Selasa, 17 November 2020

NAMA-NAMA SYETAN DAN TUGASNYA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" NAMA-NAMA SYETAN DAN TUGASNYA " 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 


Salam santun silaturahiim.... 


ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﺍﻥ ﺫﺭﻳﺔ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺗﺴﻌﺔ

ﺯﻟﻴﺘﻮﻥ ﻭ ﻭﺛﻴﻦ ﻭ ﻟﻘﻮﺱ ﻭ ﺍﻋﻮﺍﻥ ﻭ ﻫﻔﺎﻑ ﻭ ﻣﺮﺓ ﻭ

ﻣﺴﻮﻁ ﻭ ﺩﺍﺳﻢ ﻭ ﻭﻟﻬﺎﻥ


☪️ Umar Bin Khatthob Radhiyallahu’anhu berkata: 

➖"Anak keturunan syetan itu ada 9:


1.▶ Zalitun

2.▶ Watsin

3 ▶Laqus

4.▶A'wan

5.▶ Haffaf

6.▶ Murroh

7 ▶. Masuth

8.▶ Dasim 

9.▶Walham


ﻓﺎﻣﺎ ﺯﻟﻴﺘﻮﻥ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻻﺳﻮﻕ ﻓﻴﻨﺼﺐ ﻓﻴﻬﺎ ﺭﺍﻳﺘﻪ


👿 Setan Zalitun :

 ~🌸 bertugas menggoda penghuni

pasar dalam transaksi jual beli dg

menyuruh untk melakukan kedustaan,

penipuan,memuji-muji brg dagangan,

mencurangi timbangan, dan bersumpah

palsu.


ﻭ ﺍﻣﺎ ﻭ ﺛﻴﻦ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺼﻴﺒﺎﺕ

👿 Setan Watsin:

       🌸~ bertugas menggoda manusia

yg tertimpa musibah agar tidak bersabar

sehingga yang bersangkutan berteriak

histeris, menampar-nampar pipi,dsb.


ﻭ ﺍﻣﺎ ﺍﻋﻮﺍﻥ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ

👿 Setan A'wan :

         🌸~bertugas menggoda para

penguasa untuk bertindak dholim.


ﻭ ﺍﻣﺎ ﻫﻔﺎﻑ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺸﺮﺍﺏ

👿 Setan Haffaf :

       🌸~bertugas membujuk dan

menggoda orang untuk meneguk minuman

keras.

ﻭ ﺍﻣﺎ ﻣﺮﺓ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺰﺍﻣﻴﺮ

👿 Setan Murroh :

         🌸~ bertugas menggoda agar

orang asyik bermain seruling dan alat

musik berikut nyannyiannya


ﻭ ﺍﻣﺎ ﻟﻘﻮﺱ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺠﻮﺱ

👿 Setan Laqus : 

        🌸~ bertugas menggoda orang

untk menyembah api.


ﻭ ﺍﻣﺎ ﺍﻟﻤﺴﻮﻁ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻻﺧﺒﺎﺭ ﻳﻠﻘﻴﻬﺎ ﻓﻰ ﺍﻓﻮﺍﻩ

ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭ ﻻ ﻳﺠﺪﻭﻥ ﻟﻬﺎ ﺍﺻﻼ

👿 Setan Masuth :

         🌸~bertugas menyebarkan berita

dusta lewat mulut manusia sehingga tidak

bisa ditemukan berita yg sebenarnya


ﻭ ﺍﻣﺎ ﺩﺍﺳﻢ ﻓﻬﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ ﺍﺫﺍ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺮﺟﻞ

ﺍﻟﻤﻨﺰﻝ ﻭﻟﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﺬﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻭﻗﻊ

ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﺍﻟﻤﻨﺎﺯﻋﺔ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﻊ ﺍﻟﻄﻼﻕ ﻭ ﺍﻟﺨﻠﻊ ﻭ

ﺍﻟﻀﺮﺏ

👿 Setan Dasim : 

        🌸~ bertugas didalam rumah ketika

seseorang masuk kedalamnya tanpa

mengucapkan salam, tidak pernah

menyebut nama Allah didalamnya, setan

tersebut akan menimbulkan perselisihan

shg akan terjadi talak, khulu' dan

pemukulan.

( menciptakan ketidak harmonisan dalam

rumah tangga)


ﻭ ﺍﻣﺎ ﻭﻟﻬﺎﻥ ﻓﻬﻮ ﻳﻮﺳﻮﺱ ﻓﻰ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻭ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭ

ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ

👿 Setan Walhan : 

         🌸~ bertugas menggoda dan

mengacaukan manusia dalam berwudlu,

sholat dan dalam ibadah-ibadah yg lain. "


أستغفر الله العظيم 

أستغفر الله العظيم 

أستغفر الله العظيم 


 ☪️ Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman Dalam Surat Yasin :


بسم الله الر حمن الر حيم 

ألم أعهد إليكم يا نبي أدم أن لا تعبد وا الشيطان إنه لكم عدو مبين 


➖" Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hay Bani Adam , supaya kamu tidak menyembah Syaitan ? 

    " Sesungguhnya syetan itu adalah Musuh yg nyata Bagi kamu 

📖( QS.Yasin :60)


🌹🔹⏩ Allahumma Ya Allah ..

Jauhkanlah Kami dari Godaan Syetan yg terkutuk dengan sgala tipu dayanya yg menyesatkan 


** Aamiin..Aamiin..Ya Rabbal'alamin **


🌹🔹⏩ Salam Erat Silaturohmi wa Ukhuwah Berbalutkan Mahabbah

             LILLAHI TA'ALLA 🌹🔹⏪

Minggu, 15 November 2020

MUSIBAH WABAH SEHARUSNYA MEMBUAT KITA DEKAT KEPADA ALLAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" MUSIBAH WABAH SEHARUSNYA MEMBUAT KITA DEKAT KEPADA ALLAH "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


☄️Wabah Covid-19 (Corona) memberi banyak hikmah dan pelajaran berharga kepada manusia. Salah satunya mengajarkan betapa manusia itu sangat lemah. Banyak negara-negara maju dengan teknologi canggihnya hanya bisa berbuat dengan menutup akses keluar masuk wilayah mereka.


☄️Begitu dahsyatnya virus Corona ini hingga semua negara panik dibuatnya. Inilah yang seharusnya menyadarkan betapa lemahnya kita di hadapan Allah yang Maha Perkasa yang menenciptakan virus yang tak terlihat oleh mata.


➖"Selayaknya kita sadar, bahwa hanya DIA-lah Maha Pelindung satu-satunya yang mampu melindungi dari segala bentuk bahaya yang samar. Agar kita kembali kepada-Nya, memohon perlindungan," kata Al-Habib Quraisy Baharun, pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat.


☄️Al-Qur'an mengajarkan umat Islam untuk selalu berlindung kepada Allah Ta'ala melalui Surah Al-Falaq:

➖ Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)".

Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan.

Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.

Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. 

📖(Surah Al-Falaq: ayat 1-5)


☄️Semua yang di atas bentuk-bentuk kejahatan makhluk di kegelapan malam, sihir, dan mata jahat orang yang dengki, adalah bahaya yang samar dan tak kasat mata. Allah mengajarkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya.


