Selasa, 28 Juli 2020

SYAHIDNYA: DZUNNUR AIN SANG KHALIFAH DERMAWAN UTSMAN BIN AFFAN

۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿๐ŸŒŸ✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
            SYAHIDNYA: DZUNNUR AIN 
SANG KHALIFAH DERMAWAN UTSMAN BIN AFFAN 
           •┈┈•⊰✿┈•๐Ÿ”ธ️๐ŸŒน๐Ÿ”ธ️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ 
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 

♦️ AKANKAH ANDA MENANGIS BACA KISAH INI

Abu Hurairah menangis mengingat wafatnya Utsman bin ‘Affan. Terbayang di hadapannya apa yang diperbuat bughat terhadap khalifah. Sebuah tragedi tercatat dalam lembaran tarikh Islam; menorehkan peristiwa kelabu atas umat ummiyah.

Dengan keji, pembunuh-pembunuh itu menumpahkan darah. Tangan menantu Rasulullah ditebas, padahal jari-jemari itulah yang dahulu dipercaya Rasul mencatat wahyu Allah. 
Darah pun mengalir membasahi Thaybah.

Dengan penuh cinta dan ridha kepada Allah, Amirul Mukminin menghembuskan nafas terakhir, meraih syahadah dengan membawa hujjah dan kemenangan yang nyata.

Ya Allah, tanamkan cinta dan ridha di hati kami pada sahabat-sahabat Nabi-Mu.
Selamatkan hati kami dari kedengkian kepada mereka. 
Selamatkan pula lisan kami dari cercaan kepada mereka sebagaimana Engkau telah selamatkan tangan kami dari darah-darah mereka.

♦️ UTSMAN_BIN_AFFAN_SAHABAT_YANG_MULIA 

Beliau adalah ‘Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdisy-Syams bin Abdi Manaf. Pada kakeknya, Abdu Manaf, nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah.

Lahir enam tahun setelah tahun gajah. Beriman melalui tangan Abu Bakr Ash-Shiddiq –Abdullah bin Abi Quhafah–, dan termasuk as-sabiqunal awwalun.

Tampan wajahnya, lembut kulitnya, dan lebat jenggotnya. Sosok sahabat mulia ini sangat pemalu hingga malaikat pun malu kepadanya. Demikian Rasulullah menyanjung:

“Tidakkah sepatutnya aku malu kepada seorang (yakni Utsman) yang para malaikat malu kepadanya?”

Mudah menangis kala mengingat akhirat. Jiwanya khusyu’ dan penuh tawadhu’ di hadapan Allah Rabbul ‘alamin.

Beliau adalah menantu Rasulullah yang sangat dikasihi. Memperoleh kemuliaan dengan menikahi dua putri Nabi, Ruqayyah kemudian Ummu Kultsum hingga mendapat julukan Dzunurain(pemilik dua cahaya). Bahkan Rasulullah bersabda: “Seandainya aku masih memiliki putri yang lain sungguh akan kunikahkan dia dengan Utsman.”

Utsman bin ‘Affan adalah figur sahabat yang memiliki kedermawanan luar biasa. Sebelum datangnya risalah Nabi Muhammad, beliau telah menekuni perdagangan hingga memiliki kekayaan. Setelah cahaya Islam terpancar di muka bumi, harta tersebut beliau infakkan untuk menegakkan kalimat Allah.

♦️ SUMUR_AR_RUMAH 

Tahukah Anda, apa itu sumur Ar-Rumah? 
Sumber air Madinah yang beliau beli dengan harga sangat mahal sebagai wakaf untuk muslimin di saat mereka kehausan dan membutuhkan tetes-tetes air. Rasulullah menawarkan jannah bagi siapa yang membelinya. 
Utsman pun bersegera meraih janji itu. 
Demi Allah! Beliau telah meraih jannah yang dijanjikan.

Sosok yang mulia ini, tidak pernah berat untuk berinfak di jalan Allah, berapapun besarnya harta yang diinfakkan. Beliau keluarkan seribu dinar (emas) guna menyiapkan Jaisyul ‘Usrah, pasukan perang ke Tabuk, yang berjumlah tidak kurang dari 30.000 pasukan. Seraya membolak-balikan emas yang Utsman infakkan, Rasulullah bersabda:

“Tidaklah membahayakan bagi Utsman apapun yang dia lakukan sesudah hari ini.” (Karena sesungguhnya dia telah diampuni)

Allahu Akbar! Betapa indah sabda Rasulullah mengiringi pengorbanan Utsman bin Affan. Allah l terima infak itu, Allah l pelihara dengan tangan kanan-Nya yang mulia dan Dia lipat gandakan pahala untuknya.

Di antara keutamaan ‘Utsman bin ‘Affan, Allah jamin jannah atasnya bersama sembilan orang lainnya. Rasulullah bersabda:

“… Dan ‘Utsman di jannah….” (Al-Hadits)

Sebagian kecil keutamaan di atas cukup sebagai dalil yang muhkam –pasti– atas keutamaan Utsman bin ‘Affan. Di atas keyakinan inilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah beragama.

Baca juga :

♦️ FITNAH_ITU_AKAN_TERJADI 

Wafatnya Umar bin Al-Khaththab adalah awal kemunculan fitnah. Umar adalah pintu yang menutup fitnah. Begitu pintu dipatahkan, gelombang fitnah akan terus menimpa umat ini, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Hudzaifah bin Al-Yaman dalam Shahihain.

Pernahkah terbayang bahwa Utsman akan dibunuh dalam keadaan terzalimi? Mungkin kita tidak membayangkannya. Tetapi demi Allah, Utsman bin Affan telah mengetahui dirinya akan terbunuh, dengan kabar yang diperolehnya dari kekasih Allah, Nabi Muhammad.

Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, beliau berkata:

“Rasulullah pernah menyebutkan sebuah fitnah, lalu lewatlah seseorang. Beliau bersabda: “Pada fitnah itu, orang yang bertutup kepala ini akan terbunuh.” Berkata Ibnu ‘Umar:” Akupun melihat (orang itu), ternyata ia adalah ‘Utsman bin ‘Affan.”

Segala yang terjadi di muka bumi ini telah Allah tetapkan dan catat dalam Lauhul Mahfuzh. Sebagian dari takdir, Allah beritahukan kepada Rasul-Nya, termasuk berita terbunuhnya ‘Utsman bin ‘Affan dalam keadaan syahid. Utsman menunggu saat-saat itu dengan penuh ridha dan keyakinan.

Rasulullah mengiringi berita tersebut dengan wasiat tentang apa yang harus dilakukan saat fitnah menerpa, sebagaimana akan kita lalui bersama sebagian riwayat tersebut. Maka berjalanlah Utsman dalam menghadapi fitnah tersebut dengan memegang teguh wasiat Rasulullah.

♦️ ABDULLAH_BIN_SABA_DI_BALIK_WAFATNYA_UTSMAN_BIN_AFFAN 

Abdullah bin Saba’ atau Ibnu As-Sauda’ adalah seorang Yahudi yang menampakkan keislaman di masa ‘Utsman bin ‘Affan. Dia muncul di tengah-tengah muslimin dengan membawa makar yang sangat membahayakan, menebar bara fitnah untuk memecah-belah barisan kaum muslimin.

Tidak mudah memang bagi Ibnu Saba’ menyalakan api di tengah kejayaan Islam, di tengah kekuasaan Islam yang telah meluas ke seluruh penjuru timur dan barat, di saat muslimin memiliki kewibawaan di mata musuh-musuhnya kala itu. Namun setan tak pernah henti mengajak manusia menuju jalan-jalan kesesatan, sebagaimana Iblis telah berkata di hadapan Allah:

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” 
๐Ÿ“š(Al-A’raf: 16-17)

Ibnu Saba’ memulai makarnya bersama para pendukungnya dengan menanamkan kebencian pada khalifah ‘Utsman bin Affan di tengah kaum yang dungu lagi bodoh. Tujuannya pasti: Memudarkan kemulian-kemuliaan ‘Utsman bin Affan di hadapan manusia dan menjatuhkan kewibawaan khalifah.

Kenapa orang-orang bodoh yang dituju? Karena mereka itulah kaum yang tidak mengerti siapa Utsman. Mereka pula kelompok yang mudah disetir hawa nafsunya. Demikianlah gaya dan model pemberontak. Sebelum menggulingkan penguasa, mereka sebarkan kejelekan di tengah orang-orang bodoh, membuat arus bawah yang sukar untuk dibendung.

Kaki Ibnu Sauda’ yang penuh kebengisan dan kedengkian pada syariat Allah menjelajah negeri. Fitnahnya dia mulai dari Hijaz; Makkah, Madinah, Thaif, lalu Bashrah, lalu Kufah. Kemudian masuklah ia ke wilayah Damaskus (Syam). Usaha demi usaha dia tempuh di sana, namun impian belum mampu ia wujudkan. Dia tidak kuasa menyalakan api kebencian terhadap khalifah ‘Utsman di tengah-tengah kaum muslimin di negeri-negeri tersebut, hingga penduduk Syam mengusirnya.

Dengan segala kebusukan, pergilah Ibnu Saba’ ke Mesir. Di sanalah dia dapatkan tempat berdiam. Di tempat baru inilah dia dapatkan lahan subur untuk membangun makar besarnya, menggulingkan khalifah Utsman dan merusak agama Islam.

Mulai Ibnu Saba’ leluasa menghubungi munafiqin dan orang-orang yang berpenyakit, hingga terkumpul massa dari penduduk Mesir dan Irak guna membantu makarnya. Bersama pembantu-pembantunya, dia sebarkan keyakinan-keyakinan menyimpang serta tuduhan-tuduhan dusta atas khalifah di tengah-tengah kaum yang bodoh lagi menyimpan kemunafikan. Hingga suatu saat nanti, terwujudlah cita-citanya: menumpahkan darah khalifah dan memecah-belah barisan muslimin.

Baca juga :

♦️ SYUBHAT-SYUBHAT IBNU SABA’ UNTUK MENJATUHKAN KEHORMATAN UTSMAN BIN AFFAN 

Mereka yang mengetahui kemuliaan Utsman dari sabda Rasulullah tidak akan terpengaruh hasutan Ibnu Saba’, sehingga tidaklah mengherankan kalau dia tidak berhasil melakukan makarnya di tengah-tengah ahli Madinah atau Makkah. Berbeda keadaannya di Mesir, ia berhasil menebar syubhat-syubhat berisi celaan kepada Utsman bin ‘Affan, yang seandainya diketahui hakikatnya justru merupakan keutamaan dan pujian atas Utsman bin Affan. Namun ketika gelombang fitnah telah menggulung dan sabda Rasulullah tidak lagi dihiraukan, banyak di antara juhhal (orang-orang bodoh) berjatuhan menjadi korban.

