Rabu, 08 Juli 2020

BIOGRAFI AGUNG (PART II) : RASULULLAH MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

۞﷽۞

            ╭⊰✿️┈•┈•⊰✿๐ŸŒŸ✿⊱•┈•┈✿️⊱╮
            BIOGRAFI_AGUNG (PART II) :
RASULULLAH MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM           
           •┈┈•⊰✿┈•๐Ÿ”ธ️๐ŸŒน๐Ÿ”ธ️•┈✿⊱•┈┈•
                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊


ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ 
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ 
___________________________________________________

Lanjutan Bagian I

ISTRI_ISTRI_NABI_MUHAMMAD_SHOLALLAHU_ALAIHI_WASALLAM 

Menurut sejarah Nabi Muhammad memiliki lebih dari satu Istri, ada riwayat yang mengatakan sembilan namun ada juga yang menyatakan lebih. Namun selama bersama Khadijah Nabi tidak pernah melakukan poligami. Saat Khadijah wafat dan ketika beban dakwah begitu berat, para sahabat menyarankan agar Nabi menikah lagi supaya ada yang mengurus beliau dan anak-anaknya ketika di rumah.

Perlu digaris bawahi Nabi memiliki banyak istri bukan karena keinginan Nabi untuk poligami tapi sebagian besar dilakukan justru untuk berdakwah menyebarkan Islam dan uuntuk melindungi janda-janda perang yang suaminya syahid. Semua istri Nabi adalah janda kecuali Aisyah yang dinikahi Nabi masih gadis. 

Seperti alasan Nabi menikahi Juayriya Bint Al-Harith adalah untuk menyebarkan Islam. Juayriya Bint Al-Harith adalah seorang janda tawanan dalam perang Al-Mustalaq yang merupakan tokoh terpandang alias bangsawan dari Bani Al Mustalaq yang memiliki massa dan pengaruh. Jika Nabi memerdekakannya dan menikahinya maka kemungkinan besar massa dari Juayriya Bint Al-Harith juga akan masuk Islam dan itu akan mengokohkan kedudukan pemerintahan Islam di Madinah dan di Jazirah Arab. Jadi alasan Nabi menikah adalah untuk Islam bukan untuk memuaskan “nafsu birahi” seperti yang dituduhkan musuh-musuh Islam. 

Setelah Juayriya Bint Al-Harith dibebaskan, Nabi memberi pilihan apakah Juayriya Bint Al-Harith ingin kembali pada keluarganya atau masuk Islam. Setelah memilih masuk Islam Nabi pun mengajukan lamaran yang sebelumnya tak disangka oleh Juayriya Bint Al-Harith, hal inilah yang membuat Bani Al-Mustalaq merasa terhormat dan akhirnya mereka semua masuk Islam. 

Saat Nabi menikahi Aisyah anak Abu Bakar yang saat itu baru berusia 9 tahun juga untuk menjaga martabat sahabatnya, Abu Bakar yang selalu menolongnya dalam memperjuangkan Islam. Ketika itu, di Mekkah saat Islam belum kuat, kaum kafir gemar sekali melecehkan perempuan. Aisyah yang saat itu menginjak remaja dan menjadi gadis yang sangat mempesona dengan kecantikan dan kecerdasannya dikhawatirkan akan menjadi korban para kafir Quraisy sedangkan Abu Bakar sudah berusia lanjut, sehingga turunlah perintah Alloh pada Nabi untuk menikahi Aisyah.

Saat itu Aisyah masih berusia 9 tahun dan sedang bermain boneka layaknya anak seusianya. Dan jangan berfikir jika setelah menikah lalu Nabi akan menuanikan “haknya” layaknya pengantin pria pada istrinya. Menurut riwayat, Aisyah tetap tinggal bersama ibunya sampai ia cukup umur. Nabi Muhammad SAW dan Aisyah tinggal bersama ketika Aisyah kurang lebih berumur 19 tahun. 
Tujuan Nabi menikahinya adalah untuk menjaga anak sahabatnya dari para kafir jahanam agar tidak ada berani yang melecehkan anak sahabatnya itu.

Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi pun bermain dengan Aisyah seperti bermain dengan anak-anak saat Aisyah belum cukup umur. Tak ada satupun hadist yang meriwayatkan tentang hubungan suami-istri yang dilakukan Nabi dan Aisyah saat Aisyah masih belia. 
Nabi sangat menghormati anak sahabatnya itu begitupun Aisyah juga sangat menghormati Nabi. 