☄️Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengajarkan zikir dan doa yang diucapkan sebelum tidur. Betapa tidak, manusia tak mampu berbuat apa-apa untuk melindungi dirinya ketika tertidur, di situlah dibutuhkan penjagaan Allah, Zat Maha Sempurna yang tak pernah terlelap sesaat pun. Di antara lafaz zikir yang diajarkan Nabi sebelum tidur adalah:


➖ "Tak ada tempat kembali dan berlindung dari-Mu kecuali menuju pada-Mu ya Allah".


☄️Nah, virus Corona lebih dahsyat lagi. Meskipun dalam kondisi terjaga, indra kita tak mampu mendeteksinya. Di sinilah seharusnya muncul kesadaran betapa pentingnya penjagaan dari Allah.


☄️Kemunculan virus Corona ini selayaknya menjadi momentum agar kita mendekatkan diri kepada Allah. Jika musibah dahsyat ini tidak mampu membuat kita semakin dekat kepada Allah, lantas mau menunggu musibah apa lagi? Semoga Allah menjaga kita semua, menjaga bangsa Indonesia dan kaum muslimin di dunia.


Wallahu A'lam Bish showab

Sabtu, 14 November 2020

MESKIPUN SEMUA MANUSIA INGKAR, ALLAH TA'ALA TETAP MULIA

 ۞﷽۞ ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" MESKIPUN SEMUA MANUSIA INGKAR, ALLAH TA'ALA TETAP MULIA "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🍂Ketahuilah, Allah Ta'ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Ta'ala memerintahkan manusia untuk menyembah-Nya, bukan karena DIA butuh untuk disembah. Tetapi manusialah yang butuh kepada Allah sebagaimana firman-Nya:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ


➖ "Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji."

📖 (QS. Fathir: 15). 


🍂Menurut Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat, Al-Habib Quraisy Baharun, andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan dan kemulian-Nya. 


🍂Allah Ta'ala berfirman:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ


➖"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (saja). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh". 

📖(QS. Adz Dzariat: 56-58)


➖"Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak. Kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Ta'ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertakwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya," terang Habib Quraisy. 


🍂Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah berfirman:


يا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم . كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم . ما زاد ذلك في ملكي شيئا . يا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم . وإنسكم وجنكم . كانوا على أفجر قلب رجل واحد . ما نقص ذلك من ملكي شيئا


➖ "Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku". 

📙(HR. Muslim, No. 2577)


🍂Demikianlah Allah Ta'ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Namun kitalah yang butuh untuk itu. Allah Ta’ala berfirman:


إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا


➖"Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri". 

📖(QS. Al Isra: 7)


وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ


➖ "Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri". 

📖 (QS. Luqman: 12).


🍂Karena itu, apalagi alasan kita untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri? Semoga tausiyah singkat ini bermanfaat dan menjadi penyemangat kita untuk beramal saleh. (Baca Juga: Musibah Wabah Seharusnya Membuat Kita Dekat kepada Allah)


Wallahu Ta'ala A'lam

Kamis, 12 November 2020

HUKUM MENGUCAP SAYIDDINA SAAT MENYEBUT NAMA NABI

 ۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" HUKUM MENGUCAP SAYIDDINA SAAT MENYEBUT NAMA NABI "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌟Mengucap kata Sayyidina ketika menyebut nama Nabi Muhammad SAW sering menjadi perbincangan bagi warga muslim. Bagaimana sebenarnya hukum menyebut kata Sayyidina tersebut.


🌟Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad dikutip dari buku '77 Tanya-Jawab Seputar Shalat' yang dipersembahkan oleh Tafaqquh Study Club. (Baca Juga: Bagaimana Posisi Jari Ketika Tasyahud? Berikut Pendapat 4 Mazhab)


🎙️Jawaban:


Mazhab Hanafi dan Syafi'i:


🌟Dianjurkan mengucapkan Sayyidina pada salawat Ibrahimiyah, karena memberikan tambahan pada riwayat adalah salah satu bentuk adab, maka lebih utama dilakukan daripada ditinggalkan. Adapun hadits yang mengatakan: "Janganlah kamu menyebut Sayyidina untukku". Ini adalah hadits palsu.


🌟Beberapa dalil menyebut Sayyidina sebelum nama Rasulullah SAW: Memanggil nabi tidaklah sama seperti menyebut nama orang biasa, demikian disebutkan Allah Swt:

➖ "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)".

📖 (QS. An-Nur: 63).


🌟Ini adalah perintah dari Allah SWT, meskipun perintah ini bukan perintah yang mengandung makna wajib, akan tetapi minimal tidak kurang dari sebuah anjuran dan mengucapkan Sayyidina Muhammad adalah salah satu bentuk penghormatan dan memuliakan Nabi Muhammad SAW.


🌟Allah SWT berfirman: 

➖ "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu)". 

📖(QS Al 'Imran: 39).


🌟 Jika untuk Nabi Yahya AS digunakan kata 'wa sayyidan', mengapa tidak boleh digunakan untuk Nabi Muhammad Saw yang Ulul’Azmi dan memiliki keutamaan lainnya.


🌟Adh-Dhahhak berkata dari Ibnu Abbas,

➖ "Mereka mengatakan, 'Wahai Muhammad', dan 'Wahai Abu al-Qasim', Maka Allah melarang mereka mengatakan itu untuk mengagungkan nabi-Nya". Demikian juga dikatakan oleh Mujahid dan Sa’id bin Jubair. Qatadah berkata, "Allah memerintahkan agar menghormati nabi-Nya, agar memuliakan dan mengagungkannya serta menggunakan kata Sayyidina". Muqatil mengucapkan kalimat yang sama.


🌟Imam Malik berkata dari Zaid bin Aslam, "Allah memerintahkan mereka agar memuliakan Nabi Muhammad SAW". Adapun beberapa dalil dari hadits, dalam hadits berikut ini Rasulullah SAW menyebut dirinya dengan lafaz Sayyid di dunia. Beliau juga mengingatkan akan kepemimpinannya di akhirat kelak dengan keterangan yang jelas sehingga tidak perlu penakwilan. Berikut kutipannya:


1. Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Aku adalah Sayyid (pemimpin) anak cucu (keturunan) Adam pada hari kiamat". Dalam riwayat lain dari Abu Sa’id Al Khudri dengan tambahan, "Bukan keangkukan". Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah, "Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat".


2. Dari Sahl bin Hunaif, ia berkata, "Kami melewati aliran air, kami masuk dan mandi di dalamnya, aku keluar dalam keadaan demam, hal itu disampaikan kepada Rasulullah SAW, beliau berkata, 'Perintahkanlah Abu Tsabit agar memohon perlindungan'. Maka aku katakan 'Wahai tuanku, bukankah ruqyah lebih baik'. Beliau menjawab, "Tidak ada ruqyah kecuali pada jiwa atau demam panas atau sengatan (binatang berbisa)." Perhatikan, dalam hadits ini Sahl bin Hunaif memanggil Rasulullah dengan sebutan Sayyidi dan Rasulullah tidak mengingkarinya. Ini adalah dalil pengakuan dari Rasulullah. Tidak mungkin Rasulullah SAW mengakui suatu perbuatan sahabat yang bertentangan dengan syariat Islam.