Pada kesempatan yang sangat terbatas ini, kita cukupkan dua syubhat beserta jawabannya sebagai gambaran atas kebodohan dan jauhnya kaum pemberontak dari ilmu.

➖Syubhat pertama: ‘Utsman tidak mengikuti perang Badr. Ini merupakan aib (cela) bagi Utsman, maka tidak pantas ia menjadi khalifah.

Utsman bin Affan memang tidak mengikuti perang Badr, Ramadhan 2 H. Akan tetapi tidak ikutnya beliau dalam perang Badr bukanlah aib sebagaimana sahabat-sahabat lain yang tidak mengikutinya juga tidak mendapat celaan. Karena pada perang Badr Rasulullah tidak mengharuskan sahabat untuk menyertai beliau. Terlebih lagi jika kita mengetahui sebab tidak ikutnya Utsman dalam perang Badr.

Dalam perang Badr, Rasulullah memerintahkan Utsman untuk tetap di rumah merawat istrinya, Ruqayyah, yang merupakan putri Rasulullah. Maka jawablah dengan jujur: “Pantaskah seorang yang melaksanakan perintah Rasul kemudian dicela dengan sebab itu?”

Bahkan sebaliknya, dengan melaksanakan perintah Rasul beliau mendapat keutamaan taat di samping beliau juga mendapatkan keutamaan ahlu Badr dan pahala mereka. Oleh karena itu, Rasulullah mengikutsertakan Utsman dalam ghanimah Badr.

Suatu saat, seorang Khawarij bertanya kepada Abdullah bin ‘Umar di Masjidil Haram: “Wahai Ibnu ‘Umar, apakah ‘Utsman mengikuti perang Badr?” Ibnu ‘Umar menjawab: “Tidak.” Maka dengan girangnya dia berseru: “Allahu Akbar!” –seolah-olah dia dapatkan kebenaran celaan atas Utsman bin ‘Affan–. Dengan segera Ibnu ‘Umar berkata kepadanya: “Adapun ketidakhadiran Utsman dalam perang Badr karena putri Rasulullah –istrinya– sakit, (Rasul perintahkan untuk merawatnya) dan beliau bersabda:

“Sesungguhnya bagimu pahala mereka yang mengikuti perang Badr dan bagimu pula bagian ghanimah.”

Atas dasar ini, ulama tarikh seperti Az-Zuhri, ‘Urwah bin Az-Zubair, Musa bin ‘Uqbah, Ibnu Ishaq, dan lainnya memasukkan Utsman bin Affan dalam barisan ahlu Badr (orang-orang yang mengikuti perang Badr).

➖Syubhat kedua: Utsman membuat ladang khusus untuk unta-unta sedekah. Ladang tersebut terlarang untuk selain unta sedekah. Kaum Khawarij menuduh perbuatan ini sebagai kezaliman, kebid’ahan, dan kedustaan atas nama Allah.

Ketika ahlu Mesir –para pemberontak– mendatangi Utsman bin Affan mereka berkata: “Bukalah surat Yunus dan bacalah.” Lalu mereka hentikan bacaan Utsman ketika sampai pada ayat:

Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal.” Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?” (Yunus: 59)

Mereka berkata: “Berhenti kamu! Lihatlah apa yang telah kau perbuat. Engkau membuat tanah terlarang yang dibatasi. Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah l? ”

Utsman menjawab: “Bukan dalam masalah tersebut ayat ini diturunkan! Sungguh Umar bin Al-Khaththab telah melakukannya sebelumku, membatasi tanah khusus untuk unta-unta zakat, lalu aku menambahnya karena unta sedekah semakin bertambah banyak.”

Bantahan Utsman ibarat batu yang dilemparkan ke dalam mulut-mulut pemberontak. Mereka tidak mampu membalas jawaban Utsman karena ternyata beliau tidak melakukan kebid’ahan. Bahkan hal itu telah dilakukan Nabi dan Umar bin Al-Khaththab sebelumnya, yang semua itu tidak lain untuk kepentingan kaum muslimin, menjaga unta-unta zakat.

Baca juga :


♦️ AHLU MESIR DAN IRAK TERPROVOKASI UNTUK MEMBERONTAK KHALIFAH 

Massa yang besar dari penduduk Mesir dan Irak terkumpul, terbawa arus syubhat Ibnu Saba’. Mereka menuju Madinah dalam keadaan membenci khalifah, bahkan bertekad menggulingkan kekhilafahannya karena menurut mereka khalifah telah berkhianat.

Dalam perjalanan menuju Madinah, mereka mendengar bahwa Utsman bin ‘Affan berada di luar Madinah, maka mereka bersegera menemui ‘Utsman bin ‘Affan, di awal-awal bulan Dzulqa’dah 35 H.

Dengan penuh kearifan, keteduhan, dan kasih sayang, Utsman menemui mereka, dan terjadilah dialog ilmiah, membantah syubhat-syubhat juhhal. Dengan taufik Allah, Utsman mendinginkan hati-hati mereka yang membara. Beliau juga membuat kesepakatan-kesepakatan dan perdamaian yang menentramkan jiwa mereka. Mereka pun ridha untuk kembali ke negeri mereka.

♦️ MENINGGALKAN UTSMAN DAN KISAH SURAT PALSU 

Masa yang tadinya penuh kebencian, merasa puas dengan jawaban-jawaban ‘Utsman dan kesepakatan tersebut. Mereka pun pergi untuk kembali ke negeri mereka.

Kenyataan ini membuat geram para penyulut fitnah. Mereka memutar otak dan mencari-cari jalan menyalakan kembali api kebencian yang sempat padam yang sudah sangat lama mereka nanti. Dalam keadaan itu, segera mereka munculkan makar berikutnya yang demikian keji, yaitu: Surat palsu berisi kedustaan atas ‘Utsman bin Affan.

Dalam perjalanan kembali ke Mesir, mereka berpapasan dengan seorang penunggang unta. Dia menampakkan bahwa dirinya melarikan diri, seolah-olah berkata: “Tangkaplah aku.” Mereka pun menangkapnya dan bertanya: “Ada apa dengan engkau?” Dia katakan: “Aku utusan Amirul Mukminin kepada amir Mesir.” Segera mereka periksa orang ini hingga didapatkan padanya sebuah surat atas nama ‘Utsman bin Affan, berisi perintah kepada amir Mesir agar menyalib, membunuh, dan memotong-motong tangan orang-orang Mesir setibanya mereka dari Madinah.

♦️ KEMBALI KE MADINAH MELAKUKAN PENGEPUNGAN 

Dengan adanya surat palsu tersebut, api kebencian kepada khalifah kembali berkobar dalam dada-dada kaum yang bodoh. Mereka kembali menuju Madinah kemudian mereka kepung kediaman khalifah Ar-Rasyid Utsman bin Affan. Mereka tidak lagi memercayai ‘Utsman meskipun telah bersumpah bahwasanya beliau tidak pernah mengetahui apalagi menulis surat tersebut.

Tahukah kita apa yang diperbuat bughat pada orang termulia di muka bumi saat itu dan ahli jannah yang masih bernafas di dunia? Mereka paksa Utsman untuk melepaskan kekhilafahannya. Terwujudlah apa yang disabdakan Rasulullah puluhan tahun silam akan datangnya masa di mana Utsman bin Affan dipaksa melepas kekhilafahan.

Dengan tanpa kasih sayang, mereka halangi Utsman untuk shalat di Masjid Nabawi padahal beliaulah yang memperluas masjid di masa Rasulullah. Mereka halangi Utsman untuk minum dari air segar sumur Ar-Rumah yang beliau wakafkan untuk kaum muslimin. Caci-maki dan cercaan tertuju kepada beliau.

Seperti inikah Islam mengajarkan untuk berbuat kepada seorang sahabat mulia, yang menghabiskan masa hidupnya untuk membela Rasulullah, meninggikan kalimat Allah? Seperti inikah balasan kepada seorang sahabat yang matanya tak pernah kering dari air mata karena takutnya kepada Allah? Seperti inikah Islam mengajarkan untuk bersikap kepada seorang yang telah senja, di umurnya yang ke-83? Itukah kasih sayang? Seperti inikah jihad? Laa haula wala quwwata illa billah! Tidak ada yang mampu kita ucapkan melainkan: Hasbunallahu wa ni’mal wakil.

♦️ PEMBELAAN_SAHABAT 

Sejatinya para sahabat hendak membela Utsman bin Affan. Bahkan banyak di antara mereka menemani khalifah di rumahnya hingga hari terakhir pengepungan. Riwayat-riwayat yang shahih menunjukkan kedatangan banyak sahabat mengusulkan pembelaan dari kaum bughat. Di antara mereka adalah: Haritsah bin Nu’man, Al-Mughirah bin Syu’bah, Abdullah bin Az-Zubair, Zaid bin Tsabit, Al-Hasan bin ‘Ali, Abu Hurairah, dan lainnya.

Namun Utsman bin Affan telah mengambil sebuah keputusan dan sikap yang merupakan wasiat Rasulullah untuk bersabar dan tidak melepaskan kekhilafahan. Beliau tetap kokoh memegang sunnah (wasiat) Rasulullah saat api fitnah telah berkobar di hadapannya. Abu Hurairah sempat datang dengan pedangnya untuk melakukan pembelaan. Namun Utsman berkata: “Wahai Abu Hurairah, sukakah engkau jika banyak manusia terbunuh dan aku juga terbunuh? Sungguh demi Allah, seandainya engkau membunuh seorang manusia, seakan-akan engkau membunuh manusia seluruhnya.” Pergilah Abu Hurairah melaksanakan nasihat ‘Utsman.

Dari Rasulullah, Utsman mengetahui syahadah yang akan diperolehnya. Suatu hari Rasulullah memanggil Utsman. Beliau bisikkan rahasia akan apa yang akan menimpanya dan apa yang seharusnya dilakukan saat fitnah menimpa. Rahasia itu memang tidak banyak tersingkap, melainkan beberapa yang dikabarkan Utsman bin ‘Affan di hari pengepungan.

Al-Imam Ahmad dalam Al-Musnad (6/51-52) meriwayatkan bahwa saat sahabat menawarkan Utsman bin Affan untuk memerangi pemberontak, mereka berkata: “Wahai Amirul Mukminin, tidakkah engkau perangi mereka?” Dengan penuh keyakinan beliau katakan:

“Tidak (aku tidak akan perangi mereka), karena sesungguhnya Rasulullah telah mengambil janji dariku, dan aku sabar di atas janji itu.”

Berkali-kali sahabat Rasulullah menawarkan perang melawan pemberontak. Dengan penuh kearifan Utsman menolak, dan mengingatkan mereka untuk taat kepadanya sebagai khalifah. Suatu ketaatan yang telah Allah perintahkan atas mereka.