Banyak lagi latar belakang mengapa Nabi Muhammad berpoligami yang ujung-ujungnya adalah untuk menyebarkan Islam, melindungi janda yang suaminya menjadi syahid dan untuk menjaga kedaulatan pemerintahan Islam di Madinah yang saat itu memang sangat rentan sekali diadu domba kafir Quraisy dan Yahudi yang benci dengan Islam. Jadi intinya Nabi memiliki istri banyak bukan karena syahwat pribadi namun ujung-ujungnya adalah untuk Islam.

Pada waktu itu masyarakatnya masih sangat liar sekali sehingga jika seorang perempuan tak punya pelindung seperti suami atau ayah yang memiliki kuasa maka akan menjadi sasaran empuk untuk diperlakukan zalim. Tentu saja Nabi tak ingin itu terjadi pada wanita muslimah yang sudah rela mengizinkan suaminya jihad sampai syahid itu diperlakukan keji oleh para kafir. Dan jalan terbaik adalah menikahinya jika memang sang janda tersebut sudah tak memiliki wali yang kuat alias ayah atau saudara laki-laki yang kuat. Jika hanya melindunginya saja tanpa menikahinya maka akan dikhawatirkan timbul fitnah yang diada-adakan oleh pihak musuh.

Sangat jahat dan keji sekali orang yang menuduh Nabi Muhammad melakukan poligami karena syahwat. Jangan dibandingkan pria zaman sekarang, punya harta lebih sedikit saja pinginnya nikah lagi, kalau ditanya alasannya melakukan sunnah Rosul tapi sebenarnya agamanya nol, gak pernah sholat, gak bisa ngaji, ujung-ujungnya malah rumah tangganya berantakan (Naudzubillah), bener-bener pria zaman sekarang (yang seperti itu) tak tau diri. Mungkin gak pernah tahu Biografi Nabi Muhammad secara benar dan utuh. 

Berikut ini adalah nama istri-istri Nabi Muhammad SAW :

1. Khadijah binti Khuwailid
2. Saudah binti Zam'ah
3. Aisyah binti Abu Bakar
4. Hafshah binti Umar bin al-Khattab
5. Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah)
6. Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah)
7. Juwayriyah (Barrah) binti Harits
8. Shafiyah binti Huyay
9. Zaynab binti Jahsy
10. Zaynab binti Khuzaymah
11. Maymunah binti al-Harits
12. Maria binti Syama’un atau Maria Al-Qabtiyya

Para istri Nabi Muhammad ini diberi julukan Ummu Al-Mukminin atau Ibu para Mukmin dan sepeninggal Rosulullah tidak diperkenankan menikah lagi dengan orang lain.

Baca juga :


WAFATNYA_NABI_MUHAMMAD_SHOLALLAHU_ALAIHI_WASALLAM 

PAGI itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.

“Siapakah itu, wahai anakku?”
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.

Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii. ummatii. ummatii.”

“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”

‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.” 

Dia berkata: ”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:
”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.

Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.”
Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” 

Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.” 

‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”

Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah. Kemudian jenazah Yang Mulia Rosul dimakamkan di dekat masjid Nabawi di Madinah.

Itulah teman Biografi Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia mulia yang berjuang dengan segenap jiwa dan raganya memperbaiki masyarakat yang rusak parah menjadi masyarakat madani yaitu masyarakat yang hidup dengan aturan-aturan Alloh SWT.

Tak ada manusia sebelum dan sesudahnya yang bisa sukses mengemban misi ini, menjadi kepala rumah tangga yang adil dan menyayangi keluarganya, menjadi pemuka agama, menjadi pemimpin umat, menjadi kepala negara, pengusaha sukses dan banyak lagi prestasi Nabi Muhammad yang dapat menjadi panutan bagi kita semua. Dunia – akhirat dapat beliau taklukkan dengan berpedoman Al-Quran.

Orang diluar Islam pun banyak yang mengakui kesuksesan Nabi Muhammad bahkan seorang penulis Yahudi, Michael H Hart dalam bukunya yang termasyur yaitu “100 Tokoh Dunia Yang Paling Berpengaruh” menempatkan Nabi Muhammad SAW diurutan pertama.

Semoga kita juga bisa meneladani beliau, Shalawat serta Salam selalu tercurah untuk beliau dan keluarganya.

ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ
ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ูŠู‡

ุขู…ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ูŠู† ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِู€ู€ู€ู€ูŠْู†َ


Baca juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan saran anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.