۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" DO'A SEBANYAK BUIH DI LAUTAN BISA DI HAPUS DALAM HITUNGAN 1-3 MENIT "
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐น๐๐น˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊
ุจِุณْููููููููููููููู
ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู
َِู ุงูุฑَّุญِْููููููููู
ِ
ุงูุณَّูุงَู
ُ ุนََُْูููู
ْ َูุฑَุญْู
َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
===================================
๐ดBagi mereka yang masih ingin merasa adanya keimanan dan masih ingin merasakan lezatnya iman walau sedikit. Maka hati mereka sedikitnya akan peka jika melakukan maksiat atau melakukan suatu kesalahan dalam ajaran agama. Hatinya juga akan terasa sedih jika terluput dari kebaikankan walau sedikit.
๐ดMaka hati akan sedih jika terluput takbir pertama shalat berjamaah di masjid, hati akan sedih tatkala mata ini sangat sulit dijaga dari pandangan yang diharamkan. Belum lagi dengan hal yang lebih besar misalnya ketiduran shalat subuh atau terjerumus dalam dosa yang lebih besar seperti berzina, korupsi dan lain-lainnya
๐ดSeorang muslim yang hatinya masih hidup dan ada keimanan maka ia akan sadar dengan kesalahannya walau sedikit, hatinya akan tidak tenang dengan maksiat atau kesalahan yang ia lakukan walau sedikit, jiwanya terguncang dengan pandangan haram walau sedikit. Ia tidak seperti orang yang sudah keras bahkan mati hatinya, tidak peka terhadap maksiat dan tetap biasa saja jika melakukan kesalahan.
๐ดSalah satu ciri muslim yang berjiwa hanif mencari kebenaran adalah merasa tidak tenang dengan dosa walaupun sangat sedikit. sebagaimana perkataan Sahabat,
๐ธIbnu Mas’ud radhiallahu ‘anhuberkata,
ุฅَِّู ุงْูู
ُุคْู
َِู َูุฑَู ุฐُُููุจَُู َูุฃََُّูู َูุงุนِุฏٌ ุชَุญْุชَ ุฌَุจٍَู َูุฎَุงُู ุฃَْู ََููุนَ ุนََِْููู ، َูุฅَِّู ุงَْููุงุฌِุฑَ َูุฑَู ุฐُُููุจَُู َูุฐُุจَุงุจٍ ู
َุฑَّ ุนََูู ุฃَِِْููู
➖ “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di bawah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.”[1]
๐ธAnas bin Malik radhiallahu ‘anhuberkata,
ุฅَُِّููู
ْ َูุชَุนْู
ََُููู ุฃَุนْู
َุงูุงً َِูู ุฃَุฏَُّู ِูู ุฃَุนُُِْูููู
ْ ู
َِู ุงูุดَّุนَุฑِ ، ุฅِْู َُّููุง َูุนُุฏَُّูุง ุนََูู ุนَْูุฏِ ุงَّููุจِِّู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
– ุงْูู
ُูุจَِูุงุชِ
➖ “Sesungguhnya kalian mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata kalian tipis seperti rambut, namun kami (para sahabat) yang hidup di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap dosa semacam itu seperti dosa besar yang membinasakan.”[2]
๐ดMaka seorang mukmin akan berusaha menghapus dosanya walaupun sedikit dengan segera
๐ดPenghapus dosa dalam hitungan menit
Yaitu dengan membaca lafadz ini 100x yang hanya membutuh waktu sebentar dan bisa di baca kapan saja dan di mana saja (kecuali tempat yang dilarang misalnya kamar mandi).
๐ธRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َูู
َْู َูุงَู ุณُุจْุญَุงَู ุงَِّููู َูุจِุญَู
ْุฏِِู ِูู َْููู
ٍ ู
ِุงุฆَุฉَ ู
َุฑَّุฉٍ ุญُุทَّุชْ ุฎَุทَุงَูุงُู ََْููู َูุงَูุชْ ู
ِุซَْู ุฒَุจَุฏِ ุงْูุจَุญْุฑِ
➖ “Barang siapa membaca:
Subhanallahi Wabihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya)
seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.”[3]
๐ธMengenai makna buih di lautan. Syaikh Al-Mubarakfuri rahimahullahmenjelaskan,
ุฃู ููู ูุงูุช ุฐููุจู ูู ุงููุซุฑุฉ ู
ุซู ุฒุจุฏ ุงูุจุญุฑ ุงูุฒุจุฏ ู
ุญุฑูุฉ ู
ุง ูุนูู ุงูู
ุงุก ูุบูุฑู ู
ู ุงูุฑุบูุฉ
➖ “Walaupun sangat banyak dosanya dalam jumlah, semisal buih-buih bergerak yang berada di permukaan air, bisa juga yang lainnya misalnya jamur (plankton).”
๐ธTidak mesti juga membaca harus 100 x dalam satu hitungan, akan tetapi menurut pendapat terkuat bahwa 100 kali adalah akumulasi bacaan dalam sehari. Bisa jadi pagi 30, siang 30 dan malam 40.