3. Terdapat banyak riwayat yang shahih yang menyebutkan lafaz Sayyidi yang diucapkan para sahabat. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan Aisyah dalam kisah kedatangan Sa'ad bin

Mu'adz untuk memimpin di Bani Quraizhah, Aisyah berkata: "Berdirilah kamu untuk (menyambut) pemimpin kamu", mereka menurunkannya". Al-Khaththabi berkata dalam penjelasan hadits ini, "Dari hadits ini dapat diketahui bahwa ucapan seseorang kepada sahabatnya, "Ya sayyidi (wahai tuanku)" bukanlah larangan, jika ia memang baik dan utama. Tidak boleh mengucapkan itu kepada seseorang yang jahat".


4. Diriwayatkan dari Abu Bakarah, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah SAW, Al Hasan bin Ali berada di sampingnya, saat itu ia menyambut beberapa orang, beliau berkata, "Sesungguhnya anakku ini adalah seorang pemimpin, semoga dengannya Allah mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin".


5. Umar bin Khaththab RA berkata, "Abu Bakar adalah pemimpin kami, ia telah membebaskan pemimpin kami", yang ia maksudkan adalah Bilal.


6. Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan bahwa Ummu Ad-Darda’ berkata, "Tuanku Abu Ad-Darda' memberitahukan kepadaku, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Doa seseorang untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya itu adalah doa yang dikabulkan".


7. Rasulullah SAW bersabda "Al Hasan dan Al Husein adalah dua pemimpin pemuda penghuni surga".


8. Rasulullah SAW bersabda, "Abu Bakar dan Umar adalah dua pemimpin orang-orang tua penghuni surga dari sejak manusia generasi awal hingga terakhir, kecuali para Nabi dan Rasul".


9. Rasulullah SAW bersabda "Orang yang sabar itu menjadi pemimpin di dunia dan akhirat".

10. Rasulullah SAW berkata kepada Fathimah Az-Zahra, "Apakah engkau tidak mau menjadi pemimpin wanita penduduk surga".


11. Al Maqburi berkata, "Kami bersama Abu Hurairah, kemudian datang Al Hasan bin Ali, ia mengucapkan salam, orang banyak membalasnya, ia pun pergi, Abu Hurairah bersama kami, ia tidak menyadari bahwa Al Hasan bin Ali datang, lalu dikatakan kepadanya, "Ini adalah Al Hasan bin Ali mengucapkan salam", maka Abu Hurairah menjawab "Keselamatan juga bagimu wahai tuanku". Mereka berkata kepada Abu Hurairah, “Engkau katakan ‘Wahai tuanku’?". Abu Hurairah menjawab, "Aku bersaksi bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ia (Al Hasan bin Ali) adalah seorang pemimpin".


🌟Kata Sayyid dan Sayyidah digunakan pada Fathimah, Sa'ad, Al Hasan, Al Husein, Abu Bakar, Umar dan orang-orang yang sabar secara mutlak, dengan demikian maka kita lebih utama untuk menggunakannya.


🌟Dari dalil-dalil diatas, maka jumhur ulama muta'akhkhirin dari kalangan Ahlussunnah waljama’ah berpendapat bahwa boleh hukumnya menggunakan lafaz Sayyid kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan sebagian ulama berpendapat hukumnya dianjurkan, karena tidak ada dalil yang mengkhususkan dalil-dalil dan nash-nash yang bersifat umum ini. Oleh sebab itu maka dalil-dalil ini tetap bersifat umum dan lafaz Sayyid digunakan di setiap waktu, apakah di dalam salat maupun di luar salat.


🌟Imam Ibnu 'Abidin berkata dalam kitab Hasyiahnya sesuai dengan pendapat pengarang kitab Ad-Durr, Ibnu Zhahirah, Ar-Ramli Asy-Syafi’i dalam kitab Syarahnya terhadap kitab Minhaj karya Imam Nawawi dan para ulama lainnya, menurutnya, "Yang paling afdhal adalah mengucapkannya dengan lafaz Sayyid".


🌟Dalam Kitab Ad-Durr Al Mukhtar disebutkan, ringkasannya, "Dianjurkan mengucapkan lafaz Sayyidina, karena tambahan terhadap berita yang sebenarnya adalah inti dari adab dan sopan santun. Dengan demikian maka menggunakannya lebih afdhal daripada tidak menggunakannya. Disebutkan Imam Ar-Ramli Asy-Syafi’i dalam kitab Syarhnya terhadap kitab Al Minhaj karya Imam Nawawi, demikian juga disebutkan oleh para ulama lainnya.


🌟Memberikan tambahan kata Sayyidina adalah tata krama kepada Rasulullah. Allah berfirman,

➖ "Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alqur'an), mereka Itulah orang-orang yang beruntung".📖 (QS Al-A'raf: 157). 

Makna kata At-Ta’zir adalah memuliakan dan mengagungkan.


🌟Dengan demikian maka penetapannya berdasarkan sunnah dan sesuai isi kandungan Alqur'an. Sebagian ulama berpendapat bahwa adab dan sopan santun kepada Rasulullah itu lebih baik daripada melaksanakan suatu amal.


🌟Jika menambahkan Sayyidina itu dianggap menambah bacaan salat, apakah menambah bacaan selain yang ma’tsur (yang diajarkan Rasulullah) itu membatalkan salat? Imam Ibnu Taimiah menyebutkan dalam Majmu' Fatawa-nya: Ini adalah tahqiq terhadap ucapan Imam Ahmad bin Hanbal, sesungguhnya salat tidak batal dengan doa yang tidak ma'tsur, akan tetapi Imam Ahmad bin Hanbal tidak menganjurkannya.


Wallahu A'lam

Rabu, 11 November 2020

PINJAMI AKU SATU HARI SAJA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

     PINJAMI AKU SATU HARI SAJA 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


😰😰😰😰😰😥😥😥😥😥😭😭😭😭


➖Perlahan...., tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit...

➖Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah...

➖Lalu semua orang meninggalkanku...

➖Masih terdengar jelas langkah kaki mereka...

➖Kini aku sendirian..., di tempat yang gelap, 

tak pernah terbayangkan sebelumnya...


😢😢😢


➖Sekarang aku sendiri, menunggu ujian dan pertanyaan-pertanyaan...

➖Belahan jiwa pun pergi....

➖Abah, Umi, kakak adik.., yang ditubuhnya mengalir sedarah dgn ku..., pergi...., suami ku pun juga pergi apalagi sahabatku..., kawan dekat. 


😢😢😢


➖Tak seorangpun yg mau ikut denganku...

➖Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka...

➖Menyesal pun..., tiada berguna...

➖Tobat tak lagi diterima.

➖Minta maaf..., tak lagi didengar...

➖Kini aku sendirian mempertanggung jawabkan apa yang pernah aku lakukan...


😢😢😢


➖Ya Allah..., 

kalau boleh..., tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu...

➖Aku akan berkeliling memohon maaf kepada mereka, yang telah merasakan kezalimanku...

➖Yang susah dan sedih karena ulahku...

➖Yang aku sakiti hatinya...

➖Yang telah aku bohongi...

➖Yang telah aku lukai...


😢😢😢


➖Ya Allah..., berikan aku satu hari saja...

➖Untuk memberi seluruh baktiku untuk papi mami ku tercinta...

➖Demi memohon maaf atas kata-kataku yang kadang tak sopan...

➖Maafkan aku Abah … Maafkan aku Umi ….

➖Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka...

➖Maafkan aku..., Suami Imamku.. Maafkan aku.., 

➖Aku titipkan anak ku yang cantik untuk sebagai pengganti ku

➖Jaga anak ku, bimbing dan jadikan anak ku menjadi seorang

Anak yang sholeha

➖Dan aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterima kasih,

atas apa yang mereka korbankan untukku...


