۞﷽۞
╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" TURUNNYA HUJAN TELAH DITULIS DI LAUFUL MAHFUZH "
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐น๐๐น˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊
ุจِุณْููููููููููููููู
ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู
َِู ุงูุฑَّุญِْููููููููู
ِ
ุงูุณَّูุงَู
ُ ุนََُْูููู
ْ َูุฑَุญْู
َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
===================================
๐ฆ Kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini telah diketahui dan telah tercatat dalam Lauhul Mahfuzh sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan lagit dan bumi.
๐ฆ Termasuk dalam hal ini adalah diturunkannya hujan, kapan terjadinya, di mana diturunkan, berapa intensitasnya, dan bagaimana dampak dari hujan tersebut.
๐ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda:
َูุชَุจَ ุงُููู ู
ََูุงุฏِْูุฑُ ุงูุฎَูุงَุฆِِู َูุจَْู ุฃَْู َูุฎَُْูู ุงูุณَّู
ََูุงุชِ َูุงูุฃَุฑْุถَ ุจِุฎَู
ْุณَِْูู ุฃََْูู ุณََูุฉٍ
➖ “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
๐(HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash)
๐ Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ุฅَِّู ุฃَََّูู ู
َุง ุฎَََูู ุงُููู ุงََูููู
َ ََููุงَู َُูู ุงْูุชُุจْ. َูุงَู ุฑَุจِّ َู ู
َุงุฐَุง ุฃَْูุชُุจُ َูุงَู ุงْูุชُุจْ ู
ََูุงุฏِْูุฑَ ُِّูู ุดَْูุกٍ ุญَุชَّู ุชَُْููู
َ ุงูุณَّุงุนَุฉُ
➖ “Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qalam, lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’. Qalam mengatakan,’Apa yang akan aku tulis?’. Allah berfirman, ‘Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat!’”
๐[HR. Abu Daud (4700), dari ‘Ubadah bin Ash-Shoomit. Juga diriwayatkan oleh Tirmidzi (2156)] .
๐ Berkaitan dengan qadha’ Allah terhadap segala sesuatu yang akan terjadi pada makhluk-Nya, Allah berfirman:
َِْูููุง ُْููุฑَُู ُُّูู ุฃَู
ْุฑٍ ุญَِْููู
ٍ
➖“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”
๐(QS. Ad Dukhan: 4)
Malam yang dimaksudkan di sini adalah malam Lailatul Qadar sebagaimana pendapat mayoritas ulama tafsir. (
๐Lihat Fathul Qadir, Asy-Syaukani, 6/422, Mawqi’ At Tafasir).
๐ฆ Asy-Syaukani menyebutkan sebagaimana dikeluarkan oleh Muhammad bin Nashr, Ibnul Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim, bahwa Ibnu ‘Abbas menafsirkan ayat di atas, “Pada malam Lailatul Qadar segala sesuatu dicatat dalam Ummul Kitab (yang ada di Lauhul Mahfuzh) berupa rizki, kematian, kehidupan, hujan, sampai orang yang berhaji yaitu si fulan akan berhaji dan si fulan akan berhaji.”
๐ (Fathul Qadir, 6/425.)
#Note:
Lauhul Mahfuzh adalah kitab Allah dimana Allah mencatat setiap takdir makhluk. Lauhul Mahfuzh dalam Al-Qur'an biasa disebut Alkitab, Alkitabul Mubin, Al-Imamul Mubin, Ummul Kitab dan Alkitab Almasthur.
๐Lihat Al-Qadha wal Qadhar, Dr. ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar, hal. 31.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dan saran anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.