Ath-Thayyibi rahimahullah berkata,
ุณูุงุก ูุงูุช ู
ุชูุฑูุฉ ุฃู ู
ุฌุชู
ุนุฉ، ูู ู
ุฌูุณ ุฃู ู
ุฌุงูุณ، ูู ุฃูู ุงูููุงุฑ ุฃู ุขุฎุฑู، ุฅูุง ุฃู ุงูุฃููู ุฌู
ุนูุง ูู ุฃูู ุงูููุงุฑ.
➖“Sama saja apakah bacaan tersebut (subhanallah 100 kali) terpisah atau dalam satu kali bacaan, dalam satu majelis atau dalam beberapa majelis. Di awal siang atau di akhir siang. Akan tetapi yang lebih baik adalah mengumpulkannya di awal siang.”[4]
๐ธAkan tetapi perlu diperhatikan, jangan dengan ada hadits ini, kita jadi mremahkan dosa, berpikir nanti gampang akan dihapus sebentar dengan bacaan ini.
๐Al-Munawi rahimahullah berkata,
“ููุง ูุธู ุธุงู ุฃู ู
ู ุฃุฏู
ู ุงูุฐูุฑ ูุฃุตุฑ ุนูู ู
ุง ุดุงุก ู
ู ุดููุงุชู ูุงูุชูู ุฏูู ุงููู ูุญุฑู
ุงุชู ุฃู ููุชุญู ุจุงูู
ุทูุฑูู ุงูู
ูุฏุณูู ููุจูุบ ู
ูุงุฒู ุงููุงู
ููู ุจููุงู
ุฃุฌุฑุงู ุนูู ูุณุงูู ููุณ ู
ุนู ุชููู ููุง ุนู
ู ุตุงูุญ “
➖“orang yang mengandalkan terus dzikir ini akan tetapi ia terus bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah dan kehormatannya, Janganlah ia menyangka akan disamakan dengan orang yang dibersihkan dan disucikan, jangan menyangka ucapannya akan mendapat pahala dengan lisannya, padahal tidak ada ketakwaan (rasa takut) dan amal shalih pada dirinya.”[5]
๐ดCatatan:
1️⃣. Dosa yang dihapus adalah dosa atau kesalahan pada hak Allah saja, jika berkaitan dengan hak anak adam , maka harus diselsaikan dengan yang bersangkutan, meminta maaf atau mengembalikan haknya berupa barang atau hutang.
2️⃣. Dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil, adapun dosa besar yang ia lakuka terus menerus maka ia harus bertaubat secara khusus dengan taubat nasuha dan syarat-syarat taubat nasuha.
Allah Ta’ala berfirman,
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขَู
َُููุง ุชُูุจُูุง ุฅَِูู ุงَِّููู ุชَْูุจَุฉً َูุตُูุญًุง
➖ “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).”
๐ (At Tahrim: 8)
3️⃣. Jika merasa melakukan dosa yang besar, maka ia bisa melakukan shalat taubat dua rakaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู
َุง ู
ِْู ุนَุจْุฏٍ ُูุฐِْูุจُ ุฐَْูุจًุง َُููุญْุณُِู ุงูุทُُّููุฑَ ุซُู
َّ َُูููู
ُ َُููุตَِّูู ุฑَْูุนَุชَِْูู ุซُู
َّ َูุณْุชَุบِْูุฑُ ุงََّููู ุฅِูุงَّ ุบََูุฑَ ุงَُّููู َُูู. ุซُู
َّ َูุฑَุฃَ َูุฐِِู ุงูุขَูุฉَ (َูุงَّูุฐَِูู ุฅِุฐَุง َูุนَُููุง َูุงุญِุดَุฉً ุฃَْู ุธََูู
ُูุง ุฃَُْููุณَُูู
ْ ุฐََูุฑُูุง ุงََّููู) ุฅَِูู ุขุฎِุฑِ ุงูุขَูุฉِ
➖ “Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”[6]
4️⃣. ada dzikir setelah shalat yang juga menghapus dosa sebanyak buih di lautan, akan tetapi caranya setelah selesai shalat saja.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
➖“Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan ‘subhanallah’) di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan ‘alhamdulillah’) sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan ‘Allahu Akbar’) sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan,
ูุงَ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุงَ ุดَุฑَِْูู َُูู َُูู ุงْูู
ُُْูู ََُููู ุงْูุญَู
ْุฏُ ََُููู ุนََูู ُِّูู ุดَْูุฆٍ َูุฏِْูุฑٌ
➖[Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu], maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.”[7]
๐ดAlhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
____________________________________________
[1] HR. Bukhari no. 6308.
[2] HR. Bukhari no. 6492.
[3] HR. Muslim No.4857
[4] Sumber: //fatwa.islamweb.net/fatwa/printfatwa.php?Id=47328&lang=A
[5] Faidhul Qadir 6/190
[6] HR. Tirmidzi no. 406
[7] HR. Muslim