😢😢😢


➖Ya Allah...., 

pinjamkan aku satu hari saja...

➖Yang akan aku gunakan setiap detiknya,

➖Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu...

➖Beramal shalih dengan tulus...

➖Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu...


😢😢😢


➖Menyesaaaaal..., sekali rasanya...

➖Waktu-waktuku di dunia berlalu dengan sia-sia...

➖Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca...

➖Hadist Rasulullah pun tak pernah aku hiraukan...

➖Andai bisa kuputar ulang waktu itu...

➖Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...

➖Manalah mungkin....?


😢😢😢


➖Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap sendi tubuhku yang kini kaku...

➖Sakit.... sakit sekali...

➖Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit

➖Seandainya aku masih bisa bercerita...

➖Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup...

➖Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak...


😢😢😢


➖Andai saja mereka tahu...

➖Baru beberapa saat dalam gelap...

➖Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku...

➖Tanah kuburku masih gembur...

➖Baru saja ditidurkan sendirian...

➖Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini ... ?

➖Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini ... ?

➖Ooohh..., andaikan aku bisa keluar dari sini...


😢😢😢


➖Yaa Allah, yaa Rahman...

➖Ampuni dosa-dosa kami..., segala kekhilafan kami... 

➖Engkaulah Maha Pengasih lagi Maha Pengampun...

➖Jadikanlah kelak akhir umur kami husnul khatimah dan sebagai penghuni surga Mu......

➖Aamiin Yaa Mujibasaailiin .... 😔 

➖Yaa Robbal Alamin .... pertemukan kami semua kelak dalam Surga FirdausMU ...💐💐


➖Aamiin Yaa Mujibassailiin

Selasa, 10 November 2020

PELAJARAN DARI KISAH SUJUDNYA PARA MALAIKAT KEPADA NABI ADAM

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

PELAJARAN DARI KISAH SUJUDNYA PARA MALAIKAT KEPADA NABI ADAM 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🌍 Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menempatkan Nabi Adam dan anak keturunannya dalam kedudukan yang mulia, lebih mulia dari para makhluk-Nya yang lain. 

Salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah setelah Allah menciptakan Adam, Allah perintahkan para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihi shalatu wa salam.


وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ


➖“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” 

📖(QS. Al-Baqarah: 34)


🌍 Peristiwa sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam terkadang menimbulkan polemik di sebagian umat Islam atau memang isu ini sengaja dilemparkan ke tengah-tengah umat Islam untuk menebar kerancuan dengan mempertanyakan “Mengapa Allah meridhai makhluk-Nya sujud kepada selain-Nya? Bukankah ini sama saja melegitimasi kesyirikan? Dan Iblis adalah hamba Allah yang benar-benar mentauhidkannya karena menolak untuk sujud kepada Adam”. Kurang lebih demikian kalimat rancu yang sering dibesar-besarkan oleh sebagian kalangan.


🌍 Yang perlu kita ketahui adalah para ulama membagi sujud ke dalam dua bagian; pertama, sujud ibadah dan yang kedua sujud (tahiyah) penghormatan.


🌍 Sujud ibadah hanya boleh dipersembahkan kepada Allah semata tidak boleh kepada selain-Nya. Allah tidak pernah memerintahkan satu pun dari makhluk-Nya untuk bersujud kepada selain-Nya dalam rangka untuk beribadah kepada makhluk tersebut. Para malaikat Allah perintahkan sujud kepada Nabi Adam bukan dalam rangka sujud ibadah tetapi sujud penghormatan.


🌍 Sujud penghormatan merupakan bagian dari syariat umat-umat terdahulu, kemudian amalan ini diharamkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh sujud penghormatan adalah sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam. Demikian juga mimpi Nabi Yusuf yang ia ceritakan kepada Ayahnya Nabi Ya’qub lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Di dalam surat Yusuf dikisahkan,


إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ


➖(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

 📖(QS. Yusuf: 4)


وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ


➖Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan…” 

📖(QS. Yusuf: 100)


🌍 Inilah di antara contoh-contoh sujud penghormatan yang merupakan bagian dari syariat umat terdahulu.


🌍 Pengalaman serupa juga pernah terjadi kepada Muadz bin Jabal tatkala melihat ahlul kitab di Syam. Tatkala pulang dari Syam, Muadz sujud di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,


مَا هَذَا يَا مُعَاذُ قَالَ أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَفْعَلُوا فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا


➖“Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku baru datang dari Syam. Yang kulakukan ini serupa dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja sujud untuk uskup dan pendeta-pendeta mereka. Aku pun berkeinginan melakukannya kepadamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jangan kau lakukan. Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” 

📙(HR Ibnu Majah, No. 1853).


🌍 Apa yang dilakukan penduduk Syam adalah contoh dari syariat terdahulu yang masih mereka amalkan, mereka sujud kepada pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh mereka sebagai penghormatan untuk para pembesar tersebut, bukan untuk menyembah mereka.


🌍 Di antara contoh lainnya juga, ada seekor hewan melata yang sujud kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau melarangnya karena sujud kepada makhluk, baik itu sujud penghormatan terlebih lagi sujud untuk ibadah, haram hukumnya dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam timbangan syariat Muhammad (baca: syariat Islam) sujud penghormatan sama saja dengan sujud ibadah, haram hukumnya apabila dipersembahkan kepada selain Allah.


🌍 Pelajaran lainnya yang dapat kita petik dari peristiwa sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam adalah, iblis termasuk dari bangsa jin bukan dari golongan malaikat sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang.


🌍 Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan bangsa jin termasuk iblis, Allah ciptakan dari api. Allah berfirman,


وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ


➖Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya…” 

📖(QS. Al-Kahfi: 50)


قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ


➖Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. 

📖(QS. Al-A’raf: 12)


🌍 Dengan demikian iblis bukanlah dari golongan malaikat, saat itu ia hanya bersama dengan para malaikat Allah yang taat. Ada yang menyatakan, dahulu iblis adalah bangsa jin yang taat kepada Allah. Inilah alasannya ia dimuliakan dengan dikumpulkan bersama para malaikat walaupun ia bukan malaikat. Namun akhirnya sifat sombongnya terlihat di hadapan para malaikat, tatkala Allah mengujinya dengan memerintahkan untuk sujud kepada Nabi Adam.

Senin, 09 November 2020

BEKAS HITAM DI PUNGGUNG SAYYIDINA ALI ZAINAL ABIDIN (CICIT RASULULLAH)

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

BEKAS HITAM DI PUNGGUNG SAYYIDINA ALI ZAINAL ABIDIN (CICIT RASULULLAH) 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


📚 Dalam kitab al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Imam Ibnu Katsir mencatat riwayat tentang Sayyidina Ali bin Husein yang memiliki bekas hitam di pundaknya. 

Berikut riwayatnya:


وَقَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الخضري، حدَّثنا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عن عمر بن حارث, قال: لما مات علي بن الحسين فغسلوه جعلوا ينظرون إلى آثار سواد في ظهره, فقالوا: ما هذا؟ فقيل: كان يحمل جُرُب الدقيق ليلاً على ظهره يعطيه فقراء أهل المدينة


➖Al-Thabrani berkata: Muhammad bin Abdullah al-Khudlri bercerita kepadaku, Utsman bin Abi Syaibah bercerita, Jarir bercerita, dari Umar bin Harits, ia berkata:


➖Ketika Ali bin al-Husein wafat, orang-orang memandikan (jenazah)nya. Mereka (kaget) melihat bekas hitam di pungguhnya. Mereka bertanya: “Bekas apa ini?”


