Sabtu, 05 Desember 2020

BERBUAT BAIK DALAM SEGALA URUSAN

۞﷽۞


╭⊰✿️•┈•┈•⊰✿ৡৢ˚❁🕌❁˚ৡ✿⊱•┈•┈•✿️⊱╮

  🌹BERBUAT BAIK DALAM SEGALA URUSAN🌹

•┈┈•⊰✿┈•ৡৢ❁˚🌹🌟🌹˚❁ৡ•┈✿⊱•┈┈•

                              ╭⊰✿ •̩̩̩͙े༊



بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


===================================


🌹RASULULLAH Saw bersabda,

➖ “Sejatinya, Allah Swt mewajibkan berbuat baik dalam segala hal. Jika kamu membunuh (yang dibenarkan syariah), bunuhlah de­ngan cara yang baik. Jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah salah seorang di antara kamu menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan yang disembelihnya.” 

📙 (HR. Muslim


🌹Sabda Rasulullah Saw ini sa­ngat layak dibaca berulang-ulang saat ini. Sebab, realitas melakukan kebaikan mulai terasa asing saat ini. Keasingan tersebut terjadi lantaran kebanyakan manusia menilai kebenaran tidak lagi dengan “kaca mata” syariat. Kebenaran hanya dilihat dari sisi mengikuti “nafsu” golongannya saja. Kebenaran hanya dilihat dari satu sisi, tidak dilihat lagi secara holistik. Bila sudah seperti ini, ‘membunuh’ dan ‘me­nyembelih’ dianggap sebagai suatu hal yang harus dilakukan, bahkan tanpa ragu lagi mengesampingkan ajaran agama.


🌹Hadis Rasulullah Saw ini tidak hanya bicara konteks syariat dalam hal membunuh dan menyembelih hewan saja. Sebab perintah untuk melakukan kebaikan mencakup se­gala urusan. Berbuat baik tidak mengenal batas. Berbuat baik dilakukan dengan penuh keyakinan bahwa Allah memang sangat me­nyukai kebaikan. Sebab dimaktubkan di dalam Alqur’an,

➖ “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan.” 

📖(QS. An-Nahl: 90)


🌹Sehingga cakupan hadis yang bersumber dari sahabat Nabi Saw yang bernama Syaddad bin Aus ini mencakup dalam konteks keki­nian. Meski secara teks, hadis ini tampaknya berbicara tentang kasus perang di medan perang dan menyembelih hewan. Tapi bila dikaji secara holistik, hadis yang bersumber dari sahabat Nabi Saw yang pernah diangkat menjadi Gubernur Homs pada masa khalifah Umar bin Khaththab ini bisa dikaitkan dengan konteks kehidupan bermasyarakat umat manusia.


🌹Bila teks hadis menjelaskan bahwa kita melakukan pepera­ngan dengan musuh hendaklah dengan cara menebas lehernya dengan pedang, karena itulah cara terbaik yang diperintahkan Allah SWT sebagaimana firmannya,

➖ “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang), maka tebaslah batang leher mereka.”

📖 (QS. Muhammad: 4).


🌹 Bila hadis ini dipahami dengan maksud yang lebih luas lagi, jika kita melihat kemungkaran, hendaklah ditebas langsung ke sumber aslinya. Jangan hanya dilakukan dengan ‘mutilasi’, yaitu membunuh bagian terkecilnya saja, tapi tidak membuatnya mati. Sebab dalam peperangan di medan pe­rang pun, Rasulullah Saw melarang melakukan mutilasi (mutslah).


🌹Jika narkoba dikategorikan sebagai musuh terbesar saat ini, hen­daklah membunuhnya dengan cara langsung ke sumbernya. Tebas sam­pai ke bandar besarnya. Tebas dengan cara memberikan hukuman yang paling berat tanpa ada pertimbangan lagi. Jangan dimutilasi dengan cara menangkap pemakai dan bandar-bandar terkecilnya saja. Jangan dimutilasi dengan cara mem­berikan hukuman dengan beragam pertimbangan yang akhir­nya tidak membuat kapok pelaku dan orang-orang yang melihatnya.


🌹Karena itu, Rasulullah Saw me­ngajarkannya jika ingin me­nyem­belih, sembelihlah dengan pisau yang tajam dan buat nyaman hewan yang akan disembelih. Artinya, jika diberikan pemaknaan yang lebih luas, jika ingin memberantas narkoba misalnya, berantaslah dengan pisau hukum yang tajam. Buatlah masyarakat nyaman dengan hukum yang dijatuhkan kepada pela­kunya, bukan membuat masyarakat menilai dengan sinis dan bahkan mencibirnya dengan nada negatif. Sebab dalam hal menyembelih, Rasulullah Saw sudah mengajarkan,

➖ “Jika salah satu di antara kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang cepat mematikan.”

📙 (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). 


Artinya, jika ingin membe­ran­tas narkoba, maka berikanlah hukuman yang membuat pelaku menyesal lebih cepat dan masya­rakat pun percaya kepada lembaga hukum di negeri ini.


🌹Demikian juga dalam hal lain. Hadis yang bersumber dari sahabat Rasulullah Saw yang meriwayatkan 50 hadis ini tidaklah diberi ruang pemahaman yang sempit. Berikan juga porsi pemahaman kekinian. Sebab musuh saat ini tidak lagi berjasad, tapi sudah menjamah ke ideologi. Musuh saat ini bukan lagi berstatus kafir harbi yang terang-terangan menyatakan perang pada Islam. Musuh saat ini, memiliki status agama Islam, tapi memiliki pola pikir kafir harbi yang menghancurkan Islam dari dalam. Tampak seperti Islami tapi sebenarnya tidak Islami.


🌹Islam sudah mengajarkan, umat Islam harus berbuat baik. Tidak ada lagi tawar menawarnya. Sebab Allah Swt berfirman, 

➖ “Dan berbuat ihsanlah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang senantiasa berbuat ihsan.” 

📖(QS. Al-Baqarah: 195). 


🌹Berbuat ihsan bukanlah sekedar berbuat baik. Berbuat ihsan adalah berbuat yang semata-mata ikhlas karena Allah. Bukan membawa agama untuk tujuan duniawi. Juga bukan menjauhkan diri dari agama agar bisa diterima semua golongan. Agama jangan dibawa dalam hal-hal berbau politik praktis. Agama dibawa semata-mata untuk ‘menolong Allah’.


🌹Sehingga, bila diharuskan membunuh karakter seseorang yang dianggap berpola pikir seperti ka­fir harbi, bunuhlah karakter tersebut de­ngan cara yang baik. Jika harus me­nyembelih perilaku yang tidak dibenarkan dalam Islam, sembelihlah pe­rilaku tersebut dengan cara mematikan. Hindarilah pembunuhan karakter dengan cara ‘mutilasi’, seperti mencaci maki dan sebagainya.


🌹Adalah menjadi keharusan dalam membunuh pola pikir kafir harbi yang ada di dalam pribadi seseorang yang mengaku muslim tersebut dengan cara yang ihsan. Yaitu, dengan menyusun strategi-strategi yang baik. Sehingga, terbunuh tepat pada ‘ batang leher’ yang tidak bisa lagi membuatnya bergerak. Jika pun harus menyembelihnya, sembelihlah dengan cara yang benar-benar mematikan.


🌹Intinya, berbuatlah kita dalam segala urusan. Jauhkan diri dari perilaku membunuh dengan cara mutilasi dan menyembelih dengan cara yang tidak mematikan. Sebab Islam selalu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya. 


Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan saran anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.