Saudaraku, rahimakumullah. Sekali lagi kita ingatkan, bahwasanya keputusan Utsman bin ‘Affan, bukanlah kelemahan beliau. Bukan pula ketidakberanian sahabat untuk melakukan peperangan. Tetapi, semua keputusan dan sikap Utsman sesungguhnya adalah bagian dari wasiat Rasulullah kepadanya.

Mungkin ada di antara kita bertanya, kenapa Utsman tidak melepaskan kekhilafahan agar terhindar dari fitnah ini? Bukankah kaum pemberontak hanya ingin menggulingkan Utsman dari kekhilafahan?

Ketahuilah, hal ini pun telah Rasulullah n wasiatkan dalam hadits yang shahih. Rasul bersabda:

“Dan jika mereka (pemberontak) memaksamu untuk melepaskan pakaian yang Allah l pakaikan kepadamu (yakni kekhilafahan), janganlah engkau lakukan.”

Dari riwayat-riwayat shahih terkait dengan fitnah pembunuhan Utsman bin Affan, disimpulkan bahwa sikap yang beliau pilih sesungguhnya kembali pada beberapa alasan. Di antaranya:

Wasiat Rasulullah kepada ‘Utsman untuk tidak melepaskan kekhilafahan dan menghadapi fitnah dengan kesabaran.

Beliau tidak ingin menjadi orang yang pertama kali menumpahkan darah kaum muslimin, dan menjadi penyebab peperangan di antara mereka. Sebagaimana tampak dalam riwayat Ahmad dalam Al-Musnad, beliau berkata:

“Aku tidak ingin menjadi orang pertama sesudah Rasulullah yang menyebabkan pertumpahan darah di tengah umatnya.”

Utsman yakin bahwa yang diinginkan pemberontak adalah dirinya, maka beliau tidak ingin menjadikan kaum muslimin sebagai tameng. Sebaliknya, beliau ingin menjadi tameng untuk kaum muslimin agar tidak terjadi pertumpahan darah di tengah mereka.
Utsman yakin bahwa fitnah akan redam dengan wafatnya beliau, sebagaimana kabar yang Rasulullah sabdakan. Beliau juga merasa waktunya telah dekat di saat beliau berumur 83 tahun, diperkuat dengan mimpinya bertemu Rasulullah n di hari pengepungan. Nasihat Abdullah bin Salam kepada beliau. Abdullah berkata:

“Tahanlah, tahanlah (dari peperangan) karena dengan itu hujjahmu lebih mendalam.”

Baca juga :


♦️ SYAHADAH YANG RASULULLAH KABARKAN ITU DIRAIH UTSMAN BIN AFFAN 

Pagi, Jum’at 12 Dzulhijjah, 35 H, di saat sebagian besar sahabat menunaikan ibadah haji, pengepungan berlanjut. Hari itu ‘Utsman berpuasa, setelah di malam harinya bertemu Rasulullah, dan dua sahabatnya: Abu Bakar serta ‘Umar, dalam mimpi yang membahagiakan. Di mimpi itu Rasulullah bersabda: “Wahai ‘Utsman, berbukalah bersama kami.” Utsman pun terbangun dengan merasa bahagia dan berpuasa.

Pagi itu Utsman berada di rumah bersama sejumlah sahabat yang terus bersikukuh hendak membela beliau dari kezaliman bughat. Di antara mereka adalah Al-Hasan bin ‘Ali, ‘Abdullah bin Umar, Abdullah bin Az-Zubair, Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah, dan sejumlah sahabat lainnya.

Dengan sangat, Utsman bin ‘Affan meminta mereka untuk keluar dari rumah, menjauhkan diri dari fitnah. Amirul Mukminin melarang para sahabat melakukan pembelaan dengan peperangan. Beliau tidak ingin terjadi pertumpahan darah di tengah-tengah kaum muslimin hanya dengan sebab beliau. Beliau tidak ingin ada sahabat-sahabat lain terbunuh dalam fitnah ini.

Setelah permintaan Utsman yang sangat kepada para sahabat, akhirnya mereka meninggalkan rumah Amirul Mukminin hingga tidak ada yang tersisa kecuali keluarga Utsman termasuk istri beliau, Na’ilah bintu Furafishah.

Amirul Mukminin, Utsman bin ‘Affan tetap di atas wasiat Rasul untuk tidak melepaskan kekhilafahan, baju yang telah Allah pakaikan untuknya. Beliau pun tetap meminta sahabat untuk tidak melakukan perlawanan, mengingat besarnya fitnah dan khawatir darah kaum muslimin tertumpah. Inilah sikap yang terbaik: kesabaran, keyakinan, dan keteguhan di atas petunjuk Rasulullah.

Utsman, beliau duduk bersimpuh di hadapan mushaf. Beliau membacanya dalam keadaan berpuasa di hari itu. Tubuh yang telah tua, rambut yang telah memutih, kulit yang telah mengeriput, usia yang telah dihabiskan untuk Allah, berjihad menegakkan kalimat Allah di muka bumi, kini duduk mentadaburi kalam Rabbul ‘Alamin. Beliau perintahkan untuk membuka pintu rumah dengan harapan para pengepung tidak berbuat sekehendak hati mereka ketika menyaksikan beliau beribadah kepada Allah, membaca Al-Qur’an.

Tetapi mereka ternyata orang yang telah keras hatinya. Dalam suasana pengepungan dan kekacauan, masuklah seseorang hendak membunuh khalifah. Orang ini datang dan menarik jenggot Ustman. Ustman dengan tenang berkata

"Jangan sentuh jenggotku karena sesungguhnya ayahmu dulu menghormati jenggot ini." 

Kemudian pemberontak itu melepaskannya karena dia ingat bahwa bukan hanya ayahnya yang menghormati, tapi juga Rasulullah S.A.W. dan setiap orang menghormati Ustman. Utsman pun berkata mengingatkan: “Wahai fulan, di antara aku dan dirimu ada Kitabullah!” Diapun pergi meninggalkan Utsman, hingga datang orang lain dari bani Sadus. Dan ketika Ustman R.A. melihat nya datang, dia segera mengencangkan tali pengikat celananya, karena dia tidak ingin auratnya terlihat di saat-saat terakhirnya.

Dengan penuh keberingasan, dia cekik leher khalifah yang telah rapuh hingga sesak dada beliau dan terengah-engah nafas beliau, lalu dia tebaskan pedang ke arah Utsman bin ‘Affan. Amirul Mukminin menlindungi diri dari pedang dengan tangannya yang mulia, hingga terputus bercucuran darah. Saat itu Utsman berkata:

“Demi Allah, tangan (yang kau potong ini) adalah tangan pertama yang mencatat surat-surat mufashshal.”

Ya… beliau adalah pencatat wahyu Allah dari lisan Rasulullah. Namun ucapan Utsman yang sesungguhnya nasihat –bagi orang yang memiliki hati– tidak lagi dihiraukan. Darah mengalir pada mushaf tepat mengenai firman Allah:

“Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 137)

Kemudian istrinya, Na'ilah berlari untuk melindungi Utsman. Bukan hanya itu, jari jemari Na’ilah bintu Furafishah terpotong saat melindungi suaminya dari tebasan pedang kaum bughat. Subhanallah, cermin kesetiaan istri shalihah menghiasi tragedi berdarah di negeri Rasulullah.

Kemudian mereka menghujam dalam perut Ustman R.A. dengan pedang! Lalu salah satu pemberontak menerjang dada Ustman R.A. dan menusuknya 6 KALI! Dengan demikian wafatlah Ustman R.A. pada umur 83 tahun.
Terwujudlah sabda Rasulullah puluhan tahun silam. Ketika itu, Rasulullah bersama dengan Abu Bakr, Umar, dan Utsman di atas Uhud, tiba-tiba Uhud bergoncang. Rasul pun bersabda:

“Diamlah wahai Uhud, yang berada di atasmu adalah seorang nabi, seorang shiddiq, dan dua orang syahid.”

Allahu Akbar! Berbukalah Utsman bin Affan bersama Rasulullah sebagaimana mimpinya di malam itu. Ta’bir mimpi pun tersingkap sudah. Wafatlah khalifah Ar-Rasyid, di hari Jum’at, dalam usia 83 tahun. Pergilah manusia termulia saat itu menemui ridha Allah dan ampunan-Nya. Menuju jannah-Nya.

Seusai pembunuhan, berteriaklah laki-laki hitam pembunuh ‘Utsman, mengangkat dan membentangkan dua tangannya seraya berkata “Akulah yang membunuh Na’tsal! “

Beberapa lama setelah Utsman dibunuh, para pemberontak tidak memperbolehkan seorang pun untuk menguburkan jenazahnya. Pada akhirnya, istri Rasulullah, Umayya Habiba menaiki tangga masjid Rasulullah dan berkata

"Wahai pemberontak! Jika kalian tidak mengizinkan kami untuk mengubur Ustman R.A., maka AKU ISTRI RASULULLAH S.A.W., AKU KEHENDAK RASULULLAH S.A.W., AKU KEKASIH RASULULLAH S.A.W., AKU IBU ORANG-ORANG BERIMAN, akan turun ke jalan Madinah tanpa menutupi rambutku dan AKU SENDIRI yang akan menguburkan Ustman!"

Dia tahu bahwa tidak ada satu pemberontak pun yang berani terhadap istri Rasulullah S.A.W. Ka'ab ibn Malik R.A. meriwayatkan: 

"Demi Allah, jika Umayya ibn Habiba R.A. turun ke jalanan Madinah tanpa menutupi rambutnya, maka Allah akan MENURUNKAN HUJAN BATU DARI LANGIT!"

Dan ketika para pemberontak mendengar ancaman dari istri Rasulullah S.A.W., mereka membolehkan jenazah Ustman dikuburkan oleh empat orang: Hasan R.A., Hussain R.A., Ali R.A., dan Muhammad ibn Talha R.A. Dan ketika mereka membawa jenazah Ustman untuk dikuburkan, para pemberontak mulai melempari batu ke jenazah Ustman R.A.
Amrita bin Arta meriwayatkan

"Ketika aku dan Aisyah R.A. pulang dari berhaji, kami melihat Al-Qur'an dimana darah Ustman terjatuh ke atasnya pada ayat 'Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 137).'

♦️ #Akibat dari kematian Ustman begitu besar, sampai-sampai Hasan (cucu Rasulullah) meriwayatkan:

"Aku melihat kakekku (Rasulullah) di dalam mimpi, dan dia berdiri di hadapan Arsy Allah S.W.T. Dan inilah pertama kalinya aku melihatnya dalam mimpi dimana dia terlihat khawatir. Kemudian Abu Bakar R.A. datang dari belakangnya dan dia menempatkan tangannya di bahu Rasulullah S.A.W. Kemudian Umar R.A. datang dari belakangnya dan dia menempatkan tangannya di bahu Abu Bakar R.A. Tidak lama setelahnya, Ustman R.A. datang dan wajahnya yang berlumuran darah. Tangannya menggenggam kepalanya dan dia berkata 'Wahai Rasulullah, tanyakan kepada mereka karena dosa apakah mereka menjagalku seperti seekor sapi?' Ketika Ustman R.A. berkata seperti ini, Arsy Allah mulai bergetar! Kemudian dua sungai darah mengalir dari Arsy Allah S.W.T."