➖Seseorang menjawab: “Ia memanggul sekarung tepung (setiap) malam di punggungnya untuk diberikan kepada fakir miskin di Madinah.” 

📚 (Imam Ibnu Katsir, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Beirut: Dar al-Ihya’ li al-Turats, 1988, juz 2, h. 133)


****


☪️ Nama lengkapnya adalah Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. 

Ia merupakan cicit Rasulullah dari Sayyidah Fatimah dan satu-satunya anak laki-laki Sayyidina Husein yang selamat. 

Ketika pembantaian Karbala terjadi, ia masih berusia tiga belas tahun. Ia tidak dibunuh karena sedang sakit (yauma’idzin mauku’an falam yuqâtal). Banyak generasi salaf yang mengambil hadits darinya seperti Abu Salamah dan Thawus. 

📚(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001, juz 4, h. 387-388)


☪️ Para ulama salaf sangat menghormatinya. Mereka memuji kualitas diri dan keilmuannya. Imam al-Zuhri (50-124 H) mengatakan, 

➖“mâ ra’aytu quraisyan afdlal min ‘Ali bin al-Husein” (aku tidak melihat orang Quraisy yang lebih baik dari Ali bin al-Husein). 


 Maksudnya suku Quraisy di masa Imam al-Zuhri hidup, bukan suku Quraisy dari masa sebelumnya. 


☪️ Imam Malik bin Anas (93-179 H) berkata, ➖“lam yakun fi ahlil bait mitsluh” (tidak ada di kalangan ahlul bait yang sepertinya). Imam al-Zuhri di waktu lain berkata, “wa mâ ra’aytu ahadan kâna afqah minhu” (aku tidak melihat seorang pun yang lebih paham [agama] darinya) 

📚(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, 2001, juz 4, h. 387-390).


☪️ Membaca riwayat di atas, aktivitas “memberi” Sayyidina Ali Zainal Abidin (38-95 H) dilakukan di setiap malam. Hal ini bisa dipahami dalam dua sudut pandang. 


Pertama, karena ia tidak ingin kebaikannya diketahui banyak orang. 

Dan kedua, untuk merahasiakan orang-orang yang diberi olehnya. Karena memberi di depan umum terkadang membuat perasaan yang diberi tidak nyaman.


☪️ Dalam banyak riwayat, Sayyidina Ali Zainal Abidin selalu merahasiakan pemberiannya, bahkan orang yang diberi pun tidak mengetahui siapa yang memberinya. Setelah kewafatannya, banyak kabar yang menyebar tentangnya di Madinah. Mereka saling berkata:


ما فقدنا صدقة السر حتى مات علي بن الحسين


➖“Kami tidak kehilangan sedekah rahasia (sembunyi-sembunyi) hingga Ali bin al-Husain wafat.” 

📚(Imam Ibnu Katsir, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 1988, juz 2, h. 133)


☪️ Artinya, banyak penduduk Madinah yang pernah mendapatkan sedekah rahasia dari Sayyidina Ali Zainal Abidin. Tiba-tiba barang atau uang yang dibutuhkan berada di depan rumahnya. Awalnya mereka tidak tahu, siapa yang memberikan itu. Tapi setelah Sayyidina Ali Zainal Abidin wafat, mereka tak pernah lagi menerima sedekah rahasia. Akhirnya mereka tahu bahwa Sayyidina Ali Zainal Abidin lah yang selama ini memenuhi kebutuhan mereka.


☪️ Bekas hitam di punggungnya adalah bukti kegemarannya merahasiakan sedekah. 

Ia tidak mau menyuruh murid atau pembantunya untuk mengantarkan sedekahnya. 

Ia meminggulnya sendiri dan mengantarnya ke rumah orang yang membutuhkan. 


Artinya, ia sedang berusaha merahasiakan aktivitas malamnya dari keluarga, teman, murid dan para pembantunya. 

Namun, karena aktivitas bersedekah itu dilakukan hampir setiap hari, lama-kelamaan mereka mengetahuinya. 

Sebelumnya banyak yang menuduhnya bakhil, termasuk keluarganya sendiri. 


☪️ Dalam sebuah riwayat dikatakan:


وقال شيبة بن نعامة: لما مات علي وجدوه يعول مائة أهل بيت, قلت: لهذا كان يبخل، فإنه ينفق سرا ويظن أهله أنه يجمع الدراهم


➖“Syaibah bin Nu’amah berkata: ‘Ketika Ali (Zainal Abidin) wafat, yang berduka (sekitar) seratus ahlu baitnya (keluarganya).’ Aku berkata: ‘Ini terjadi karena ia (dianggap) kikir.’ Meski sesungguhnya ia menafkahkan (hartanya) secara sembunyi-sembunyi (rahasia), dan (bahkan) keluarganya (sendiri) menyangka ia mengumpulkan dirham-dirhamnya (uangnya).” 

📚(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, 2001, juz 4, h. 395)


➖Sayyidina Ali Zainal Abidin tidak mempedulikan pandangan manusia. 

Andaipun seluruh dunia menuduhnya kikir, ia tidak peduli. 

Hanya orang-orang di sekitarnya yang mengetahui cara hidupnya yang sesungguhnya, meski awalnya mereka tidak tahu, tapi karena kemurahan hati dan kedermawanan sudah melekat dengan dirinya, perlahan-lahan mereka mengetahuinya juga. Dari murid-muridnya inilah riwayat tentang kehidupannya bertahan hingga sekarang. 


☪️ Dalam sebuah riwayat, ia menjelaskan salah satu alasan perbuatannya:


عن أبي حمزة الثمالي، أن علي بن الحسين كان يحمل الخبز بالليل على ظهره يتبع به المساكين في الظلمة، ويقول: إن الصدقة في سواد الليل تطفئ غضب الرب


➖“Dari Abu Hamzah al-Tsumali, ‘sesungguhnya Ali bin al-Husein memanggul (sekarung) roti di malam hari di punggungnya (sambil) mencari orang-orang miskin dalam kegelapan.’ Ia berkata: “sesungguhnya sedekah dalam gelapnya malam dapat meredakan kemarahan Tuhan.” 

📚 (Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubalâ’, 2001, juz 4, h. 394)


☪️ Sebagai cicit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, Sayyidina Ali Zainal Abidin mewarisi kedermawanan moyangnya. Ia tidak merasa berat memberikan seluruh hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan. Baginya, kedermawanan laiknya kebutuhan primer, tak ubahnya makan dan minum. Sehari saja tanpa memberi, ia merasa lapar. 


☪️ Membaca sedikit dari sekian banyak riwayat keluhuran pekerti, kemurahan hati, dan kedemawanan Sayyidina Ali Zainal Abidin, kita seharusnya mulai mengubah diri, dan menganggap perbuatan baik sebagai kebutuhan primer, bukan sekunder apalagi tersier. 


☪️ Jika kita bisa menganggap perbuatan baik sebagai kebutuhan primer, kita akan selalu haus menjadi bermanfaat di setiap waktu. 


