkan do'a-do'a Rasulillah, pasukan musuh yang berjumlah besar itu tampak sangatlah kecil di mata para sahabat.

Majulah utusan Quraisy, ia meminta untuk mengirim tiga orang muslim yang terkuat untuk maju ke medan perang untuk melawan tiga orang terkuat dari kaum Quraisy.

Tiga orang dari Quraisy itu adalah Utbah, Sheibah, dan anaknya Al-Walid bin Sheibah. 
Maka Rasulillah segera mengutus tiga orang dari Anshar Madinah tapi pihak Quraisy menolak untuk bertempur dengan ketiga orang Anshar tersebut dengan alasan bahwa mereka hanya ingin bertempur melawan kaum mereka sendiri, yaitu sama-sama berasal dari Makkah.

Jadi Rasulullah berseru kepada pasukan, 
"Wahai Hamzah, wahai Ali, wahai Ubaidah...!!! 
Bangunlah untuk syurga. 
Luasnya pintu syurga seluas langit dan bumi. Bangun...!!! 
Bangun dan lawanlah orang-orang ini."

Tak menunggu waktu lama, mereka pun berdiri. Ketahuilah bahwa Hamzah, Ali, dan Ubaidah adalah sahabat sekaligus keluarga dekat dari Nabi Muhammad. 

Akhirnya pertarungan dimulai, Hamzah dan Ali berhasil membunuh musuhnya masing-masing. Sedangkan Ubaidah terluka terkena sabetan pedang, dan setelah itu Hamzah bersama Ali membantu Ubaidah untuk membunuh musuh terakhir itu. 
Ketiga orang tertangguh dari Quraisy telah berhasil dilumpuhkan. 
Kejadian ini tentu saja menambah semangat dari orang-orang yang beriman dan menurunkan moral dari orang-orang kafir Quraisy.

Dan saatnya, 313 melawan 1.000 pasukan.
Rasulillah segera berdo'a, 
"Ya Allah, kemenangan yang telah Engkau janjikan padaku."

Lalu Rasulillah keluar dari tendanya dan berseru, "ALLAHUAKBAR....!!! 
Jibril dengan 3.000 Malaikat telah turun untuk membantu umat muslim."

Dan saya pernah membaca suatu riwayat bahwa pasukan Quraisy juga didatangi oleh setan yang berwujud manusia, ia bernama Suraqah bin Malik. Suraqah memberi semangat kepada kaum kafir dengan berkata, 
"Kau tak akan kalah karena aku bersama kalian. 
Dan aku lah yang akan membantu kalian."

Tapi ketika Suraqah bin Malik melihat Jibril, Mikail, dan ribuan Malaikat turun ke bumi, maka ia pun melarikan diri. 
Maka Abu Jahal berteriak memanggilnya, 
"Wahai Suraqah...!!! 
Kemana engkau hendak pergi?" 
Maka setan itu pun menjawab, "Aku bebas dari kalian. Aku mengundurkan diri dari kalian."

Ketahuilah kalian siapakah yang berhasil mendekati dan merobohkan Abu Jahal?
Mereka adalah dua anak kecil dari kaum Anshar Madinah, mereka bernama Muadh bin Affrah (syahid) dan Muadh bin Amr Al-Jammuh.

Allah memenuhi janji-Nya... Allah telah memberi kemenangan kepada kaum muslim dalam pertempuran ini. 
70 orang kafir telah terbunuh dan 70 menjadi tawanan. 
Sedangkan dari kaum muslimin hanya 14 orang yang menemui syahid. 
Dan yang terbunuh dari kafir Quraisy kebanyakan adalah para pemimpinnya. 
Yaitu Abu Jahal, Umayyah, Utbah, Sheibah, dan Al-Walid. 
Mereka lah yang paling sering menghina Rasulillah SAW.

Sejarah telah membuktikan, bahwa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok yang besar. Ingatlah, bahwa kebenaran selalu ada, bahwa kebenaran selalu megalahkan kebathilan.

"Al-haqqu min rabbika falaa takuunanna minal mumtariin..."

"Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu..." 
📖(Al-Baqarah: 147)


Baca juga :

Minggu, 02 Agustus 2020

PENTINGNYA SEGERA MELUNASI HUTANG

۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
    PENTINGNYA SEGERA MELUNASI HUTANG
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

💥 Utang piutang merupakan satu jenis muamalah yang dibenarkan syari’at Islam. Transaksi ini wajib dilakukan sesuai dengan syari’at Islam, tak boleh menipu, tak boleh ada unsur riba, tak boleh ada kecurangan dan kebohongan, dan yang perlu diperhatikan adalah, hutang wajib dibayar.

💥 Selain itu, setiap transaksi utang piutang harus dicatat atau ditulis nominal serta waktu pelunasannya. Ini sebagai janji dan janji wajib ditepati. Jika saat jatuh tempo memang belum mampu untuk membayar, maka sampaikan pada yang memberikan hutang bahwa kita belum mampu membayarnya pada hari atau pekan ini atau bulan ini dan minta tempo lagi, agar diberi kelonggaran waktu pada hari, atau pekan, atau bulan berikutnya.

💥 Dalam beberapa hadits, Baginda Rasulullah SAW pernah menjelaskan tentang musibah besar bagi siapa saja yang berhutang namun tak melunasinya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1️⃣. RUH SEORANG MUKMIN AKAN TERKATUNG-KATUNG (TERTAHAN) PADA HUTANGNYA HINGGA DILUNASI

🟤 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :

نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ

➖ Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai hutang dilunasi. 📙(HR. Ahmad)

🟤 Bahkan, Rasulullah pernah menjelaskan, sekalipun seorang mukmin tersebut mati dalam keadaan syahid, hutang pun akan tetap ditangguhkan

🟤 Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُغْفَرُ لِلشَّهِيْدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ

➖Orang yang mati syahid diampuni seluruh dosanya, kecuali utang 📙(HR. Muslim)

2️⃣. SIAPA SAJA YANG MATI NAMUN BELUM MELUNASI HUTANG, MAKA SURGA HARAM BAGINYA

🟤 Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW,

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى جَنَازَةٍ فَقَالَ أَهَا هُنَا مِنْ بَنِى فُلاَنٍ أَحَدٌ . قَالَهَا ثَلاَثاً فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- مَا مَنَعَكَ فِى الْمَرَّتَيْنِ الأُولَيَيْنِ أَنْ تَكُونَ أَجَبْتَنِى أَمَا إِنِّى لَمْ أُنَوِّهْ بِكَ إِلاَّ لَخَيْرٍ إِنَّ فُلاَناً - لِرَجُلٍ مِنْهُمْ - مَاتَ إِنَّهُ مَأْسُورٌ بِدَيْنِهِ . قَالَ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ أَهْلَهُ وَمَنْ يَتَحَزَّنُ لَهُ قَضَوْا عَنْهُ حَتَّى مَا جَاءَ أَحَدٌ يَطْلُبُهُ بِشَىْءٍ

➖Samurah bin Jundub berkata: “Kami pernah bersam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapan seorang jenazah, lalu beliau bersabda: “Apakah disini ada seorang dari Bani Fulan?”, beliau bertanya itu sebanyal tiga kali, lalu seorang berdiri, maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Apa yang menahanmu pada yang kedua dan ketiga kalinya untuk menjawabku, aku tidak akan menyebutnya di hadapanmu kecuali untuk kebaikan, sesungguhnya si fulan –salah satu dari keluarga mereka- ia meninggal dan ia tertahan dengan hutangnya”, ia (Samurah) berkata: “Sungguh aku telah melihat keluarganya dan siapa saja yang sedih untuknya melunasi hutangnya, sehingga tidak ada seorangpun yang menagih sesuatu kepadanya.” 📙 (HR. Ahmad)

🟤 Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad berkata:

أي: محبوس عن دخول الجنة.

➖“Maksud dari “ia tertahan dengan hutangnya” adalah ia tertahan dari masuk surga.