Pada hari kiamat, ada banyak orang yang gugur sebagai syuhada. Untuk para syuhada itu, tanah tempatnya meninggal dunia akan bersaksi, namun untuk Ustman ibn Affan, Al-Qur'an yang akan menjadi saksinya, karena dia meninggal dunia tepat di hadapan sebuah Al-Qur'an!

Asyhadu an-La ilaha illallah, wa anna Muhammadan Rasulullah! Sabda Rasulullah bahwa Utsman akan meraih jannah dengan cobaan yang menimpanya benar-benar terjadi.

Abu Musa Al-Asy’ari mengatakan bahwa:

“Rasulullah memerintahkan Abu Musa untuk memberi kabar gembira kepada Utsman dengan jannah, dengan ujian yang akan menimpanya.”

♦️ AKHIR KEHIDUPAN PEMBUNUH-PEMBUNUH UTSMAN BIN ‘AFFAN RADHIALLAHU’ANHU 

Orang-orang yang memberontak Utsman Radhiallahu’anhu dan memiliki andil dalam pembunuhan khalifah yang terzalimi mendapat hukuman pedih dari Allah. 
Demikianlah akibat bagi mereka yang memusuhi wali-wali Allah.

Benarlah firman Allah dalam sebuah hadits Qudsi:

“Barangsiapa menyakiti wali-Ku, sungguh Aku umumkan perang dengannya…”

Khurqush bin Zuhair As-Sa’di dibunuh oleh ‘Ali bin Abi Thalib pada perang Nahrawan tahun 39 H.
‘Alba’ bin Haitsam As-Sadusi dibunuh pada perang Jamal.
Amr bin Al-Hamaq Al-Khuza’i hidup hingga tahun 51 H, ia ditikam.
‘Umair bin Dhabi’ yang mematahkan tulang rusuk ‘Utsman, hidup hingga zaman Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi, dia pun dibunuh. 
Demikian pula para pembunuh ‘Utsman yang selain mereka.

Wallahu a’lam.

SYAHIDNYA: AL FARUQ, SINGA PADANG PASIR (SANG AMIRUL MUKMININ UMAR BIN KHATTAB)

۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿๐ŸŒŸ✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
SYAHIDNYA: AL FARUQ, SINGA PADANG PASIR
(SANG AMIRUL MUKMININ UMAR BIN KHATTAB)
           •┈┈•⊰✿┈•๐Ÿ”ธ️๐ŸŒน๐Ÿ”ธ️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ 
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ ➖ ➖ 

Salam santun ukhuwah fillah, sahabat Indahnya Berbagi.....

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.

Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.

Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lulu'ah (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Sebelum matahari terbit hari Rabu itu tanggal empat Zulhijah tahun ke-23 Hijri Umar keluar dari rumahnya hendak mengimami salat subuh. Ia menunjuk beberapa orang di Masjid agar mengatur saf sebelum salat. Kalau barisan mereka sudah rata dan teratur, ia datang dan melihat saf pertama. Kalau ada orang yang berdiri lebih maju atau mundur, diaturnya dengan tongkatnya. Kalau semua sudah teratur di tempat masing-masing, mulai ia bertakbir untuk salat. Saat itu dan hari itu tanda-tanda fajar sudah mulai tampak. Baru saja ia mulai niat salat hendak bertakbir tiba-tiba muncul seorang laki-laki di depannya berhadap-hadapan dan menikamnya dengan khanjar tiga atau enam kali, yang sekali mengenai bawah pusar. Umar merasakan panasnya senjata itu dalam dirinya, ia menoleh kepada jemaah yang lain dan membentangkan tangannya seraya berkata: ”Kejarlah orang itu; dia telah membunuhku!” Dan orang itu adalah Abu Lu’lu’ah Fairuz, budak al-Mugirah. Dia orang Persia yang tertawan di Nahawand, yang kemudian menjadi milik al-Mugirah bin Syu’bah. Kedatangannya ke Masjid itu sengaja hendak membunuh Umar di pagi buta itu. Ia bersembunyi di bawah pakaiannya dengan menggenggam bagian tengahnya khanjar bermata dua yang tajam. Ia bersembunyi di salah satu sudut Masjid. Begitu salat dimulai ia langsung bertindak. Sesudah itu ia menyeruak lari hendak menyelamatkan diri. Orang gempar dan kacau, gelisah mendengar itu. Orang banyak datang hendak menangkap dan menghajar orang itu. Tetapi Fairuz tidak memberi kesempatan menangkapnya. Malah ia menikam ke kanan kiri hingga ada dua belas orang yang kena tikam, enam orang meninggal kata satu sumber dan menurut sumber yang lain sembilan orang. Dalam pada itu datang seorang dari belakang dan menyelubungkan bajunya kepada orang itu sambil menghempaskannya ke lantai. Yakin dirinya pasti akan dibunuh, Fairuz bunuh diri dengan khanjar yang digunakan menikam Amirul mukminin.

Tikaman yang mengenai bawah pusarnya itu telah memutuskan lapisan kulit bagian dalam dan usus lambung yang dapat mematikan. Konon Umar tak dapat berdiri karena rasa perihnya tikaman itu, dan terhempas jatuh. Abdur-Rahman bin Auf segera maju menggantikannya mengimami salat. Ia meneruskan salat itu dengan membaca dua surah terpendek dalam Quran: al-Asr dan al-Kausar. Ada juga dikatakan bahwa orang jadi kacau-balau setelah Umar tertikam dan beberapa orang lagi di sekitarnya. Mereka makin gelisah setelah melihat Umar diusung ke rumahnya di dekat Masjid. Orang ramai tetap kacau dan hiruk-pikuk sehingga ada yang berseru: Salat! Matahari sudah terbit! Mereka mendorong Abdur-Rahman bin Auf dan dia maju salat dengan dua surah terpendek tersebut.


Baca juga :


Sumber kedua ini sudah tentu lebih dapat diterima. Dalam suasana kacau begitu barisan orang untuk salat kembali sudah tidak akan teratur lagi, sementara Amirulmukminin tergeletak bercucuran darah di depan mereka, dan darah orang-orang yang juga terkena tikam bergelimang di sekitar mereka, dan si pembunuh juga sedang sekarat di tengah-tengah mereka! Andaikata – dengan penderitaan akibat beberapa kali tikaman itu – kita dapat membayangkan Umar sedang berpikir untuk meminta Abdur-Rahman bin Auf menggantikannya salat – suatu hal yang jauh dapat dibayangkan akal – tidaklah kita dapat membayangkan saat itu orang dapat mengatur barisan sementara mereka dalam suasana kegamangan dan ketakutan. Tentunya ketika itu Umar sudah diusung ke rumahnya di dekat Masjid dalam keadaan sadar atau pingsan karena dahsyatnya tikaman itu dan orang-orang mengelilinginya ketika dibawa masuk kepada keluarganya. Orang-orang yang terkena tikam dan dibawa keluar dari Masjid atau dipindahkan ke sekitarnya itu, sudah diberi pertolongan. Mayat Fairuz juga dikeluarkan dan dibawa ke Butaiha. Setelah itu orang kembali ke Masjid dan membicarakan kejadian itu sampai kemudian ada orang yang mengingatkan mereka akan waktu salat. Ketika itulah mereka meminta Abdur-Rahman bin Auf untuk mengimami salat.


UMAR_MENANYAKAN_SIAPA_YANG_MEMBUNUHNYA 

Seiring terbitnya matahari pagi, berita mengerikan tersebut tersebar ke seantero Madinah. Penduduk ingin mengetahui lebih jelas mengenai kejadian yang sangat mengejutkan itu. Bahkan pemuka pemuka dari masing masing kabilah segera berkumpul di halaman rumah umar untuk mengetahui kondisi kesehatanya.

Abdullah ibn Abbas mengungkapkan “Aku masih berada ditempat Umar dan dia belum sadarkan diri hingga mata hari terbit. Setelah siuman, sambil berbaring ia bertanya: “Apakah orang orang sudah shalat?” 

“Sudah", jawab Abdullah ibn Abbas.

Setelah itu ia memerintahkan Abdullah ibn Abbas untuk mencari tahu orang yang telah menusuknya. Aku segera belajar keluar dan menemui para pemuka kabilah.

“Saudara saudaraku,“ kata Abdullah ibn Abbas, “Amirul mu’munin ingin mengetahui apakah peristiwa ini merupakan konspirasi kalian?”

Para pemuka kabilah yang mendengar pertanyaan tersebut menjadi kecut, dan serentak berkata, “Semoga Allah melindungi kami, kami tidak tahu. Mana mungkin itu akan terjadi. Jika kami tahu, pasti kami bersedia menebusnya dengan nyawa kami atau anak anak kami."

“ Lalu siapa yang menikam amirilmukminin?” Tanya Abdullah bin Abas lagi.

“Ia ditikam oleh musuh allah, Abu Lu’luah budak Mughirah bin Syu’bah,” jawab mereka.

Abdullah bin Abbas kembali dalam rumah Khalifah Umar dan menyampaikan kabar orang yang telah menikamnya. “ Alhamdulillah, aku tidak dibunuh oleh seorang muslim, tidak mungkin orang arab akan membunuhku,” kata Umar.

Kemudian Umar R.A. menangis. Umar R.A. berkata "Demi Allah, jika aku dapat meninggalkan dunia ini tanpa ada perkara yang memberatkanku dan tak ada apa-apa untukku, maka aku akan bahagia."

Abdullah ibn Abbas R.A. berkata "Ya Amirul Mukminin, Rasulullah S.AW. meninggalkan dunia ini dan dia merasa bahagia denganmu, tidak ada dua orang Muslim yang berselisih berkenaan dengan kekhalifahanmu, setiap orang bahagia dengan kekhalifahanmu."

Umar R.A. berkata "Aku tahu itu, tapi kekhalifahan ini membuatku khawatir. Wahai Abdullah, dudukkan aku", kemudian mereka mendudukkannya. Kemudian Umar memegang bahu Abdullah dan berkata "Wahai Abdullah, maukah kau bersaksi untukku di hari kiamat?"

Abdullah berkata "Aku akan bersaksi untukmu di hari kiamat."

Kemudian Umar berbaring di pangkuan putranya, Abdullah ibn Umar. Dia berkata kepadanya "Tempatkan pipiku di lantai."

