╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿เงกৢ˚❁๐❁˚เงก✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮
" ORANG YANG PALING MULIA DI SISI ALLAH "
•┈┈•⊰✿┈•เงกৢ❁˚๐น๐๐น˚❁เงก•┈✿⊱•┈┈•
╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊
ุจِุณْููููููููููููููู
ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู
َِู ุงูุฑَّุญِْููููููููู
ِ
ุงูุณَّูุงَู
ُ ุนََُْูููู
ْ َูุฑَุญْู
َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
=====================================
๐ตSahabat fillah yang semoga selalu dalam naungan rahmat dan hidayah Allah subhanahu wata'ala.....
๐ต#Sebaik apapun kita, pasti ada yang tidak suka..
Maka biasakan hidup ini untuk tidak mengurusi yang bukan #kepentingan kita
๐ต#Tinggalkan orang" yang tidak penting untuk kita pikirkan, lebih baik #fokuslah pada orang" yang selalu mendukungmu, menyayangimu dan selalu hadir untukmu.. itu lebih baik :-))
๐ต#Teruslah berbuat baik dengan niat yg baik, berkata baik... Memberikan nasehat yang baik, mendengarkan yang baik"..
๐ตWalau tak banyak orang yang mengenalimu, kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...
๐ต#Biarlah kita hina dalam padangan manusia, tapi kita mulia dihadapan Allah subhanahu wata'ala.
๐ตCukup #ALLAH yang mengenali kita dengan lebih baik melebihi dari yang lain...
--------------------------------------------------
๐ตMungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan. Namun, Allah sendiri menegaskan yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.
๐ตAyat yang patut jadi renungan saat ini adalah firman Allah Ta’ala,
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ ุฅَِّูุง ุฎَََْูููุงُูู
ْ ู
ِْู ุฐََูุฑٍ َูุฃُْูุซَู َูุฌَุนََْููุงُูู
ْ ุดُุนُูุจًุง ََููุจَุงุฆَِู ِูุชَุนَุงุฑَُููุง ุฅَِّู ุฃَْูุฑَู
َُูู
ْ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَุชَْูุงُูู
ْ ุฅَِّู ุงََّููู ุนَِููู
ٌ ุฎَุจِูุฑٌ
➖“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
๐(QS. Al Hujurat: 13)
๐ตAth Thobari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian –wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.”
๐(Tafsir Ath Thobari, 21:386)
๐ตIbnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian” ๐(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169)
๐ตSahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
ูุฑู
ุงูุฏููุง ุงูุบูู، ููุฑู
ุงูุขุฎุฑุฉ ุงูุชููู.
➖ “Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun muliany seseorang di akhirat karena takwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi.
๐(Ma’alimut Tanzil, 7: 348)
๐ตKata Al Alusi, ayat ini berisi larangan untuk saling berbangga dengan keturunan. Al Alusi rahimahulah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di antara kalian di sisi Allah di dunia maupun di akhirat adalah yang paling bertakwa. Jika kalian ingin saling berbangga, saling berbanggalah dengan takwa (kalian).”
๐(Ruhul Ma’ani, 19: 290)
๐ตDalam tafsir Al Bahr Al Muhith (10: 116) disebutkan,
➖“Sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagaimana yang disebutkan dalam ayat (yaitu ada yang berasal dari non Arab dan ada yang Arab). Hal ini bertujuan supaya kalian saling mengenal satu dan lainnya walau beda keturunan. Janganlah kalian mengklaim berasal dari keturunan yang lain. Jangan pula kalian berbangga dengan mulianya nasab bapak atau kakek kalian. Salinglah mengklaim siapa yang paling mulia dengan takwa.”
๐ตMuhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa. Yang bertakwa itulah yang berhak menyandang kemuliaan, yaitu lebih mulia dari orang yang tidak memiliki sifat takwa. Dialah yang paling mulia dan tinggi kedudukannya (di sisi Allah). Jadi, klaim kalian dengan saling berbangga pada nasab kalian yang mulia, maka itu bukan menunjukkan kemuliaan. Hal itu tidak menunjukkan seseorang lebih mulia dan memiliki kedudukan utama (di sisi Allah).”