💥 Berpikirlah Seribu Kali Sebelum Berniat Untuk Hutang
Saat Terlilit Hutang, Bacalah Doa Yang Diajarkan Nabi Ini

💥 Allohumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani, wa'audzubika minal ajzi wal kasali, wa'audzubika minal jubni wal bukhli, wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali

➖ (Ya Allah.. sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas, Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia)

Amiin Ya Rabbal 'Alamiin


Baca juga :

15 AMALAN PEMBUKA PINTU REZEQI BESERTA DALILNYA & 10 HAL YANG AKAN BUKA PINTU RIZKI SETIAP HARI

                            ۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
15 AMALAN PEMBUKA PINTU REZEQI BESERTA DALILNYA
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

===================================

🌾 Siapa bilang amalan pembuka pintu rezeki hanyalah hal-hal yang berkaitan dengan ikhtiar dan usaha kita dalam berjualan? Banyak hal-hal yang sepintas terlihat 'tidak nyambung', namun ternyata menjadi amalan kunci pembuka pintu rezeki yang sangat luar biasa!

🌾 Berikut ini ada 15 amalan pembuka pintu rezeki yang wajib dicoba oleh tiap muslimin muslimah yang yakin kepada Allah. 

🌾 Rasakan langsung bagaimana efek turunnya rezeki setelah melakukan ke-15 poin berikut ini:

1. ISTIGHFAR DAN TAUBAT

Allah SWT berfirman: “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Robb mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” 
📖(Qs. Nuh: 10-12).

2. TINGGALKAN PERBUATAN DOSA

“… Dan seorang pria akan diharamkan baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.” 
📙 (Riwayat at-Tirmidzi)

3. TAQWA KEPADA ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA 

Allah berfirman: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” 
📖(Qs. Ath-Thalaq: 2-3)

4. JANGAN SEKALI-KALI LUPA UNTUK MENUNAIKAN IBADAH KEPADA ALLAH

“Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu. “
📙(Riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah ra)

5. BERUSAHA DAN BERIKHTIAR SEBAIK-BAIKNYA

“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya.” 
📖(QS. Ar-Ra'du: 11)

6. TAWAKAL KEPADA ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA 

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sungguh, seandainya kalian betawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung, mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang di petang hari dalam keadaan kenyang.” 
📙 (Ahmad dan Tirmizi).

7. BERIBADAH SEPENUH HATI & KHUSYU’

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi keperluanmu. Jika kalian tidak lakukan yang sedemikian, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi keperluanmu (kepada manusia).” 
📙 ( Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Majah).

8. SILATURRAHIM 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahim.” 
📙 (HR. Bukhari).

9. BERBUAT BAIK: KEPADA ORANG TUA, SAHABAT, KERABAT, & ORANG-ORANG YANG LEMAH

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat. 📙(HR. Ahmad)

 Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan hendaklah ia menyambung silaturahmi.” 📙 (HR. Ahmad). 

Rasulullah SAW bersabda, “Bantulah orang-orang lemah, kerana kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang lemah di antara kalian.” 📙 (Muslim dan An-Nasa`i).

10. MEMUDAHKAN KESULITAN ORANG LAIN

Rasulullah SAW bersabda: “Allah ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sesamanya.” Beliau juga bersabda: “Barang siapa menolong saudaranya yang membutuhkan maka Allah ta’ala akan menolongnya.” 
📙 (HR. Muslim).

11. BERINFAQ DAN SHADAQAH

Allah SWT berfirman, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya Robb ku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki Nya)’, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” 
📖(Qs. Saba`: 39).

12. SELALU MENUNAIKAN SHALAT DHUHA

“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (shalat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” 
📙 (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

13. BERSYUKUR KEPADA ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA

Allah berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat keras. “(Ibrahim: 7). “… Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” 
📖(Ali Imran: 145)

14. BANGUN PAGI

Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya, “Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Allah, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.” 
📙(HR. Al-Baihaqi).