Abdullah ibn Umar R.A. berkata "Kenapa ayah?" sembari mengecup kening Umar, dan menempatkan pipinya di lantai.

Umar berkata "Jika aku ditakdirkan berada di surga, maka bantal surga lebih lembut daripada pahamu, dan jika aku ditakdirkan masuk neraka, maka kau tidak menginginkan seorang penghuni neraka di atas pahamu."

Selain itu, ia juga berpesan kepada anaknya agar menjual benda benda yang dimilikinya untuk melunasi utang utangnya. Sebab ia tidak ingin meninggalkan dunia dengan membawa kewajiban yang belum diselesaikan.

Kemudian Umar R.A. memberitahu anggota keluarganya "Lembut-lembutlah dalam mengkafaniku karena jika Allah menakdirkanku surga, maka Allah akan memberikanku yang lebih baik daripada ini, dan jika Allah menakdirkan neraka untukku, maka Allah akan mencabutku dari semua ini. Berlembutlah dalam menggali kuburku, karena jika Allah menakdirkanku surga, maka dia akan meluaskan kuburku. Dan jika Allah menakdirkan neraka untukku, maka kubur itu akan menghimpitku."

Kemudian dia berkata kepada anaknya, yaitu Abdullah ibn Umar "Ya Abdullah, pergilah dan tanyakan kepada Aisyah R.A., apakah dia membolehkanku untuk dikubur disamping Rasulullah S.A.W. dan Abu Bakar R.A.?"

Lalu pergilah Abdullah ibn Umar R.A., dia mengetuk pintunya dan masuk ke rumah Aisyah R.A. Ternyata Aisyah R.A. sedang menangis, dan dia memberikan salam padanya kemudian bertanya pada Aisyah "Umar meminta untuk dikuburkan di samping Rasulullah S.A.W. dan Abu Bakar R.A., apakah kau mengizinkannya?"

Aisyah R.A. berkata "Aku sudah memesan tempat itu untuk diriku, karena Rasulullah adalah suamiku dan Abu Bakar adalah ayahku, tapi aku akan memberikannya kepada Umar."

Dan riwayatnya menyebutkan ketika Abdullah datang, Umar sedang berbaring dan dia berkata "Dudukkan aku." Kemudian mereka mendudukkannya, lalu Abdullah memasuki ruangan dan berkata "Wahai ayahku, keinginanmu dikabulkan."

Umar R.A. berkata "Aku tidak punya keinginan apapun melebihi itu. Ketika aku meninggal dan kau membawaku untuk dikuburkan, tanyakan kepada Aisyah R.A. lagi, mungkin karena statusku dia merasa keberatan untuk memberikanku tempat itu. Tanyakan dia lagi, dan jika dia setuju, maka kuburkan aku disana, kalau tidak, maka kuburkan aku di pemakaman umat Muslim."

Beberapa hari setelah peristiwa penikanman, Umar bin Khatab menghembuskan nafas terakhirnya dan menyisakan duka mendelam dikalangan umat islam. Seandainya lematian Umar bin khatab tidak melalui proses yang sangat keji dan tragis, mungkin kesedihan tidak akan beerlarut larut dan dendam tidak akan bersarang di dalam dada para keluarga.

Bagai manapun kondisi islam sepeninggalan Umar saat itu, dapat dikatakan bahwa islam telah mencapai kegemilangan dan ini tidak dapat dilepaskan dari peran uamar bin khatab. Inilah salah satu masterpiece Umar bin Khatabyang berhasil ditorehkan semasa hidupnya.

Dan Umar R.A. meninggal dan dikuburkan di samping Abu Bakar R.A. dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.


Baca juga :

Senin, 27 Juli 2020

72 DAMPAK BURUK PERBUATAN ZINA

                              ۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" 72 DAMPAK BURUK PERBUATAN ZINA " 
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

=========================================
__________________________________________________

       72 DAMPAK BURUK PERBUATAN ZINA 
__________________________________________________

๐Ÿฅ€Para ulama menyebutkan ada sedikitnya 72 dampak buruk dan dahsyat akibat berbuat zina, yaitu:

1. Dalam zina terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan.

2. Berkurangnya agama dan hilangnya kesempurnaan iman.

3. Dicabutnya cahaya iman.

4. Hilangnya sikap menjaga diri dari dosa.

5. Hilangnya rasa cemburu.

6. Hilangnya rasa percaya diri, sehingga sering was-was, karena doanya orang pezina tidak diterima Allah.

7. Selalu memandang rendah lawan jenis, khususnya pasangan berzinanya.

8. Zina membunuh rasa malu.

9. Sering berlaku tidak sopan.

10. Terkuburnya sifat-sifat mulia dari dirinya.

11. Meningkatnya rasa egois atau keakuannya.

12. Merusak kekhusyuan dalam beribadah.

13. Punahnya keteladanan pada dirinya.

14. Menjadikan dirinya dengan cara-cara hidup seperti binatang, yang tidak mengenal norma-norma susila dan tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

15. Menjadikan wajah pelakunya senantiasa lusuh, muram dan gelap.

16. Terbiasa dengan hidup yang kotor dan menjijikan, karenanya berusaha menutupinya dengan penampilannya yang berlebihan.

17. Sifat liar di hati pezina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terkawal.

18. Pezina senantiasa berfikir untuk gonta-ganti pasangan, selingkuh dan tidak setia.

19. Pandai berkata lembut, bersahaja dan pandai merayu, walau sebenarnya ia adalah orang yang kasar dan tidak manusiawi.

20. Tertutupnya hati dan mata batin sehingga sukar menerima nasihat dan kebenaran.

21. Mudah sekali berbuat curang, ingkar, berbohong, melanggar hukum dan membuka lebar-lebar pintu kemunafikan.

22. Membawa hartanya kepada harta yang tidak berkah.

23. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau setidaknya merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.

24. Malas bershadaqah dan malah menjadikannya menjadi kikir.

25. Selalu merasakan berbeda dan tidak puas atas apa yang didapatnya dengan apa keinginnanya.

26. Menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Allah maupun sesama manusia.

27. Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita.

28. Jika wanita yang berzina hamil maka masalah-masalah besarpun akan datang menghampirinya, selalu merasa berdosa, tidak tenang hidupnya dan melahirkan generasi yang tidak jelas keturunannya.

29. Aib pelaku zina akan lebih lama membekas dan mendalam karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan tetap masih merasa bahwa dirinya berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.

30. Zina merusak masa depan karena meninggalkan aib yang berkepanjangan.

31. Di mata masyarakat mereka tidak memiliki status sosial yang jelas dengan derajat yang sangat rendah dan dipandang dengan pandangan yang menjijikan serta penuh kebencian.

32. Zina mengeluarkan bau busuk melalui mulut atau badannya. Dan memang hanya orang-orang yang memiliki hati bersih yang dapat mengetahuinya.

33. Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim.

34. Perzinaan dapat berakibat tergelincirnya pezina menjadi durhaka kepada orang tua, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunannya.

35. Mendorong dirinya untuk melakukan pekerjaan atau mata pencaharian yang haram, berbuat dzalim, bahkan bisa membawa kepada pertumpahan darah serta dosa-dosa besar yang lain.

36. Zina biasanya berkait dengan dosa dan maksiat lainnya yang dilakukan pezina, baik sebelum ataupun sesudahnya seperti minuman keras, judi dan narkoba.

37. Pezina senantiasa merasa tidak pernah ada puasnya, sehingga mencari cara-cara lain, baik dengan obat-obatan ataupun dengan cara-cara seks yang menyimpang.

38. Pezina biasanya memiliki penyakit menular yang berbahaya seperti HIV, AIDS, penyait kelamin spilis, gonorhea (kencing bernanah), dan gatal-gatal berkepanjangan.

39. Kehilangan begitu banyak rasa nikmatnya beribadah dan lezatnya iman.

40. Pezina menuju jalan akhir yang buruk dalam kehidupan menuju kematian (su’ul khotimah).

41. Akibat buruk dan bahaya zina juga menghinggapi lingkungan sekitarnya.

42. Pergaulan bebas mengakibatkan dekadensi moral suatu bangsa, dengan banyaknya remaja yang sudah tidak perawan lagi.

43. Timbulnya pelecehan seksual di banyak tempat, mulai dari jalanan, kendaraan umum hingga di kantor-kantor dan tempat-tempat perbelanjaan.

44. Menjalarnya penyakit menular yang belum pernah dialami sebelumya, yang dimulai penularannya melalui isterinya, anak-anaknya, keluarganya hingga kemudian masyarakat secara keseluruhan.

45. Meningkatnya kasus bunuh diri akibat tidak sanggup menerima perselingkuhan.

46. Muncul kasus kriminalitas seperti suami membunuh isteri atau isteri membakar suami, atau membunuh pasangan gelapnya karena api cemburu yang tidak mendapat kepastian hukum.

47. Maraknya pembuatan dan peredaran film-film dan video-video porno.

48. Banyaknya pengguguran kandungan (aborsi illegal).

49. Perbuatan zina merupakan kejahatan moral terhadap anak. Antara lain lahirnya anak tanpa ayah dengan penderitaannya yang berkepanjangan.

50. Adanya bayi hasil hubungan gelap yang dibuang, bahkan dibunuh oleh orang tuanya.

51. Lahirnya anak-anak yang cacat fisik maupun cacat mental dari rahim ibu yang kotor.

52. Munculnya anak-anak jalanan yang tanpa orang tua.

53. Brutalnya anak-anak korban kehancuran rumah tangga.

54. Tingginya penjualan rokok, miras hingga narkoba yang menjadi teman dan pelarian dari dampak maraknya perzinaan.

55. Penipuan-penipuan yang menjerat kaum wanita oleh para pengusaha yang berdalih penyaluran tenaga kerja, padahal penjualan wanita.

56. Meningkatnya tindak kriminalitas khususnya tindak pidana perkosaan.

57. Meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga.

58. Meningkatnya kejahatan penculikan anak.

59. Meningkatnya kejahatan penjualan orang (trafficking).

60. Mendatangkan rasa tidak aman bagi kaum wanita dan rasa khawatir para orang tua dan suami.

61. Zina dapat menyemai permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya.

62. Pezina bagaikan virus sosial yang cepat menjangkiti orang-orang terdekat seperti kawan-kawannya, atasannya dan komunitasnya.

63. Perzinaan sangat mempengaruhi jiwa kaum keluarga pezina, di mana mereka akan merasa jatuh martabatnya di mata masyarakat, sehingga menyebabkan mereka merasa rendah diri di hadapan orang lain.

64. Bermunculan macam-macam fitnah dan teror susila, yang membuat orang menjadi takut untuk menikah dan lebih memilih berzina.