☪️ Jika pun susah, paling tidak, kisah di atas sedikit menggugah hati kita. 

Itu sudah cukup baik untuk permulaan. Pertanyaannya, kapankah kita akan memulainya......? 


Wallahu a’lam bish-shawwab..

Minggu, 08 November 2020

SUNGGUH CELAKA 3x......‼️


۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

       SUNGGUH CELAKA 3x......‼️

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🔵Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :


وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24) رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِينَ غَفُورًا (25)


➖“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’ Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat.” 

📖(QS Al-Isra’ [17]: 23-25)


🔴Uang bisa dicari,

🔵llmu bisa digali,

🔴Apalagi jodoh, masih bisa dinanti...


🔵Tapi kesempatan : untuk mengasihi orang tua takkan terulang lagi,


🔴Ketika anak kita menemukan jodohnya, dan mendapatkan wanita cantik yang berhasil merebut seluruh hatinya, tidak jarang orang yang pertama menjadi musuh anak adalah orang tuanya sendiri.


🔵Orang tua yang semula begitu mulia, mendadak terasa menjadi sangat cerewet, dan menjadi sumber masalah rumah tangga. Apalagi bila anak (laki-laki) tidak berhasil menyatukan hati isterinya dengan ibundanya.


🔴Padahal, anak-anak yang merawat orang tuanya sampai wafat, kebanyakan dicintai Allah, hal itu tercermin dalam karir hidupnya di dunia, dan mereka cenderung menjadi orang yang sukses.


                          –o0o–


🔵Ketika Ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, lyas meneteskan air mata tanpa meratap, lalu beliau ditanya seorang sahabat tentang sebab tangisannya,


Jawabnya, 

➖“Allah telah membukakan untukku, beberapa pintu untuk masuk surga, sekarang, satu pintu telah ditutup.”


🔴Begitulah, orang tua adalah pintu surga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain.


🔵Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

➖"ORANG TUA adalah PINTU SURGA YANG PALING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan dia, atau kamu hendak menjaganya.”

📙(HR. Tirmidzi)


🔴Al-Qadhi berkata, 

➖"Maksud pintu surga yang paling tengah, adalah pintu yang PALING BAGUS dan PALING TINGGI.


🔵Dengan kata lain, se-baik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan menta'ati orang tua dan menjaganya.”


🔴Bersyukurlah jika kita masih memiliki orang tua, karena di depan kita masih ada pintu surga yang masih terbuka lebar.


🔵Terlebih bila orang tua telah berusia lanjut.

Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet,

atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.


🔴SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI DIA TIDAK MASUK SURGA, PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA.


🔵Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.. bersabda,

➖ "Sungguh celaka....., sungguh celaka,… sungguh celaka"‼️

Lalu Seseorang bertanya:

➖ “Siapakah itu wahai Rosulullah?”

Beliau bersabda, 

➖“Yakni orang yang mendapatkan, salah satu orang tuanya, atau kedua orang tuanya berusia lanjut, namun ia tidak juga bisa masuk surga.”

📙(HR. Muslim)


🔴Dia tidak masuk surga karena tak berbhakti, tidak menta'ati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri.


🔵SAATNYA KlNI, KlTA BERKACA DIRI, SUDAHKAH LAYAK KITA DISEBUT SEBAGAI ANAK YANG BERBHAKTI ? SUDAHKAH LAYAK KITA MEMASUKI PINTU SURGA YANG PALING TENGAH ?


🔴Nasihat ini sebaiknya, kita sampaikan kepada anak-anak kita, juga pengingat bagi kita semua. 


         Semoga bermanfa'at

         Barakallaahu fiikum

Sabtu, 07 November 2020

APA HUKUM MENAMBAH KATA SAYIDDINA PADA BACAAN SHALAWAT....??

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

" APA HUKUM MENAMBAH KATA SAYIDDINA PADA BACAAN SHALAWAT....?? "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌟Menambah kata Sayyidina pada bacaan Shalawat menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Syafii sepakat memberlakukan tambahan kata tersebut. Foto ilustrasi/Ist

Mengucap kata "Sayyidina" ketika menyebut nama Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم atau ketika bershalawat sering menjadi pertanyaan di kalangan muslim. Bagaimana sebenarnya hukum menambah kata "Sayyidina" pada bacaan Sholawat?


BERIKUT PENJELASAN AL-HABIB ZEIN BIN IBRAHIM BIN SMITH AL-ALAWI AL-HUSAINI :


🌟Menambah kata "Sayyid" pada bacaan Shalawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Syafi'i sepakat memberlakukan tambahan kata tersebut. Hal ini demi mengagungkan beliau dan karena lebih mengutamakan sopan santun (adab) di atas mengikuti perintah yang menyebutkan: 

➖ "Bacalah Allahumma shalli 'Ala Muhammad….."


🌟Tetapi Imam Ahmad bin Hanbal lebih mengutamakan mengikuti perintah di atas sopan santun, sekalipun Imam Ahmad sendiri selalu menambahkan kata Sayyid. Beliau hanya bermaksud melebih mengutamakan mengikuti Sunnah Nabi, karena siyadah Rasulullah صلى الله عليه وسلم sudah merupakan hal yang muttafaq.


🌟Bahwa beliau adalah "Sayyid" (pemuka) orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian di dunia dan di akhirat, seperti dalam hadits berikut:


انا سيد ولد ادم ولا فخر


➖ " Aku adalah pemuka anak Adam dan tidak ada rasa bangga."


🌟Para ulama berkata: Adapun hadits لا تسيدونى فى الصلاة (janganlah kamu semua menyebutkan Sayyid dalam membaca shalawat), maka hadits ini batil, tidak ada asalnya, bahkan maudhu' (palsu). Redaksi hadits ini salah menurut bahasa Arab, karena dalam bahasa Arab tidak ada kata ساد – يسيد yang ada adalah ساد – يسود.


🌟Padahal Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidaklah salah dan tidak pula membuat kesalahan. Menyandarkan kesalahan kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah suatu kesalahan besar dan pelakunya dikhawatirkan masuk ancaman sebagaimana dalam sabda beliau:


من كدب علي متعمدافليتبوأ مقعده من النار


➖ "Barangsiapa membuat kebohongan atas nama saya, maka hendaklah, ia menempati tempatnya di neraka." 


🌟Dalam Buku 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat karya Ustaz Abdul Somad (UAS) juga disebutkan bahwa Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi'i menganjurkan mengucapkan "Sayyidina" pada bacaan Shalawat karena memberikan tambahan pada riwayat adalah salah satu bentuk adab, maka lebih utama dilakukan daripada ditinggalkan.


🌟Adapun dalil menyebut "Sayyidina" sebelum nama Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم disebutkan dalam Al-Qur'an:

➖ "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebagian (yang lain)..." 

 📖 (QS. An-Nur: Ayat 63).

Jumat, 06 November 2020

MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN TETANGGA

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

 MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN TETANGGA

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🍂Menghormati dan Memuliakan Tetangga

Berbuat baik kepada tetangga bukan hanya berarti tidak mengganggu mereka, tetapi juga bertindak aktif untuk memberikan kebaikan kepada mereka. Foto ilustrasi/istimewa

Berbuat baik kepada tetangga termasuk perkara yang mulai hilang atau pudar di kalangan kaum muslimin. Bahkan kita jumpai di sebagian kota, seseorang tidak mengenal tetangganya sama sekali. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.