15. SELALU BERADA DALAM KONDISI BERWUDHU

Rasulullah SAW bersabda, “Senantiasalah berada dalam kondisi bersih (dari hadas) niscaya Allah SWT akan memurahkan rezeki.” 
📚(Diriwayatkan dari Sayidina Khalid al-Walid

Baca juga :


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" 10 HAL YANG AKAN BUKA PINTU RIZKI SETIAP HARI "
•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


===================================

➖ "Bangunlah pagi hari untuk mencari rizki 
dan kebutuhan-kebutuhanmu.
Sesungguhnya pada pagi hari terdapat 
barokah dan keberuntungan".
📙(HR.Ath-Thobroni&Al-Bazzar)

🍒 MANUSIA pada dasarnya suka kepada kesenangan dan kemewahan. Tapi kadang-kadang kita sudah bekerja siang malam banting tulang peras keringat, tapi hasilnya nol. Sehingga kemudian sering orang berpikir untuk mencari jalan pintas.

🍒 Berikut ini adalah beberapa tips dan nasehat dari para ‘alim agar dipermudah rezekinya:

1️⃣. Bertawakal dan hanya berharap kepada Allah

Dengan tawakal, maka seseorang akan dikaruniai rasa kaya oleh Allah SWT. Meski mungkin tidak berlebih, tapi ada perasaan kaya dalam hati. Firman-Nya:

➖ “Barang siapa bertawakal kepada Allah (SWT), niscaya Allah (SWT) mencukupkan (kebutuhannya).” 📖(At-Thalaq: 3)

🍒Nabi s.a.w. bersabda:
➖“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah (SWT) dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan sore hari telah kenyang.” 📙(Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al -Hakim dari Umar bin al-Khattab ra).

2️⃣. Memperbanyak Istighfar

Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah (SWT), yang menjadi sebab Allah (SWT) berbelas kasih pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba.

Sabda Nabi saw: 
➖ “Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah (SWT) akan menghapus segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” 
📙 (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al -Hakim dari Abdullah bin Abbas ra)

3️⃣. Tinggalkan perbuatan dosa

Istighfar tidak laku di sisi Allah (SWT) jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah, bahkan bisa menutup pintu rezeki. Sabda Nabi s.a.w. :

➖ “… Dan seorang pria akan diharamkan baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.”
📙(Riwayat at-Tirmidzi)

4️⃣. Berzikir dan selalu ingat Allah (SWT)

Banyak ingat Allah (SWT) membuat hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah (SWT) berikan kepada orang beriman. Firman-Nya:

➖ “(Yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (SWT). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (SWT) hati menjadi tenteram. “📖(Ar-Ra’d: 28)

5⃣. Berbakti dan mendoakan orang tua

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, harus berbakti kepada orangtua dan menyambung tali kekeluargaan. Beliau s.a.w. juga bersabda:

➖ “Siapa berbakti kepada orang tuanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah (SWT) akan memperpanjang umurnya.” 
📙 (Riwayat Abu Ya’ala, at-Thabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)

Mendoakan orang tua juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi saw :

➖ “Bila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah (SWT)) darinya.” 
📙 (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)

6️⃣. Berbuat baik dan menolong orang yang lemah

Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuk berbakti dan membuat senang orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga istri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w. : “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

7⃣. Tunaikan hajat orang lain

Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah (SWT) melapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi saw:
➖ “Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah (SWT) akan menunaikan hajatnya” 📙(HR Muslim)

8️⃣. Perbanyaklah bershalawat

Ada hadis yang menganjurkan bershalawat jika hajat atau cita-cita tidak tercapai. Karena shalawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesulitan serta memperluas rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a’lam.

9️⃣. Banyak berbuat kebaikan Ibnu Abbas berkata:

➖ “Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya pada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Sedangkan kejahatan pula bisa menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya. “

🔟. Bangun pagi lebih awal (Jangan tidur sampai siang)

Menurut Rasulullah saw, Allah SWT membagikan rezekinya pada waktu pagi. Maka memulai aktifitas sesudah sholat subuh berjamaah sangat baik dilakukan. Ada banyak manfaat juga yang bisa didapatkan dari bangun lebih pagi ini dalam kesehatan. Ingat, kesehatan juga adalah rejeki yang tiada terkira.


Baca juga :