65. Bermunculan juga pernikahan di bawah tangan, yang hanya untuk pembolehan perzinaan terselubung.

66. Pemimpin-pemimpin atau pejabat negara yang gemar berzina, maka ia akan semakin korup dan dzalim, sehingga membuat bawahannya atau rakyatnya semakin menderita. 

67. Hukum dikebiri, dibuat menjadi tidak berdaya untuk menjerat pezina. Maka banyaklah penegak hukum dan ahli-ahli hukum yang sengaja dijerumuskan ke dalam lumpur perzinaan oleh para pezina. 

68. Oleh orang-orang kafir, perzinaan dianggap sebagai senjata penuh kenikmatan yang paling mengasyikan dan menguntungkan serta ampuh untuk merusak dan menghancurkan akidah umat Islam.

69. Para pezina biasanya kompak dan bersatu dengan berbagai siasat halusnya untuk terus-menerus memerangi dan berupaya keras memadamkan semua penerang hati dan menghinakan tempat-tempat suci serta memfitnah orang-orang beriman.

70. Perzinaan mampu menghipnotis dan mempengaruhi orang-orang yang lemah imannya, sehingga setiap orang akan merasa kasihan dan iba kepada para pezina yang akan dihukum. Apalagi bila perzinaan itu dikemas dengan indahnya tali cinta dan kasih sayang serta kebebasan individu.

71. Perzinaan menjadikan sebab kehancurannya suatu masyarakat yakni mereka semua akan dimusnahkan oleh Allah akibat dosa zina yang tersebar dan yang dilakukan secara terang-terangan.

72. Salah satu sunnatullah (hukum alam) yang diberlakukan pada makhluk-Nya, yaitu ketika zina semarak di mana-mana, Allah akan murka dan kemurkaannya sangat keras, maka pasti kemurkaan itu akan berdampak pada bumi ini dalam bentuk azab dan musibah yang diturunkan.

๐Ÿฅ€ Na’udzubillaahi min dzalika. Maka, jika kita sudah mengetahui betapa dahsyatnya perzinaan bagi diri, keluarga, lingkungan dan suatu bangsa serta dunia. 
Tidak ada cara lain kecuali meninggalkannya serta jangan sekali-kali berusaha mendekatinya apalagi terjerumus ke dalamnya.

๐Ÿฅ€ Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya:

ูˆَู„َุง ุชَู‚ْุฑَุจُูˆุง ุงู„ุฒِّู†َุง ุฅِู†َّู‡ُ ูƒَุงู†َ ูَุงุญِุดَุฉً ูˆَุณَุงุกَ ุณَุจِูŠู„ًุง

ِArtinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” 
๐Ÿ“–(QS Al-Isra’ [17] : 32).

๐Ÿฅ€ Semoga kita terjaga dari kemaksiatan perzinaan. Semoga pula Allah selalu menjaga diri kita, keluarga kita, anak-anak kita, lingkungan masyarakat kita dan bangsa dari darurat kemaksiatan yang merajalela di mana-mana. 

Aamiin yaa Robbal'aalamiin 


Baca juga :

___________________________________________________

  APAKAH PAKAI PARFUM TERMASUK ZINA...??? 
___________________________________________________

๐Ÿฅ€Zina adalah dosa besar yang harus dijauhi. Apalagi oleh wanita yang telah memiliki suami.

๐Ÿฅ€Wanita yang telah bersuami, jika ia melakukan zina (berhubungan dengan laki-laki selain suaminya), maka hukuman hadd atasnya adalah dirajam hingga mati.

๐Ÿฅ€Selain zina dalam pengertian yang sebenarnya, ada pula sejumlah perbuatan yang membuat wanita seakan-akan melakukan zina atau memikul dosa seperti dosanya zina.

๐Ÿฅ€Memakai parfum agar laki-laki mencium baunya

๐Ÿฅ€Agaknya perbuatan ini sangat marak dilakukan oleh para wanita di zaman modern ini.

๐Ÿฅ€Mereka memakai parfum saat keluar rumah sehingga baunya tercium oleh kaum laki-laki yang bukan mahramnya. Dari bau yang menarik, akhirnya laki-laki bisa tertarik dan syahwatnya bisa tergoda.

๐Ÿฅ€Yang mengenaskan, parfum itu justru hanya dipakai saat keluar rumah sehingga laki-laki lain menikmati wanginya sementara ketika mereka berduaan dengan suaminya justru tidak memakai wewangian tersebut.

๐Ÿฅ€Rasulullah menyebut wanita yang memakai parfum saat keluar rumah sehingga laki-laki lain mencium baunya dengan sebutan wanita pezina.

 Na’udzubillah.


Baca juga :

DALIL WAJIBNYA MEMBERI NASEHAT "ENGKAU AKAN DIBERI PAHALA YANG SAMA DENGAN PELAKUNYA"

                            ۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
 "DALIL WAJIBNYA MEMBERI NASEHAT" 
"ENGKAU AKAN DIBERI PAHALA YANG SAMA DENGAN PELAKUNYA"
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

=========================================
__________________________________________________

        DALIL WAJIBNYA MEMBERI NASEHAT
__________________________________________________

➖"Memberi nasehat itu wajib, meskipun dikalangan manusia ada yang tidak suka dengan para pemberi nasehat!"

➖“Menggunakan internet untuk menyampaikan maklumat Islam, menyampaikan suara Islam dan memperlihatkan Islam merupakan satu jihad utama”. 

๐Ÿ“š(Syaikh Muhammad Yusuf)

๐ŸŒ€ Dan berikut ini Dalil-dalil dari Al Qur'an dan Hadits tentang memberi Nasehat :

➖“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” 
๐Ÿ“–(Adz-Dzariyat: 55)

➖Demi masa… sesungguhnya seluruh manusia itu benar-benar dalam kerugian… kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran. 
๐Ÿ“–(QS. Al-’Ashr:1-3)

➖ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang (lebih) baik. 
๐Ÿ“–(An-Nahl: 125)

➖“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung” 
๐Ÿ“–(QS : Ali Imran, 104)

➖ "Suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."
๐Ÿ“–(QS Luqman: 17)

➖ “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
๐Ÿ“–(QS. Fushilat : 33)

➖“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan baginya pahala yang semisal dengan orang yang melakukan kebaikan tersebut”. 
๐Ÿ“™ (HR Muslim)

➖ “Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.” 
๐Ÿ“™ (HR Muslim) 


Baca juga :


---------------------------------------------------------------------------

Sahabat Indahnya Berbagi..... 
Masih berkenaan dengan nasehat, sering ada yang bertanya sebesar apakah pahala bagi orang yang memberi nasehat atau berdakwah. 
Marilah kita simak penjelasan dari Asy Syaikh Bin Baaz rahimahullah berikut ini :

___________________________________________________

ENGKAU AKAN DIBERI PAHALA YANG SAMA DENGAN PELAKUNYA
___________________________________________________

๐ŸŽ™️ Asy Syaikh Bin Baaz rahimahullah:

Ini adalah perkaranya besar yaitu ketika seseorang mendakwahi orang lain kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya.

√ Ketika engkau mendakwahi orang kafir kemudian dia masuk islam maka bagimu pahala yang sama dengannya.

√ Engkau dakwahi seorang ahlul bid'ah kemudian dia meninggalkan bid'ahnya maka bagimu yang semisal dengannya.

√ Engkau dakwahi seseorang yang bermuamalah dengan harta riba kemudian dia mengikutimu maka engkau akan mendapatkan pahala yang semisal dengannya.

√ Engkau dakwahi seseorang yang suka mabuk mabukan kemudian dia mendengar atas nasehatmu maka engkau akan mendapatkan pahala yang semisal dengannya.

√ Engkau dakwahi orang yang durhaka terhadap orang tuanya kemudian dia mengikutimu dan dia berbuat baik terhadap orang tuanya maka engkau akan mendapatkan pahala yang semisal dengannya.

√ Engkau dakwahi orang yang suka ghibah kemudian dia mengikutimu dan dia meninggalkan ghibah maka dia mendapatkan pahala yang semisal dnngannya.

Dan demikianlah seterusnya....ini adalah kebaikan yang besar.


Semoga bermanfaat
Barakallaahu fiikum


Baca juga :

Minggu, 26 Juli 2020

ZUBAIR BIN AWWAM RADHIALLAHU’ANHU "SANG PENGIRING & PEMBELA NABI" "PEDANG PERTAMA YG TERHUNUS UNTUK JIHAD"

۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿๐ŸŒŸ✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
   "SANG PENGIRING & PEMBELA NABI"
"PEDANG PERTAMA YG TERHUNUS UNTUK JIHAD"
( ZUBAIR BIN AWWAM RADHIALLAHU’ANHU ) 
           •┈┈•⊰✿┈•๐Ÿ”ธ️๐ŸŒน๐Ÿ”ธ️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ 
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 

Ketika Zubair bin Awwam sedang berada di rumahnya di Makkah, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan yang berbunyi, “Muhammad bin ‘Abdullah telah terbunuh!” Mendengar itu, Zubair pun keluar dalam keadaan telanjang dan tidak mengenakan sesuatu pun yang menutupi tubuhnya. Dia keluar sambil memegang pedangnya guna mencari orang yang telah membunuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dia ingin membunuh orang tersebut.

Namun betapa bahagia hatinya tatkala dia menemukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih dalam keadaan hidup dan tidak terluka sedikitpun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun merasa heran dengan kondisi Zubair yang telanjang itu, maka beliau bertanya, “Ada apa denganmu, wahai Zubair?”

Zubair menjawab, “Wahai Rasulullah , tadi aku mendengar berita bahwa engkau telah terbunuh.”

Sembari tersenyum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Lalu apa yang akan kamu perbuat, wahai Zubair ?”

Zubair menjawab, “Aku akan membunuh semua penduduk Makkah (maksudnya orang-orang kafir ).”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun merasa gembira mendengar hal itu, lalu beliau berdoa agar Zubair mendapatkan kebaikan dan pedangnya mendapatkan kemenangan.

Pedang Zubair ini merupakan pedang yang pertama kali dihunuskan dalam rangka berjuang di jalan Allah. Sementara tentara Islam pertama yang berjuang di jalan Allah adalah Zubair bin Awwam bin Khuwailid radhiyallahu ‘anhu, putra dari bibi Rasulullah yang bernama Shafiyah binti ‘Abdil Muthalib.

Meskipun usia Zubair masih terbilang kecil, tetapi dia telah masuk Islam, yaitu ketika dia masih berada di Makkah. Saat itu usianya masih delapan tahun. Akan tetapi, iman tidak membedakan antara anak kecil dan orang dewasa, karena iman hanya akan masuk ke dalam hati yang suci dan bersih.