๐ (Fathul Qodir, 7: 20)
๐ตDalam tafsir Al Jalalain (528) disebutkan, ➖“Janganlah kalian saling berbangga dengan tingginya nasab kalian. Seharusnya kalian saling berbangga manakah di antara kalian yang paling bertakwa.”
๐ตSyaikh As Sa’di rahimahullah berkata,
➖“Allah menjadikan kalian berbeda bangsa dan suku (ada yang Arab dan ada yang non Arab) supaya kalian saling mengenal dan mengetahui nasab satu dan lainnya. Namun kemuliaan diukur dari takwa. Itulah yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah, yang rajin melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat. Standar kemuliaan (di sisi Allah) bukan dilihat dari kekerabatan dan kaum, bukan pula dilihat dari sisi nasab yang mulia. Allah pun Maha Mengetahui dan Maha Mengenal. Allah benar-benar tahu siapa yang bertakwa secara lahir dan batin, atau yang bertakwa secara lahiriyah saja, namun tidak secara batin. Allah pun akan membalasnya sesuai realita yang ada.”
๐ (Taisir Al Karimir Rahman, 802)
๐ตBanyak hadits pula yang menyebutkan hal di atas, yaitu semulia-mulia manusia adalah yang paling bertakwa.
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ – ุฑุถู ุงููู ุนูู – َูุงَู ุณُุฆَِู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
– ุฃَُّู ุงَّููุงุณِ ุฃَْูุฑَู
ُ َูุงَู « ุฃَْูุฑَู
ُُูู
ْ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَุชَْูุงُูู
ْ » . َูุงُููุง َْููุณَ ุนَْู َูุฐَุง َูุณْุฃََُูู . َูุงَู « َูุฃَْูุฑَู
ُ ุงَّููุงุณِ ُููุณُُู َูุจُِّู ุงَِّููู ุงุจُْู َูุจِِّู ุงَِّููู ุงุจِْู َูุจِِّู ุงَِّููู ุงุจِْู ุฎَِِููู ุงَِّููู » . َูุงُููุง َْููุณَ ุนَْู َูุฐَุง َูุณْุฃََُูู . َูุงَู « َูุนَْู ู
َุนَุงุฏِِู ุงْูุนَุฑَุจِ ุชَุณْุฃَُِูููู » . َูุงُููุง َูุนَู
ْ . َูุงَู « َูุฎَِูุงุฑُُูู
ْ ِูู ุงْูุฌَุงَِِّูููุฉِ ุฎَِูุงุฑُُูู
ْ ِูู ุงูุฅِุณْูุงَู
ِ ุฅِุฐَุง َُِููููุง »
➖ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” “Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang tersebut berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari nabi Allah, anak dari kekasih-Nya”, jawab beliau. Orang tersebut berkata lagi, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Apa dari keturunan Arab?”, tanya beliau. Mereka menjawab, “Iya betul”. Beliau bersabada, “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).”
๐(HR. Bukhari no. 4689)
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ َูุงَู َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
- « ุฅَِّู ุงََّููู ูุงَ َْููุธُุฑُ ุฅَِูู ุตَُูุฑُِูู
ْ َูุฃَู
َْูุงُِููู
ْ ََِْูููู َْููุธُุฑُ ุฅَِูู ُُูููุจُِูู
ْ َูุฃَุนْู
َุงُِููู
ْ ».
➖ Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.”
๐(HR. Muslim no. 2564)
ุนَْู ุฃَุจِู ุฐَุฑٍّ ุฃََّู ุงَّููุจَِّู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
- َูุงَู َُูู « ุงْูุธُุฑْ َูุฅََِّูู َْููุณَ ุจِุฎَْูุฑٍ ู
ِْู ุฃَุญْู
َุฑَ َููุงَ ุฃَุณَْูุฏَ ุฅِูุงَّ ุฃَْู ุชَْูุถَُُูู ุจِุชََْููู »
➖ Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.”
๐(HR. Ahmad, 5: 158. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari sanad lain)
๐ตBukan kulit putih membuat kita mulia, bukan pula karena kita keturunan darah biru, keturunan Arab, atau anak konglomerat. Yang membuat kita mulia adalah karena takwa. Semoga pelajaran tentang ayat yang mulia ini bermanfaat dan bisa kita renungkan serta realisasikan.
Wallahu waliyyut taufiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dan saran anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.