🍂Padahal seharusnya tidak demikian. Rasūlullāh Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan agar sesama tetangga harus saling mengenal, karena kepada tetangga terdapat hak-hak yang harus ditunaikan. Bahkan ada hadis Rasulullah yang memberi penegasan soal tetangga ini.


🍂Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad Shalllalalhu alaihi was sallam, beliau bersabda,

➖ “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah (sempurna) iman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya.” 

📙 (Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhāri dan Imām Muslim)


🍂Dalam uraian ceramahnya di laman dakwahnya, Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc, MA menjelaskan, hadis tentang tetangga ini adalah hadis yang agung. Bahkan Rasūlullāh mengawali sabdanya ini dengan sumpah. Kata Rasūlullāh, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya”


🍂Untuk apa Rasūlullāh bersumpah? Tidak lain adalah untuk menekankan agungnya hak tetangga. Bahkan AllāhTa'ala menyebutkan tentang tetangga ini dalam Al-Qurān. Allah berfirman,


والجَارِ الْجُنُبِ


➖“...Dan berbuat baiklah kepada tetangga dekat”. 

📖(QS. An-Nisā: 36)


🍂Rasūlullāh Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Tidaklah beriman seorang hamba sampai dia menghendaki kebaikan bagi tetangganya, apa-apa kebaikan yang disuka untuk dirinya.”


🍂Para ulama mengatakan bahwa ungkapan “tidaklah beriman seorang hamba” yang mengawali hadis ini menunjukkan bahwa apa yang disebutkan dibelakangnya, yaitu “menyukai kebaikan bagi tetangga sebagaimana kita menyukai kebaikan-kebaikan itu untuk diri kita sendiri” merupakan perkara yang wajib.


🍂Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitābul Īmān, menjelaskan bahwasannya, 

➖ “Tidaklah sesuatu dinafikan dalam syari’at kecuali karena ada suatu kewajiban yang ditinggalkan.”


Jadi, adanya penafikan dengan ungkapan, “tidaklah beriman seorang hamba” disebabkan oleh ada kewajiban yang ditinggalkan, yaitu “menyukai kebaikan bagi tetangga sebagaimana kita menyukai kebaikan-kebaikan itu untuk diri kita sendiri”


🍂Perhatikan pula hadis yang umum yang berkaitan dengan hubungan sesama muslim,


لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.


Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ➖“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian, sampai dia menghendaki kebaikan bagi saudaranya, apa kebaikan yang dia kehendaki untuk dirinya.” 

📙 (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)


🍂Dari hadis ini dapat diambil pemahaman, jika kepada saudara secara umum, meskipun tetangga jauh atau bahkan bukan tetangga saja kita wajib untuk menghendaki kebaikan baginya selama dia seorang muslim, apalagi dengan tetangga yang dekat? Oleh karenanya, di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Āisyah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā, Rasulullah pernah bersabda,


مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ


➖ “Senantiasa malaikat Jibrīl ‘alayihissalām berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai aku menyangka malaikat Jibrīl akan menuliskan atau menetapkan warisan bagi tetangga.” 

📙 (HR. Bukhari no. 6.014 dan Muslim no. 2.624)


🍂Sebagaimana kita ketahui bahwasanya tetangga bukan ahli waris kita. Kalau kita meninggal, tetangga tidak dapat mewarisi harta kita. Akan tetapi, karena sedemikian sering malaikat Jibrīl mewasiatkan kepada Rasulullah untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai Rasulullah menyangka malaikat Jibrīl akan menulis bahwa tetangga akan memiliki jatah warisan.


🍂Namun ternyata hal itu tidak terjadi. Hal ini hanyalah penekanan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam akan perhatian malaikat Jibril terhadap tetangga. Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa hak-hak Tetangga mirip dengan hak-hak kerabat, karena Tetangga seakan-akan menjadi ahli waris.


SIAPAKAH TETANGGA ITU? 


🍂Terdapat khilaf di antara para ulama tentang “Siapakah tetangga itu?” Sebagian ulama mengatakan, “Tetangga ialah orang-orang yang saling bertemu di masjid (satu masjid).” Artinya, semakin dekat seorang tetangga semakin tinggi haknya. Tetangga yang pintunya paling dekat dengan pintu rumah kita memiliki hak yang paling tinggi untuk ditunaikan hak-haknya, seperti hak untuk dikunjungi/diziarahi, hak untuk dijenguk ketika sakit, hak untuk diakrabi, hak untuk berbagi makanan, dan lai-lain.


🍂Sebagaimana telah datang hadis-hadis yang tegas menyeru kita untuk berbuat baik kepada tetangga, maka demikian pula sebaliknya telah datang hadis-hadis yang tegas melarang mengganggu tetangga. Di antara hadis-hadis tersebut :


Rasulullah bersabda :


«وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ» قِيلَ: وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الَّذِي لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ»


➖ “Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman !”. Dikatakan kepada Nabi, “Siapakah yang tidak beriman Ya Rasulullah?”. Nabi berkata, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya” 

📙 (HR Al-Bukhari No. 6016)


🍂Juga hadis: "Dari Abu Hurairah ia berkata, seorang lelaki berkata, 

➖ “Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah disebutkan tentang banyaknya sholatnya, puasanya, dan sedekahnya, hanya saja ia mengganggu tetangga-tetangganya dengan lisannya”. Nabi berkata, “Ia di neraka”. Lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya si fulanah disebutkan tentang sedikitnya puasa, sedekah, dan sholatnya, dan ia hanya bersedekah dengan beberapa potong susu yang dikeringkan, dan ia tidak mengganggu tetangga-tetangganya dengan lisannya”. Nabi berkata, “Ia di surga” 

📙 (HR Ahmad No. 9675 dengan sanad yang hasan)


🍂Contoh sederhana mengganggu tetanga di antaranya dengan membuat gaduh di rumah sendiri yang terdengar sampai di rumah tetangga, menyetel radio atau TV dengan suara yang keras sehinga mengganggu ketenangan dan istirahat tetangga, saluran air bocor sehingga masuk ke lingkungan rumah tetangga, tidak segera membuang sampah dari halaman sehingga baunya sampai ke rumah tetangga, dan lain-lain. Semua itu dilarang dan bertentangan dengan hadis yang mulia ini.


🍂Dengan demikian berbuat baik kepada tetangga bukan hanya berarti tidak mengganggu mereka, tetapi juga bertindak aktif untuk memberikan kebaikan kepada mereka. Misalnya dengan berbagi makanan jika kita memasak dan lain-lain yang akan membuat tetangga kita bahagia dan nyaman hidup berdampingan dengan kita.

Kamis, 05 November 2020

INILAH PINTU-PINTU SURGA UNTUK PEREMPUAN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

INILAH PINTU-PINTU SURGA UNTUK PEREMPUAN 

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌹Juru bicara kaum perempuan pertama dalam Islam yakni Asma 'binti Yazid bin Sakan pernah menyampaikan protes kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, tentang peran perempuanyang dinilainya kurang adil dalam mendapatkan amalan untuk masuk surga.


🌹Di dalam kitab Nisaa’ Haular Rasul, dikisahkan shahabiyat Asma radhiyallahu'anha mendatangi Rasulullah dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh perempuan muslimah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang saya katakan dan semuanya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta'ala mengutusmu untuk laki-laki dan perempuan, lalu kami beriman kepada Anda dan membai'at Anda.