Seperti yang biasa terjadi di Makkah, dimana seseorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan merasakan berbagai macam siksaan dan penderitaan, maka Zubair pun jatuh ke dalam “api” siksaan yang pedih itu. Ketika paman Zubair mengetahui keislaman Zubair, sang paman pun memasukkan tubuh Zubair ke dalam lipatan tikar yang terbuat dari dedaunan, lalu menyalakan api di bawah gulungan tikar tersebut hingga asap tebal pun naik ke atas. Hal ini menyebabkan Zubair hampir meninggal dunia karena merasa sesak nafas. Akan tetapi, dia tidak akan pernah kembali kepada “api” kekufuran setelah dia dibina di dalam “surga” iman. Maka, api yang telah dinyalakan oleh sang paman itu pun terasa olehnya seperti sebuah naungan yang menaunginya. Sungguh, cahaya iman telah menerangi hatinya, sehingga dia pun tidak lagi peduli dengan berbagai penderitaan dan siksaan yang dihadapinya saat berjuang di jalan Allah . Maka suara keras pun terdengar dari mulut Zubair guna membalas ajakan pamannya itu. Dia berkata, “ Demi Allah , aku tidak akan kembali lagi kepada kekufuran untuk selama-lamanya.”

Zubair tetap bersikukuh untuk mempertahankan keislamannya, sehingga siksaan dari orang-orang musyrik yang ditujukan kepadanya semakin hebat. Karenanya, ketika kaum muslimin berhijrah ke Habasyah, Zubair pun ikut berhijrah kesana sebanyak dua kali. Akan tetapi, dia tidak kuat berada jauh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kerinduannya kepada beliau semakin dahsyat, maka dia pun kembali ke Makkah agar bisa merasakan beratnya penderitaan dan cobaan di Makkah bersama Rasulullah .

Zubair kemudian berhijrah bersama kaum muslimin ke Madinah dengan tujuan agar dia dapat memulai perjuangannya di jalan Allah melawan pasukan kemusyrikan dan kekafiran.

Kaum muslimin berjumah 317 orang keluar menuju ke arah Badar untuk bertempur melawan pasukan kaum musyrikin dalam sebuah peperangan yang terbesar dalam Islam. Jumlah kaum musyrikin pada saat itu adalah 1000 orang. Dengan demikian, setiap pejuang dari kaum muslimin harus berhadapan dengan tiga orang dari pasukan kaum musyrikin. Akan tetapi, kekuatan seorang laki-laki dari kaum muslimin pada saat itu sama dengan kekuatan seribu orang pasukan berkuda.

Saai itu Zubair radhiyallahu ‘anhu mengenakan mantel berwarna kuning. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan Zubair pada sayap kanan pasukan karena beliau telah mengetahui keberanian dan kekuatan Zubair. Pada hari terjadinya perang Badar ini, Zubair telah di uji oleh Allah dengan ujian yang baik.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat orang seperti Zubair, lalu beliau bersabda kepadanya, “Perangilah mereka, wahai Zubair!”

Orang itu menjawab, “Aku bukan Zubair.”

Rasulullah pun akhirnya tahu bahwa orang itu merupakan salah satu malaikat yang telah diturunkan oleh Allah dalam sosok Zubair radhiyallahu ‘anhu. Sementara pada hari terjadinya perang Uhud, Zubair termasuk salah seorang yang tetap berada di sekeliling Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu dia berusaha membela beliau dari serangan kaum musyrikin. Selanjutnya, setelah terjadinya perang Uhud, Zubair bersama Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berjalan membuntuti pasukan kaum musyrikin dengan tujuan mengusir mereka. Kaum musyrikin pun merasa takut, lalu mereka segera kembali ke Makkah, ketika mereka melihat Zubair, seorang pasukan berkuda yang terkenal di Makkah dan seorang tentara Islam.

Adapun pada perang Khandaq, kondisi kaum muslimin sangat buruk. Bahkan setiap orang diantara mereka tidak bisa masuk ke toilet karena pengepungan yang dilakukan terhadap mereka sangat ketat, sehingga mereka takut terbunuh. Kondisi semakin memburuk ketika kaum Yahudi Bani Quraidhah mengingkari perjanjian mereka dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka membuka peluang lebar bagi kaum musyrikin untuk masuk ke Madinah. Karenanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berseru kepada kaum muslimin, “Siapa yang akan pergi ke Bani Quraidhah untuk memerangi mereka?”

Melihat situasi yang menakutkan ini, tidak ada seorang pun dari kaum muslimin yang mau keluar untuk memerangi mereka. Saat itu Zubair berdiri, lalu berkata, “Akulah yang akan keluar, wahai Rasulullah !”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi seruannya itu, tetapi tidak ada seorang pun yang mau keluar, kecuali Zubair. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya setiap Nabi mempunyai Hawari (pengikut setia) dan Hawariku adalah Zubair.”

Sejak hari itu Zubair pun menjadi hawari (pengikut setia) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Zubair keluar untuk memerangi Bani Quraidhah. Saat itu Zubair mengetahui bahwa ibunya, Shafiyyah, telah membunuh seorang laki-laki Yahudi yang memata-matai kaum muslimin dari kalangan wanita. Demikianlah, sang anak dan ibunya sama-sama berjuang untuk memberikan pengabdian kepada agama Allah.


Baca juga :
 

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, tampuk kekhilafahan dipegang oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, dan setelah itu diteruskan oleh ‘Umar bin Khaththab. Pada masa-masa itu Zubair radhiyallahu ‘anhu merupakan salah seorang tentara Islam yang kuat yang selalu berdiri di barisan terdepan dengan harapan agar negeri-negeri yang musyrik dapat di taklukan, lalu para penduduknya pun mau masuk Islam dan selamat dari “api” kekufuran.

Zubair pergi sambil menghunuskan pedangnya. Dia dapat mengalahkan kaum musyrikin dan menaklukan sejumlah negeri, lalu para penduduk di negeri-negeri tersebut pun masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong.

Saat menaklukan sejumlah negeri itu, Zubair teringat akan hari terjadinya perang melawan Bani Quraidhah, maka dia pun berteriak sambil berkata, “Ini adalah hari seperti hari (keberuntungan) Hamzah, dimana (saat itu) dia telah naik ke atas benteng dengan ditemani oleh ‘Ali bin Abi Thalib, lalu mereka berdua pun berhasil membuka benteng-benteng kaum Yahudi.”

Peristiwa gugurnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib yang merupakan paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dari pihak ayah), singa Allah dan rasul-Nya, serta paman Zubair (dari pihak ibu), masih terus teringat dalam ingatan Zubair hingga Zubair meninggal dunia. Ketika dia memasuki medan peperangan, dia teringat akan sosok Hamzah yang sedang berperang melawan orang-orang musyrik seperti seekor singa yang perkasa.

Pada perang Yarmuk yang dilakukan guna menaklukan negeri Syam, teriakan Zubair memiliki kekuatan yang sama dengan kekuatan satu rombongan pasukan, hingga musuh-musuh Allah yang ada di hadapannya pun mengalami kekalahan dan lari terbirit-birit seperti larinya tikus-tikus yang ketakutan.

Diantara hal baik yang diterima oleh Zubair radhiyallahu ‘anhu adalah bahwa dirinya termasuk ke dalam rombongan pasukan yang di pimpin oleh ‘Amr bin ‘Ash yang datang ke Mesir guna menaklukan negeri tersebut dan memasukkan agama Islam ke dalamnya.

Ketika sampai di depan benteng Babilonia, kaum muslimin berhenti. Usaha mereka guna menjebol benteng yang kokoh ini hampir habis, padahal mereka belum bisa menaklukkannya. Pengepungan terhadap benteng tersebut dilakukan selama berbulan-bulan, hingga Zubair memperlihatkan suatu tindakan yang menarik yang menunjukkan sikap kepahlawanannya.

Zubair berkata kepada kaum mukminin, “Sesungguhnya aku mempersembahkan jiwaku ini untuk Allah. Aku berharap agar Allah menaklukan benteng itu untuk kaum muslimin.”

Zubair meletakkan sebuah tangga ke dinding benteng tersebut, lalu dia naik ke atasnya. Sebelum naik, dia berpesan kepada rekan-rekannya, “Jika kalian mendengar bacaan takbirku, maka bertakbirlah kalian!”

Zubair pun menaiki tangga yang sudah diletakkan di dinding benteng, lalu kaum muslimin pun mengikuti jejaknya. Ketika Zubair mengucapkan takbir, kaum muslimin yang berada di belakangnya juga ikut mengucapkan takbir. Hal ini menyebabkan rasa takut mulai merasuk ke dalam hati pasukan Romawi. Maka mereka pun meninggalkan benteng tersebut. Akhirnya, Zubair radhiyallahu ‘anhu berhasil menaklukan benteng itu seorang diri. Setelah itu, seluruh wilayah Mesir pun berhasil ditaklukan satu per satu.

Kaum muslimin telah mengetahui betapa besarnya pengorbanan dan perjuangan Zubair. Bahkan salah seorang dari kaum muslimin pernah berkata, “Sungguh aku telah melihat dada Zubair, dan sungguh pada dadanya itu terdapat goresan-goresan akibat sabetan pedang dan tusukan tombak yang menyerupai aliran-aliran air.”

#KERINDUAN_ZUBAIR_BIN_AWWAM_UNTUK_SYAHID

Zubair radhiyallahu ‘anhu sangat merindukan derajat gugur sebagai syahid dan mati di jalan Allah. Setiapkali dia memasuki medan peperangan, dia selalu menggenggam ruhnya di telapak tangannya ( maksudnya dia telah siap untuk mati). Akan tetapi, selama mengikuti sejumlah peperangan dalam Islam, Zubair radhiyallahu ‘anhu tidak pernah terbunuh.

Karena sangat besar rasa cinta dan kerinduannya kepada derajat gugur sebagai syahid, Zubair pun menamai anak-anaknya dengan nama-nama para syuhada. Dia menamai putranya dengan nama ‘Abdullah dengan maksud meniru nama ‘Abdullah bin Jahsy, orang yang pertama kali dijuluki julukan Amirul Mukminin dan salah seorang yang gugur sebagai syahid dalam perang Uhud. Putranya yang bernama Mush’ab telah dinamai dengan nama tersebut dengan makud mencontoh nama Mush’ab bin Umair, seorang yang gugur sebagai syahid dalam perang Uhud dan orang yang pertama kali menjadi delegasi dalam Islam. Sementara putranya yang bernama Hamzah, dinamai dengan nama tersebut dengan maksud mencontoh nama singa Allah dan rasul-Nya, yaitu Hamzah bin Abi Muthalib. Demikian pula dengan nama anak-anaknya yang lain.

Seperti halnya dengan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, Zubair adalah orang kaya, dermawan, sering bershadaqah, dan telah membagikan seluruh hartanya kepada orang-orang fakir, sehingga dia tidak meninggalkan sedikitpun dari hartanya itu untuk dirinya sendiri. Bahkan dia telah mencurahkan jiwa dan hartanya di jalan Allah .

Zubair dan Thalhah bin Ubaidillah hidup dalam keadaan keduanya saling bersaudara karena Allah , hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “ Thalhah dan Zubair adalah dua tetanggaku di surga (nanti).”

Setelah terbunuhnya ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Zubair dan Thalhah berperang melawan ‘Ali bin Abi Thalib dalam sebuah peperangan yang dinamakan dengan perang Jamal. ‘Ali pun keluar untuk menemui Zubair, lalu dia berkata kepadanya, “Wahai Zubair, tidaklah kamu mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditujukkan kepada dirimu : ‘ Sesungguhnya kamu akan memerangi ‘Ali (saat itu) kamu berbuat zhalim kepadanya.’”’

Setelah mendengar perkataan ‘Ali itu, Zubair langsung teringat akan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, maka dia bersama Thalhah bin Ubaidillah pun segera mundur dari medan pertempuran.

Akan tetapi, para pembuat fitnah (kerusuhan) menolak untuk mundur, kecuali setelah mereka membunuh Zubair dan Thalhah. Pertama kali mereka membunuh Thalhah ; dan tatkala Zubair sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba seorang laki-laki yang biasa dipangil dengan nama Ibnu Jurmuz melemparkan anak panahnya ke arah Zubair, hingga akhirnya Zubair pun terbunuh.

Selanjutnya, Ibnu Jurmuz pergi ke tempat ‘Ali bin Abi Thalib dengan maksud untuk menemuinya. ‘Ali berkata, “Sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘ Berilah kabar buruk kepada orang yang membunuh Ibnu Shaffiyah –maksudnya Zubair- bahwa dia akan masuk neraka.’”

‘Ali radhiyallahu ‘anhu pergi untuk melihat jenazah Zubair yang telah berlumuran darah. ‘Ali membalikkan jenazah Zubair itu guna menciumnya. Saat itu dia menangis sambil berkata : ” Demi Allah , sungguh dia adalah pedang Allah yang selalu membela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Jasad Zubair pun dikuburkan di samping jasad Thalhah agar mereka berdua dapat saling berdampingan di dalam kubur, sebagaimana ketika berada di dunia. Mereka telah menjadi dua orang yang saling bersaudara, lalu mereka berdua akan menjadi tetangga Rasulullah di dalam surga, sebagaimana sabda beliau, “Thalhah dan Zubair adalah dua tetanggaku di surga.”

Peristiwa pembunuhan Zubair bin Awwam ini terjadi pada tahun ke-26 Hijriyah.


Baca juga :

KHALID BIN WALID RADHIALLAHU’ANHU "PEDANG ALLAH YANG TERHUNUS"

۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿๐ŸŒŸ✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
    "PEDANG ALLAH YANG TERHUNUS"
( KHALID BIN WALID RADHIALLAHU’ANHU ) 
           •┈┈•⊰✿┈•๐Ÿ”ธ️๐ŸŒน๐Ÿ”ธ️•┈✿⊱•┈┈•
                           ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ 
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 

" ORANG seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya kedalam golongan pemimpin" demikian keterangan Nabi ketika berbicara tentang Khalid sebelum calon pahlawan ini masuk Islam. 

Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. 
Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. 
Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. 
Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan, kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik. 

Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina. Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju ke depan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "Oh, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".

Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. 
Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani di mata rakyat. 
Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. 
Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya. 
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu. Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam. 

Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Bani Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit. Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzum lah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu. 

LATIHAN_PERTAMA 

Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Thaif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya. Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi. Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat. 

Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang di mata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. 

Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang. Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya. 

Baca juga :


MENENTANG_ISLAM 

Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat berakar. 

Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam. Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi. 

PERISTIWA_UHUD 

Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng di muka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar. 

Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud. Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Di bukit Uhud masih ada suatu tanah genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing. 

Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahan-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam. Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak. Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. 

Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan. Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan. Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang. Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam di pusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat. 

Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disulapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam. Hanya pahlawan Khalid lah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy. 

Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. 

Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata Kematiannya di atas ranjang. 
Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid di medan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. 

Demikianlah kekuasaan Allah. 
Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemauan-Nya.


Baca juga :

Sabtu, 25 Juli 2020

17 AMALAN PENGHAPUS DOSA BESERTA DALIL-NYA

                            ۞﷽۞

╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐Ÿ•Œ❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
"17 AMALAN PENGHAPUS DOSA BESERTA DALIL-NYA" 
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐ŸŒน๐ŸŒŸ๐ŸŒน˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

=========================================

☄️Manusia pasti berbuat dosa dan pasti butuh ampunan Allah. Oleh karena itu Allah memberikan keutamaan dan kemurahan kepada hambaNya dengan mensyariatkan amalan-amalan yang dapat menghapus dosa disamping taubat. Sebagiannya dijelaskan dalam Al Qur’an dan sebagiannya lagi dalam Sunnah Rasulullah.

☄️Diantaranya sebagai berikut:

1️⃣.Menyempurnakan wudhu dan berjalan kemasjid, sebagaimana disampaikan Rasulullah:

➖"Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat. Mereka menjawab: ya wahai rasulullah. Beliau berkata: menyempurnakan wudhu ketika masa sulit dan memperbanyak langkah ke Masjid serta menunggu sholat satu ke shalat yang lain, karena hal itu adalah ribath." ๐Ÿ“™(HR Muslim dan Al Tirmidzi).

Juga dalam sabda beliau yang lain:
➖"Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat shalat dengan niatan hanya untuk sholat, maka tidak melangkah satu langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa." ๐Ÿ“™(HR Al Tirmidzi).

2️⃣ .Puasa hari Arafah dan A’syura’ dengan dalil:

Nabi Bersabda: 
➖ "Puasa hari Arafah saya berharap dari Allah untuk menghapus setahun yangsebelumnya dan setahun setelahnya dan Puasa hari A’syura saya berharap dari Allah menghapus setahun yang telah lalu." 
๐Ÿ“™(HR Al Tirmidzi )

3️⃣. Shalat tarawih di Ramadhan dengan dalil sabda Rasulullah:

➖ "Siapa yang menegakkan ramadhan (shalat tarawih) dengan iman dan mengharap pahala Allah maka diampunilah dosanya yang telah lalu." ๐Ÿ“™(Muttafaqun ‘Alaihi).

4️⃣. Haji yang mabrur dengan dalil:

➖ "Siapa yang berhaji lalu tidak berkata keji dan berbuat kefasikan maka kembali seperti hari ibunya melahirkannya." 
๐Ÿ“™(HR Al Bukhari) dan sabda beliau:

➖"Haji mabrur balasannya hanya syurga." 
๐Ÿ“™(HR Ahmad).

5⃣. Memaafkan hutang orang yang sulit membayar dengan dalil:

➖ "Dari Hudzaifah beliau berkata Allah memanggil seorang hambaNya yang Allah karuniai harta. Maka Allah berkata kepadanya: Apa yang kamu kerjakan didunia? Ia menjawab: Wahai Rabb kamu telah menganugerahkanku hartaMu lalu aku bermuamalah dengan orang-orang. Dan dahulu akhlakku adalah memaafkan, sehingga aku dahulu mempermudah orang yang mampu dan menunda pembayaran hutang orang yang sulit membayar. Maka Allah berfirman: Aku lebih berhak darimu maka maafkanlah hambaKu ini." 
๐Ÿ“™ (HR Muslim).

6️⃣. Melakukan kebaikan setelah berbuat dosa dengan dalil:

➖ "Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika yang mulia." 
๐Ÿ“™ (HR Al Tirmidzi dan Ahmad)

7⃣. Memberi salam dan berkata baik dengan dalil sabda Rasulullah:

➖ "sesungguhnya termasuk sebab mendapatkan ampunan adalah memberikan salam dan berkata baik." 
๐Ÿ“™ (HR Al Kharaithi dalam Makarim Al Akhlak )

Baca juga :


8️⃣. Sabar atas musibah dengan dalil sabda Rasululloh:

➖ "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Sungguh Aku bila menguji seorang hambaKu yang mukmin, lalu ia memujiku atas ujian yang aku timpakan kepadanya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya tersebut bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya." 
๐Ÿ“™ (HR Ahmad).

9️⃣. Menjaga sholat lima waktu dan jum’at serta puasa Ramadhan dengan dalil sabda Rasulullah:

➖ "Shalat lima waktu dan jum’at ke jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya selama menjauhi dosa besar." ๐Ÿ“™(HR Muslim)

10.Adzan dengan dalil sabda Rasulullah:

➖ "Seorang Muadzin diampuni dosanya sepanjang (gema) suaranya." 
๐Ÿ“™ (HR Ahmad )

1️⃣1️⃣. Sholat dengan dalil sabda Rasulullah:

➖ "Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di pintu yang digunakan untuk mandi setiap hari lima kali, apa yang kalian katakan apakah tersisa kotorannya? Mereka menjawab: Tidak sisa sedikitpun kotorannya. Beliau bersabda: shalat lima waktu menjadi sebab Allah hapus dosa-dosa." 
๐Ÿ“™ (HR Al Bukhari).

1️⃣2️⃣. Memperbanyak sujud dengan dalil sabda Rasulullah:

➖ "Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada Allah kecuali Allah mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahanmu (dosa)." ๐Ÿ“™(HR Muslim).

1️⃣3️⃣. Sholat malam dengan dalil

➖ "Hendaklah kalian sholat malam, karena ia adalah adat orang yang sholeh sebelum kalian dan amalan yang mendekatkan diri kepada Rabb kalian serta penghapus kesalahan dan mencegah dosa-dosa." 
๐Ÿ“™ (HR Al Haakim).

1️⃣4️⃣. Berjihad dijalan Allah dengan dalil:

➖ "Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali hutang." ๐Ÿ“™(HR Muslim)

1️⃣5️⃣. Mengiringi haji dengan umroh dengan dalil:

➖ "Iringi antara haji dan umroh, karena mengiringi antara keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana AL Kier (alat pembakar besi) menghilangkan karat besi." 
๐Ÿ“™ (HR Ibnu Majah )

1️⃣6️⃣. Shadaqah dengan dalil:

➖ "Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." 
๐Ÿ“–(QS. 2:271)

Rasulullah pun bersabda:
➖ "Shadaqah menghapus dosa seperti air memadamkan api." 
๐Ÿ“™ (HR Ahmad, Al Tirmidzi)

1️⃣7️⃣. Menegakkan hukum pidana dengan dalil:

➖ "Siapa saja yang melanggar larangan Allah kemudian ditegakkan padanya hukum pidana maka dihapus dosa tersebut." 
๐Ÿ“™ (HR Al Hakim)

☄️Demikianlah sebagian penghapus dosa, mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat.

Allahu'lam bishshawaab


Baca juga :