🌹Sementara itu, kami adalah wanita yang terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyanggarumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki yang mendapat keutamaan melebihi kami dengan salat Jumat, mengantarkan jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami bisa mendapatkan pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka? "


🌹Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah menoleh kepada para sahabat dan bersabda,

➖ "Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang perempuan tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?" 

Para sahabat menjawab, 

➖ "Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!"


🌹Kemudian Rasulullah bersabda:

➖ "Kembalilah wahai Asma 'dan beritahukanlah kepada para perempuan yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah satu di antara mereka kepada suaminya dan mintalah keridhaan suaminya, mengikuti persetujuan suaminya, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki. "


🌹Dari perannya itulah kaum perempuan akan mendapatkan pahala dan menjadi jalan atau pintu-pintu yang akan mempermudah mereka memasuki surga. Inilah pintu-pintu pembuka surga untuk kaum perempuan ini, yakni :


1️⃣ . Sifat ikhlas dan ridha


Hadis Rasulullah di atas menggambarkan pentingnya peran istri dan ibu. Tanpa adanya mereka yang ikhlas mengurus rumah dan membersamai putra putri tercinta, para suami tak akan tenang bekerja dan beribadah. Pantaslah kiranya jika Allah menjanjikan pahala yang setara dengan amalan para suami, bahkan juga ganjaran tertinggi yang diberikan pada mereka yang berjihad, yakni surga-Nya.


Dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, 

➖ “Apabila seorang istri menjaga salat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatan, dan taat pada suaminya, maka ketika di akhirat dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai’,” 

📙 (HR Ahmad).


Hadis yang lain menguatkan pentingnya ridha suami; Nabi Muhammad saw berkata:

➖ “Siapa saja perempuan yang meninggal dunia dalam keadaan suami ridha padanya, maka dia akan masuk surga,”

📙 (HR At-Tirmidzi).


2️⃣ . Pahala hamil, melahirkan, dan menyusui


Kita sering menganggap hamil, melahirkan, dan menyusui adalah proses alamiah yang akan terjadi ketika perempuan menikah. Sehingga banyak perempuan yang terkesan mengabaikan sisi spiritualitas dan hanya berfokus pada penjagaan aspek kesehatan saat melalui momen-momen tersebut.


Padahal, Islam memberikan posisi khusus pada para ibu yang mendapat amanah tersebut. Sebagaimana termaktub dalam Surat Luqman ayat 14, 

➖ “Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kalian kembali.”


Begitu besar keutamaan para ibu yang hamil dan menyusui hingga Allah secara istimewa menyebut proses ini dalam Al-Qur’an beberapa kali. Seperti dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15 dan Surat Al-Baqarah ayat 233. Kedua ayat ini berisi anjuran berbuat baik pada ibu karena besarnya keutamaan mereka yang telah melalui kehamilan dengan susah payah, mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan, dan memberikan saripati tubuhnya dalam bentuk air susu.


Dalam sebuah hadis, Abu Hurairah ra menyebutkan bahwa ada seorang sahabat yang menghadap Rasulullah saw dan bertanya,

➖ “Ya Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?”Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu,”

📙 (Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).


3️⃣ . Bersabar dalam mendidik anak


Pintu lain yang bisa mengantarkan seorang ibu mengetuk surga-Nya adalah dengan kesabaran mendidik anak. “Dr Yusuf Qaradhawi mengatakan bahwa sabar merupakan induk seluruh akhlak mulia.


Ketika menjalankan peran sebagai Ibu, kesabaran akan teruji. Entah karena beratnya dalam proses mengandung, anak-anak yang sakit sehingga sang ibu harus terjaga sepanjang malam, hingga tingkah polah si kecil yang seringkali memancing emosi. Kunci bersabar, dengan menanamkan keyakinan bahwa mereka yang sabar akan memiliki posisi mulia di sisi Allah.


Keutamaan lain yang dijanjikan Allah pada orangtua yang sabar termuat dalam hadis berikut: Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

➖ “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka,” 

📙(HR Muslim)

Rabu, 04 November 2020

MAU MUDAH....? BANTU YANG SUSAH

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

     " MAU MUDAH....? BANTU YANG SUSAH "

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ » رواه مسلم


➖Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”[1].


🥀 Hadits yang agung menunjukkan besarnya keutamaan seorang yang membantu meringankan beban saudaranya sesama muslim, baik dengan bantuan harta, tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk kebaikan.


🥀 Imam an-Nawawi berkata: 

➖ “Dalam hadits ini terdapat keutamaan menunaikan/membantu kebutuhan dan memberi manfaat kepada sesama muslim sesuai kemampuan, (baik itu) dengan ilmu, harta, pertolongan, pertimbangan tentang suatu kebaikan, nasehat dan lain-lain”[2].


🥀 Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:


– Hadits ini menunjukkan makna sebuah kaidah besar dalam Islam, yaitu ‘al-jaza-u min jinsil ‘amal (balasan yang didapat seorang hamba adalah sesuai dengan jenis perbuatannya)[3], karena meringankan beban seorang muslim berarti berbuat kebaikan kepadanya, dan balasan kebaikan adalah kebaikan yang semisalnya. Allah berfirman:


{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}


➖ “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” 

📖(QS ar-Rahmaan: 60)4.


– Melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan bernilai pahala5, meskipun perbuatan tersebut dianggap sepele, Rasulullah bersabda: 

➖ “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria”[6].


Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: ➖“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”[7].


– Kesusahan dan penderitaan yang dialami manusia dalam kehidupan dunia sangat kecil, bahkan tidak ada artinya, jika dibandingkan dengan dasyatnya kesusahan pada hari kiamat, sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, oleh karena itu, barangsiapa yang diringankan baginya kesulitan di hari kiamat maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar8.


وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


🗒️ Foot Note :


1 HSR Muslim (no. 2699).


2 Syarhu shahiihi Muslim (17/21).


3 Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338).


4 Lihat kitab “tuhfatul ahwadzi” (4/574).


5 Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (5/458).


6 HSR Muslim (no. 2626).


7 HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).


8 Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338-339).


📚 By : Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni

Minggu, 01 November 2020

KENAPA MAYIT MEMILIH "BERSEDEKAH" , JIKA BISA KEMBALI HIDUP...??

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

KENAPA MAYIT MEMILIH "BERSEDEKAH" , JIKA BISA KEMBALI HIDUP...?? 

 •┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                        ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🍂 Sebagaimana firman Allah:


 رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ


➖"Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah..." 

📖{QS. Al Munafiqun: 10}


🍂 Kenapa dia tdk mengatakan,

➖"Maka aku dapat melaksanakan umroh" atau

➖"Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa" dan lainnya...?


🍂 Berkata para ulama,

➖Tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal...


🍂 Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya...


🍂 Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,


➖“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” 

📙(HR. Ahmad) 


🍂 Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yg sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka...!!! 


🍂 Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,


➖“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya”. 

📙(HR. Bukhari & Muslim) *


🍂 Dan, biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah...‼️


🍂 Dan sedekah yg "paling mudah" saat ini adalah; menyebarkan tulisan ini dengan niat sedekah.


🍂 Karena siapa saja yg mempraktekkan isi tulisan ini, dan mengajarkannya untuk generasi berikutnya, maka pahala-nya akan kembali kepada anda..


Insya Allah_

Aamin yaa Rabbal'alamiin